Sonia segera mengenakan sepatu, lalu berjalan keluar rumah. Kebetulan Reza sedang memasuki rumah, keduanya pun bertemu.Reza bertanya, “Kamu pulang sekarang? Aku antar kamu!”Gina segera berjalan keluar, dan berbicara dengan gembira, “Reza, kamu sudah pulang, ya! Tadi Paman Tommy cari kamu. Cepat pergi sana!”Sonia mengambil tasnya, lalu berjalan keluar. “Aku pamit dulu!”“Emm!” balas Reza.Setelah itu, Reza berjalan ke lantai atas. Ketika dia berjalan ke lantai dua, dia pun berjalan ke balkon menatap Sonia yang sedang berjalan keluar pintu, lalu memasuki mobil. Kemudian, Reza baru pergi ke ruang baca untuk menemui ayahnya.…Kasen sudah kembali beroperasional. Jadi, malam ini Jason pun mengajak semuanya untuk berkumpul di Kasen.Berhubung Reza ada urusan, dia pun menyuruh Jason untuk menjemput Sonia.Jason menjemput Sonia dan Kelly. Mereka berdua pun tiba di Kasen ketika pukul tujuh malam. Ketika memasuki ruangan, Bondan, Johan, dan lainnya sudah tiba. Malam ini Johan datang bersama F
Mereka bermain kartu selama satu jam lebih, dan pada akhirnya Johan kalah. Dia pun dihukum untuk bernyanyi. Johan berdiri di dalam ruangan, lalu bernyanyi dengan menjerit-jerit. Alhasil, orang-orang pun tertawa terbahak-bahak tidak bisa melanjutkan permainan kartu mereka lagi.Gina langsung mendorong kartunya. “Nggak mau main lagi. Aku pergi lihat Johan saja.”Semua orang ikut berdiri, lalu duduk di sofa. Mereka mendengar lagu yang dinyanyikan Johan sambil memainkan iramanya.Selesai Johan bernyanyi, Gina juga mempersembahkan satu lagu “Bukan Cinta Biasa”.Gina menyanyikannya dengan penuh penghayatan. Semua orang di ruangan pun terdiam larut dalam suara merdunya.Saat ini, Johan paling memahami perasaan Gina. Dia pun diam-diam merasa kasihan terhadap Gina. Kemudian, dia menoleh untuk melirik Sonia dengan sinis.Setelah satu lagu berakhir, semua orang bertepuk tangan bersorak memuji suara Gina. Hanya saja, Gina malah berkata dengan rendah diri, “Aku sudah lama nggak nyanyi. Kalian janga
Bondan melihat hukuman nomor lima, dan dia pun spontan tertawa. “Cium bibir lawan jenis selama tiga menit.”Semua orang juga langsung tertawa. Tantangan ini sungguh menarik!“Kak Jason, pilihlah! Ada begitu banyak cewek cantik di sini!” ucap Bondan dengan tersenyum.Jason tersenyum datar. “Apa aku punya pilihan lain? Kelly saja, siapa suruh dia pukul drumnya. Jadi, dia mesti berkorban!”Sesungguhnya, Jason memang tidak ada pilihan lain. Selain Kelly dan Gina, lawan jenis di dalam ruangannya ini sudah memiliki pasangan. Lagi pula, Gina juga menyukai Reza, mana mungkin dia menyentuh Gina!Wajah Kelly seketika merona. Dia pun berbicara dengan terbata-bata, “Apa hukumannya boleh ditukar?”“Nggak boleh!” Gina tersenyum.Saat ini Jason pun berdiri. “Kelly, kemari!”Kelly spontan menatap Sonia. Hanya saja, Sonia juga tidak bisa membantunya.Pada akhirnya, Kelly pun terpaksa berdiri, lalu berjalan ke sisi Jason. Jason pun menindih Kelly di atas dinding, lalu berbisik, “Jangan tegang!”Punggung
Sonia refleks menatap Reza.Reza sedang dalam keadaan setengah mabuk. Ketika dia menatap Gina, dia seolah-olah kembali membayangkan momen itu. Reza spontan merasa kaget.Gina segera mengalihkan tatapannya. Dia mengambil drum, lalu berkata dengan tersenyum, “Giliran aku, kalian hati-hati, ya!”Gina mengenakan penutup matanya, lalu mulai memukul drum.Kali ini, bunga mawar berada di tangan Sonia. Dia berpikir sejenak, dan pada akhirnya dia memilih tantangan.“Bawa buku tadi ke sini. Aku ingin pilih hukumannya sendiri. Kali ini, aku nggak bakal berbaik hati.”Seseorang mengoper buku hukuman ke tangan Gina. Kemudian, Gina pun asal menunjuk. “Ini saja!”Johan yang duduk di samping Gina penasaran, langsung melihat hukuman apa yang dipilihnya. Dia langsung membaca, “Cium lawan jenis ketiga dari sebelah kirimu selama satu menit!”Begitu ucapan dilontarkan, raut wajah semua orang spontan berubah drastis.Bahkan Sonia juga merasa terkejut. Tadi dia melihat ada hukuman seperti push-up, minum alko
