Mereka berdua tidur bersama hingga siang hari. Jason mulai membuka matanya. Dia merasa kepalanya sangat sakit. Kemudian, Jason melirik sekeliling tidak ingat dirinya sedang di mana?Begitu Jason bergerak, dia baru menyadari ada seseorang di sampingnya, orang itu adalah perempuan.Jantung Jason berdebar kencang. Semalam setelah Jason meninggalkan ruangan VIP, dia pun menemukan Kelly. Dia dan Kelly ….Jason tidak bergerak lagi. Pikirannya kosong. Hanya saja, dia merasa gembira saat ini. Dia menggigit ujung bibirnya. Tidak peduli apa yang sudah dilakukannya terhadap Kelly semalam, sudah seharusnya Jason bertanggung jawab.Tentu saja Jason tahu Kelly tidak berpacaran dengan Farel.Kelly berbeda dengan wanita-wanita lain. Dia tidak pernah berpacaran. Jadi, Jason adalah lelaki pertamanya!Bahkan, Jason juga sedang berpikir bagaimana mengungkit masalah ini terhadap ibunya dan kapan membawa Kelly ke rumah? Seharusnya ibunya akan senang. Sebab, ibunya terus mendesak Jason untuk menikah dengan w
Jason terus melihat bukti transfer di layar ponsel. Hatinya terasa retak dan juga dingin. Entah karena efek mabuk atau bukan, kepalanya terasa sangat sakit. Rasa sakit itu mulai menjalar ke seluruh tubuh Jason. Dia berjalan mundur beberapa langkah, duduk di samping ranjang. Dia tidak teringat semua mengenai masalah semalam. Dia tidak kepikiran dan juga tidak ingin memikirkannya.Jason ingin bertemu dengan Kelly. Dia ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut Kelly!Seketika Jason mengambil jasnya, langsung berjalan keluar.Yerin berlari memeluk Jason dari belakang. Dia langsung memelas dengan menangis, “Tuan Jason, aku benar-benar suka sama kamu. Masalah ini nggak ada hubungannya sama uang! Aku lihat kamu gembira banget semalam. Kita balikan, ya?”“Awas!” Jason menyingkirkan tangan Yerin, lalu berkata dengan sinis, “Kamu kira setelah kita tidur bersama, aku akan bersamamu? Apa kamu nggak tahu aku pernah tidur sama berapa banyak cewek? Selagi aku tidak perhitungan sama kamu, cepat
Kelly sudah mempersiapkan mental untuk menerima amarah Jason. Hanya saja, dia tidak menyangka dirinya akan begitu sakit hati.Kali ini, hubungannya dengan Jason sudah benar-benar berakhir!Keesokan harinya, baru saja Sonia bangun, dia pun menerima pesan dari Kelly. Dia memanggil Sonia untuk sarapan di tempatnya.Masih ada kerjaan yang hendak diurus Reza. Dia pun duluan berangkat kerja. Setelah Sonia mandi, dia pun turun ke lantai bawah.Begitu masuk ke rumah, di atas meja pun sudah diletakkan banyak jenis sarapan. Hanya saja, Kelly masih menyibukkan diri di dalam dapur.Sonia berjalan ke dalam dapur. “Paman Reza sudah pergi kerja. Cuma kita berdua saja. Ngapain kamu masak sebanyak ini?Baru saja Sonia selesai berbicara, dia menyadari raut wajah Kelly terlihat agak aneh. “Kamu masih belum sembuh?”“Nggak, kok!” Kelly menggeleng, lalu tersenyum seperti biasanya. Dia membuat beberapa kue dan pangsit, lalu memasukkannya ke kotak. Kemudian, Kelly berpesan, “Kue dan pangsit ini bisa dibekuka
Kelly tiba di depan perumahan Kenzo. Saat ini, Kenzo juga sudah menunggu di lantai bawah. Dia mengambil koper, lalu membawanya ke lantai atas.Sandora sedang memasak makan siang. Melihat Kelly datang dengan membawa koper, dia pun merasa terharu lekas kembali ke dapur.Setelah meletakkan barang bawaannya, Kelly pun membantu ibunya. Kemudian, dia meletakkan kartu debit di atas wastafel. “Ibu, di dalamnya ada uang 1 miliar. Nanti sore kita sudah bisa ke rumah sakit untuk jadwalin operasi.”Sandora melihat kartu di atas wastafel. Dia terbengong sejenak dan raut wajahnya tampak muram. Beberapa saat kemudian, Sandora baru berkata, “Kelly, semalam aku sudah pergi konsultasi. Dokter yang menjalankan operasi lagi di luar negeri. Jadi, nggak bisa sekarang.”“Kalau begitu, Ibu istirahat dulu,” ucap Kelly dengan tersenyum, “Nggak apa-apa. Aku sudah konsultasi. Ibu akan sembuh total setelah dioperasi. Jadi, Ibu jangan berpikir sembarangan.”“Emm!” balas Sandora dengan menundukkan kepalanya. Dia pun
“Cih!” Tandy tidak percaya sama sekali. Dia mendekati Sonia, lalu bertanya, “Coba kamu cerita sama aku, sejak kapan kamu jadian sama Paman Reza?”Sonia berusaha untuk bersikap tenang. “Aku nggak ingat lagi!”Tandy pun mendengus lantaran Sonia tidak bersedia untuk berkata jujur. “Jadi, apa yang kamu sukai dari Paman Reza? Seharusnya kamu tahu, ‘kan?”Tangan Sonia yang membalikkan buku langsung tertegun. Dia berlagak sedang berpikir. “Suka uangnya, rumahnya, dan tentu saja suka sama wajahnya yang ganteng!”“Serius?” Tandy memelototi Sonia.Tiba-tiba Sonia menjulurkan tangannya untuk membalikkan ponsel Tandy di atas meja. Dia melihat layarnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Tuan Reza, apa kamu puas dengan jawabanku?”Terdengar suara tawa Reza dari ujung telepon. “Puas, terutama kalimat terakhir.”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih atas bintang limanya, Tuan Reza. Aku masih perlu ajar Tandy lagi. Aku tutup dulu, ya!”“Sama-sama, Sayangku!” balas Reza.Sebelumnya Sonia masih bisa bersikap
Melvin yang berada di ujung telepon tersenyum tipis. “Siapa yang berani menindas Nancy kesayanganku?”“Seorang asisten murahan! Wanita jalang! Padahal dia bukan apa-apa, dia malah berlagak hebat. Kamu cepat kemari. Aku ingin usir dia dari lokasi syuting!” Nada bicara Nancy sangat lembut dan manja. Sungguh berbeda ketika mengomeli Sonia tadi.“Hari ini aku lagi di Kota Samuderang. Aku baru bisa kembali besok! Tenang saja, nanti aku akan bantu kamu untuk melampiaskan emosimu!”“Emm, kalau begitu, kamu cepat pulang, ya. Kamu mesti balas dendamku!” ucap Nancy dengan manja.“Iya, aku akan pulang besok. Tunggu aku.”Setelah dibujuk Melvin, akhirnya Nancy baru bersedia untuk mengakhiri panggilan.Ponsel diletakkan di atas meja dan raut wajah Nancy langsung berubah. Dia berkata dengan emosi, “Jangan kira aku akan biarkan masalah ini begitu saja. Panggil Delon kemari!”*Sewaktu Sonia sedang merapikan pakaiannya, Delon pun berjalan menghampirinya. “Dik, kamu lagi sibuk?”“Emm!” Sonia fokus mela
Sonia mengangguk. “Aku bisa coba.”“Sembrono!” Nathan mengomel dengan mengerutkan keningnya. “Memangnya Pak Delon tidak bilang adegan ini perlu melompat dari lantai dua? Kamu cuma seorang gadis, jangan cari masalah! Kembali bekerja sana!”Raut wajah Sonia tampak santai. “Aku punya perjanjian sama Pak Delon. Aku benar-benar ingin mencobanya!”Kening Nathan semakin berkerut lagi. “Kamu pikirkan dengan bagus. Di bawah sana memang diletakkan bantalan, tapi adegan ini cukup berbahaya. Bisa saja kamu terluka.”Sonia masih terlihat tenang. “Emm. Pak Delon sudah bilang tadi.”Nathan masih merasa ragu. “Kamu bisa seni bela diri?”“Sedikit!”Adegan ini sudah menghabiskan terlalu banyak waktu. Nathan pun merasa agak panik. Melihat Sonia begitu percaya diri dan tidak ditemukan pemeran pengganti dalam waktu singkat, Nathan pun terpaksa membiarkan Sonia untuk mencobanya.Penata rias duluan membawa Sonia pergi merias wajahnya dan mengganti pakaian.Tak lama kemudian, Sonia pun kembali. Tinggi badanny
Saat ini Nathan baru tersadar dari bengongnya. Dia pun menjerit, “Cut!”Nathan melihat Sonia dengan gembira. “Sempurna sekali! Inilah yang kuinginkan!”Instruktur pun terbengong. Sonia bahkan menambahkan satu gerakan yang tidak diajarinya. Gerakannya diambil dalam sekali syuting. Sempurna!Sebelumnya instruktur bahkan sudah membimbing pemeran pengganti selama 4-5 kali. Hasil yang didapat pun tidak seperti yang diharapkan mereka semua. Sebenarnya dia tidak memeluk harapan besar terhadap Sonia. Tak disangka, Sonia akan memberi kejutan yang begitu besar!Bahkan, artis profesional juga belum pasti bisa melakukannya.Saat ini, instruktur juga kegirangan. “Nona Sonia, kamu memang master!”Sonia tersenyum tipis. “Aku pernah belajar beberapa hari, nggak tergolong master!”“Tidak, tidak mungkin! Tanpa latihan selama belasan tahun, mana mungkin kamu bisa melakukan gerakan selancar ini!” puji instruktur.Delon yang berada di samping menepuk-nepuk pundak Darren. Dia mengelus dagunya sambil mengang
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m