Setelah Chandra menyelamatkan Kadir, dia masuk kembali ke daerah Gunung Langit. Baru mendekat saja dia sudah mendengar suara pertengkaran yang sangat sengit. Lelaki itu mendekat dengan cepat dan melihat ada banyak orang sedang berantam.Ada beberapa orang mengerumuni dua orang tua. Chandra kenal dengan dua orang tua tersebut. Mereka adalah Ronald dan Rully. Chandra juga kenal dengan salah satu orang yang tengah mengerumuni mereka berdua, orang itu adalah kakek moyang dari keluarga Nantaboga, Raja Yayang.Mereka sudah terluka dan energi sejati mereka sudah tidak dalam kondisi sepenuhnya. Chandra segera menghampiri mereka dan berseru, “Hentikan!”Seruan tersebut membuat telinga orang yang tengah berantam itu berdengung dan segera mundur beberapa langkah. Rully dan Ronald saling menempelkan punggung mereka. Keduanya terluka dan seluruh tubuh mereka dipenuhi oleh darah. Orang yang mengelilingi mereka ada tujuh orang.Chandra bisa menebak kalau mereka adalah orang-orang dari tiga keluarga k
Seiring dengan datangnya suara tersebut, sebuah bayangan pukulan muncul dari arah langit dan menghampirinya dengan kekuatan besar.“Pukulan Sepuluh Tangan Aryani?”Ekspresi Chandra berubah dan dia bergegas mengeluarkan pedang sambil menghindar. Tubuhnya muncul di arah depan sambil mengarahkan pedangnya untuk menghalangi pukulan tersebut. Orang yang datang adalah leluhur dari keluarga Aryani, Welly. Lelaki itu sudah terluka sebelumnya, dan sekarang tubuhnya terpental karena energi dari pedang Chandra.“Bagus, Chandra!” seru Rully. Setelah itu dia kabur bersamaan dengan Ronald.“Sialan!” umpat Welly. Dia ingin mengejar kedua orang tersebut tetapi dihalangi oleh Chandra.“Jangan cari mati!” ujar Welly sambil menatap Chandra dengan tajam.Inti dalam dari Kura Sakti sudah hancur dan terbagi menjadi delapan bagian. Ada banyak yang menyerang Kura Sakti. Jika dia telat, maka tidak akan mendapatkan inti dalam tersebut.“Yayang, kamu ada satu juga?” tanya Welly sambil menatap Yayang yang dipenuh
“Cara yang licik,” ujar Yayang dengan ekspresi meremehkan saat melihat tubuh Chandra berubah warna menjadi perunggu.Dia memegang pedang besi, menggerakkan tubuhnya, dan muncul di depan Chandra dalam sekejap.Dia sangat cepat. Kecepatannya secepat kilat.Chandra bahkan tidak bereaksi, sehingga pedang besi itu sudah mencapai dadanya.Namun, dia menggunakan Ilmu Keabadian Vajra yang meningkatkan kekuatan pertahanannya secara signifikan. Dengan kekuatan seperti saat ini, Yayang sama sekali tidak bisa melukainya.Pedang itu tidak bisa menembus tubuh Chandra.Namun, suatu kekuatan yang dahsyat menyapu ke arahnya.Tubuhnya terguncang dan membuatnya terus melangkah mundur.Batu-batu di tanah hancur akibat bumi yang bergetar, lalu tersapu oleh kekuatan yang menakutkan dan mulai beterbangan“Apa ini …. ?” Ekspresi di wajah Yayang sedikit berubah.Meskipun dia sedang terluka, meski kekuatannya belum mencapai puncak, dia setidaknya sudah berada di Tingkat Kedelapan, sedangkan Chandra hanyalah ana
Chandra kaget.Dia segera menyerang dan menusuk ke arah Yayang.Yayang menarik kembali pedangnya dan segera melangkah mundur.Chandra menunduk ke bawah, melihat darah yang keluar dari dadanya.Pedang Yayang berhasil mematahkan pertahanannya. Dia terluka, tapi lukanya tidak berakibat fatal.“Tingkat Kedelapan ternyata hanya segitu.” Chandra masih menilai kekuatan Yayang.“Seranganku juga mengenaimu satu kali.”Chandra bergerak dan dalam seketika muncul puluhan meter tingginya di udara. Pedang Penghakiman di tangannya menjadi berkilau dan aura pedang yang sangat dahsyat seketika meledak keluar.Dalam sekejap, tiga belas aura pedang muncul.Tiga belas aura pedang itu memancar di udara, membawa energi yang bisa menghancurkan dunia.“Ra … Rahasia 13 Pedang?”Yayang kaget.Di kejauhan, orang-orang dari keluarga Iskandar dan keluarga Luandi juga melangkah mundur sedikit.“Bagaimana bisa pemuda itu bisa menguasai Rahasia 13 Pedang dari keluarga Atmaja di usia yang begitu muda,?”“Tiga belas au
Meskipun kekuatan Yayang sudah mencapai Tingkat Kedelapan, setelah banyak pertempuran sengit, dia sudah terluka parah.Kini, dia dipojokkan oleh Chandra menggunakan Pedang Rahasia 13. Ketika dia lengah, Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk muncul di belakangnya dengan secepat kilat.Chandra menempelkan Pedang Penghakiman di tangannya ke punggung Yayang.Yayang membeku.Dia merasa sulit untuk percaya bahwa dia akan kalah dari seorang yang lebih mudah.“Kamu kalah.” Suara dingin terdengar dari belakangnya.Pedang di tangan Chandra tidak menembus tubuh Yayang, tapi asalkan dia mengerahkan tangannya sedikit saja, tubuh Yayang akan tertusuk.“Aku kalah?” Yayang merasa sangat terpukul.Di kejauhan, ekspresi di wajah orang-orang dari keluarga Iskandar dan keluarga Luandi berubah saat melihat pemandangan ini.Yayang, Raja Yayang, pria kuat yang sudah terkenal selama ratusan tahun, dikalahkan oleh seorang yang lebih muda.Para ahli ilmu bela diri hebat lainnya yang datang untuk menyaksikan
“Pak.” Di kejauhan, orang-orang dari keluarga Nantaboga dengan cepat bergegas menghampiri Yayang.Dada Yayang terus mengeluarkan darah, dan darah itu mewarnai tanah menjadi merah.Yayang dipapah berdiri.“Ha ha ha ….” Yayang tahu dia akan mati, tapi dia tertawa terbahak-bahak karena, sebelum meninggal, dia sudah menyelesaikan masalah bagi keluarganya.Setelah tertawa beberapa saat, dia pun tidak bersuara lagi.“Pak Yayang ....” Keluarga Nantaboga menangis dengan sedih.Sementara Chandra terjatuh ke tanah dan pingsan.Pada saat ini, sesosok tubuh dengan cepat berlari dari kejauhan.Orang ini adalah Wanto yang sedari tadi mengamati situasi secara diam-diam.Wanto segera meraih tangan Chandra dan menempelkan jarinya pada denyut nadinya.Segera setelah itu, Maniso juga datang. Dia bertanya dengan ekspresi cemas di wajahnya, “Kakek, bagaimana keadaannya?”Raut wajah Wanto serius. Dia berkata, “Kondisinya sangat buruk. Meridian terputus, dan lima organnya dalam bahaya.”Dia menarik Chandra d
Wanto tidak terlalu mengeluarkan tenaganya pada pertarungan membunuh Kura Sakti sebelumnya. Setelah Kura Sakti mati, dia menggunakan kekuatannya yang kuat untuk merebut inti dalam Kura Sakti.Namun, saat ini, menyembuhkan Chandra menghabiskan banyak energi sejatinya.Saat ini, dia juga sedikit lemah.Meskipun dia sudah meminum pil dan energinya sedikit pulih, energinya sudah terkuras terlalu banyak dan tidak dapat kembali seperti sebelumnya dalam waktu singkat.Dia menjaga Chandra dengan tenang.“Wanto.”Saat Wanto sedang duduk bersila dan menunggu Maniso yang pergi mencari keluarga Atmaja, terdengar tawa aneh.Dia mendengarnya dan menoleh ke arah datangnya suara.Sekelompok orang datang dari kejauhan.Ada sekitar 20 orang lebih, dipimpin oleh Alden.Di belakang mereka ada beberapa orang berjubah dan bertopeng hitam.Orang-orang itu semua adalah para praktisi hebat Suku Dukun. Mereka awalnya adalah bawahannya Kadir, tetapi mereka sudah lama disuap secara diam-diam oleh Alden.Wanto mem
Dengan kekuatannya yang kuat dan bantuan dari banyak bawahannya, Alden berhasil merebut salah satu inti dalam Kura Sakti. Sekarang ini kekuatannya belum banyak terkuras, jadi dia ingin terus merebut inti dalam Kura Sakti dari tangan orang lain.Namun, dia tidak tahu siapa lagi yang memilikinya.“Ini benar-benar barang bagus. Setelah memakannya, kekuatanku pasti akan meningkat secara pesat. Aku nggak akan kesulitan lagi untuk memasuki Tingkat Kesembilan.”Dengan senyuman tipis di wajahnya, dia segera pergi mencari orang lain untuk merebut inti dalam Kura Sakti.Dia tidak memedulikan Wanto dan Chandra.Karena lebih dari dua puluh anak buahnya semuanya adalah praktisi ilmu seni bela diri hebat dari Suku Dukun, yang ilmunya terendah bahkan sudah mencapai Tingkat Keenam, dan banyak dari mereka yang kekuatannya sudah mencapai Tingkat Ketujuh. Orang-orang itu mengejar Wanto yang telah kehilangan energi sejatinya, jadi Wanto tidak bisa lepas dengan mudah.Di sisi lain, setelah meninggalkan tem
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di