Welmus berkata, “Kamu juga datang ke dalam pameran lukisan itu? Awalnya aku ingin menelepon kamu, tapi dua hari ini karena sibuk mengurus pameran, jadi lupa kasih tahu kamu. Benar, lukisan kamu diturunkan karena suatu alasan.”Otak Stella seperti berdengung, wajahnya menjadi pucat pasi, seluruh badannya terasa sangat kaku. Dengan suara bergetar hebat, perempuan itu berkata, “Kenapa bisa begini? Bukankah hal ini sudah diputuskan? Kemarin Ketika kita lewat masih melihatnya, kenapa hanya dalam satu hari langsung berubah seperti ini?”Welmus berkata dengan nada suara meminta maaf, “Memang seperti ini, aku juga nggak bisa berbuat lebih banyak lagi. Maaf, ini semua salahku nggak memberitahu kamu dari awal.”Air mata Stella mulai turun, dengan suara yang terisak, perempuan itu bertanya, “Apa nggak bisa untuk didiskusikan dahulu?”Welmus berkata dengan suara yang sangat berat, “Sudah nggak bisa! Tapi nggak apa-apa, kamu masih muda, masih punya banyak kesempatan lainnya. Jangan terlalu diambil
Stella berusaha untuk tetap mempertahankan harga dirinya, “Oke, tunggu lukisanku selesai diperbaiki, aku akan mengundang kalian datang lagi untuk melihatnya, yah.”“Oke, kamu jangan terlalu sedih yah!” Kedua perempuan itu berusaha menghibur Stella, lalu mereka berdua pun buru-buru pergi.Mereka bertiga datang ke pameran dengan perasaan gembira, tapi pulang dengan perasaan yang bercampur aduk antara sedih dan kecewa. Di dalam perjalanan pulang, Reviana hanya diam dan tidak mengatakan apa pun. Sementara Stella terus menerus menangis dengan pelan.Sesampainya di rumah, amarah Reviana langsung meledak. Dia mengambil gelas air yang baru saja diantar oleh pelayan rumah mereka dan membantingnya dengan keras ke lantai. “Benar-benar membuatku marah! Apa-apaan ini!”Stella menangis hingga matanya menjadi bengkak, “Ma, maaf!”Reviana langsung membentak putrinya, “Kamu lain kali bisa nggak, memastikan semua hal terlebih dahulu, baru bilang! Aku berkali-kali kehilangan muka gara-gara kamu!”Stella
Setelah dua hari berlalu sejak masalah lukisan Stella yang diturunkan, Hendri pun akhirnya mendapatkan sedikit kabar.Pria itu membayar seorang karyawan yang bekerja di dalam pameran lukisan tersebut. Orang tersebut memberi tahu Hendri, bahwa satu hari sebelum pameran dibuka, penanggung jawab pameran mengundang Pak Aska dan kedua muridnya untuk melakukan pengecekan. Namun, setelah mereka pergi, lukisan Stella langsung diturunkan. Mengenai alasan yang jelas, mengapa lukisan Stella diturunkan, pria itu juga tidak mengetahuinya.Sesampainya di rumah, Hendri langsung memberitahu berita ini kepada Reviana dan juga Stella. Reviana menebak dan berkata, “Apa karena Pak Aska nggak suka dengan lukisan Stella?”Hendri berkata, “Di dalam dunia seni, Pak Aska sangatlah dihormati. Walaupun Pak Welmus sangat terkenal, dia bukanlah murid Pak Aska yang paling dibanggakannya. Kalau memang Pak Aska nggak menyukai lukisan Stella, takutnya Pak Welmus juga nggak bisa berbuat banyak.”Stella sudah beberapa
