“Ada, ngga?!” tanya Chandra.Chandra balas bertanya, “Demi berlatih Ilmu Transformasi Kitab Sihir, kamu membuat banyak penelitian dan menyuntikkan virus ke tubuh banyak orang. Kamu membuat mereka berubah nggak seperti manusia. Apakah menurutmu kamu nggak salah?”“Memangnya aku melakukan itu? Sejak kapan aku melakukan penelitian? Nggak ada hubungannya juga semua virus yang kamu sebutkan itu,” ujar Kadir balas bertanya.“Kenapa? Sampai detik ini kamu masih berusaha mengelak?”Kadir diam dan tidak bersuara. Dia tahu tidak akan ada gunanya menjelaskan lagi. Chandra mengeluarkan pedang dan mengarahkannya lurus-lurus pada Kadir. Lelaki itu memejamkan matanya dan ketika Chandra hendak menusuknya, Kadir mengeluarkan sebuah bola yang meneteskan darah sambil memberikan pada Chandra.“Ini adalah bagian inti dalamnya Kura Sakti. Setelah dia dibunuh, inti tubuhnya juga dikeluarkan. Aku mendapatkan salah satunya dengan susah payah dan sekarang aku berikan padamu. Kemampuanmu lebih besar dari milikku
“Kenapa bisa percaya denganku?”“Inti dalam dari Kura Sakti merupakan sesuatu yang sangat berharga. Aku mau membunuhmu, tapi kamu justru memberikannya padaku sebelum kamu mati. Dari sana aku bisa menebak kalau kamu bukan orang jahat.”Chandra percaya dengan perasaannya. Dia merasa Kadir bukan orang picik dan jahat. Meski dia adalah pemimpin Suku Dukun, selama ratusan tahun dia menguasai Suku Dukun tanpa melakukan apa pun yang mencelakai negara.Sedangkan Alden membunuh Kadir karena lelaki itu sudah kehilangan ambisi untuk menjadi penguasa. Kadir hanya sibuk menyembunyikan diri untuk berlatih.Kadir bersandar di batu sambil menatap Chandra dengan ekspresi kagum dan berkata, “Nggak heran kalau kamu jadi Raja Naga dan ketua dari dua kelompok pasukan. Sikapmu benar-benar luar biasa! Aku berhutang budi denganmu. Kalau suatu hari ada butuh bantuanku, aku pasti akan memberikan dukungan sepenuh hati.”Lelaki itu bangkit berdiri dan kemudian kembali jatuh ke tanah. Dengan cepat Chandra berkata
“Kakek, ini apa?”Robi tengah sibuk melihat ke sekeliling dan ingin mencari jalan keluar. Ketika mendengar suara Nova, dia berbalik dan bertanya, “Apa?”Nova menunjuk pedang berwarna hitam yang ada di tanah. Tempat ini sangat dalam sekali dan tidak ada penerangan. Sekeliling mereka gelap gulita, tetapi Nova yang berada di tingkat Tiga Alam dengan kemampuan pandangan yang bagus masih bisa membuatnya melihat sekitar, meski dalam keadaan gelap gulita.“Ini … ini Pedang Kejahatan. Ribuan tahun yang lalu, pedang ini merupakan pedang milik salah satu anak buah Raja Januar yang paling hebat. Raja Januar membawa banyak pesilat untuk membunuh Kura Sakti, tetapi mereka gagal. Hanya pemilik dari Pedang Kejahatan ini yang berhasil melukai Kura Sakti,”“Tubuhnya mengenai darah dari Kura Sakti dan dia gagal mengendalikan dirinya dan kehilangan akal sehat. Raja Januar menyerangnya dan memutuskan tangan orang itu, kemudian dia membawa pedang tersebut pergi.”“Pedang ini merupakan pedang iblis dan peda
Langkah Robi terhenti ketika mendengar itu dan berkata, “Benar, rahasia dari keempat lukisan itu berisikan rahasia dari Kura Sakti. Kakek sendiri juga masih belum tahu apakah darah Kura Sakti memang bisa memperpanjang usia manusia. Itu merupakan informasi yang ditinggalkan Raja Januar.”“Ada satu yang bisa dipastikan, inti dalam dari Kura Sakti bisa meningkatkan kemampuan seseorang dengan luar biasa.”“Kalau begitu, apakah lukisan ketiga keluarga lainnya dicuri oleh Kakek? Kakek juga yang buat keempat keluarga bermusuhan? Dulu Taka bilang Kakek bantu ketuanya Suku Dukun, Kadir, untuk melakukan sesuatu, apakah itu semua sungguhan? Sebenarnya Kakek orang yang seperti apa?” tanya Nova.Pertanyaan itu bukan hanya yang ingin diketahui oleh Nova, tetapi Chandra juga. Karena Robi tidak pernah menunjukkan dirinya, Chandra tidak memiliki kesempatan untuk bertanya. Nova sangat ingin tahu bahwa sesungguhnya Robi orang seperti apa. Apakah dia orang baik atau jahat?Robi menghela napas dan berkata,
