Share

Bersama

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-26 12:16:54

Vivian yang sudah masuk ke dalam ruang makan pun langsung menatap Raven dengan aneh.

“Ada apa?” tanya Vivian sekali lagi pada Raven yang saat ini tengah menatap makanan yang ada di atas meja.

“Untuk siapa semua makanan ini?” tanya Raven sembari menatap ke arah ikan goreng yang ingin diberikan oleh Vivian kepada Shine.

“Tentu saja itu untuk kami bertiga, tapi entah kenapa mereka belum juga pulang,” sahut Vivian sembari melangkah ke arah meja makan tersebut.

Sesaat kemudian, tiba-tiba saja Raven duduk di bangku yang ada di dekatnya. “Aku akan makan di sini,” ucap Raven sembari membuka piring yang ada di hadapannya dengan tenang.

“Eh!” Vivian tentu saja terkejut mendengar keputusan Raven yang mengejutkan dan seolah tak membutuhkan persetujuannya itu.

Dan ketika ia sudah sampai di dekat Raven, tiba-tiba sebuah kalimat muncul dari bibir laki-laki tampan itu. “Tenang saja, aku akan mengirim orang untuk mengganti makanan ini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Cemburu?

    ‘Jadi begini kelakuannya. Dasar, semua laki-laki memang sama saja,’ batin Vivian sembari mencengkeram buku catatan yang dibawanya ketika melihat Cherry yang saat ini sedang memeluk serta bertatapan dengan Raven.Dan sialnya lagi, saat ini Raven terlihat tak melakukan perlawanan pada pelukan asisten yang ia ketahui memang sengaja datang ke perusahaan itu untuk mendapatkan posisi sebagai Nyonya Raven miliknya.Vivian pun langsung memejamkan matanya selama beberapa saat untuk menetralisir sesuatu yang terasa menusuk hatinya itu. ‘Tenang Vi, kamu harus membuang hal seperti itu,’ batinnya. “Ah, aku pikir kamu tidak datang ke perusahaan hari ini,” ucap Vivian yang kemudian melangkah santai dan mempertahankan sikap tak acuhnya terhadap apa yang dilihatnya tadi.Cherry yang tadi langsung menjauhkan tubuhnya dari Raven ketika Vivian sampai di ruangan itu pun, kemudian menatap ke arah Vivian dan bersikap seolah sedang salah tingkah. “Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Vivian VS Sean

    “Nona Heta, apa yang sedang kamu lakukan di sini?” tanya laki-laki tersebut sambil melangkah lurus ke arah Vivian.‘Dih dia pasti sengaja menargetkanku,’ pikir Vivian sembari melirik laki-laki tersebut dengan tajam.“Kenapa kamu tidak menjawab, Nona? Apa yang terjadi?” tanya laki-laki tersebut sembari memegang tangan Vivian dan menatapnya dengan penuh perhatian.‘Sialan Sean, dia pasti sengaja ingin membuat semakin banyak orang memarahiku setelah ini,’ batin Vivian sembari mengepalkan tangannya kuat.Melihat Vivian yang tak juga segera mengangkat wajahnya, Sean pun tertawa di dalam hati. ‘Rasakan, ini balasanku karena kamu membuatku di hukum oleh Raven terakhir kali. Dasar wanita kejam, akhirnya kamu mendapat karmanya, hahaha!’Sayangnya kebahagian Sean hanya bertahan selama beberapa menit karena saat Vivian mengangkat wajahnya terlihat air mata yang membasahi wajahnya.“Tuan, tolong maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu apa salah saya sampai Anda melakukan ini pada saya,” ucap V

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Satu Kesempatan

    “Apanya yang salah? Bukankah kita memang berteman sejak dulu,” sahut Raven dengan santai.“Bukan hubungan yang seperti itu Rav,” sahut Sean sembari memijat keningnya.“Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan masalah itu lagi. Katakan, apakah ada informasi baru tentang Vivian lima tahun yang lalu.”‘Eh, aku pikir tadi dia sudah tidak perduli dengan wanita sialan itu, lalu kenapa dia tiba-tiba jadi sok dingin,’ batin Sean yang merasa aneh.“Tidak ada. Sepertinya Vivian benar-benar bersembunyi tahun itu,” jawab Sean karena memang tidak ada perkembangan dari orang-orang yang dikirim oleh mereka untuk mencari tahu tentang Vivian kala itu.“Coba cari, apa ada kemungkinan dia melahirkan di salah satu rumah sakit tahun itu,” pinta Raven.“Melahirkan? Dia pernah hamil?” tanya Sean yang tentu saja terkejut mendengar hal itu.“Aku tidak tahu pasti, maka dari itu kamu harus mencarinya.” Sementara itu, saat ini Vivian yang baru saja sampai di ruangannya mendengar notifikasi pesan masuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Aku Galau

    “Paman, tolong lepaskan tanganku,” ucap Shine sembari menarik kasar tangannya karena sudah dari tadi laki-laki di depannya itu terus memegangi tangannya dan menatap dirinya dengan ekspresi wajah terkejut yang kental.“Maaf-maaf,” sahut laki-laki di depan Shine tersebut sembari tersenyum canggung.‘Kenapa dia bersikap biasa-biasa saja? Kenapa dia tidak segera memelukku? Atau jangan-jangan matanya bermasalah sampai tidak bisa melihat persamaan aku dengan dirinya?’ pertanyaan-pertanyaan di hati Shine meluber ketika melihat ayahnya yang saat ini sedang tersenyum canggung ke arahnya.Dan bukanya langsung bertanya tentang mereka yang terlihat mirip satu sama lain atau sejenisnya.Sedangkan saat ini Raven sedang menatap Shine dengan rasa penasaran yang tinggi. ‘Siapa anak kecil ini? Kenapa dia mirip sekali denganku? Apa jangan-jangan dia anak dari Vivian?” batinnya sembari menatap sekitar.Hingga tak lama kemudian, Samuel pun muncul dan mendekati Shine. “Ada apa Shine?” tanyanya sembari berj

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Drama Menggelikan

    “Akhir pekan ini kamu ada acara apa?” tanya Yana.Vivian mendongak. Ia mengunyah makan siang dengan nikmatnya. Kini ia dan Yana saling bertatapan. “Entahlah. Terkadang saat kita merencanakan sesuatu, belum tentu bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan. Manusia kan hanya bisa berencana.”“Benar. Tapi maksudku kan apa kamu tidak memiliki rencana mau pergi kemana begitu. Belakangan ini ada banyak tempat yang menjadi tren anak muda. Aku ingin pergi ke sana dan mengajakmu. Tapi kalau kamu memiliki rencana, aku juga tidak berani mengajakmu.” Yana tersenyum. Ia kembali menikmati makan siang yang tersaji.Saat Vivian hendak menjawab, tiba-tiba di sekitar kantin terdengar riuh. Yana dan Vivian mengedarkan pandangan ke seluruh kantin dan mereka mendapati tiga orang laki-laki memakai setelan jas rapi serta berkacamata hitam memasuki kantin. Dahi Vivian mengerut. Saat menyadari ada yang salah dengan rute tiga laki-laki itu berjalan.‘Apakah mereka akan datang mencariku? Ini terlalu menarik perh

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Tidak Punya Hak

    Vivian mengalihkan pandangannya sehingga membuat semua orang gemas di sana. Mereka ingin segera mendapat jawaban dari Vivian. Semua orang berseru. Sedangkan si wanita hanya menundukkan kepala dengan dalam.‘Kurang ajar! Ini memalukan sekali! Bagaimana bisa aku harus mengalami situasi yang memalukan ini di depan semua orang?’ Vivian memaki dalam hati. Sungguh ini suatu momen yang paling memalukan sepanjang hidupnya. Namun, satu ide waras tiba-tiba muncul di kepalanya.‘Tunggu, jika aku bersamanya, bukankah aku akan lebih mudah memanfaatkannya untuk mencari informasi?’ Vivian bertanya dalam hati dan bersorak. Itu merupakan ide yang bagus. Saat Vivian hendak membuka mulutnya dan menjawab Rain, secara mengejutkan satu mobil memasuki halaman depan perusahaan tersebut. Tentunya mobil tersebut sukses mencuri perhatian semua orang dengan suara decitan ban mobil yang menandakan bahwa orang di dalam mobil itu sedang terburu-buru.“Bukankah itu mobil Tuan Raven?” Salah seorang karyawan mengenal

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Cherry Atau Charles?

    “Huh, dan kamu itu wanita tidak tahu malu. Kamu—“ Kalimat Nyonya Reya terhenti ketika Vivian dengan seenaknya berbalik badan dan kemudian melangkahkan kaki keluar dari pintu gedung perusahaan tersebut.“Eh, mau ke mana kamu? Berani-beraninya pergi begitu saja, aku ini sedang bicara dengan kamu!” teriak Nyonya Reya yang langsung mengikuti langkah Vivian untuk keluar dari gedung perusahaan tersebut. Namun saat ia sudah sampai di depan gedung, tiba-tiba Vivian seolah menghilang. Ia pun menatap ke segala arah untuk mencari sosok Vivian, tetapi tetap tak menemukannya.Hingga, sesaat kemudian ia mendekati petugas keamanan yang sedari tadi berjaga di depan pintu perusahaan.“Kamu tahu ke mana larinya Nyonya Vivian?” tanya Nyonya Reya sembari berkacak pinggang dan terus mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat tersebut.“Nyonya Vivian?” tanya petugas keamanan itu sembari mengerutkan keningnya.Ya, tentu saja petugas keamanan itu merasa bingung, karena ia memang tidak mengenal sosok Vivian

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Samuel Hilang

    Seorang wanita memasuki rumah. Wajahnya pun menyiratkan lelah setelah seharian bekerja. Vivian menghela napas. “Hari ini aku benar-benar lelah. Bisa-bisanya ada kejadian menggelikan. Hmm? Suara tangis siapa ini?”Vivian berjalan cepat memasuki rumah. Matanya membulat saat ia mendapati Jessi sedang menangis tersedu-sedu. Wanita yang sedang duduk di sofa ruang keluarga itu menangis terisak. Itu membuktikan bahwa Jessi sudah lama menangis.“Jes? Hei, kenapa kamu menangis?” Vivian bertanya sambil mendekat. Ia duduk di samping Jessi.“Vi, Samuel menghilang. Dia tiba-tiba tidak ada kabar pagi ini. Padahal semalam dia baik-baik saja. Lalu kenapa dia tiba-tiba tidak ada kabar sama sekali? Aku takut jika terjadi sesuatu terjadi padanya.” Jessi menumpahkan isi hatinya “Jess, tenanglah. Kita akan mencari tahu di mana Samuel. Coba kamu ingat-ingat, sebelum ini apa dia punya masalah dengan seseorang atau mungkin pekerjaanya?” Vivian mencoba menggali.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31

Bab terbaru

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Kesedihan Dan Kebahagiaan Yang Dijanjikan

    Salah seorang anak buah Aldrich berteriak cukup nyaring dan kemudian ambruk tengkurap di lantai. "Hah?" Vivian terkejut begitu juga yang lainnya.Sesaat semua orang mengarahkan pandangan mereka pada orang yang baru saja ambruk tersebut. "Kamu berani bermain-main denganku?" Aldrich menatap tajam Vivian yang saat ini masih mengarahkan pandangannya pada orang yang baru saja ambruk.Mendengar hal tersebut Vivian langsung mengarahkan pandangannya pada Aldrich. Namun tanpa menjawab, dia mengalihkan pandangannya pada Raven yang saat ini masih terduduk di lantai."Apa ini yang dia katakan agar aku menunggu sebentar lagi," batin Vivian.Dan sesaat kemudian Aldrich pun bangun dari ranjangnya, lalu melangkah ke arah Vivian. Namun, di tengah langkahnya, tiba-tiba salah satu anak buah Aldrich kembali terjungkal."Satu lagi, di mana mereka?" batin Vivian yang juga ikut penasaran dengan hal itu. Dia mengarahkan pandangannya ke sekitar untuk mencari petunjuk, sama dengan apa yang dilakuk

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Hanya Aldrich

    Beberapa jam berlalu. Saat ini Vivian dan Raven sedang berada di depan ruang ICU di salah satu rumah sakit di kota tersebut."Shine," gumam Vivian yang terus saja berdiri memandangi pintu ruangan tersebut."Tenanglah Vi, dia pasti baik-baik saja," ucap Jessi yang saat ini merangkul pundak Vivian."Iya," sahut Vivian lemah.Rasa gelisah memenuhi pikirannya saat ini. Kedua tangannya terus saling meremas untuk menekan perasaannya yang penuh dengan ketakutan yang seolah tak berujung.Sesaat kemudian terdengar suara langkah kaki sedang berlari kecil ke tempat itu. Segera saja Vivian membalik badannya."Apa kamu mendapatkannya?" tanya Vivian pada laki-laki yang baru saja berlari kecil tersebut."Kami sedang berusaha," jawab Raven dengan ekspresi pahit di wajahnya.Seketika tubuh Vivian limbung. Namun, untung saja Jessi dengan sigap menahan tubuh sahabatnya itu. "Tenang dulu Vi, kamu harus kuat," ucapnya yang sebenarnya juga merasa khawatir bukan main.Vivian kemudian menoleh pada J

