Share

Bab 29

Penulis: Hilya
Eleanor bertanya, "Maksudmu, dia minta Keluarga Orlando mengadopsi Cindy?"

Novita menggeleng dan mendekat sedikit, lalu berbisik, "Bukan cuma itu. Saat itu, pembantu itu meminta Bu Selena untuk menjodohkan Kak Dominic dengan Cindy di masa depan."

Mendengar ini, mata Eleanor langsung membelalak karena terkejut. Olivia berseru dengan suara lebih tinggi, "Gila, ini benar-benar berita panas! Dia berani banget meminta hal seperti itu!"

Novita melanjutkan, "Entah gimana Bu Selena menanggapinya saat itu, tapi pada akhirnya pembantu itu setuju dengan kompensasi berupa menjadikan Cindy sebagai anak angkat."

Olivia mendengus sinis sebelum berucap, "Ya jelas! Bu Selena cuma punya satu putra. Mana mungkin dia membiarkan anaknya menikahi putri seorang pembantu?"

Novita menimpali, "Benar. Kak Dominic adalah satu-satunya pewaris Keluarga Orlando. Apa pun yang terjadi, dia nggak akan mungkin menikahi putri seorang pembantu."

Eleanor menyesap sedikit wine buahnya dan merenung. Mereka terus mengobrol ta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 30

    Kata-kata Eleanor barusan memang tidak terlalu menyakitkan, tetapi penghinaannya benar-benar menusuk.Pria berambut pirang mengangkat tangan satunya lagi dan hendak menyerang. Namun sebelum sempat, Eleanor langsung menangkapnya dan membantingnya keras-keras ke lantai dengan teknik lemparan bahu.Dengan tenang, Eleanor menginjak wajah pria itu menggunakan ujung sepatu hak tingginya seolah-olah sedang menginjak seekor semut. Dia berucap, "Pulang latihan dulu, masih jauh levelmu."Pria bertato yang masih tergeletak di lantai memegangi selangkangannya dengan ekspresi penuh kesakitan. Dia berteriak sekencang-kencangnya, "Tolong! Tolong!"Eleanor melirik sekilas dan melihat ada bercak darah di celana pria itu. Tadi, dia tidak mengontrol tenaganya dengan baik. Jangan-jangan, itunya sudah hancur?Tak lama kemudian, staf bar mendengar keributan dan segera datang. Begitu melihat keadaan di lokasi, mereka semua langsung terpaku dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Pria bertato yang berlumur

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 31

    Polisi berbicara dengan nada resmi dan profesional, "Laporanmu telah kami terima. Kami akan membuka penyelidikan atas kasus percobaan pemerkosaan ini. Tapi, kasus dugaan penganiayaan terhadapmu juga tetap akan diproses karena ini adalah perkara pidana."Polisi itu melanjutkan, "Apakah tindakanmu bisa dikategorikan sebagai pembelaan diri atau nggak, itu nanti akan ditentukan oleh pengadilan."Eleanor berucap sambil mengangguk, "Aku mengerti."Setelah membayar uang jaminan, Eleanor akhirnya bisa keluar dari kantor polisi dan masuk ke dalam mobil Dominic."Aku akan mengurus agar kasus ini dicabut," ucap Dominic sambil mengeluarkan ponselnya.Namun, Eleanor malah menggeleng ke arahnya. Dia menolak, "Nggak perlu. Aku yakin bisa menyelesaikan ini tanpa bantuan."Saat ini, langit malam menyelimuti kota dan suasana sekitar begitu sunyi. Wajah Dominic tersembunyi dalam kegelapan sehingga sulit untuk melihat ekspresinya.Namun, suara Dominic terdengar dalam dan serius ketika berucap, "Elea, seti

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 32

    Pria bermasker diam-diam menghela napas lega. Hanya 2 miliar? Cindy sudah memberi instruksi bahwa selama tidak melebihi 10 miliar, semuanya masih bisa diatur.Yang paling penting adalah memastikan kedua orang ini mengakui kesalahan mereka sendiri dan tidak membocorkan bahwa ada seseorang yang menyuruh mereka.Jika mereka sampai buka mulut, lalu Keluarga Izara dan Keluarga Orlando ikut campur dalam penyelidikan, tidak butuh waktu lama sebelum semuanya mengarah ke Cindy.Sebenarnya kalau pria bertato tetap menolak, dia sudah bersiap menawarkan 4 miliar. Namun, siapa sangka orang ini ternyata cukup puas dengan hanya 2 miliar.Pria bermasker itu berbicara pelan, "Oke. Kasih nomor rekening kalian. Uangnya akan segera ditransfer. Tapi ingat baik-baik, kalau kalian berani membocorkan ini, bukan cuma uang yang nggak akan kalian dapatkan, nyawa kalian juga nggak akan selamat. Pikirkan baik-baik."Tatapannya makin dingin saat memperingatkan, "Kalau kalian mengakui semuanya, hukuman terburuk yang