Raja Kejahatan berada dalam keadaan seratus persen sadar sebelum dia mengembuskan napas terakhir. Dia merasa akan sangat sayang sekali jika ilmu Pedang Iblis yang dia buat selama bertahun-tahun lenyap begitu saja,”“Oleh karena itu, dia mencoba menggambarkannya di tembok untuk meninggalkan jejak. Orang yang nggak memiliki kemampuan cukup sebaiknya jangan berlatih ini,” ujar Robi sambil menghela napas berat.Jika dilihat dari kemampuan zaman dulu, kemampuan yang dimiliki Robi termasuk seorang ahli yang cukup tinggi. Akan tetapi sekarang dia tidak bisa memperagakan ilmu latihan yang tertulis di tembok.“Dia juga kasihan. Dia dikurung di sini bertahun-tahun lamanya dalam keadaan yang setengah gila,” gumam Robi.Nova menatap tulisan yang ada di tembok tanpa ada pemikiran apa pun. Robi saja tidak bisa mempelajarinya, bagaimana mungkin dia bisa.“Kakek, sebaiknya kita segera cari jalan keluar. Kita nggak tahu apa yang terjadi di luar sana dan bagaimana keadaan Chandra,” ujar Nova dengan eksp
Robi bangkit berdiri dan dia langsung mengeluarkan kekuatan yang besar untuk menghalangi serangan Pedang Kejahatan tersebut. Setelah itu dia langsung berpindah dan muncul di balik punggung Nova. Robi menyentuh beberapa titik di punggung Nova. Sesaat kemudian sorot merah di kedua bola mata Nova juga ikut lenyap.Tubuh Nova terjatuh di tanah dan dia kehilangan kesadarannya. Robi hanya menatap perempuan itu dengan ekspresi kaku. Darah Kura Sakti merupakan darah iblis. Bahkan Raja Kejahatan yang begitu kuat saja tidak bisa melawan kekuatan dari darah tersebut.Nova juga terkena darah iblis dan tentu saja bukan hal yang baik. lelaki itu mengangkat tangan dan mengeluarkan energi sejatinya dari kedua telapak tangannya. Dia ingin memanfaatkan situasi di mana Nova masih tidak sadarkan diri untuk membunuhnya.Akan tetapi, tangannya terhenti di udara hingga akhirnya energi sejati di telapak tangannya menghilang. Robi tetap tidak tega melakukannya. Dia hanya duduk di tanah sambil menunggu Nova ter
Setelah Chandra menyelamatkan Kadir, dia masuk kembali ke daerah Gunung Langit. Baru mendekat saja dia sudah mendengar suara pertengkaran yang sangat sengit. Lelaki itu mendekat dengan cepat dan melihat ada banyak orang sedang berantam.Ada beberapa orang mengerumuni dua orang tua. Chandra kenal dengan dua orang tua tersebut. Mereka adalah Ronald dan Rully. Chandra juga kenal dengan salah satu orang yang tengah mengerumuni mereka berdua, orang itu adalah kakek moyang dari keluarga Nantaboga, Raja Yayang.Mereka sudah terluka dan energi sejati mereka sudah tidak dalam kondisi sepenuhnya. Chandra segera menghampiri mereka dan berseru, “Hentikan!”Seruan tersebut membuat telinga orang yang tengah berantam itu berdengung dan segera mundur beberapa langkah. Rully dan Ronald saling menempelkan punggung mereka. Keduanya terluka dan seluruh tubuh mereka dipenuhi oleh darah. Orang yang mengelilingi mereka ada tujuh orang.Chandra bisa menebak kalau mereka adalah orang-orang dari tiga keluarga k
Seiring dengan datangnya suara tersebut, sebuah bayangan pukulan muncul dari arah langit dan menghampirinya dengan kekuatan besar.“Pukulan Sepuluh Tangan Aryani?”Ekspresi Chandra berubah dan dia bergegas mengeluarkan pedang sambil menghindar. Tubuhnya muncul di arah depan sambil mengarahkan pedangnya untuk menghalangi pukulan tersebut. Orang yang datang adalah leluhur dari keluarga Aryani, Welly. Lelaki itu sudah terluka sebelumnya, dan sekarang tubuhnya terpental karena energi dari pedang Chandra.“Bagus, Chandra!” seru Rully. Setelah itu dia kabur bersamaan dengan Ronald.“Sialan!” umpat Welly. Dia ingin mengejar kedua orang tersebut tetapi dihalangi oleh Chandra.“Jangan cari mati!” ujar Welly sambil menatap Chandra dengan tajam.Inti dalam dari Kura Sakti sudah hancur dan terbagi menjadi delapan bagian. Ada banyak yang menyerang Kura Sakti. Jika dia telat, maka tidak akan mendapatkan inti dalam tersebut.“Yayang, kamu ada satu juga?” tanya Welly sambil menatap Yayang yang dipenuh
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit