Bukannya cemburu, Nova malah merasa tersanjung.Wanita yang menyukai Chandra adalah Yura, Direktur Utama Farma Kimia. Meskipun hanya dijadikan tameng, Nova merasa sangat terhormat suaminya bisa disukai oleh wanita secantik Yura.Akhirnya, kali ini Chandra membuatnya bangga.Yura membawa Chandra ke lantai dansa. Begitu musik berbunyi, Yura meletakkan tangan kanannya yang lembut di pundak, sedangkan tangan kirinya di pinggang Chandra. Mereka berdua terlihat romantis.Sebaliknya, sekujur tubuh Chandra terasa kaku. Kali ini, dia benar-benar sangat tegang.Yura terlalu cantik, dia memiliki wajah yang memesona serta kulit yang lembut. Ditambah, Chandra hampir lupa diri saat mencium aroma tubuhnya yang wangi.Begitu tubuh Yura menempel, jantung Chandra langsung berdegup kencang. Ketika menghadapi ribuan pasukan, Chandra bahkan tidak pernah setegang ini. Namun, menghadapi wanita yang ada di depannya, dia malah ....Sambil memeluk Chandra, Yura meletakkan kepalanya di pundak Chandra. Yura sanga
"Kok mereka datang?""Hah? Yura mengundang mereka?""Mustahil, Toni membuat keributan yang sangat besar sampai diusir Komandan Militer. Tindakan Toni sangat memalukan, bagaimana mungkin Yura mengundangnya?""Terus? Masa Toni datang tanpa diundang?"Seiring kedatangan Toni, banyak orang yang membicarakannya. Mereka berusaha untuk menghindari Keluarga Kurniawan.Namun, Leon masih bersikap arogan, dia berkata dengan sombong, "Kakek, reputasi Anda sangat tinggi. Begitu melihatmu, mereka langsung mundur dan menghormatimu."Toni langsung besar kepala. Dia tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya.Ketika melihat Yura, Toni mengangkat tongkatnya dan berjalan menghampiri. "Yura, kami sangat terhormat menerima undanganmu. Terima kasih telah mengundang Keluarga Kurniawan ke pesta semewah ini."Yura mengerutkan alis. Bagaimanapun, Toni adalah kakeknya Nova, sedang Nova adalah istrinya Chandra. Yura hanya mengangguk ramah sebagai bentuk menghormati Keluarga Kurniawan."Yura, selamat ulang tahun. Ini
Gosip beredar sangat cepat.Menyadari tatapan orang-orang, Toni langsung merasa sangat malu. Toni sendiri bahkan memercayai kalau Nova memang menemani Ihsan tidur.Berkat Nova, Keluarga Kurniawan memang bisa bekerja sama dengan Arthur Group, tapi Toni lebih memedulikan nama baik keluarga."Tidak, tidak tahu malu!" Ekspresi Toni terlihat muram."Kakek, aku tidak berbuat hal seperti itu." Nova sangat sedih menghadapi tuduhan ini.Leon bangkit berdiri dan berteriak, "Kalau bukan menemani Ihsan tidur, dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli gaun semahal ini?""Aku, aku ...." Nova hampir menangis. Dia sungguh tidak melakukan hal tercela itu.Hanya saja, Nova tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Chandra yang membelikannya semua ini, dia menggunakan uang Chandra.Masalahnya, Nova juga tidak tahu bagaimana Chandra bisa mendapatkan uang sebanyak ini. Kalau sampai tersebar, Chandra bisa dituduh dan dipenjara.Sejak tadi, Chandra duduk di sofa sambil memainkan ponsel. Begitu mendengar
Semua orang melihat ke arah pintu masuk.Ada Ihsan, Direktur Utama Arthur Group; Harion, pemilik Restoran Sentosa; Cakra, Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional, yang juga terkenal sebagai dokter genius.Mereka bertiga memiliki reputasi dan kekuasaan yang besar di Kota Rivera.Hanya dengan satu kata, Ihsan bisa menghancurkan keempat bisnis keluarga besar yang ada di kota ini.Meskipun rendah hati, Harion memiliki kemampuan yang sangat hebat.Kalau Cakra ... sepertinya tidak perlu dibahas lagi, kehebatannya tidak perlu diragukan. Kota Rivera adalah pusat pengobatan, sedangkan Cakra dijuluki dokter genius.Biasanya, makin kaya, orang makin takut mati. Meskipun kemampuan semua orang digabungkan, belum tentu bisa mengalahkan Cakra seorang.Kedatangan mereka bertiga langsung menjadi pusat perhatian."Siapa yang berani omong kosong?""Siapa yang merendahkan Nona Nova?""Siapa yang menyebarkan fitnah?"Dalam sekejap, suasana pesta langsung menjadi hening. Ada apa ini? Kenapa ketiga orang penti