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Pentas Drama Shine

    "Kenapa, tidak senang?" tanya wanita tersebut sambil bersedekap dan kemudian melengos dengan gaya yang dilebih-lebihkan.Langsung saja Vivian melepaskan pegangannya dan kemudian berjalan dengan cepat ke arah wanita tersebut. "Bagaimana bisa aku tidak senang," sahutnya sambil memeluk erat sahabatnya itu."Kamu tuh ya, bikin aku khawatir saja," ucap Jessy sembari melepaskan pelukan Vivian. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya sambil menatap Vivian dari ujung kepala hingga ujung kaki."Tentu saja tidak apa-apa," sahut Vivian sambil tertawa kecil. "Oh iya, lalu di mana Shine? Bukankah kamu bilang kamu bersamanya?""Dia masih di sekolahan bersama Yella. Aku dengar kamu pulang hari ini, mangkannya aku pulang lebih dulu," terang Jessi sambil mengambil ponselnya yang tiba-tiba berdering.Dan sementara Jessi mengangkat panggilan di ponselnya, kini Vivian berbalik badan dan menatap Raven yang sedang berbicara pada Gustavo. "Kapan dia mengatakan hal ini pada orang rumah?" batinnya.Di saat yang sama,

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Aku Minta Maaf

    Sepuluh jam berlalu dengan Vivian yang terus berkutat dengan obat-obatan untuk menyembuhkan para tentara yang mengalami efek mengerikan dari racun yang diberikan oleh Aldrich dan sekutunya."Kamu harus istirahat," ucap Raven sembari merangkul pundak Vivian tiba-tiba.Vivian yang sedari tadi berkonsentrasi merawat para tentara pun menoleh. "Kurang sedikit lagi, tinggal beberapa orang yang belum minum penawarnya," jawabnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat selama beberapa detik.Melihat Vivian yang menahan pusing, Raven pun menunjuk salah satu tenaga medis. "Kamu dan yang lainnya urus beberapa orang ini, dia membutuhkan istirahat," titah Raven.Vivian yang terkejut mendengar ucapan Raven langsung memaksa matanya untuk terbuka. "Apa maksud kamu, ini sudah menjadi tu—""Itu bukan hanya tugasmu, tapi juga tugas mereka. Kamu sudah cukup bekerja," potong Raven sembari menarik tubuh Vivian untuk masuk ke dalam pelukannya."Benar Nyonya, Anda sudah bekerja keras. Sisanya biar kami yang mela

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Akhir Taktik

    Saat Vivian ingin menjawab pertanyaan Raven, tiba-tiba saja Verdick berdehem."Semuanya sudah siap, Pak," ucap Verdick dengan ekspresi serius di wajahnya."Baik," sahut Raven yang kemudian mengarahkan pandangannya pada seluruh anak buahnya yang ada di ruangan itu. "Mari kita mulai. Berhati-hatilah kalian."Semua orang pun menganggukkan kepalanya. Tatapan yakin dan siap berkorban apa pun kini mereka semua tampilkan."Kamu tunggu di sini!" titah Raven sambil menoleh pada Vivian."Tidak," tolak Vivian dengan cepat. "Aku akan ikut membantu.""Ck," decak Raven.Namun Vivian tak menghiraukan ekspresi keberatan di wajah Raven, dia dengan santai mengambil salah satu pistol yang ada di sana. "Jika kita menang kamu harus menjelaskan dari mana asal black swan," pintanya sambil memastikan peluru di dalam pistol tersebut.Raven terdiam sejenak. "Apa dia sudah tahu?" batinnya."Baik," sahut Raven pada akhirnya. Setelah itu semua orang pun keluar dari ruangan tersebut lewat beberapa

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ditarik Suami

    Kembali Vivian menatap ke arah Aldrich. "Kamu benar-benar ...." Dia berkata seolah tak bisa berkata-kata lagi."Jadi kamu benar-benar mengira kalau akan ada Raven bersamaku?" cibir Aldrich.Vivian menggingit bibirnya memperlihatkan pada semua orang yang ada di sana kalau dirinya sedang kesal tapi tak tahu harus berbuat apa. "Kamu harus tenang Vi," batinnya.Kembali Aldrich membuka mulutnya. "Jika dia benar-benar bersamaku, apa kamu pikir dia masih bisa hidup," imbuhnya."Kenapa? Kenapa kamu ingin menyerang dia? Apakah ada masalah di antara kalian?" tanya Vivian seperti seorang gadis biasa. "Dan Rolland, bukankah kalian bersahabat baik?" Vivian melirik Rolland yang saat ini terlihat kacau dengan wajah babak belur.Tawa dari mulut Aldrich pun menggema di ruangan tersebut. "Jadi kamu benar-benar berpikir kalau Rolland adalah orang baik, sedangkan aku orang jahat? Dasar wanita," ejeknya.Vivian mengepalkan tangannya mendengar perkataan Aldrich. Dia tahu kalau dia memang pernah tertipu ol

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Bertemu Aldrich

    “Dia di sini,” batin Aldrich yang langsung mengganti ekspresi terkejut di wajahnya dengan sebuah senyum manis.“Kamu sedang mencari apa di sini?“ tanyanya sembari melangkah ke arah Vivian.“Apa dia berpura-pura atau memang tidak tahu kalau aku ada di sini?“ batin Vivian. “Tapi jika orang-orang mengenalnya sebagai dokter, seharusnya mereka sudah mengenal dia lebih dulu, jadi dia seharusnya sudah tahu aku ada di sini. Aku harus waspada.““Tidak ada. Aku hanya sedang menjalani hukuman," jawab Vivian dengan ketus sembari bersedekap. Dia tanpa ragu menunjukkan tatapan penuh permusuhan dengan laki-laki yang kini berdiri tak jauh di depannya itu.“Jadi kamu orang yang menyabotase tempat ini?“ tanya Vivian sekali lagi.“Aku? Jangan salah paham, aku tidak punya masalah dengan tentara di sini,” jawab Aldrich dengan santai.“Walaupun kelihatan tidak berbohong, tapi aku tidak bisa mempercayainya seratus persen. Setidaknya dia pasti punya andil dalam kekacauan ini, jika tidak, dia tidak mungkin se

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Racun Seperti Milikku

    “Dia sudah ada di sini, lalu di mana Raven? Apa semuanya sudah siap,” batin Vivian yang merasa gelisah ketika melihat salah satu orang yang tadi dia lihat di dalam dapur berbicara dengan kepala dapur.“Apa yang sedang kamu perhatikan, Vi?“ tanya Rozie sembari menepuk pundak Vivian.Vivian pun tersentak dan langsung menoleh. “Ah tidak ada apa-apa, aku hanya sepertinya pernah mengenal laki-laki itu,” jawab Vivian yang kemudian melirik laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya selama beberapa saat yang lalu. “Atau mungkin hanya mirip saja,” imbuhnya.Rozie pun langsung menatap ke arah laki-laki yang dibicarakan Vivian, kemudian sebuah kernyitan muncul di keningnya. “Dia orang yang bertugas menjaga gerbang. Orangnya memang pendiam dan bagiku sedikit mencurigakan, tapi ….“ Dia tak melanjutkan kalimatnya.“Tapi apa?“ Vivian menyahut.“Tapi tentu saja aku tidak peduli. Asalkan aku sudah melewati setahun di sini, maka aku bisa bebas dari tempat ini, jadi aku tidak mau ikut campur dalam masal

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Diawasi

    “Ambilkan aku minum!“ titah Raven setelah Vivian sampai di depannya.Vivian langsung menyipitkan matanya. Rasa enggan dan ingin protes terlihat jelas di matanya. “Baik Pak.“ Tapi pada akhirnya itulah yang keluar dari mulutnya.Setelah itu Vivian pun melangkah meninggalkan area tersebut. Dengan cepat dia pergi ke bagian dapur agar bisa beristirahat sejenak di sana sebelum membuatkan kopi untuk Raven. Namun, sesuatu terjadi ketika dia berada di ambang pintu dapur.“Apa yang mereka lakukan,” batin Vivian sembari mundur selangkah karena melihat kepala dapur tengah berbicara dengan tiga orang tentara di sana. Dia terus memperhatikan interaksi antara keempat orang tersebut, hingga tiba-tiba saja salah seorang tentara itu mencengkeram kerah pakaian kepala dapur.“Apa yang sebenarnya terjadi,” batin Vivian sembari terus memperhatikan setiap gerakan keempat orang tersebut. Hingga sebuah poin cukup penting terlihat, salah satu tentara tersebut memasukkan sesuatu ke dalam saku pakaian kepala dap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status