Sonia tersenyum tipis. “Terima kasih, Mandy!”“Nggak usah sungkan! Semuanya juga berkat kemampuanmu sendiri!” Mandy membalas dengan tersenyum, “Aku merasa kemungkinan besar kamu akan menjadi desainer kelas A!”Desainer di studio dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas S, kelas A, dan kelas B. Selain Juno, hanya Rose yang berada di Amwrika yang merupakan desainer kelas S. Mandy adalah desainer kelas A. Dulunya, Mandy, Mellie, dan Silvia pun merupakan desainer kelas B. Berhubung dia pernah mengikuti desain dari syuting film, sekarang Mandy pun telah dipromosikan menjadi desainer kelas A.Masalah ini membuat Mellie merasa sangat menyesal. Seandainya waktu itu dia memilih Sonia untuk menjadi asistennya, bisa jadi yang dipromosikan menjadi desainer kelas A itu adalah Mellie.Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Saat ini, asisten Juno datang untuk memberi tahu bosnya memanggil Sonia ke ruangan.Mandy berkata dengan tersenyum, “Cepat pergi sana! Bisa jadi Pak Juno ingin beri kamu hadiah hari
Hari ini Sonia menerima panggilan dari Hendri.Suara Hendri masih lembut seperti biasa. Namun, jika didengar dengan saksama, sepertinya dia menjadi lebih segan. “Sonia, hari ini ada kumpul keluarga di rumah. Kamu hadir, ya. Waktu hari raya kemarin, kamu tidak pulang ke rumah. Kakek dan nenekmu sangat merindukanmu.”Sonia membatin, ‘Apa benar Kakek dan Nenek merindukanku? Yakin bukan mengomeliku?’Sonia pun menolak dengan halus, “Sebelum hari raya, sepertinya kita sudah membicarakannya dengan sangat jelas. Aku nggak akan kembali ke Kediaman Dikara lagi. Mohon beri tahu Kakek dan Nenek.”Hendri berkata, “Sonia, bagaimanapun, hubungan darah tidak bisa dihapus. Ibumu hanya salah paham sama kamu. Kamu jangan masukkan ke hati! Ucapan ibumu waktu itu memang sangat kasar. Dia sendiri juga sudah menyesalinya. Kalau kamu tidak pulang-pulang, kakek dan nenekmu pasti akan keberatan!”Hendri membujuk Sonia supaya dia bisa pulang ke rumah. Sonia memang kelihatannya sangat lembut, tapi dia tidak gamp
Sonia menjawab, “Lumayan, dia sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di luar. Hubungannya dengan ibu kos juga sangat baik.”Frida mengangguk. “Kelly itu anak baik, dia pasti akan diberkati keberuntungan!”“Iya!”Frida membalikkan badan hendak berjalan pergi. Tiba-tiba langkahnya terhenti. “Gina terus mencari Johan. Setiap kali bertemu dengan Gina, raut wajah Johan terlihat sangat muram. Aku rasa Gina pasti sedang menjelek-jelekkanmu. Aku akan mengawasi Johan. Kamu mesti lebih hati-hati!”Tatapan Sonia menjadi dingin. Dia mengangguk. “Aku mengerti!”Frida juga tidak berkata apa-apa lagi dan langsung berjalan pergi.Sonia duduk di toko kue hingga jam setengah sebelas. Dia membeli beberapa kue, lalu berangkat ke Vila Green Garden.Sebelumnya Sonia sudah menelepon Bi Rati. Begitu tiba, tampak Bi Rati, Pak Yanto, dan Bibo sedang berdiri di depan taman.Ketika melihat kedatangan Sonia, Bibo langsung berlari dan mengelilingi Sonia dengan kegirangan.Sonia menyerahkan kue kepada Bi Rati, kemudi
Juno menggandeng tangan Sonia, lalu mempersilakannya masuk ke mobil. Dari gerakan alami itu, sepertinya hubungan mereka tidak biasa.Gina mengenakan kacamata hitam yang besar menutupi kedua mata yang terbelalak akibat merasa kaget. Dia terus menatap mobil Juno yang berjalan pergi. Dia merasa bersemangat dan gembira. Jantungnya berdetak kencang. Dia merasa dirinya telah menemukan rahasia baru saja!Siapa lelaki itu? Apa hubungannya dengan Sonia?Sonia membelakangi Reza berpacaran dengan lelaki lain!Reza adalah sosok yang sangat arogan. Dia tidak mungkin mengizinkan terjadi hal seperti ini. Seandainya dia tahu masalah ini ….“Gina!”Asisten Gina memeluk satu buket bunga lili berjalan keluar toko. Dia berkata dengan tersenyum, “Bunga sudah dibeli. Ayo kita jalan!”Gina memasuki mobil dengan linglung. Dia duduk di baris belakang, lalu melihat ulang foto yang dipotretnya tadi. Hatinya seketika merasa girang.Si lelaki mengendarai mobil Maybach. Itu berarti lelaki tampan itu cukup kaya. Dia