Yura mendekati Nova, lalu menarik tangannya dan berkata, "Nova adalah sahabatku. Berani-beraninya kalian mempermalukan Nova di pesta ulang tahunku. Apakah kalian tidak menganggapku? Di tempat ini ada CCTV. Kalau tidak berani mengaku, aku akan memeriksanya sekarang juga. Kalian tanggung sendiri akibatnya."Beberapa orang yang merendahkan Nova tadi pun langsung ketakutan."Boom!" Menghadapi tekanan sebesar ini, salah seorang bos besar dari perusahaan ternama langsung berlutut dan bersujud di hadapan Nova.Melihat ada yang mengaku, beberapa orang lainnya pun menyusul dan meminta maaf. Sebenarnya, mereka semua bukanlah orang sembarangan. Namun, mereka tidak berdaya menghadapi Ihsan, Harion, Cakra, dan Yura yang memiliki pengaruh besar di Kota Rivera.Nova tercengang, dia langsung menggenggam erat tangan Chandra dan Yura.Nova menatap Chandra yang berada di sisi kiri, lalu menatap Yura yang berada di sisi kanan.Nova terlihat ragu, jangan-jangan ini ulah pria bertopeng itu?Ihsan, Harion, d
Mana mungkin Nova berani menyuruh Toni berlutut di hadapannya. Bagaimanapun, Toni adalah kakeknya.Kemudian, Nova bergegas memapah Leon dan Linda sambil berkata, "Kak Leon, bangun. Linda, kamu juga bangun."Setelah disuruh Nova, Leon dan Linda baru berani bangkit berdiri. Sayangnya, hanya kedua orang itu yang diperbolehkan berdiri, yang lainnya tetap harus berlutut."Nona Nova, hukuman apa yang akan kamu berikan?" tanya Ihsan."Aku? Menghukum mereka?" Nova kebingungan.Sebelumnya, Nova tidak pernah mengalami hal seperti ini. Semua orang yang berlutut di hadapannya adalah orang-orang penting. Bahkan ada yang jauh lebih berkuasa daripada Keluarga Kurniawan.Ihsan memberikan masukan, "Bagaimana kalau suruh mereka menampar diri sendiri? Hari ini adalah ulang tahun Nona Yura, tidak boleh ada pertumpahan darah di sini."Ihsan menatap Nova, lalu melirik ke arah Chandra.Nova tidak tahu harus berbuat apa. Dia menatap Chandra dan bertanya, "Sayang, bagaimana ini?"Chandra merentangkan kedua tan
Nova menatap mereka, lalu bertanya dengan kebingungan, “Aku … aku nggak kenal sama kalian. Kenapa kalian bisa membantuku? Bagaimana kalau kalian jelaskan dulu? Aku takut orang-orang akan menyebar gosip.”Jika masalah ini sampai tersebar ke luar sana, entah bagaimana orang-orang memandang Nova. Sepertinya mereka akan mengira Nova pernah tidur dengan ketiga lelaki ini.Ucapan Nova membuat mereka terbengong. Jelaskan? Bagaimana menjelaskannya?Apa mereka mengatakan bahwa Nova punya seorang suami yang hebat?Mereka juga tidak berani.Chandra memang sudah lama tinggal di Rivera, tapi dia tidak pernah mengekspos identitasnya. Jika mereka membocorkannya, bukankah riwayat mereka akan berakhir?Seketika aula menjadi sangat hening.Tatapan semua hadirin langsung tertuju pada diri ketiga lelaki. Mereka semua sangat penasaran, kenapa ketiga tokoh besar ini bisa begitu hormat terhadap Nova.Di sisi lain, Chandra yang berada di sebelah pun tersenyum sinis melihat mereka bertiga. Ekspresi itu seolah
“Ternyata karena dia.” Setelah mengetahui alasannya, Nova malah merasa agak kecewa.Sebab anggota Keluarga Atmaja yang Nova selamatkan yang mana juga merupakan lelaki bertopeng yang menyelamatkannya itu, sudah dibunuh oleh Arya.Nova selamanya tidak akan mengetahui identitas orang itu. Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk bertemu dengan orang yang selalu membantunya dengan diam-diam. Itulah sebabnya Nova merasa kecewa.Pada saat ini, kedatangan seorang tokoh besar lagi.Ketika orang itu melihat Chandra, dia pun langsung merinding, dan bahkan kakinya juga terasa lemas hingga hampir terjatuh.Dia segera berjalan mendekati mereka dan menyapa, “Tuan Chandra, Nona Nova.”“Ayah.”Begitu Eko datang, Wahyu pun merasa lebih tenang. Dia lalu berkata, “Ayah, mereka suruh aku bersujud.”Sebelumnya lantaran dalam kondisi terpaksa, Wahyu pun memaksakan diri untuk bersujud.Tapi sekarang ayahnya sudah datang.Keluarga Sutijo tidak termasuk dalam Empat Keluarga Kaya, tapi dia lebih kuat daripada Em
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar
Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara
Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar