Masih dengan hari-hari dimana Nicole tidak bisa menemukan Kaylee, hari ini rumah Kaylee juga tampak sepi dan tidak berpenghuni meski Nicole telah menunggu selama beberapa jam di depan rumahnya. Bel yang sedari tadi ia tekan tidak kunjung mendapatkan perhatian sebab pintu rumah yang tidak terbuka. Nicole sudah mencoba menghubungi nomor keluarga Kaylee, tetapi nomor kedua orang tua Kaylee sama-sama mati seperti milik Kaylee. mereka semua seolah memang sengaja menghindari berkomunikasi dan bertemu dengan Nicole saat Nicole begitu butuh akan kesempatan.Nicole mencoba sekali lagi untuk meneka bel rumah, menunggu beberapa saat hingga ia mendengar suara gerbang depan yang terbuka. Nicole segera melihat dan menghampiri seseorang yang menurutnya asing dari rumah Kaylee.“Permisi … bolehkah saya tahu dimana pemilik rumah ini berada?” tanya Nicole sopan dengan berusaha memperlihatkan wajah tenang.“Ah … mereka keluar sejak satu minggu yang lalu.”Nicole berpikir. Kepergian Kaylee bahkan baru li
Nicole masih belum mendapatkan kabar apapun meski ia telah mengerahkan orang untuk mencari keberadaan Kaylee. Hari-harinya semakin tidak karuan dengan rasa bersalah yang semakin tinggi dengan kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kaylee hamil dan justru Jasmine adalah dalang dibalik perginya Kaylee dan calon anaknya. Sudah berhari-hari pula semua orangnya tidak menemukan apapun tentang Kaylee yang membuat Nicole semakin merasa frustasi dengan kehidupannya.Di tengah-tengah huru-hara otaknya yang terus berpikir serta rasa bersalahnya yang meninggi, sebuah paket Nicole terima dari pengirim tidak dikenal. Ia pikir itu mungkin sebuah petunjuk tentang Kaylee, tetapi yang ia temukan justru sebuah foto dirinya dan Jasmine yang telanjang bulat dan saling memeluk satu sama lain. Sontak Nicole semakin syok dengan foto yang ia terima.“Tidak mungkin,” gumamnya sembari menggeleng karena ia bahkan tidak ingat apapun jika telah menodai Jasmine.Nicole menyandarkan tubuhnya pada sofa
Brak!“Ada apa denganmu, Nic!”Nicole yang baru saja masuk ke dalam apartement Jasmine langsung menggebrak meja dengan Jasmine yang sebelumnya terlihat ingin menyapa dengan segelas jus di tangannya. Sorot mata pria itu begitu tajam dengan wajah serius. Sontak, Jasmine yang ingin menyapa dengan senyum merekah menarik bibir menjadi wajah dengan raut kecewa. Nicole tidak akan peduli lagi tentang Jasmine.Nicole tersenyum simpul mendengar dan melihat Jasmine yang seolah tidak tahu apapun dengan kenyataan yang begitu jelas di depan mata. “Jangan mengelak, Jasmine. Aku melihatmu sendiri yang bertemu dengan pria asing itu dan setelah aku menyelamatkanmu dari pria itu, kau justru mengirimkan foto seperti ini kepadaku?”Jasmine menatap foto yang dilemparkan Nicole ke arahnya. Terdiam dengan sorot mata fokus dengan foto yang baru beberapa jam ia sengaja kirimkan kepada pria itu.“Aku bahkan masih belum mengerti alasan dibalik kau mencelakai Kaylee dan sekarang kau justru menggunakan diriku untu
Sebelas tahun lalu … Gadis dengan leher yang berbalut syal dimusim dingin itu begitu fokus dengan apa yang ia lihat dari posisinya, seorang lelaki yang mengenakan coat berwarna hitam dengan bagian leher berbulu juga dihiasi dengan syal tebal yang sama seperti miliknya. Senyuman itu terus mengembang dengan wajahnya yang memerah sebab udara dingin. Salju di depannya tidak membuatnya mengalihkan fokusnya terhadap seseorang yang begitu ia kagumi sejak pertama pertemuan mereka itu. “Hai Jasmine … apa yang kau lakukan di sana?”Jasmine. Ya … gadis kecil dengan syal serta pakaian tebal itu bernama Jasmine yang tengah bersembunyi dibalik bongkahan salju yang sebatas kaki orang dewasa itu. Gadis kecil itu segera keluar dari persembunyiannya begitu lelaki itu memanggilnya. “Tidak ada. Aku hanya memperhatikan gumpalan salju di depanku.”Lelaki itu tertawa dengan wajah memerah yang justru terlihat semakin tampan. Jasmine ikut tersenyum melihatnya dan segera mengalihkan pandangan begitu lelaki
Plak!Tamparan keras mengenai pipi Jasmine yang bahkan baru saja sembuh dari luka tamparan yang ia terima dari Nicole sebelumnya, kali ini, ia kembali menerima tamparan dari ibu pria itu. membuat luka dihatinya bukan pulih tetapi justru semakin dalam dan tidak termaafkan.“Kenapa kau menamparku, Bibi?” tanyanya dengan wajah polos sebab baru saja datang berkunjung tetapi sudah mendapatkan tamparan keras, bahkan saat dirinya belum dipersilakan masuk atau duduk.Verika, wanita itu yang menerima kiriman foto serta bukti dari Nicole semakin kecewa dengan Jasmine. Sosok gadis yang selama ini ia anggap sebagai putrinya justru berbuat begitu keji terhadap Kaylee, menantunya. Hati seorang ibu mana yang tega jika kedua putrinya, meski tidak kandung saling berlaku jahat bahkan hampir membuat salah satunya kehilangan nyawa? Verika semakin tidak menyangka lagi ketika Jasmine masih memiliki wajah untuk datang menemui mereka seperti saat ini.“Kau bertanya karena apa? Karena itu tamparan untuk menya
“Pembunuhan dua belas tahun apa? Kau jangan bicara sembarangan, Nic.”Verika beranjak dari duduknya untuk melihat beberapa berkas yang dibawa oleh putranya. Dua belas tahun lalu, itu usia yang masih sangat kecil untuk melakukan sebuah tindakan ceroboh seperti pembunuhan. Tetapi begitu melihat halaman pertama, mata Verika membulat tidak percaya. Ia mengalihkan pandangannya dari kertas ke Jasmine yang juga terlihat terkejut dengan pernyataan Nicole.“Nic … ini tidak benar, bukan?”Nicole tersenyum sinis sembari melayangkan tatapan tajamnya kepada Jasmine. “Kau tentu tidak lupa kejadian di rooftop bersama Jean dan aku, bukan?”Wajah Jasmine pucat pasi mengingat kejadian masa kecilnya. Nicole menjebak dirinya semakin dalam demi menghindar.Fernando ikut mengambil satu berkas lain untuk melihat hal apakah yang dimaksudkan oleh putranya. Matanya membulat tidak percaya dengan beberapa foto lawas yang sedikit memudar. Ia menatap Jasmine yang diam saja. “Jasmine … apakah ini benar?”Jasmine me
Perbuatan Jasmine dua belas tahun yang lalu dan juga perbuatan jahatnya kepada Kaylee seharusnya dapat membuat Jasmine masuk ke dalam penjara sebagai pelaku pembunuhan dan percobaan pembunuhan, tetapi karena permohonan maaf yang terus dilakukan oleh Jasmine membuatkan Nicole kasihan padanya dan meski hal itu sungguh menyakiti perasaan Nicole, tetapi karena hubungan pertemanan dan kekeluargaan mereka sejak kecil, Nicole mau memaafkan Jasmine dan meminta Jasmine kembali saja ke luar negeri sebagai syarat maafnya.Kedua orang tua Nicole sebelumnya tidak menyetujui, karena bagaimanapun Jasmine telah berbuat salah dan harus mendapatkan hukuman, tetapi karena Nicole mampu membujuk mereka dengan mengungkit perbuatan baik Jasmine maupun keluarganya, maka kedua orang tua Nicole akhirnya ikut memaafkan Jasmine dan menyetujui persyaratan yang diajukan Nicole untuk Jasmine. Namun dibalik sikap baik yang Nicole lakukan, ia memiliki rencana tersendiri untuk membuat Jasmine tetap mendapatkan hukuman
“Apa maksudmu dengan semua ini, Katarina?”Kaylee menatap datar Katarina yang datang menemuinya dengan membawa berkas penuh bukti ketidakbersalahan Nicole atas jebakan yang dibuat oleh Jasmine serta adegan mesra di ranjang malam itu.“Aku hanya ingin membuatmu paham dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi,” aku Katarina tanpa ingin basa-basi dan mengarah pada tujuan yang jelas.Kaylee menaruh kembali berkas yang sempat ia pegang. Membiarkan tergeletak di atas meja dengan Pamela yang kini meraih berkas tersebut. Foto-foto serta bukti lain yang terdapat di dalamnya mengejutkan Pamelan, tetapi sesaat kemudian ia kembali fokus mendengarkan putrinya bicara.“Keputusanku sudah bulat. Jika kau ingin membantu Nicole demi membuatku percaya dengan semua bukti yang dia dapatkan … aku percaya, hanya saja tidak untuk kembali bersama.”Jelas. Kaylee tidak ingin melukai dirinya lebih dalam lagi dengan kembali bersama Nicole. Katarina memang temannya, tetapi wanita itu juga berteman baik dengan Nico