“Jangan khawatir, kami nggak punya dendam dengan Prajurit Kuno Someria. Orang yang dia cari nggak ada di sini. Aku yakin dia nggak akan serang aku. Kalau dia benar-benar mau serang aku, aku pasti sudah mati.”Sebenarnya Radeska ketakutan. Chandra sungguh terlalu kuat, begitu kuatnya sehingga Radeska tidak memiliki keinginan untuk bertarung dengannya. Kekuatan Chandra cukup untuk masuk tiga besar Peringkat Akash. Hanya saja tidak tahu siapa yang lebih kuat dan siapa yang lebih lemah kalua Chandra bertarung dengan tiga besar Peringkat Akash.Setelah Chandra mendapat kabar itu, dia segera kembali ke kamar. Begitu dia membuka pintu dan masuk, Lily yang baring di tempat tidur masih belum tidur langsung membalikkan badan dan bangun. Dia pun spontan bertanya Ketika melihat Chandra yang masuk, “Bagaimana? Dapat informasi apa, nggak?”Paul juga melihat ke arah Chandra. Dia tidak menanyakan apa pun, hanya menunggu jawaban dari pria itu.Chandra masuk dan duduk, lalu mengeluarkan sebatang rokok d
Radeska sama sekali tidak berani mengatakan tidak saat berhadapan dengan Chandra. Dia sendiri yang membawa Chandra ke penjara bawah tanah Kastil Rades.Pintu masuk penjara bawah tanah ini sangat rahasia. Jika tidak ada yang menunjukkan jalan, akan sangat sulit untuk menemukan pintu masuk tersebut.Begitu masuk ke penjara bawah tanah, terlihat banyak orang yang berjaga di sana. Chandra bisa merasakan aura orang-orang di sana relatif kuat. Mereka jelas bukan orang biasa.“Ketua.”Begitu Radeska Muncul, orang-orang yang berjaga di depan pintu masuk langsung berlutut dan menyapa dengan serempak.Raut wajah Radeska sangat muram. Dia tidak berani bicara dengan bawahannya, hanya bisa menatap Chandra tanpa daya dan berkata, “Tamu yang terhormat, masalah ini benar-benar nggak ada hubungannya denganku. Aku hanya menerima mereka untuk sementara ....”“Nggak usah banyak omong kosong, tunjukkan jalan.”“Ba-baik, baik. Silakan masuk.”Radeska membawa Chandra masuk ke dalam penjara bawah tanah. Kondi
Ketiga orang tersebut pergi ke bandara dan membeli tiket pesawat malam itu juga yang menuju kota dekat Gunung Olympus. Setelah fajar menyingsing, ketiganya sudah muncul di Kota Olympia.Kota tersebut merupakan kota yang sangat terkenal di Eglar, juga merupakan sebuah kota besar skala global.Kota Olympia, di sebuah hotel bintang lima, kamar presidensial.Chandra sedang duduk bersila di ruang tamu. Aura yang luar biasa memancar dari tubuh pria itu. Di bawah pengaruh aura tersebut, udara di dalam ruangan pun membeku.“Bos, kita akan terus tinggal di sini?” Paul melihat Chandra yang sedang berlatih sambil bertanya, “Bagaimana dengan Pertemuan Militer Dua Negara?”Chandra membuka matanya pelan-pelan dan berkata dengan tenang, “Pertemuan Militer Dua Negara hanyalah sebuah alasan. Pergi nggak pergi juga nggak masalah. Masih ada beberapa hari sebelum Pertemuan Seni Bela Diri Internasional. Jadi aku berencana mengasingkan diri dan berlatih dulu selama beberapa hari.”“Oke.” Paul mengangguk dan
Nova memasukkan Kitab Racun ke dalam kotak, lalu menutup rapat kotak tersebut. Kemudian, dia membawa kotak itu ke tepi sungai dan melihat permukaan air yang tenang.Setelah itu, Nova melompat ke dalam air. Dia menyelam ke kedalaman dan mulai mencari jalan keluar. Sesaat kemudian, dia menemukan sebuah pusaran di dalam air. Dia pun mengaktifkan energi sejatinya dan menggunakan kekuatan Darah Kura untuk berenang ke hulu dengan cepat, lalu melintasi putaran yang dibentuk oleh aliran air dalam satu gerakan.Pada akhirnya, Nova berhasil meninggalkan gua. Awalnya dia ingin segera sampai ke darat. Namun, dia teringat tujuan awalnya datang ke sini. Tujuan dia datang ke sini untuk mencari bunga nawa. Di luar dugaan, dia malah tersedot ke dalam gua dan dibawa ke tempat lain oleh pusaran air, hingga akhirnya dia mendapatkan Kitab Racun.Nova ragu-ragu sejenak, lalu dia kembali berenang. Setelah energi sejati dingin menghilang dari tubuhnya, kini dia bisa mencapai dasar dengan mudah. Ada banyak tan
