Di ruang baca rumah keluarga Dikara. Hendri baru saja menutup telepon, Reviana membuka pintu dan masuk, lalu berkata dengan dingin, “Mulai sekarang kamu nggak boleh telepon Sonia lagi. Kita anggap nggak punya anak itu.”Hendri langsung mengerutkan kening dan berkata, “Kita harus dengarkan penjelasan Sonia juga.”“Penjelasan apa?” bentak Reviana, “Dia pasti cemburu karena kakeknya memperkenalkan pacar untuk Stella. Dia sengaja pergi ke sana untuk mengacaukan semuanya. Dia juga berani pukul orang. Apa itu perbuatan seorang perempuan? Entah apa yang sudah dia pelajari selama ini di luar sana, kayak preman saja!”“Pacar macam apa si Gerry itu? Lebih baik jadi seperti ini. Kalau Sonia nggak pergi mengacaukannya, memangnya kamu benar-benar ingin Stella menikah dengan Gerry?” kata Hendri dengan suara berat.Reviana tertawa sinis, “Ini adalah dua hal yang berbeda. Aku nggak ingin Stella menikah dengan Gerry, tapi Sonia iri sama Stella, lalu menjebak Stella secara diam-diam. Ini juga fakta.”“B
Keduanya tertidur sambil berpelukan. Cahaya bulan berlalu tanpa suara. Malam pun berlalu dalam sekejap mata.Ketika cakrawala baru memutih, Reza tiba-tiba terbangun. Dia membuka matanya, setelah beberapa saat baru menyadari dirinya tidur di kamar tamu. Reza benar-benar tidur di sini sepanjang malam.Cahaya di ruangan itu redup. Sonia masih tertidur pulas. Reza memandangi wajahnya sejenak, lalu pelan-pelan bangun dan pergi dengan tenang.Sonia tidur sampai langit terang benderang. Dia teringat sesuatu, lalu menoleh ke samping. Tempat pria itu berbaring sudah kosong. Pria itu benar-benar pergi.Sonia mengalihkan pandangannya dengan tenang. Dia memandangi matahari di luar, lalu meregangkan pinggangnya.Satu minggu berlalu dalam sekejap mata. Tidak terasa sudah bulan Juni. Selama di kelas, Yeni memberitahu Sonia kalau pameran seni di galeri seni akan segera dibuka. Namun, sangat sulit untuk mendapatkan tiketnya.Sonia berkata kalau dia bisa coba membantunya. Namun, Yeni mengira Sonia hanya
Sonia mengangguk, “Aku pindah sebulan yang lalu.”Juno mengangguk pelan, “Baguslah. Kalau tinggal di gunung terus, lama-lama jadi penyendiri.”Sonia mengangkat alisnya tanpa memberi komentar apa pun. Setelah itu, keduanya mengobrol sebentar. Kemudian, Juno bertanya, “Kamu tahu nggak kenapa Guru suruh kamu ke sana?”“Ada apa?” tanya Sonia.“Pameran Seni Nasional yang digelar galeri seni akan resmi dibuka besok. Penanggung jawab pameran undang Guru untuk melakukan pemeriksaan terakhir. Guru ingin ajak kamu ke sana.”Ternyata begitu. Sonia pun mengerutkan kening, “Aku sudah lama nggak pegang kuas. Hari ini pasti diceramahi sama Guru, deh.”Juno tertawa, membuat wajah tampannya semakin memesona. “Karena itu, aku pergi bareng kamu.”Sonia menghela napas lega, lalu tersenyum, “Terima kasih, Kak.”Satu jam kemudian, mobil berhenti di luar sebuah bangunan bertingkat. Juno dan Sonia masuk ke dalam bersama-sama. Begitu mereka memasuki halaman, mereka mendengar suara pria tua yang sedang memberi
Pada awalnya, Jemmy tampak tidak tertarik. Namun, setelah melihat beberapa kali, matanya perlahan melebar. Kemudian, dia menatap lekat layar ponselnya, “Sonia cucuku?”Aska sengaja berkata, “Aku suruh kamu lihat bunga, siapa yang kamu lihat?”Jemmy langsung duduk tegak, “Itu Sonia cucuku, kan?”Aska mengangguk, “Iya, hari ini dia datang ke rumahku. Dia juga beli banyak makanan kesukaanku. Padahal aku bukan anak kecil, untuk apa beli begitu banyak kue?”Jemmy langsung kebakaran jenggot, “Dasar tua bangka, kamu sengaja, kan? Panggil dia sini, aku mau tanya sama dia. Lebih sayang kakeknya, atau gurunya?”Cucunya itu sudah lama tidak pulang ke rumah, tapi malah pergi ke rumah Asa si tua bangka itu.Aska menekuk wajahnya, lalu berkata dengan serius, “Lihat kamu ini. Dengan persahabatan kita, memangnya aku masih bisa rebutan cucu sama kamu? Tentu saja lebih sayang gurunya.”Usai berkata, Aska mengarahkan kamera ke wajahnya sendiri. Dia tertawa senang, lalu menutup panggilan video.Aska melet
