Kelly merasa sangat panik. “Jadi, bagaimana dengan biaya pengobatanmu? Bukankah dokter spesialis akan segera kembali dari luar negeri? Sekarang Ibu habiskan uang itu untuk renovasi uang, gimana kita bayar biaya pengobatan Ibu?”Sandora pun berkata, “Penyakit Ibu nggak penting, masih bisa ditunda.”“Nggak bisa, pengobatan Ibu sudah nggak bisa ditunda lagi!” Kelly membalikkan tubuhnya hendak mencari abangnya. “Aku akan katakan semuanya sama Kak Kenzo!”“Kelly, jangan!” Sandora langsung menghalangi langkah Kelly, lalu berkata, “Kelly, jangan!”“Masalah renovasi masih bisa ditunda, tapi pengobatan Ibu sudah nggak bisa ditunda lagi. Kalau Kak Kenzo tahu masalah penyakit Ibu, dia pasti nggak bakal pakai uang itu!”“Kelly!” Sandora kembali menghalangi Kelly. Dia pun berkata, “Kelly, Ibu jujur sama kamu. Sebenarnya Ibu tidak sakit. Ibu sudah membohongimu!”Langkah kaki Kelly langsung terhenti. Dia terbengong, lalu berkata, “Apa katamu? Ibu lagi bohongi aku, ‘kan? Ibu sengaja bohongi aku biar a
“Kelly!” Sandora menangis dengan sangat sedih dan histeris.Kelly membalikkan tubuhnya berjalan pergi. Ketika berjalan sampai ke depan pintu rumah, Kenzo mendekatinya, lalu bertanya, “Kelly, kamu mau pulang?”Sandora segera menyeka air matanya, tidak ingin dipergoki oleh putranya.Kelly mengangguk tanpa berbicara apa-apa. Kemudian, dia membuka pintu langsung berjalan pergi.Kenzo menatap ke arah pintu dengan kaget. Kemudian, dia langsung menatap Sandora. “Ibu, kenapa Kelly malah pergi? Apa dia menangis?”“Kelly ….” Sandora juga terisak-isak. “Kelly, dia sudah pergi!”…Kelly berjalan menuruni tangga dengan air mata juga terus mengalir. Dia berjalan keluar gedung, tertegun di pinggir jalan. Hatinya terasa sangat sakit dan juga hampa. Angin berembus membuat luka di hatinya semakin pedih lagi.Kelly sudah kehilangan segalanya! Dia menyeka air mata sambil berjalan mengarungi pinggir jalan. Pikirannya terasa sangat kacau.Saat ini, Kelly sudah kehilangan keluarganya, menanggung utang 1 mili
“Aku pergi cari kamu. Kamu kirimkan alamat kakakmu kepadaku.”Kelly merasa agak gugup. “Kamu jangan kemari. Aku nggak lagi di rumah kakakku.”“Nggak di rumah kakakmu? Bukannya kamu tinggal di rumah kakakmu buat jaga ibumu?” Sonia merasa semakin aneh. “Cepat beri tahu aku. Kalau nggak, aku akan telepon ibumu!”Kelly ragu sejenak, lalu memberi tahu alamat tempat tinggalnya kepada Sonia.Sonia langsung mengendarai mobil ke tempat tinggal Kelly.Dari pusat kota, Sonia mengendarai hampir satu jam baru bisa tiba di sebuah perumahan kuno. Perumahan ini bahkan lebih kuno dibandingkan dengan perumahan tempat kontrakan Kelly dengan Monica dulu.Sonia melewati gang yang sangat sempit, lalu naik ke atas gedung yang kotor. Dia mengetuk pintu selama beberapa kali, akhirnya pintu dibuka oleh Kelly.Penampilan Kelly sungguh mengejutkan Sonia. Dia terlihat semakin kurus dan pucat. Menyadari tatapan Sonia, Kelly pun langsung mengalihkan pandangannya.Sonia memapah Kelly untuk duduk di ranjang. Dia pun b
Raut wajah Sonia menjadi dingin. “Serius? Apa dia tahu? Gimana caranya dia bohongi kamu?”“Masalah ini nggak ada hubungannya sama Kak Jason!” Kelly segera menjelaskan, “Sonia, masalah nggak seperti yang kamu bayangkan!”“Jadi, gimana masalahnya?”Kelly duduk bersandar di ranjang menceritakan seluruh kronologis kejadian kepada Sonia. Mulai dari Yerin mengancamnya, menaruh obat di minuman Jason, dirinya hamil, lalu masalah persekongkolan ibunya dengan Yerin.Sudah setengah bulan Kelly mengetahui kabar kehamilannya. Namun sampai sekarang, dia masih belum memutuskan untuk menggugurkan anak ini atau tidak.Sempat dua kali Kelly memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Dia bahkan sudah sampai di depan rumah sakit. Hanya saja, pada akhirnya dia memilih untuk menundanya.Kelly masih belum bisa membulatkan tekadnya. Dia tidak tega untuk membunuh nyawa yang tidak bersalah ini!Sonia telah mendengar semua yang dialami Kelly selama beberapa waktu ini. Dia sungguh kehabisan kata-kata. Sonia pern