Wanita yang tidak setia ini tidak pantas mendapat cinta Reza!Gina sedang memutar otaknya, tetapi ekspresi di wajahnya masih terlihat tenang. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Betul juga, Sonia juga memiliki teman sendiri. Nggak mungkin setiap hari cuma bersamamu saja!”Nada bicara Gina terdengar bagai sedang bercanda. Jadi, Reza juga tidak memasukkannya ke hati.Gina mencoba untuk bertanya, “Reza, apa kamu memahami Sonia?”Reza melirik ke sisi Gina dengan tatapan kesal. “Apa maksudmu?”Tatapan dingin si lelaki langsung menyadarkan Gina. Dia tahu dirinya terlalu gegabah. Jadi, dia pun segera berkata, “Aku nggak bermaksud lain. Aku hanya merasa mungkin dulu aku telah salah paham sama Sonia. Aku telah mengatakan hal yang nggak seharusnya aku katakan. Asalkan Sonia benar-benar mencintaimu, aku pasti akan mendoakan hubungan kalian!”Ucapan Gina sungguh mengagetkan Reza. Dia merasa ada yang aneh dengan ucapan Gina. Hanya saja, dia tidak tahu apa yang aneh.Kebetulan saat ini ada yang menel
Reza juga tidak merahasiakannya. “Iya, nanti aku akan bawa dia ke rumah.”“Siapa dia?”“Seorang wanita biasa,” balas Reza dengan tersenyum, “Kamu akan menyukainya.”“Emm.” Tommy mengangguk dan tidak bertanya lagi. Dia hanya berpesan, “Hati-hati di jalan.”“Oke!”Tommy melihat kepergian Reza, baru kembali ke vila dan berjalan ke lantai atas.Setelah memasuki ruang kamar, pelayan telah mempersiapkan piama dan juga ember untuk berendam kaki. Tommy duduk di sofa berendam kakinya sambil membaca koran.Lysa berjalan keluar dari kamar, lalu bertanya, “Tadi apa yang kamu katakan dengan Reza sewaktu di bawah?”Tommy meletakkan koran, lalu berkata dengan ekspresi serius, “Reza sudah memiliki kekasih.”Ekspresi Lysa terlihat kaget. Hanya saja, semuanya sesuai dengan dugaannya. “Pantas saja beberapa bulan ini dia tidak tinggal di rumah. Ternyata dia sudah pacaran. Wanita itu berasal dari keluarga mana?”“Dia tidak mengatakannya.” Tommy berpikir sejenak. “Aku akan menyelidikinya.”Putranya yang sat
Keesokan malamnya, Bondan mengajak untuk ketemuan. Semua orang pun berkumpul di Kasen.Sonia dan Reza tiba paling awal. Mereka pun bermain kartu dengan Bondan dan kekasihnya.Berangsur-angsur, Jason dan Yusa juga telah datang. Reza tidak lagi bermain, melainkan membantu Sonia di belakang.Jason juga tidak ikut meramaikan. Setelah menerima panggilan, dia duduk di sofa sambil membalas pesan. Sepertinya dia sedang sibuk dengan urusan perusahaan.Tere membawa temannya, namanya Kiara. Wanita ini berkulit putih dan berparas cantik. Dengar-dengar dia datang dari luar kota. Dia datang untuk mengambil alih perusahaan cabang keluarganya di kota Jembara.Sonia menyadari Kiara terus menatap Jason seperti sedang menatap mangsanya saja. Setelah Jason meletakkan ponselnya dan mengambil kotak rokok dari atas meja, Kiara pun berjalan mendekat duduk di sofa. Dia mengulurkan tangan langsingnya. “Halo, namaku Kiara, teman baik Tere. Aku baru pindah ke kota Jembara. Kelak perusahaanku akan bekerja sama den
Saat ini, yang lain juga berbondong-bondong bersalaman dengan Noah. Suasana di dalam ruangan seketika menjadi hangat.Bondan memanggil beberapa wanita pendamping. Noah memang jarang mengunjungi klub seperti ini. hanya saja, ketika dirinya dirayu dan dipaksa minum oleh wanita-wanita itu, dia juga tidak merasa takut. Dia malah menghadapi mereka dengan sikap dinginnya. Sikap dinginnya itu yang membuat para wanita pendamping merasa takut dan juga terpikat. Pada saat ini, Sonia pergi ke toilet. Begitu keluar, tampak Noah yang sedang bersandar di koridor.Di bawah cahaya remang, Noah terus menatap wajah Sonia, lalu berkata dengan serius, “Nona Sonia, apa kita pernah bertemu sebelumnya?”Raut wajah Sonia terlihat seperti biasa. “Oh, ya? Aku nggak ingat.”“Nona Sonia, apa kamu pernah ke Nars?” tanya Noah. Tatapannya bagai seekor serigala menatap sosok Sonia. Dia tidak ingin melewatkan setiap ekspresi dari wajahnya. Nars adalah sebuah negara kecil yang dekat dengan perairan Benua Delta. Dikare
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m