Sonia tertawa pelan, “Nama pelukisnya sangat menarik.”Seseorang di dekat Sonia langsung melirik Welmus dan berkata sambil tersenyum, “Pelukis lukisan ini masih seorang mahasiswa dan sangat berbakat. Aku langsung syok saat melihat lukisan ini. Saat aku berusia dua puluhan, aku belum punya kemampuan melukis seperti ini.”Sonia tersenyum, lalu berkata, “Pelukisnya memiliki style yang unik. Sudut pandangnya luar biasa menarik. Ditambah lagi tekniknya matang, komposisinya penuh. Sebuah lukisan bagus.”Semua orang spontan mengangguk setuju. Welmus bahkan tersenyum lebar, terlihat sedikit bangga.“Tapi ....” Sonia tiba-tiba mengubah gaya bicaranya, dia pun menggelengkan kepala, “Hanya saja daya tariknya masih kurang. Apalagi lukisan ini bersebelahan dengan lukisan Pak Welmus. Perbedaan kedua lukisan dalam segi daya tarik dan konsepsi artistik tidak kecil. Secara logika, lukisan ini seharusnya tidak muncul di pameran seni ini.” Semua orang terkejut, ada beberapa orang diam-diam mengangguk. A
Juno pun punya tebakan sendiri ketika melihat Sonia tidak berbicara, “Sudah punya pacar?”Sonia mengatupkan bibirnya, lalu mengangguk pelan.“Orang mana? Kerja apa?” tanya Juno sambil mengerutkan alis.“Dia orang Kota Jembara. Kami juga baru berkencan, hubungan kami belum pasti,” kata Sonia dengan kikuk serta wajah serius.Raut wajah Juno semakin muram, “Hubungan belum pasti, tapi kamu sudah biarkan masuk ke rumahmu? Kamu pindah dari Vila Green Garden juga karena dia?”Sonia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, karena itu dia hanya bisa mengangguk dan berkata, “Iya.”Juno menarik napas dalam-dalam. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan menatap Sonia dengan serius, “Awalnya karena ada keluarga Atmojo di dekatmu, aku juga nggak terlalu banyak tanya soal kehidupanmu. Tapi kamu tiba-tiba punya pacar, bisa-bisanya kamu juga nggak kasih tahu aku!”Juno tahu kalau perjanjian pernikahan antara Sonia dan keluarga Herdian akan segera berakhir. Dia tidak keberatan Sonia memiliki
Suara Sonia bergetar saat bertanya, “Satu dus isi berapa?”Reza memikirkannya dengan serius, “Kira-kira ada 50 kotak.”Ekspresi Sonia terlihat lebih kaget daripada malu, “Bagaimana kamu lewati kasir?”Apakah kasir melihatnya seperti melihat orang cabul?Reza mengerutkan kening, “Kasir itu apa?”Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu menjelaskan, “Tempat kamu bayar barang-barang yang kamu beli di supermarket.”Reza mengerutkan keningnya semakin kencang, “Manajer supermarket yang pindahkan dus itu ke mobil. Aku kasih uangnya ke dia.”Sonia, “....”“Ada apa?” tanya pria itu.“Nggak apa-apa,” ujar Sonia dengan datar. Paling-paling, manajer supermarket mengira Reza membeli secara grosir untuk dijual kembali.Pergi ke supermarket untuk membeli secara grosir. Tidak heran kalau hal itu mengejutkan manajer supermarket, bahkan manajer itu sendiri yang memasukkan barang ke mobil Reza.Sonia mendongakkan kepala dan berkata dengan bersungguh-sungguh, “Lain kali jangan pergi ke supermarket itu lagi.”
Stella terdiam sejenak, lalu berkata dengan sedih, “Hanya saja, aku takut Kakek akan suruh aku cepat-cepat nikah. Aku masih ingin tinggal di sisi Mama lebih lama.”Reviana merasa kesal begitu teringat kejadian sebelumnya, “Kakekmu sudah linglung. Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan kamu menikah dengan orang seperti Gerry. Kalau mau nikah, suruh saja Sonia yang nikah.”Stella tersenyum ceria, lalu memeluk Reviana, “Mama baik banget sama aku. Aku akan kerja keras dan menghabiskan seluruh hidupku untuk berbakti pada Mama.”“Anak Mama yang paling baik.”Keduanya saling berpelukan, sambil mengucapkan banyak kata yang menyentuh. Setelah itu, Reviana baru berdiri dan berkata, “Sudah hampir waktunya. Ganti pakaianmu, kita segera berangkat.”“Hmm,” gumam Stella sambil tersenyum manis.Lukisan Stella dipajang di pameran seni, hal ini merupakan momen yang sangat membanggakan bagi keluarga Dikara. Hendri menunda semua agendanya untuk mengantar istri dan anaknya ke pameran seni. Sore hari n
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin
Dua hari kemudian, Iwan sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Tito sengaja datang khusus untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit. Kemudian, dia membawa Iwan untuk melakukan terapi pemulihan di pusat rehabilitasi.Begitu masuk ke pusat rehabilitasi, Kelly mengerutkan keningnya. Pusat rehabilitasi ini adalah tempat rehabilitasi terbagus di Kota Jembara dengan pemandangan indah di sekeliling. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 30 kilometer. Di dalam pusat rehabilitasi terdapat tim medisnya sendiri. Fasilitas internalnya juga sangat bagus.Manajer dan suster sudah datang menyambut. Suster mendorong Iwan ke dalam sembari menjelaskan kondisi pusat rehabilitasi kepada Kelly.“Sekitaran pusat rehabilitasi kita ada taman, bioskop, tempat olahraga, perpustakaan, dan masih banyak tempat hiburan lainnya.”“Semua perawat di sini tamatan akademi. Selain itu, semuanya setidaknya sudah memiliki 3 tahun pengalaman dalam menjaga orang tua dan pasien.”…Sekelompok orang berjalan melewati
“Sepertinya Pak Cervin cari kamu, deh!” ucap Laura.Kelly tersadar dari bengongnya. “Oke!” Dia menatap rancangan desain gedung Gunawan Group. Beberapa saat kemudian, dia mengambilnya, lalu berjalan ke ruang kerja Cervin.Pintu diketuk. Kemudian, Kelly berjalan ke dalam dan berkata dengan suara lembut, “Pak, ini rancangan interior lantai satu yang aku buat untuk gedung Gunawan Group. Mohon dilihat dulu. Kalau nggak ada masalah, aku akan lanjut ke rancangan kedua.”Cervin terbengong sejenak, kemudian menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kamu sudah berubah pikiran? Tidak jadi mengundurkan diri lagi?”Wajah Kelly kelihatan merona. Dia tersenyum, lalu mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku mau lanjut bekerja di sini. Aku tarik kembali ucapan aku sebelumnya.”“Begini, dong!” Cervin tersenyum lembut. “Bekerjalah dengan baik. Kariermu pasti akan semakin berkembang di sini!”Tatapan Kelly kelihatan berkilauan. Dia tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi di wajahnya. “Aku akan lebih berusaha!”