“Begini, dong!”Kedua mata Kelly berlinangkan air mata. Dia menatap Sonia, lalu berkata, “Sonia, aku sungguh beruntung bisa mengenalmu!”Sonia pun tersenyum, “Sama-sama, temanku.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat, tiba-tiba Reza kembali menghubungi Sonia, bertanya Sonia sedang di mana?Kelly pun tersenyum. “Cepat pulang sana. Jangan bikin Paman Reza-mu mencemaskanmu!”Sonia mengakhiri panggilan membantu Kelly untuk merekrut perawat. “Kondisi tubuhmu masih lemas. Kamu perlu diopname selama beberapa hari. Kamu istirahat yang tenang, ya. Besok setelah habis ngajar, aku bakal datang jenguk kamu lagi.”“Emm, kamu nggak usah cemasin aku.” Kelly mengangguk.Sonia meninggalkan kamar pasien. Dia pergi membayar biaya rumah sakit, baru mengendarai mobil kembali ke Imperial Garden.…Jason sedang kumpul bersama klien. Pada sekitar jam sepuluh malam, Jason keluar dari ruangan VIP Nine Street Mansion. Dia berjalan ke dalam toilet sambil bertelepon.Saat Jason keluar, Yerin pun sedang menungguny
Saat ini, Yerin sudah ditindih di atas ranjang ruangan operasi. Dokter terkejut hingga tidak tahu harus berbuat apa. Salah satu pengawal yang berwajah serius berkata, “Segera jalankan operasi! Gugurkan anak di dalam kandungannya!”“Jangan! Jangan lukai anakku! Jangan!” Yerin tak berhenti meronta.Si lelaki menahan pundaknya, lalu menotok bagian leher Yerin, membuatnya langsung kehilangan tenaganya. Dia hanya bisa menatap sang dokter dengan tatapan putus asa.Raut wajah si dokter juga terlihat panik. Dia tidak berani bergerak dan juga tidak berani untuk tidak bergerak. Dia terpaksa berkata dengan waswas, “Aku akan lakukan pemeriksaan dulu!”Si dokter wanita membuka pakaian Yerin, mulai melakukan USG.Namun si dokter malah terbengong ketika melihat layar komputernya. Dia spontan melihat kedua lelaki berbadan kekar, lalu berkata, “Dia tidak sedang mengandung!”Kali ini, Yerin benar-benar sudah kehilangan semangat hidupnya. Ketika kepikiran reaksi emosi ketika si lelaki mengetahui kenyata
Sebelumnya Yandi pernah menempati rumah Juno. Setelah Yandi pindah, tidak ada yang menempati rumah itu lagi.Model rumah ini mirip dengan rumah Jason. Semuanya sudah dipersiapkan dengan lengkap. Jadi, Kelly bisa langsung tinggal di sana.“Nanti akan ada pembantu yang datang untuk beres-beres rumah. Jadi, kamu nggak usah bersihin apa-apa. Kamu cukup jaga diri kamu sendiri saja,” ucap Sonia, “Kamu tinggal di kamar utama saja!”“Aku di kamar tamu saja,” balas Kelly. Bagaimanapun, dia hanya menumpang tinggal di rumah orang lain.Sonia juga tidak berkata lain. Dia membantu Kelly untuk meletakkan barang bawaannya ke dalam kamar tamu.Kamar tamu juga sangat luas, ada balkon dan juga kamar mandi tersendiri.Sonia meletakkan barang bawaannya, lalu bertanya, “Apa kamu sudah mengundurkan diri dari pekerjaan kurir antar makanan?”“Sudah!” Kelly mengangguk. “Sekarang aku hanya bekerja di perusahaan saja. Aku akan mulai bekerja besok.”“Kesehatanmu lebih penting. Kalau kamu masih nggak enak badan, k
Artis baru itu bernama Thalia. Dia baru saja tamat kuliah. Aktingnya masih tergolong jauh jika dibandingkan dengan Gina. Dia sering melakukan kesalahan, hanya saja dia sangat berusaha keras. Sonia sering melihatnya sedang menghafal skenario dan latihan akting di pojok.Seorang reporter datang untuk berkunjung ke lokasi syuting. Dia mengambil foto dan rekaman di belakang layar. Tak lama kemudian, berita itu pun menjadi topik hangat.Tampak foto Gina dan Thalia sedang berjalan di pinggir jalan. Banyak netizen yang memuji kecantikan dan kegigihan dari Thalia. Sementara, foto Gina malah terlihat agak kabur bahkan kelima indranya tidak kelihatan jelas.Berita ini tentu memicu banyak komentar negatif netizen. Kebanyakan dari mereka sedang memarahi Thalia.[ Siapa lagi? Pansos, ya! ][ Dia kira Gina itu gampang diajak kompromi, ya? Dasar nggak tahu diri! ][Baru saja masuk ke dunia hiburan, malah sudah cari sensani. Kalau bukan karena aku suka sama film Sutradara Nathan, aku juga berharap dia
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a