Kalau Stella bisa berhasil masuk ke dalam lingkaran mereka, maka status mereka sekeluarga akan meningkat hingga berkali-kali lipat.Mereka berdua bukan hanya akan merasa bangga karena putrinya. Namun di depan seluruh keluarga Dikara, bahkan di seluruh kota Jimbara ini, mereka bisa berjalan dengan dagu yang terangkat.Reviana sudah menghitung semua hal ini di dalam hatinya. Semakin memikirkannya, dirinya semakin semangat. Perempuan itu bahkan sudah membayangkan seluruh keluarga besar Dikara memberikannya selamat di kediamannya. Sekarang, tidak hanya Celine seorang yang menjadi putri paling hebat di keluarga Dikara.Pikiran Stella sendiri juga sedang sibuk berkelana. Dirinya ingin dapat berdiri dengan kokoh di keluarga Dikara, ingin agar seluruh keluarga Dikara dapat melihat kemampuannya sendiri. Sehingga keluarga besarnya tidak akan menganggapnya lagi seperti sebuah benda yang dapat dijual ke orang lain kapan saja!Keesokan siangnya, Pak Welmus menelepon dan memberitahu mereka, bahwa Pa
Welmus langsung bangkit berdiri sambil tersenyum, “Kak.”Kemudian kembali menoleh kepada keluarga Dikara dan memperkenalkan pria itu, “Ini adalah kakak seperguruanku, Juno.”Mereka bertiga langsung bangkit berdiri dan melihat pria muda tampan yang ada di hadapan mereka dengan hati yang kebingungan. Orang ini terlihat masih sangat muda, tapi menjadi kakak seperguruannya Pak Welmus?Mereka sebelumnya memang sudah pernah mendengar bahwa kedua murid Pak Aska adalah pendiri dari Arkava Studio. Diantaranya adalah King, dan satu lagi adalah Juno. Apakah orang di hadapan mereka ini adalah salah satu pendiri dari Arkava Studio?Mengingat hal ini, raut wajah mereka semakin penuh hormat. Stella melihat wajah pria ini sangat tampan, jantungnya pun langsung berdegup kencang, saking gugupnya, perempuan itu sampai tidak tahu harus menaruh di mana kedua tangannya.Juno duduk di sebelah Pak Aska. Lalu dengan lembut menjelaskan, “Ada beberapa konsep artistik yang kurang dalam lukisan Stella, apalagi ka
Ada juga tidak apa-apa. Asalkan dirinya mempunyai kesempatan, Stella pasti bisa membuat pria itu bertekuk lutut dihadapannya.Namun, bagaimana caranya agar dirinya bisa mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Juno kembali?***Cuaca semakin hari semakin panas, Sonia yang tidak dapat menahan diri karena kepanasan, langsung melahap es krim hingga habis. Hasilnya, tamu bulanannya datang dan membuat perut Sonia sakit hingga tidak dapat bangkit dari kasur.Semenjak usianya lima tahun, perempuan itu sudah mulai berolahraga, sehingga perempuan itu memiliki tubuh yang sehat. Akan tetapi, satu-satunya hal yang tetap tidak dapat dihindarinya adalah tamu bulanan yang datang bagi semua perempuan.Ranty menelepon Sonia, begitu mendengar suara sahabatnya yang lemas dan tidak berdaya, perempuan itu langsung dapat menebak bahwa Sonia sedang datang bulan.Ranty langsung menyuruh pelayan di rumahnya untuk memasak sup ayam jahe dan mengantarnya ke Imperial Garden.Perempuan itu sudah berkali-kali datan
Setelah pukul sebelas malam lebih, Reza datang ke Imperial Garden.Sonia menahan tangan Reza yang sudah dimasukkan ke dalam selimut, dan berkata dengan lembut, “Aku nggak bisa hari ini.”Reza yang penuh pengertian langsung menarik kembali tangannya. Pria itu mendengar ada yang aneh dari suara Sonia, dia pun menyalakan lampu kamar dan menemukan wajah Sonia yang pucat dengan tidak wajar.Sepasang matanya juga tidak bersinar seperti biasanya, terlihat sangat lesu dan lemas, seperti seekor kelinci kecil yang baru saja dipukuli.“Kenapa? Kamu sakit?” Pria itu duduk di pinggir Kasur dan memegang kening Sonia.“Emm, pasti akan sakit setiap kali datang.” Sonia langsung pusing karena melihat cahaya terang yang tiba-tiba datang, perempuan itu pun langsung memejamkan matanya.“Kalau begitu kamu berbaring saja.” Reza kembali menutupi badan perempuan itu dengan selimut, mematikan lampu dan berjalan keluar.Hati Sonia merasa kosong dan sedih, ditambah lagi dengan perutnya yang sakit, sehingga peremp
Reza langsung membuang setengah panci kecil air jahe tersebut. Pria itu menaruh panci dan mangkok kotor ke dalam mesin pencuci piring, lalu kembali ke kamar untuk mandi. Barulah setelah semuanya rapi, pria itu pergi melihat Sonia.Sonia saat itu sudah hampir tidur, tapi karena merasakan ada orang yang berbaring di belakangnya, perempuan itu pun langsung membalikkan badan hendak bertanya mengapa pria itu kembali lagi. Akan tetapi, rasa kantuk yang sangat kuat membuat perempuan itu langsung jatuh tertidur.Reza menaruh kedua tangannya di atas perut perempuan itu dan memijatnya dengan sangat lembut dan hati-hati. Setelah perempuan itu benar-benar tertidur pulas, barulah Reza memeluknya dan menutup mata.Mungkin karena nafas Sonia yang lembut dan teratur, membuat Reza langsung mengantuk. Pria itu pun jatuh tertidur sambil memeluk Sonia.Ketika Sonia bangun keesokan harinya, dia tetap seorang diri di dalam kamar. Seolah pelukan yang dirasakannya semalam, hanyalah mimpinya semata.Begitu per
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin
Dua hari kemudian, Iwan sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Tito sengaja datang khusus untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit. Kemudian, dia membawa Iwan untuk melakukan terapi pemulihan di pusat rehabilitasi.Begitu masuk ke pusat rehabilitasi, Kelly mengerutkan keningnya. Pusat rehabilitasi ini adalah tempat rehabilitasi terbagus di Kota Jembara dengan pemandangan indah di sekeliling. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 30 kilometer. Di dalam pusat rehabilitasi terdapat tim medisnya sendiri. Fasilitas internalnya juga sangat bagus.Manajer dan suster sudah datang menyambut. Suster mendorong Iwan ke dalam sembari menjelaskan kondisi pusat rehabilitasi kepada Kelly.“Sekitaran pusat rehabilitasi kita ada taman, bioskop, tempat olahraga, perpustakaan, dan masih banyak tempat hiburan lainnya.”“Semua perawat di sini tamatan akademi. Selain itu, semuanya setidaknya sudah memiliki 3 tahun pengalaman dalam menjaga orang tua dan pasien.”…Sekelompok orang berjalan melewati
“Sepertinya Pak Cervin cari kamu, deh!” ucap Laura.Kelly tersadar dari bengongnya. “Oke!” Dia menatap rancangan desain gedung Gunawan Group. Beberapa saat kemudian, dia mengambilnya, lalu berjalan ke ruang kerja Cervin.Pintu diketuk. Kemudian, Kelly berjalan ke dalam dan berkata dengan suara lembut, “Pak, ini rancangan interior lantai satu yang aku buat untuk gedung Gunawan Group. Mohon dilihat dulu. Kalau nggak ada masalah, aku akan lanjut ke rancangan kedua.”Cervin terbengong sejenak, kemudian menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kamu sudah berubah pikiran? Tidak jadi mengundurkan diri lagi?”Wajah Kelly kelihatan merona. Dia tersenyum, lalu mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku mau lanjut bekerja di sini. Aku tarik kembali ucapan aku sebelumnya.”“Begini, dong!” Cervin tersenyum lembut. “Bekerjalah dengan baik. Kariermu pasti akan semakin berkembang di sini!”Tatapan Kelly kelihatan berkilauan. Dia tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi di wajahnya. “Aku akan lebih berusaha!”