Artis baru itu bernama Thalia. Dia baru saja tamat kuliah. Aktingnya masih tergolong jauh jika dibandingkan dengan Gina. Dia sering melakukan kesalahan, hanya saja dia sangat berusaha keras. Sonia sering melihatnya sedang menghafal skenario dan latihan akting di pojok.Seorang reporter datang untuk berkunjung ke lokasi syuting. Dia mengambil foto dan rekaman di belakang layar. Tak lama kemudian, berita itu pun menjadi topik hangat.Tampak foto Gina dan Thalia sedang berjalan di pinggir jalan. Banyak netizen yang memuji kecantikan dan kegigihan dari Thalia. Sementara, foto Gina malah terlihat agak kabur bahkan kelima indranya tidak kelihatan jelas.Berita ini tentu memicu banyak komentar negatif netizen. Kebanyakan dari mereka sedang memarahi Thalia.[ Siapa lagi? Pansos, ya! ][ Dia kira Gina itu gampang diajak kompromi, ya? Dasar nggak tahu diri! ][Baru saja masuk ke dunia hiburan, malah sudah cari sensani. Kalau bukan karena aku suka sama film Sutradara Nathan, aku juga berharap dia
Sepertinya berkat ucapan Sonia, hubungan Thalia dengan Sonia pun semakin akrab lagi. Dia bahkan bisa menyuruh asistennya untuk mengambilkan kotak makan untuk Sonia. Ketika sedang senggang, dia pun akan mengobrol dengan Sonia.Setelah berhubungan sebanyak dua kali, Thalia menyadari Sonia adalah tipe wanita dingin. Jadi, dia tidak mengganggu Sonia lagi. Saat Sonia sedang melukis sketsa, Thalia pun duduk di sampingnya untuk membaca skenario atau menghafal dialognya saja.Tidak dipungkiri, Thalia memang sangat giat. Dia bukan hanya menghafal dialognya saja, dia bahkan menghafal dialog lawan mainnya. Thalia merasa dengan begitu dia akan lebih mendalami perannya dan bisa lebih berguna dalam aktingnya.Darren juga sering pergi mencari Sonia. Jadi, dia juga semakin akrab dengan Thalia.Sekarang, Sonia menghabiskan kebanyakan waktunya untuk makan siang di lokasi syuting. Terkadang dia juga akan makan di restoran Yandi. Thalia dan Darren terus menguntit ke mana perginya Sonia, lalu berebut untuk
Ketika sampai di akhir cerita, hampir semua penonton di bioskop meneteskan air mata. Begitu pula dengan Thalia, dia menangis hingga terisak-isak.Waktu itu tokoh utama mengandung anak si lelaki. Kehidupannya setelah melahirkan anak sangatlah menderita. Kemudian, si wanita baru bertemu dengan suaminya sekarang. Dia sungguh berterima kasih karena bisa menikah dengan lelaki ini.Si wanita bahkan tidak memberi tahu si tokoh utama lelaki … anak yang dibesarkan dia dan suaminya sekarang … sebenarnya adalah darah daging mereka.Mereka berdua berpisah, tidak lagi bertemu untuk selama-lamanya.…Film berdurasi dua jam ini selesai pada sekitar jam sepuluh malam.Reza sudah berdiri di depan untuk menunggu Sonia. Ketika melihat keberadaan Sonia, dia langsung menuruni mobil sambil mengambil jaket.Sonia masih belum menyadari kedatangan Reza. Dia membalikkan tubuhnya untuk berpamitan dengan Thalia.Thalia seketika tertegun ketika melihat lelaki bertubuh tinggi dengan wajah tampan di belakang Sonia.
Tatapan Sonia sangatlah jernih. “Kalau pada saat itu, kamu masih ingin mempertahankan anak ini, aku berjanji sama kamu, aku akan lindungi kamu meski Jason bersikeras ingin menggugurkan kandunganmu!”Kelly terus menatap Sonia. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Sonia, aku sudah buat keputusan. Aku ingin beri tahu dia!”Sonia mengangguk. “Akhir pekan ini semuanya akan berkumpul di Kasen. Kalau kamu sudah memutuskannya, kamu bisa beri tahu dia di sana.”“Emm!” Kelly mengangguk.Mungkin keputusan Kelly tergolong gegabah. Hanya saja, Kelly tidak ingin berpikir terlalu panjang lagi. …Keesokan harinya, Sonia pergi ke lokasi syuting.Pagi harinya, Sonia terus disibukkan dengan masalah busana. Ketika istirahat di siang hari, Thalia pergi mengambilkan nasi kotak untuk Sonia dan Darren, lalu mengajak mereka berdua untuk makan bersama.Asistennya Gina kembali dengan mengambil nasi kotak. Dia pun berkata dengan kesal, “Hubungan si Thalia sama Sonia bagus juga. Sepertinya dia tahu ada Pak
Thalia berkata dengan kegirangan, “Teman dari kecil?”“Bukan, hanya pernah melakukan sesuatu bersama.”“Oh!” Thalia terlihat iri. “Biasanya Pak Reza suka ngapain? Apa benar setiap harinya dia akan menghadiri pesta malam mewah, acara amal …. Ke mana-mana selalu naik pesawat pribadi? Bisa keluarin uang triliunan dengan gampangnya?”Sonia tersenyum. “Kamu tahu dari mana?”“Dari novel!” balas Thalia dengan wajah lugunya.Tiba-tiba Sonia kepikiran dengan Yeni, dia pun tersenyum. “Nggak. Biasanya dia sibuk sekali, jarang hadir dalam acara pesta begitu. Mengenai uang triliunan itu, itu memang benar. Hanya saja, uang itu untuk investasi bisnis.”Tiba-tiba Thalia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Dengar-dengar Pak Reza adalah salah satu sponsor dalam film kali ini. Pantas saja Pak Delon dan yang lainnya baik banget sama kamu!”Darren langsung menyela, “Pak Delon dan yang lain bisa bersikap baik sama Sonia juga bukan karena Pak Reza. Semuanya karena kemampuan dari Sonia. Lagi pula, mereka juga m
Reza membukakan pintu mobil samping pengemudi untuk Sonia. Setelah mobil melaju pergi, dia baru bertanya dengan tersenyum, “Kamu lagi pamer kekasihmu?”Sonia langsung melirik Reza. “Memangnya nggak boleh?”“Boleh! Tentu saja boleh!” Reza menatap Sonia dengan tatapan mendalam. “Aku bahkan ingin kamu beri tahu semua orang!”Sonia tersenyum, lalu memalingkan kepalanya untuk memandang ke luar jendela.“Kamu dekat dengan cewek yang bernama Thalia itu?” tanya Reza dengan tersenyum.“Lumayan,” balas Sonia, “Dia itu pendatang baru yang gantiin peran Siska.”“Emm!” Reza juga berharap Sonia bisa banyak berteman. Dia menggenggam tangan Sonia, lalu berkata, “Sepertinya dia cukup baik. Wajahnya agak mirip sama kamu.”“Darren juga pernah bilang begitu.”Kemudian, mereka berdua tidak membahas masalah Thalia lagi. Reza bertanya, “Kamu mau makan apa malam ini? Chinese food atau western food?”“Aku ingin makan mi telur kepiting. Kita pergi makan mi saja, ya?” usul Sonia.“Oke!” balas Reza dengan langsun
Sonia dapat merasakan ketegangan dari diri Kelly. Dia pun menuangkan segelas jus jeruk, lalu memberikannya kepada Kelly. “Ruangan agak panas. Ini diminum.”Kelly mengangguk. Telapak tangan yang memegang gelas itu pun sudah basah lantaran berkeringat.Entah dirinya terlalu gugup atau memang sedang maag, Kelly malah merasa mual.Saat ini, Kelly mendengar suara Bondan yang sedang menelepon. “Kak Jason, kenapa kamu masih belum sampai? Tinggal kamu saja!”Kelly refleks menegakkan tubuhnya, lalu melihat ke arah Bondan.Entah apa yang dikatakan Jason di dalam telepon, Bondan mengisap rokoknya, lalu berkata, “Oke, kalau begitu yang cepat, ya! Kami tunggu kamu!”Jantung Kelly berdetak kencang. Padahal dia masih belum ketemu dengan Jason, dia bahkan sudah gugup hingga pikirannya jadi kosong.Tere terus menyajikan kue tar kepada Sonia. Ketika orang lain melihatnya, semuanya juga ikut mengerumuni Sonia. Alhasil, malah Gina jadi menyendiri.Gina biasanya selalu disanjung oleh penggemar dan juga tem
Tatapan Sonia berubah dingin. “Bukankah tunangannya bulan depan? Sekarang mereka juga masih belum bertunangan.”Kelly terbengong. Awalnya dia sudah bertekad untuk berterus terang dengan Jason. Namun, kondisi sekarang membuat Kelly merasa bimbang.Sonia menuangkan segelas air hangat untuk Kelly. “Jangan panik!”Kelly menggenggam tangan Sonia, lalu menggeleng. “Sonia, sepertinya aku sudah nggak punya kesempatan lagi!”Sonia memalingkan kepalanya menatap Jason yang sedang dikerumuni orang-orang. Masalah ini sungguh di luar dugaan Sonia.Jason dan Yerin tidak bersama, tapi dia malah bersama dengan wanita lain. Meski Jason menerima Kelly dan anaknya, apa dia adalah cowok yang bagus untuk Kelly?Saat ini, Gina terus mengajak Beatrice untuk mengobrol. Jason pun pergi merokok di balkon.Reza berjalan menghampirinya, lalu bertanya, “Kenapa tiba-tiba ingin tunangan? Bukannya kamu tidak ingin nikah?”“Sebelumnya kamu juga tidak ingin nikah. Setelah kamu ketemu dengan Sonia, bukankah kamu sudah be
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a