Selesai berbicara, Kelly langsung mengejar langkah Sonia.Frida juga ikut berdiri. Hanya saja, dia tidak berbicara apa-apa. Frida hanya mengambil jaket dan kunci mobilnya, lalu berjalan keluar ruangan.Melihat bayangan punggung Frida, Johan pun merasa ragu. Pada akhirnya, dia tidak mengikuti langkah Frida.Jason pun tersenyum. “Kalau begitu, malam ini sampai di sini saja!”Tiba-tiba Gina mengambil sebotol anggur, lalu meneguknya. Johan segera menghalangi Gina. “Kak Gina!”Sementara, yang lain juga spontan mengerumuni Gina, mencoba untuk membujuknya.Raut wajah Gina terlihat pucat, dan tampak air mata berlinang di dalam matanya. Dia pun berkata dengan sedih, “Apa salahku? Hanya sebuah permainan saja, ‘kan? Apa perlu dia melindungi Sonia dan mempermalukanku?”Jason menoleh untuk melirik Gina sekilas. Dia lalu berpesan kepada Johan, “Antar Gina pulang.”Gina menggeleng. “Nggak usah, aku ingin sendirian. Kalian pergi sana!”“Aku temani kamu!” Johan segera membalas, lalu memalingkan kepalan
Setelah Kelly pergi, pintu lift ditutup, dan lift lanjut bergerak ke lantai atas.Reza menundukkan kepalanya, dan tidak berbicara apa-apa. Entah apa yang sedang dipikirkannya.Setelah tiba di rumah, Sonia membuka pintu, lalu mereka berdua melepaskan sepatu. Keduanya berjalan ke dalam ruang tamu dengan terdiam. Sonia sedang berjalan di depan. Tiba-tiba terdengar suara lelaki dari belakang. “Sonia.”Sonia spontan memalingkan kepalanya, dan tampak ekspresi gugup di wajah si lelaki. Sonia pun merasa terkejut.Reza menatap Sonia, lalu berkata dengan perlahan, “Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Gina. Kamu percaya sama aku.”Kali ini Sonia sungguh terkejut. Ternyata mereka diam di sepanjang perjalanan karena mereka berdua merasa tegang.Sonia berjalan mendekat, lalu memeluk pinggang si lelaki. “Aku tahu, aku hanya merasa agak menyesal.”Sekujur tubuh Reza spontan menegang. Dia mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Kenapa menyesal? Kalau kamu berani mengalah, dan kasih aku kepada orang lai
Frida melirik Johan sekilas. “Kenapa kamu nggak pulang?”Johan membalas dengan ekspresi muram. “Aku berantem sama ibuku!”Kali ini, Frida mendengus. “Kamu bawa mobil? Apa kamu nggak tahu kamu sudah minum alkohol?”Johan terbengong dan merasa agak terharu. “Frida, rupanya kamu perhatian sama aku!”“Perhatian kepalamu! Kalau kamu nabrak orang, bukannya orang itu akan sangat kasihan!” balas Frida dengan memelototi Johan sekilas.Johan terdiam membisu. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara dengan memelototi Frida. “Frida, hatiku penat sekali. Bisa nggak kamu jangan omeli aku lagi?”Frida mendengus. “Penat gara-gara Gina? Itu kan kamu cari sendiri. Jangan harap aku akan menghiburmu.”Johan memasang wajah cemberut. “Aku tahu kamu akrab sama Sonia, tapi Kak Gina sangat amat suka sama Kak Reza!”“Apa gunanya suka? Yang disukai Reza itu Sonia. Kalau setiap orang harus mendapatkan apa yang disukainya, bukankah dunia ini akan kacau balau?!” ucap Frida dengan ekspresi datar.Bukan semua keingi
Frida menjawab dengan santai, “Nggak pernah!”Kemudian, Frida menatap Johan. “Memangnya kamu pernah ciuman?”Johan langsung bersikap angkuh. “Tentu saja, entah sudah berapa kali!”Suara Frida terdengar agak datar. “Sepertinya kamu cukup berpengalaman.”“Tentu saja!” Johan yang mabuk itu menyipitkan matanya. “Gimana kalau aku ajari kamu? Aku rela berkorban.”Frida spontan memalingkan kepalanya untuk menatap kedua mata Johan. Dia berdiri, lalu duduk di hadapan Johan dengan kedua tangan menindih di atas sofa. “Ayo!” Nada bicara Frida terdengar agak menantang.Kedua mata Johan langsung terbelalak. Pikirannya agak kacau sekarang. “Kamu serius?”Frida mencondongkan tubuhnya mendekatkan jarak kedua orang. Nada bicaranya terdengar agak tinggi. “Nggak berani?”“Kata siapa aku nggak berani!” Johan menatap wajah indah dan dingin si wanita. Dia menelan air liurnya, lalu meraih pakaian di depan dadanya, mulai mencium bibir Frida.Johan yang sedang mabuk itu terlihat semakin tampan lagi. Bulu mata l
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,
Tiffany sangat optimis. “Pasti bisa!”Bondan memutar bola matanya melirik Tiffany sekilas. Ketika melihat ekspresi gembira di wajah Tiffany, hatinya spontan merasa lega.“Kita makan dulu. Mereka juga butuh waktu untuk menulis surat pernyataan!” ujar Bondan.“Oke!”Bondan memilih sebuah restoran barat. Dia memarkirkan mobil, lalu membawa Tiffany untuk makan.Lingkungan restoran barat sangat elegan. Mereka berdua memilih tempat yang hening. