Chandra tahu kalau kedua perempuan ini akan mati kalau sampai dia menolak mereka. Chandra tidak mau ada orang yang kehilangan nyawa hanya karena dirinya. Kedua perempuan itu bergegas berdiri lalu menanggalkan pakaian Chandra sampai akhirnya Chandra hanya mengenakan pakaian dalamnya saja. Dia buru-buru menghentikan kedua perempuan itu ketika mereka hampir saja menanggalkan celana dalamnya dengan berkata, “Sudah cukup.”Kemudian Chandra buru-buru masuk ke dalam bak mandi. Suhu airnya cukup hangat sampai berhasil membuat tubuh Chandra terasa nyaman. Kedua perempuan itu kembali berlutut di atas lantai lalu mereka mulai menanggalkan pakaian mereka. “Kalian mau ngapain?” tanya Chandra bingung dan berusaha untuk menghentikan kedua perempuan itu. “Jenderal, malam ini kami berdua adalah milikmu,” jawab salah satu di antara mereka dengan penuh hormat.Chandra langsung mengerutkan keningnya dengan wajah heran. “Suatu kehormatan bagi kami bisa melayani Jenderal malam ini.”“Kami harap, Jende
Kedua perempuan itu sedang asyik membicarakan Chandra di dalam bak mandi. “Kak, aku dengar Pak Jenderal hanya pernah mencintai satu perempuan saja seumur hidupnya. Dia adalah orang yang sangat setia. Perempuan beruntung itu bernama Nova Kurniawan. Akhirnya, Jenderal menikah dengan perempuan itu, tapi keluarga Kurniawan selalu saja mengganggu hidupnya.”“Ya, aku pernah dengar. Bagaimanapun juga, si Nova itu sungguh beruntung. Dia memiliki nasib yang baik. Tapi, kita nggak punya nasib sebaik dia.”“Krek ….”Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka diikuti dengan sosok Chandra yang kembali masuk. Saudara kembar itu langsung berdiri tanpa mengenakan pakaian sehelai pun di tubuh mereka. Chandra langsung berbalik dan tidak ingin melihat tubuh kedua gadis telanjang itu. “Kalian keluar dulu sebentar. Biarkan aku mandi sendiri. Malam ini kalian juga nggak perlu keluar dari kamarku,” ujar Chandra pasrah. Kedua perempuan itu memang akan tinggal bersamanya di dalam satu kamar, tapi Chandra sama seka
Chandra benar-benar tidak bisa melihat pemandangan seperti itu. Era ini adalah era perdamaian di mana setiap orang setara dan tidak ada yang lebih tinggi dari orang lain. Chandra langsung berdiri lalu mengambil rokoknya dan berjalan ke luar balkon. Dia berdiri di atas balkon sambil menatap ke langit yang ada di sekitarnya. Kedua perempuan itu bergegas mengenakan pakaian mereka setelah menyadari Chandra yang sepertinya tidak tertarik dengan perempuan. “Jenderal ….”Chandra sedang memandangi langit ketika dia tiba-tiba saja mendengar suara yang mengalihkan perhatiannya. Chandra langsung berbalik dan menemukan kedua perempuan itu sudah mengenakan pakaian lengkap.Kedua perempuan ini memiliki perawakan yang sama persis dengan tinggi dan pakaian yang hampir serupa. Mereka berdua terlihat bagaikan satu orang yang sama. “Kalian nggak perlu melakukan apa pun. Tenang saja, aku akan menjamin keselamatan kalian selama aku ada di sini,” ujar Chandra berusaha menenangkan kedua perempuan itu. K
Chandra merasa penasaran ketika Alden menyebutkan Kadir lalu dia pun bertanya, “Apa Kadir masih hidup sampai sekarang? Apa dia masih jadi pemimpin dari suku Dukun?”Alden hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Chandra. Dia memilih untuk mengganti topik pembicaraan mereka. “Chandra, aku percaya kamu pasti bisa. Kemampuanmu pastinya bisa kamu manfaatkan sebaik mungkin kalau kamu bergabung dengan kelompokku,” ujar Alden sambil tersenyum. “Oke, aku setuju,” balas Chandra sambil mengangguk. “Bagus sekali! Sekarang, ayo kita minum bersama!” seru Alden sambil tertawa bahagia. Becca dan Bella yang berada di samping Chandra langsung buru-buru menuangkan anggur ke dalam gelas. Perjamuan malam ini akhirnya dimulai. Namun, Chandra hanya menyantap makanannya dalam diam tanpa banyak bicara. Dia juga bergegas kembali ke kamarnya setelah selesai makan diikuti oleh Becca dan Bella di belakangnya. Di lantai bawah.“Bos, apa Chandra itu benar-benar bisa diandalkan?” tanya seorang laki-laki paruh
Chandra segera kembali ke villa pegunungan yang terpencil itu. Ia muncul di balkon lantai dua, hendak masuk ke dalam rumah. "Kemana saja kamu?" sebuah suara terdengar. Chandra menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang pria tua duduk bersila di halaman bawah. Pria itu adalah Alden. Dengan sebuah lompatan, Alden pun muncul di balkon lantai dua.Chandra menatap Alden dengan wajah tenang. Meski begitu, di dalam hatinya dia terkejut. Ketika Chandra hendra pergi tadi, dia telah memeriksa sekitar dan yakin tidak ada siapa-siapa. Selain itu, Chandra juga sudah berusaha dengan sangat berhati-hati agar tidak diikuti. Namun ketika kembali, Chandra malah menemukan Alden di sana. Chandra dengan tenang berkata, "Bosan di dalam, jadi aku keluar sebentar. Ada masalah?""Tidak, kok. Tidak ada masalah," jawab Alden. "Chandra, aku benar-benar percaya denganmu. Aku berharap bisa bekerja sama, bukan mengendalikanmu dengan racun.""Tidak mungkin," tolak Chandra. "Aku akan bantu satu kali lagi. Se
"Apa yang sebenarnya dilakukan Chandra?!" tanya Ronald kesal."Ah, apa maksudnya?" Sonia terkejut dan bertanya, "Kakek, ada apa? Apa terjadi sesuatu?""He? Kamu tidak sedang bersama Chandra?" tanya Ronald."Tidak. Dia duluan. Aku baru sampai," jawab Sonia.Ronald menjelaskan, "Kelompok Gunung Langit mengirim berita bahwa Chandra muncul di Kelompok Gunung Langit dan bertarung dengan pemimpin mereka, Maniso. Dia mengalahkan Maniso, membawanya yang sedang dalam kondisi parah. Keesokan harinya, Chandra malah melempar kepala Maniso di depan pintu utama Kelompok Gunung Langit. Sekarang, Kelompok Gunung Langit mengeluarkan perintah pembunuhan dari aliansi seni bela diri, mengejar Chandra di seluruh dunia. Siapapun yang membunuh Chandra akan mendapatkan hadiah besar dari Kelompok Gunung Langit, bahkan mereka menawarkan pedang pusaka mereka, Pedang Es, sebagai imbalan.""Apa?" Sonia terkejut dan berdiri. Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Kakek, benarkah? Apa beritanya akurat?""Tentu s
Tak lama kemudian, Sandra mengirimkan sebuah tangkapan layar lokasi. Setelah diculik, ponselnya disita, jadi Sandra tidak tahu lokasi pasti tempat dirinya ditahan. Setelah dilepaskan dan kembali ke Rivera, barulah dia mendapatkan ponselnya kembali. Di perjalanan pulang, dia tidak dibatasi lagi. Sandra tahu bahwa tempat dia ditahan berada di dekat Kota Ponda. Berdasarkan kecepatan mobil yang ditumpanginya menuju bandara Kota Ponda, Sandra bisa menebak lokasi vila itu.Nova melihat alamat yang dikirim Sandra. Di peta, ada sebuah lingkaran merah. Nova mengernyitkan dahi, "Area ini terlalu luas, puluhan kilometer luasnya. Gimana caranya kita bisa menemukan Chandra?"Sonia juga melihat peta itu dan mengernyitkan dahi, berkata, "Memang sulit, tapi kita tetap harus mencarinya. Pertemuan besar Gunung Langit tidak lama lagi. Pesilat dari berbagai sekte dan keluarga besar pasti akan segera tiba. Kita harus segera menemukan Chandra dan menghentikannya sebelum dia benar-benar tidak bisa meng