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 33

    Setelah kembali ke Kota Ordo, dua sahabat Eleanor hampir setiap hari mengajaknya keluar untuk makan, minum, bersenang-senang, dan berbelanja. Dia pun sementara ini mengesampingkan rencana untuk mengirimkan lamaran ke Firma Hukum Victory.Hari itu, mereka bertiga berkumpul di sebuah kafe untuk menikmati hidangan penutup. Olivia yang semalam baru saja berpesta di bar hingga pukul 2 subuh lebih, terlihat lesu dan kurang bersemangat.Sambil menopang kepalanya di meja, Olivia mengeluh, "Beberapa hari ini kerjaan kita cuma belanja, minum, dan dugem. Aku mulai bosan."Seolah teringat sesuatu, mata Olivia langsung berbinar. Dia menambahkan, "Hari ini cuacanya bagus. Gimana kalau siang ini kita ke lapangan pacuan kudanya keluarga Novita?"Lapangan pacuan kuda terbesar di Kota Ordo memang milik keluarga Novita. Dulu, mereka bertiga pernah mengambil kelas berkuda bersama.Eleanor meledek sambil tersenyum, "Kamu yakin sudah sadar dari mabukmu? Kalau belum, lebih baik jangan. Nggak ada bedanya sama

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 34

    Ada Cindy yang berdiri di samping Dominic. Eleanor sedikit terkejut. Dia tidak tahu bahwa Cindy juga akan datang.Dominic menjelaskan, "Cindy bilang ingin ikut bersenang-senang, jadi aku membawanya ke sini."Di dalam hatinya, Dominic berpikir bahwa mereka semua akan menjadi keluarga di masa depan. Akan lebih baik jika Eleanor dan Cindy bisa lebih sering berinteraksi agar terbiasa satu sama lain.Eleanor mengangguk, lalu berucap sambil tersenyum ramah, "Halo."Sementara mereka berbicara, kuda milik Dominic dibawa ke hadapannya. Itu adalah seekor kuda warmblood yang sangat indah.Eleanor belum pernah datang ke lapangan pacuan kuda bersama Dominic sebelumnya, jadi ini adalah pertama kalinya dia melihat kuda yang dipelihara oleh pria itu.Saat melihatnya, mata Eleanor langsung berbinar. Kuda itu tinggi, gagah, dan elegan. Dari bentuk tubuh dan posturnya, dia bisa langsung menebak bahwa itu adalah kuda Hanoverian Jermat dengan garis keturunan murni.Cindy berbicara dengan nada manja, "Kak,

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 35

    Eleanor dan Dominic berlari dua putaran sebelum kembali. Olivia, Kevin, dan Novita sudah tidak terlihat. Sepertinya mereka juga pergi berkuda. Di tempat semula, hanya tersisa Cindy.Melihat mereka kembali, Cindy segera mendekat. Dia memuji sambil tersenyum manis, "Wah, Kak Eleanor, cara berkudamu keren banget! Bolehkah aku belajar darimu?"Eleanor tertegun sejenak. Barusan, bukankah dia masih bersikap manja dan bersikeras ingin diajari hanya oleh Dominic?Eleanor menjawab, "Di sana, ada pelatih. Aku bisa minta pelatih untuk mengajarimu."Cindy mengerucutkan bibir, lalu berkata dengan nada manja, "Tapi, pelatih pasti akan membuatku tegang. Aku juga nggak kenal dia dan takut dimarahi. Kak Eleanor, kamu begitu baik, pasti nggak akan memarahiku, 'kan?"Eleanor tidak terbiasa dengan sikap manja orang yang tidak terlalu akrab dengannya. Dia menoleh ke arah Dominic dan ingin melihat pendapatnya.Kebetulan Dominic juga sedang melihatnya. Dia bertanya, "Elea, apa kamu bersedia mengajarinya?"Do

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 36

    Mereka memang tidak terlalu akrab, jadi sikap seperti ini terasa lebih nyaman dibandingkan keakraban yang dibuat-buat.Eleanor mulai menjelaskan dasar-dasarnya kepada Cindy, "Untuk pemula, posisi duduk sangat penting. Setelah naik ke atas kuda, duduk di pelana dengan tubuh tegak.""Coba pegang kendali ini." Eleanor melepaskan kendali di tangannya, membiarkan Cindy menggenggamnya."Sekarang kita ingin kuda berjalan maju. Jadi, saat menarik kendali, jangan terlalu kuat. Jangan tarik ke belakang, tapi longgarkan sedikit agar tekanan pada kuda berkurang. Dengan begitu, kuda akan berjalan perlahan ke depan."Cindy mengikuti instruksi Eleanor dengan hanya menggenggam kendali tanpa menariknya ke belakang.Snow melangkah maju dengan tenang dan patuh. Eleanor berkata dengan lembut, "Namanya Snow, dia sangat jinak. Nggak perlu takut.""Oh ya?" Suara Cindy terdengar datar dan ucapannya terdengar agak aneh.Eleanor menjawab, "Jangan khawatir, aku ada di sini. Nggak akan terjadi apa-apa."Cindy men

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 37

    Eleanor mengikuti tim penyelamat ke luar. Novita dan Olivia juga segera menyusul.Olivia berlari beberapa langkah ke sisi Eleanor dan buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi?"Pikiran Eleanor masih kacau, ekspresinya sedikit kosong saat menjawab, "Aku juga nggak tahu. Tadi Cindy memintaku mengajarinya menunggang kuda. Awalnya semuanya baik-baik saja, lalu tiba-tiba Snow menjadi liar. Cindy terjatuh dan kelihatannya terluka cukup parah."Novita mengernyit sambil berpikir dengan cermat. "Snow menjalani pemeriksaan rutin setiap bulan. Bahkan tadi sebelum dikeluarkan, dia sudah diperiksa lagi dan semua indikatornya normal. Gimana bisa dia tiba-tiba mengamuk?"Olivia mengepalkan tangannya. "Jangan-jangan ini ulah Cindy? Aku ingat awalnya dia ingin Dominic yang mengajarinya, 'kan? Dia memang kurang menyukaimu. Kenapa tiba-tiba malah memintamu mengajarinya?"Novita berkata, "Para staf sudah menenangkan Snow dan memberinya obat penenang. Nanti dia akan diperiksa lebih lanjut. Elea, jangan menyal

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 50

    Mengingat bagaimana dulu dia mengabaikan Eleanor demi Miranda dan mengucapkan banyak kata-kata menyakitkan, Rowan kembali merasakan sakit di hatinya.Tiba-tiba, dia teringat bahwa Eleanor dulu sangat ingin menikah dengannya. Namun, dia pernah mengatakan banyak hal yang menyakitkan, bahkan berkata bahwa dia tidak mungkin menikahinya.Namun, bagaimana jika dia bersedia menikahi Eleanor? Apakah Eleanor akan kembali padanya?Memikirkan hal itu, mata Rowan kembali berbinar. Jika Eleanor menikah dengannya dan menjadi Nyonya Keluarga Naval, dia pasti akan menerima ajakannya untuk kembali bersama!....Keesokan paginya, Eleanor pergi ke kantor jaminan sosial bersama kliennya untuk mengurus klaim kecelakaan kerja. Menjelang siang, dia naik taksi kembali ke firma hukum.Saat taksi mendekati jalan tempat firma hukum berada, sopirnya bergumam, "Ada apa di depan sana? Kenapa ramai sekali?"Kemudian, dia menoleh ke arah Eleanor. "Bu, jalan di depan macet, sebaiknya turun di sini saja. Nggak jauh kok

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 49

    Beberapa tahun lalu, Dominic pernah berkelahi dan dihukum oleh kakeknya dengan aturan keluarga. Untungnya, saat itu mereka tidak tahu alasan dia berkelahi.Kali ini pun, dia tidak boleh membiarkan keluarganya tahu bahwa dia berkelahi demi Eleanor. Jika tidak, pertunangan mereka bisa ditunda atau bahkan dibatalkan.Haris menyeka keringat dingin di dahinya, punggungnya terasa dingin. Dia lalu mengangguk cepat. "Baik, baik.""Urus administrasi," perintah Dominic dengan suara datar."Baik, Pak."Tempat tidur Rowan tidak jauh dari sana, jadi dia bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas. "Hah." Dia mengangkat alis dan tersenyum sinis. "Sudah sebesar ini, masih takut ketahuan keluarga kalau berkelahi? Dasar bayi besar!"Dominic hanya tertawa dan meliriknya dengan tatapan penuh provokasi. "Keluargaku nggak perlu tahu, cukup tunanganku saja yang tahu."Kata tunangan terlalu tajam, seperti belati paling tajam yang menusuk tepat ke jantung Rowan. Dalam sekejap, Rowan kehilangan seluruh tenag

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 48

    Begitu kedua pria itu dipisahkan, Eleanor segera berlari ke arah Dominic. Matanya penuh kepedihan. Air mata menggenang di pelupuknya, suaranya bergetar seperti hendak menangis. "Kak, kamu terluka! Kita harus ke rumah sakit sekarang!"Melihat Eleanor, semua keganasan di mata Dominic langsung lenyap, berganti dengan kelembutan. "Aku baik-baik saja."Tidak jauh dari sana, Rowan yang ditahan oleh polisi melihat pemandangan itu dan merasa hatinya hancur berkeping-keping.Dengan wajahnya yang tersirat kesakitan mendalam, dia terlihat seperti anjing yang ditelantarkan oleh pemiliknya. Dia bertanya, "Eleanor, siapa dia?"Begitu mendengar pertanyaan itu, kilatan amarah muncul di mata Eleanor. Dia sontak menoleh dan menatap langsung ke arah Rowan.Kebencian dalam tatapannya begitu jelas, menusuk tepat ke hati Rowan, membuatnya terasa seperti tertusuk belati. Detik berikutnya, Rowan mendengar suara dingin yang menusuk tulang."Rowan, aku nggak ingin melihatmu lagi. Tolong lenyap dari hidupku untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 47

    Dominic bahkan tidak melirik Rowan. Tanpa sepatah kata pun, dia langsung mengayunkan tinjunya ke wajah Rowan. Pukulan itu penuh dengan amarah, dia mengerahkan seluruh kekuatannya.Rowan mengerang kesakitan, refleks melepaskan Eleanor dan menutupi bagian yang dipukul. "Sialan! Cari mati ya!"Dominic menarik Eleanor ke belakangnya, melindunginya dengan tubuhnya. Tatapan dinginnya yang penuh niat membunuh tertuju pada Rowan. Dia menggertakkan giginya. "Jauhi dia!"Rowan yang sudah dipukul pun semakin marah saat melihat pria ini melindungi Eleanor. Dadanya sesak dipenuhi amarah. Dia mendorong Dominic dengan kasar. "Berengsek! Dia wanitaku, jangan sentuh dia!"Dominic menyerahkan termos makanan ke tangan Eleanor. "Tunggu di sana."Begitu Eleanor menerima termos itu, Dominic langsung berbalik dan menendang Rowan dengan keras.Rowan terjungkal ke tanah. Dia bangkit dengan wajah penuh amarah. Sebagai pewaris Keluarga Naval, dia selalu dipuja dan dihormati. Dia tidak pernah diperlakukan sehina

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 46

    Eleanor langsung menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh ke arah sumber suara dan melihat Rowan berdiri di bawah pohon, menatapnya dalam diam. Tatapannya gelap dan berbahaya."Nanti kita bicara lagi, aku tutup dulu." Eleanor langsung mengakhiri panggilan dan berjalan ke arah Rowan.Dia berhenti satu meter di depannya. Ekspresinya penuh kekesalan. "Gimana kamu bisa menemukan tempat ini?""Hah." Rowan menyipitkan matanya sedikit, auranya penuh ancaman. "Kamu menghindar dariku?"Eleanor mengernyit. "Kenapa aku harus menghindarimu? Bukannya aku sudah bilang aku akan balik ke kampung halaman?"Rowan melangkah lebih dekat. Eleanor refleks mundur. Gerakan itu membuat kekesalan di tatapan Rowan semakin dalam."Kamu bilang cuma sebentar, tapi kamu nggak bilang nggak akan kembali ke Kota Alman." Rowan mencondongkan tubuhnya ke depan. Tatapannya dipenuhi emosi yang berkecamuk. "Kamu mau merajuk sampai kapan?"Eleanor berdecak kesal sambil menatap mata Rowan dengan tenang. "Aku nggak merajuk. Ro

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 45

    Keesokan hari saat bekerja, Vivian memberikan dua kasus kepada Eleanor. Dia secara langsung menyerahkan berkas kasus dan berbicara dengan cepat, "Klien ingin mengajukan banding. Pengacara sebelumnya sudah mengundurkan diri, jadi sekarang dialihkan ke kamu.""Batas waktu banding sudah dekat, sebaiknya kamu segera menyiapkan dokumen banding hari ini dan merapikan semua berkas untuk diajukan ke pengadilan.""Lalu, ada kasus kecelakaan kerja ini. Kamu perlu membawa klien melakukan verifikasi kecelakaan dan penilaian kemampuan kerja. Kamu bisa membuat janji dengannya hari ini atau besok. Besok sudah hari Jumat, sebaiknya jangan ditunda sampai minggu depan."Eleanor menerima berkas kasus dan mengangguk berkali-kali. "Baik, baik."Dia baru mulai bekerja, tetapi sudah langsung menangani kasus. Memang pantas jika firma hukum ini menjadi yang terbaik di Kota Ordo.Sibuk sedikit bukan masalah, semakin banyak kasus berarti semakin banyak komisi dan pengalaman yang bisa didapat.Eleanor lantas meng

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 44

    Sekarang Adrian sudah mengaktifkan kembali kartu banknya, jadi nominal sebanyak ini bukan masalah bagi Eleanor. Anggap saja ini sebagai biaya untuk menjaga hubungan sosial.Saat makan malam berlangsung, Eleanor bangkit untuk pergi ke toilet. Erica kembali melontarkan sindiran, "Bu Eleanor, mau ke mana? Jangan-jangan mau kabur karena nggak sanggup bayar ya? Hahaha."Dengan ekspresi datar, Eleanor menjawab, "Aku mau ke toilet. Kenapa? Kamu nggak percaya padaku? Mau ikut juga?""Mana mungkin? Aku cuma bercanda kok. Kalau kamu terlalu serius, berarti salahmu sendiri," balas Erica dengan santai.Eleanor tidak lagi menggubrisnya dan langsung keluar dari ruangan. Saat berjalan ke toilet dan melewati area dekat lift, dia tanpa sengaja menoleh dan bertemu dengan sepasang mata yang familier.Dominic tampak terkejut. "Elea? Kok kamu ada di sini?"Di sekelilingnya, ada beberapa pria berpakaian formal dengan tampilan berkelas.Ruangan tempat Eleanor makan bersama rekan-rekannya berada di lantai sat

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 43

    Di Restoran Nuansa, restoran mewah di sekitar Firma Hukum Victory. Selain ruang VIP eksklusif, hampir semua ruang privat dipesan oleh firma hukum.Di dalam ruang makan tempat Eleanor duduk ...."Bu Eleanor, wah, kamu royal sekali ya! Langsung pilih Restoran Nuansa!" Seorang pengacara wanita muda tersenyum. "Terakhir kali aku makan di sini itu pas acara tahunan firma, waktu bos besar yang traktir."Vivian ikut bercanda, "Bu Eleanor masih muda, tapi sudah sukses. Sepertinya selama ini dapat banyak klien besar ya? Di kantor kita, kalau semua departemen digabung, ada lebih dari 100 orang. Sepertinya malam ini kamu bakal keluar banyak uang nih."Torro terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu ini keren juga ya."Seorang wanita muda lainnya bertanya dengan nada sarkastis, "Bu Eleanor, kamu yakin bisa nih? Di sini, rata-rata per orang bisa habis 400 sampai 600 ribu. Ditambah minuman dan alkohol, makan malam ini bisa-bisa menghabiskan gaji tiga bulanmu. Gimana kalau cari tempat lain saja? Jangan memak

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 42

    Eleanor berpikir, jika dirinya bekerja di Firma Hukum Victory nanti, dia akan pindah ke apartemen supaya perjalanan ke kantor lebih mudah. Tinggal sendiri juga lebih nyaman. Yang paling penting, dia tidak perlu berhadapan dengan Adrian dan Karmela. Hidupnya akan lebih tenang.Di Firma Hukum Victory, yang mewawancarainya adalah HRD serta Vivian. Eleanor adalah lulusan universitas ternama dan memiliki pengalaman kerja 3 tahun. Semua pertanyaan profesional yang diajukan oleh Vivian dapat dijawab dengan lancar.Terlihat jelas bahwa Vivian sangat puas dengannya. Untuk gaji dan tunjangan, mereka langsung menyetujui ekspektasi Eleanor. Gaji pokok 30 juta ditambah komisi dari biaya hukum.Setelah wawancara selesai, Vivian tersenyum dan berkata, "Bu Eleanor, sampai jumpa besok."Eleanor membalas dengan senyuman sopan, "Sampai jumpa besok."Wawancara ini jauh lebih mudah dari yang dibayangkan. Awalnya, dia mengira firma hukum akan menekan tawaran gajinya. Tak disangka, semuanya berjalan begitu l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status