Pada saat ini, Eglar, Kota Olympia.Selama ini Chandra terus berlatih di dalam kamar. Dia menyerap inti dalam Kura Sakti. Kekuatannya meningkat dari tahap awal Alam Ketujuh ke Delapan Alam.Setelah masuk ke Delapan Alam, Chandra bergegas ke Kota Diwangsa, lalu datang ke Eglar. Meskipun dia sudah masuk ke Delapan Alam, energi sejatinya masih belum terlalu stabil. Perlu waktu untuk menstabilkannya.Selama beberapa hari terakhir, Chandra terus menstabilkan energi sejatinya, membuat energi sejatinya lebih stabil dan kuat.Tok tok.Tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Suara ketukan itu mengganggu latihan Chandra. Dia pun berhenti latihan dan berdiri. Tubuh Chandra melayang, lalu muncul di depan pintu dan membuka pintu itu.Paul berdiri di depan pintu. Begitu melihat pintu terbuka, dia spontan berkata, “Bos, sudah tiba waktunya. Besok Pertemuan Seni Bela Diri Internasional dimulai. Kalau kita nggak pergi sekarang, nggak akan keburu lagi.”“Oke.”Chandra keluar dari kamar. Begitu dia keluar,
Setelah seorang pesilat Delapan Alam menyerap inti dalam Kura Sakti, maka pesilat itu pasti telah mencapai tingkat Tangga Langit.Chandra masih belum tahu seberapa kuat pesilat Tangga Langit, karena dia belum pernah bertarung melawan pesilat tingkat tersebut. Satu-satunya hal yang bisa dia pastikan adalah pesilat tingkat Tangga Langit memiliki kekuatan yang sangat menakutkan.Contohnya Kadir, kekuatan yang Kadir tunjukkan membuat Chandra ketakutan. Hingga saat ini, Chandra masih takut setiap memikirkan kekuatan Kadir. Pada saat Konferensi Gunung Langit, Kadir diserang mendadak oleh Alden lebih dulu.Alden adalah seorang pesilat Delapan Alam. Setelah diserang mendadak oleh pesilat Delapan Alam, Kadir juga mendapat pukulan dari pesilat Delapan Alam lagi. Dengan tubuhnya yang terluka parah, Kadir tetap bertarung keras dengan Alden.Kadir bahkan ikut serta dalam pertempuran untuk membunuh Kura Sakti. Pada akhirnya, dia juga merebut inti dalam Kura Sakti. Setelah serangkaian pertempuran ter
“Prajurit Kuno Someria?”Kedatangan Chandra seketika menarik perhatian banyak orang. Saat itu, ada seorang pria tua yang mengenakan baju model terompet merah yang terlihat seperti seorang biksu, tapi berambut panjang. Pria tua itu berjalan mendekat sambil menatap Chandra, memperhatikannya dengan cermat.“Ada apa?” Chandra juga menatap pria aneh yang muncul di depannya dengan tatapan aneh.“Kabarnya Prajurit Kuno Someria sangat kuat dan seni bela diri Someria bahkan lebih hebat lagi. Pertemuan seni bela diri bahkan belum dimulai, aku sudah nggak tahan ingin coba bertarung melawan Prajurit Kuno Someria.”Orang aneh itu siap untuk bertarung. Chandra akhirnya mengerti. Ternyata orang ini mengira dirinya lemah, jadi ingin mencari masalah dengannya.Ada banyak orang di sekitar. Mereka semua tampak bersemangat ingin menonton pertunjukan bagus. Pria tua di depan Chandra juga bukan orang biasa. Dia salah satu pesilat yang masuk Peringkat Akash, meskipun peringkatnya rendah, hanya di urutan semb
“Pemimpin Langit Mistika?” Chandra tampak terkejut. Dia berbalik lagi dan melihat ke depan, melihat Nova yang mengenakan jubah hitam panjang. Kemudian, dia mengerutkan kening dan bergumam, “Dia pemimpin Langit Mistika?”Akan tetapi, Chandra tidak terlalu memikirkannya. Dia berbalik dan melihat ke arah Alden lagi. Alden kelihatannya dalam kondisi prima. Rambut putih di kepalanya telah hilang, dia juga terlihat jauh lebih muda.Chandra spontan berkata dalam hati, “Sepertinya Alden si tua bangka ini sudah memurnikan dan menyerap semua inti dalam Kura Sakti. Pada dasarnya dia pesilat Delapan Alam, entah sekarang dia sudah berada di tingkat apa, entah dia sudah di Tangga Langit berapa.”Setelah tertegun sejenak, Chandra baru sadar dari lamunannya dan melihat ke arah Alden lagi. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Aku dengar saat di Kelompok Gunung Langit waktu itu, setelah aku pingsan diserang Raja Yayang, kamu utus orang untuk bunuh aku?”“Oh ya? Ada hal seperti itu?” Alden bertanya bali
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal