Pada siang hari ini, masyarakat Kota Ponda merasakan adanya pergerakan.Banyak jurnalis lepas dan lokal yang memberitakan kejadian tersebut.Sekarang, beritanya sudah menyebar di internet.Bahkan ada beberapa video buram yang diunggah di internet.Dalam video tersebut, jet tempur sedang mengebom Gunung Langit.Masyarakat di seluruh negeri sangat memperhatikan berita itu. Sebagian orang juga panik, khawatir akan terjadi serangan bersenjata oleh negara musuh.Namun, penjelasan yang diberikan negara adalah, itu hanyalah latihan militer, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.Sandra dan yang lainnya tahu jelas itu bukan latihan.Sesuatu yang besar pasti telah terjadi di Kota Ponda.Sekarang, mereka berada jauh di Rivera. Mereka tidak tahu persis apa yang terjadi.Mereka sangat khawatir.Grace kelihatannya tampak acuh tak acuh dari luar, tapi dia juga agak khawatir di dalam hatinya.Malam berlalu dengan tenang.Keesokan berikutnya, di Kota Ponda, yang jaraknya ratusan kilometer dari kedi
Pedang Keji Sejati, yang tertinggal jauh di bawah tanah di gua es, berubah menjadi berkilau dan seketika muncul di tangan Nova. Dia memegang Pedang Keji Sejati itu, lalu melompat ke udara. Dalam beberapa detik, dia langsung menghilang di depan semua orang.Setelah dia pergi, area itu kembali tenang.Banyak prajurit yang tadinya terjatuh satu demi satu bangkit berdiri.Paul juga dibantu berdiri.Namun, dia terluka berat.Seseorang yang berasal dari Lembah Raja Obat segera mengobatinya.Sementara yang lainnya saling memandang satu sama lain, terlihat bingung.Sonia melihat ke arah kepergian Nova, lalu bergumam pelan dengan ekspresi serius di wajah cantiknya, “Sebenarnya ada apa ini? Mengapa aura Nova begitu kuat?”Dia memandang Maniso dan bertanya, “Pak Maniso, apa yang terjadi? Apa yang Bapak katakan padanya?”Maniso juga tampak bingung dan berkata, “Aku nggak mengatakan apa-apa. Dia bertanya Chandra ada di mana, dan aku memberi tahu dia bahwa Chandra terluka parah karena diserang oleh
Robi mengikuti arah yang ditunjuk Sonia. Namun, setelah bergerak selama beberapa saat, dia tidak merasakan aura Pedang Keji Sejati lagi.Aura Pedang Keji Sejati itu agak aneh. Dia pernah memegangnya. Meski berjarak beberapa kilometer jauhnya, dia bisa merasakannya. Selain itu, kekuatannya juga sudah di Tingkat Kedelapan. Dia jauh lebih cepat daripada Nova.Dua jam kemudian, Robi berhenti.Dia mengerutkan kening, “Kenapa ini? Mengapa nggak ada aura Pedang Keji Sejati di sini?”Dia tampak bingung, lalu bergumam, “Apa Sonia, gadis itu, berbohong padaku?”Dia menutup matanya dan berpikir.Nova berubah setelah mendengar bahwa Chandra terluka parah karena diserang diam-diam.Maniso bilang Yayang dari keluarga Nantaboga-lah yang menyerang Chandra.“Kalau dipikir secara logika, kalau Nova nggak menggunakan energi sejatinya, seharusnya akan baik-baik saja. Dia dari awal sudah memperingatkan wanita itu, jangan menggunakan energi sejatinya. Tapi, kenapa semuanya jadi berubah seperti ini?”“Pedang
Jika dia tidak memakai sabuk pengaman, dia pasti sudah terjatuh ke lantai.Jantungnya berdebar kencang. Dia butuh beberapa detik untuk pulih dari keterkejutannya. Ketika dia melihat lebih dekat, dia melihat seorang wanita cantik menatapnya dengan ekspresi bingung.Mata wanita itu tidak berbeda dengan mata orang biasa, malah jauh lebih cantik dari orang biasa.Nova melirik Pangestu, tidak berkata apa-apa, lalu menoleh ke luar jendela lagi.Awan putih menghiasi pemandangan di luar jendela..“Apa aku salah lihat?” gumam Pangestu pelan.Dia pikir, dia pasti salah lihat.Dia menarik napas dalam-dalam lalu berkata dengan senyum cerah di wajahnya, “Halo, namaku Pangestu. Aku dari Kota Ponda. Aku membuka restoran hotpot daging sapi. Sekarang sudah ada lebih dari 30 cabang. Sekarang aku mau ke Diwangsa untuk melihat-lihat pasar dan ingin mengembangkan bisnis ini di Diwangsa.”Nova mengabaikannya.Hal itu membuat Pangestu sangat bingung.Mengapa tidak berhasil?Sebelumnya, ketika bertemu wanita
Keluarga Nantaboga sangat membenci Chandra.Ilmu bela diri dari kepala keluarganya keluarga Nantaboga terkuras habis karena Chandra, dan dia hanya bisa terbaring di tempat tidur sekarang.Karena Chandra, leluhur terkuat dalam keluarga mereka meninggal.Mereka semua tahu Chandra diserang diam-diam dan terluka parah.Kalaupun Chandra tidak mati, tapi pasti sudah lumpuh.Namun, hal itu juga tidak bisa menghilangkan kebencian mereka pada Chandra.Ketika melihat Nova, amarah orang-orang dari keluarga Nantaboga muncul lagi.Pada saat itu juga, tujuh atau delapan anggota keluarga Nantaboga menghunus pedang mereka dan segera mengepung Nova.“Nova, kalaupun Raja datang hari ini, dia juga nggak akan bisa menyelamatkanmu. Aku jamin,” ujar seorang junior dari keluarga Nantaboga, mengertakkan giginya.Melihat keluarga Nantaboga, bayangan Chandra yang terluka parah karena diserang diam-diam langsung muncul di benak Nova. Amarah tiba-tiba muncul di hatinya. Semakin marah dia, semakin mendidih darah
Bangunan di sekitar terus dihancurkan.Orang-orang dari Keluarga Nantaboga bagaikan burung yang ketakutan, terus melarikan diri.“Mati. Bunuh mereka. Bunuh mereka secepatnya. Mereka semua pantas mati.” Seperti ada suara yang terus-menerus muncul di benak Nova.Suara itu terus memengaruhi Nova.“Nggak, nggak bisa.” Logika memberitahunya bahwa dia tidak boleh menyerang lagi.Pada saat ini, dia merasa pusing, seolah-olah ada banyak iblis jahat mengaum di telinganya. Telinganya berdengung.Dia duduk bersila di tanah.Dia mengaktifkan jurus yang diajarkan Robi padanya, yaitu jurus yang ditinggalkan Raja Kejahatan di gua es, sambil diam-diam melafalkan mantra.Pikiran yang kacau perlahan menjadi tenang.Dia tidak tahu sudah berapa lama dia duduk di sana.Ketika dia sudah benar-benar tenang, dia membuka matanya dan melihat sekeliling.Ada mayat di tanah. Darah menodai tanah menjadi merah.Rumah keluarga Nantaboga juga tampaknya sudah akan runtuh.Ada seorang lelaki tua berdiri sepuluh meter j
Satu-satunya perbedaan antara penampilan Chandra saat ini dengan penampilan orang yang sudah mati adalah, Chandra masih bernapas.Kalau napas Chandra berhenti, maka dia akan mati.Hatinya sakit melihat Chandra seperti ini.Di tanah di sampingnya, ada seorang lelaki tua yang sedang duduk bersila.Lelaki tua itu memiliki rambut panjang, yang hampir seluruhnya berwarna putih dan hanya sedikit rambut hitam.Lelaki itu kelihatan sudah tua dan sangat lemah.Sonia mengalihkan pandangannya, melirik lelaki itu, dan mengerutkan kening. Seingatnya, tidak ada orang seperti ini di keluarga Atmaja. Siapa dia?“Berikutnya.”Saat itu juga, orang yang sedang mengobati Chandra berhenti.Orang lain segera mengambil alih dan melanjutkan penyembuhan Chandra dengan menggunakan energi sejati.Sementara pria yang sebelumnya mengeluarkan sebuah pil obat dan memakannya, lalu mulai memulihkan energi sejatinya.“Ciiit!” Pintu kayu terbuka.Yang datang adalah Ronald yang bergegas kembali ke Diwangsa. Ronald masuk,
“Di mana dia?” Ekspresi Ronald berubah.Saat dia pergi, Rully sudah tergeletak ke tanah.Selain itu, dia juga menyerang Rully dengan sangat keras, langsung menyerang dada lelaki itu. Rully sedang lengah dan tidak siap menghadapinya. Dia menyerang diam-diam, jadi Rully tidak mungkin bisa bertahan.Sekarang, tubuh Rully hilang.Sonia tampak bingung dan bertanya, “Kakek, ada apa? Siapa?”Dia melihat darah di tanah, tapi dia tidak tahu apa yang terjadi.Ronald tampak serius. Dia membawa Sonia ke sini karena ingin Sonia membuang jenazah Rully diam-diam, karena lukanya terlalu parah dan dia sudah tidak ada tenaga lagi untuk membuang jenazah tersebut.Sekarang, Rully telah melarikan diri. Kalau lelaki itu dibiarkan hidup, konsekuensinya akan serius.Setelah Rully pulih dan mendapatkan kembali kekuatannya, hidupnya akan tamat.Dia harus pergi. Dia harus pergi.Dia tidak menjawab Sonia, berbalik badan dan pergi.Dia berjalan terlalu tergesa-gesa, sehingga membuat luka di tubuhnya semakin parah.
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di