Belum usai dengan masalahnya dengan Jasmine dan Nicole, Kaylee harus menerima kenyataan bahwa ia tengah mengandung, bahkan sudah dua bulan. Kabar ini membuat Kaylee bahagia karena penantiannya terkabulkan tetapi bukan dalam keadaan seperti saat ini. Sejak ia mengatakan semua perasaannya di depan semua orang, Kaylee merasa semakin terpuruk. Menghindari Nicole bukanlah hal yang membuatnya tenang sebab sampai detik inipun Nicole masih akan terus membela Jasmine dan lebih menyalahkan Kaylee dengan rasa cemburu Kaylee yang berlebihan.Meski Jasmine telah meninggalkan rumah setelah kedua mertuanya meminta hal itu, justru Nicole yang jarang sekali berada di rumah dan terus beralasan keluar. Ketika Kaylee ingin berbicara tentang Jasmine Nicole akan lebih dahulu menyela dan membela Jasmine dibanding mendengarkan Kaylee karena menurut Nicole Kaylee sudah keterlaluan dengan rasa cemburunya. Kaylee terus menyendiri dan bahkan tidak berani mengatakan tentang berita kehamilannya sebab takut itu aka
Kehamilan Kaylee sudah memasuki usia tiga bulan sejak ia mengetahui kabar hamilnya, tetapi sejak saat itu juga Kaylee belum pernah menyampaikan apapun kepada Nicole dan pria itu juga tidak bertanya ketika Kaylee mengalami morning sicknees dan lebih memilih tidak peduli. Kaylee semakin merasa Nicole jauh darinya dan dirinya yang berusaha bertahan.“Katarina mencarimu di luar.”Kaylee menoleh begitu mendengar Nicole memberitahukannya akan keberadaan Katarina yang datang tiba-tiba tanpa memberi pesan apapun sebelumnya kepadanya. Kaylee segera mencuci tangannya yang kotor setelah seselai membersihkan dapur.Kaylee segera beranjak dengan Nicole yang sudah pergi terlebih dahulu.“Hai … bagaimana kabarmu?” tanya Kaylee begitu melihat Katarina yang sudah duduk di sofa dan tengah duduk dengan tenang.“Kabar yang lebih baik tentu saja. Bisnis orang tuaku sudah kembali membaik dan aku menjadi wanita pengangguran lagi sebab mereka tidak ma uterus merepotkan diriku. Padahal aku anaknya, tetapi dip
Katarina langsung menuju ke rumah sakit karena pendarahan Kaylee tidak berhenti serta Kaylee yang terus mengerang kesakitan dengan memegangi perutnya. Katarina terus mengatakan maafnya karena ketidaktahuan dirinya akan kehamilan Kaylee serta malah menyebabkan wanita itu terus pendarahan karena kecerobohan dirinya berkendara.Katarina terus mondar mandir di depan ruang persalinan, dimana Kaylee tengah ditangani oleh dokter. Harapan Katarina janin Kaylee masih bisa diselamatkan meski jika melihat bagaimana pendarahan itu seperti tidak mungkin untuk tetap selamat. Katarina sungguh merasa bersalah. Ia terus menyalahkan diri karena ceroboh dan menyebabkan Kaylee terluka seperti ini. Sungguh, jika Katarina tahu Kaylee sedang mengandung ia tidak mungkin akan mengajak Kaylee bepergian bahkan akan mengendara begitu berhati-hati demi menjaga Kaylee dan kandungannya. Semua ini salah Katarina.“Kaylee … ku harap kalian baik-baik saja,” gumamnya masih terus mondar mandir tidak jelas sebab rasa kha
“Kau yakin dengan pilihanmu?”Katarina bertanya untuk memastikan Kaylee akan pilihan wanita itu untuk tetap bungkam dengan kejadian hari ini. Hari telah berganti malam dengan Katarina yang menunggui Kaylee untuk penyembuhan dan ditangani oleh dokter setelah selesai dengan operasi kuretnya. Kaylee juga terus bercerita akan keadaannya yang semakin membuat Katarina marah dengan Nicole yang membuat Kaylee tersakiti.Kaylee mengangguk lalu menatap ke depan, dimana rumah mewah terpampang begitu jelas di matanya. Rumah yang sebelumnya selalu menjadi tujuannya pulang sebab kebahagiaan yang akan menyapa, tetapi kini sudah berbeda menjadi tempat dimana ia akan merasa tersakiti setiap kali melihatnya. Kaylee menundukkan wajahnya, tersenyum getir dengan calon bayinya yang tidak lagi ada di dalam perutnya.Katarina merangkul Kaylee, membuat wanita itu ikut menatapnya. “Jangan bersedih terus, Kaylee. Aku ikut merasa sedih jika kau seperti ini. Aku minta maaf karenaku kau kehilangan jabang bayimu. A
Suara mobil yang perlahan pergi meninggalkan pekarangan rumah membuat sebuah senyuman mulai tersungging puas. Mata dengan bulu mata tajam itu terbuka, menatap sosok pria tampan di hadapannya dengan senyuman yang semakin cerah.Jasmine, wanita itu perlahan menyibak selimutnya dengan tubuhnya yang hanya mengenakan handuk setengah dada setelah rencana gila yang ia lakukan malam ini. Ia mendudukkan diri, menoleh kepada Nicole yang tidak sadarkan diri sebab obat yang ia masukkan ke dalam minuman pria itu, lalu tersenyum puas. “Tidak ada yang dapat menghalangiku, Nicole.”Jasmine mendekatkan diri, meraba wajah sempurna Nicole yang bersih tanpa jerawat atau bahkan bulu. Ketampanan Nicole yang masih terpancar sempurna meski sedang tidak sadarkan diri, apalagi ketika membuka matanya, Jasmine sepertinya sudah keterlaluan dengan perbuatan yang ia lakukan saat ini. Namun ia tidak peduli, ambisinya selama ini hanyalah untuk memiliki Nicole dan mereka yang akan menikah dengan perasaan saling menyuk
Nicole membuka matanya begitu sengatan sinar matahari tepat berada di wajahnya. Matanya yang terasa berat terus berusaha melihat sekitar agar segera netral kembali. Begitu sadar, ia mengerjapkan matanya sekali. Melihat tubuhnya yang terbungkus oleh selimut dengan pakaian kusut. Nicole mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya tetapi seolah ingatannya tidak bekerja hingga akhirnya Nicole memilih mendudukkan diri, menghembuskan napas panjang dan mngucek kembali matanya. Mengedarkan pandangan.“Kamar?” gumamnya yang merasa aneh dengan tempat ini.Nicole beranjak perlahan, meregangkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi. Masih dengan wajah bangun tidur dan bingungnya, Nicole menatap pantulan wajahnya di cermin saat ingin membasuh wajah.“Noda lipstick?” gumamnya lagi yang kini menajamkan pandangan menatap bibir dan sebagai wajahnya penuh dengan bekas kecupan bibir.Nicole mencoba kembali mengingat. “Berkemas … mengambil kunci mobil … bel berbunyi … Jasmine datang … mengambil koper
Bel terus berbunyi, membuat Nicole yang sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaannya harus mengerg fruastasi karena konsentrasinya harus terganggu. Nicole bahkan rela bekerja dari rumah demi menunggu Kaylee kembali tanpa mau mengganggu wanita itu dengan apa yang dilakukan, tetapi bel rumah yang terus berbunyi itu mampu membuat kesabaran Nicole harus menghilang. Ia segera meraih knop pintu dan melihat seorang kurir menyapanya dengan sebuah senyuman.“Apa benar dengan Tuan Barayev?” tanya kurir tersebut dengan satu surat kecil yang dibawa di tangannya.Nicole menatap surat yang ada di tangan kurir tersebut sebelum mengangguk menyetujui pertanyaan kurir itu. “Ya, dengan saya sendiri.”Pria kurir itu kembali tersenyum dan merasa lega karena paket yang ia antar akan diterima oleh orang yang bersangkutan dan tentu saja tanpa terjadi sebuah kesalahan. “Saya ingin mengantarkan sebuah surat dari pengirim bernama Kaylee Caitlin,” ujar kurir itu sembari membaca nama pengirim.Nicole segera menerima
Masih dengan hari-hari dimana Nicole tidak bisa menemukan Kaylee, hari ini rumah Kaylee juga tampak sepi dan tidak berpenghuni meski Nicole telah menunggu selama beberapa jam di depan rumahnya. Bel yang sedari tadi ia tekan tidak kunjung mendapatkan perhatian sebab pintu rumah yang tidak terbuka. Nicole sudah mencoba menghubungi nomor keluarga Kaylee, tetapi nomor kedua orang tua Kaylee sama-sama mati seperti milik Kaylee. mereka semua seolah memang sengaja menghindari berkomunikasi dan bertemu dengan Nicole saat Nicole begitu butuh akan kesempatan.Nicole mencoba sekali lagi untuk meneka bel rumah, menunggu beberapa saat hingga ia mendengar suara gerbang depan yang terbuka. Nicole segera melihat dan menghampiri seseorang yang menurutnya asing dari rumah Kaylee.“Permisi … bolehkah saya tahu dimana pemilik rumah ini berada?” tanya Nicole sopan dengan berusaha memperlihatkan wajah tenang.“Ah … mereka keluar sejak satu minggu yang lalu.”Nicole berpikir. Kepergian Kaylee bahkan baru li