"Sonia bagaimana? Nova dan Sonia sama-sama," tanya bawahannya."Sonia, hmm …," Alden berpikir sejenak, lalu berkata, "Dia tidak begitu berguna buatku. Kalau ini terjadi dulu, aku mungkin akan langsung membunuhnya, tapi dia cukup dekat dengan Chandra dan memiliki hubungan khusus dengannya. Kata orang, dia sangat cerdas. Jadi, lebih baik tidak bawa dia kemari. Jika dia ada, mungkin akan sulit untuk membujuk Nova.""Oke, saya mengerti," jawab bawahannya."Sana pergi," Alden melambaikan tangannya dengan ringan.Setelah bawahan Alden pergi, tidak lama kemudian Chandra turun dari lantai atas, diikuti oleh sepasang kembar wanita cantik."Sudah bangun, Chandra?" Alden segera berdiri dan mendekati Chandra, hendak memeluknya, "Gimana tidurmu tadi malam, nyenyak?"Chandra dengan halus menolak pelukan Alden dan berjalan langsung ke sofa dan duduk. Dia berkata dengan tenang, "Lumayan. Kapan kita mulai bergerak? Setelah tugasku selesai, beri aku obat penawarnya. Kita impas.""Kalau kamu ingin segera
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi
“Semuanya tergantung dengan kekuatanmu.”“Oke, ayo kita bertarung,” balas Chandra tenang. “Anak muda, kamu terlalu sombong. Namaku adalah Waro, jadi ingatlah namaku ini,” ujar murid itu dingin.“Kamu pasti akan meremehkanku kalau aku tidak memberimu pelajaran.”Kemudian raut wajah Chandra berubah gelap seraya berkata, “Luna, mundurlah!”Luna dengan cepat melangkah mundur tepat ketika Waro menghunuskan pedangnya. Di saat yang bersamaan, Chandra juga mulai bergerak. Dia bergerak dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan muncul di depan Waro dalam sekejap mata. Waro baru saja menghunuskan pedangnya ketika telapak tangan Chandra berhasil memukul dada Waro. Kecepatan Chandra sungguh luar biasa sampai Waro terpental dan memuntahkan darah tanpa sempat bereaksi. Walaupun kekuatan Chandra baru berada di tingkat kelima Alam Trasenden dan kekuatan fisik yang setara dengan tingkat pertama Alam Keabadian, kekuatannya sudah mencapai puncak dari setiap tingkat. Oleh karena itu, kekuatannya tidak
Jupiter tidak ingin kehilangan wajahnya di hadapan murid Sekte Dayan yang lain. Dalam sekejap mata, aura kekuatannya melonjak pesat.“Jupiter mengerahkan seluruh kekuatannya.”“Tapi, sepertinya calon murid yang sedang diuji itu juga belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Entah, sekarang orang itu sudah berada di tingkat kekuatan apa.”“Jupiter sudah mencapai tingkat pertama Alam Kesucian. Kekuatannya ini tak terkalahkan di antara seluruh murid yang berusia di bawah 50 tahun.”“Bukankah dia akan melanggar peraturan kalau sampai dia menggunakan seluruh kekuatannya? Tetua pasti akan menyalahkannya jika ….”“Kamu tidak perlu khawatir begitu. Lagi pula, kita akan tetap melepaskannya, sekalipun dia kalah dalam pertarungan ini. Dengan begitu, kita tidak terhitung melanggar peraturan, kan?”Para murid lainnya yang berkumpul di kejauhan mulai berdiskusi setelah merasakan aura kekuatan Jupiter. Chandra juga bisa merasakan aura kekuatan Jupiter yang semakin meningkat. Dia tersenyum tipis dan sama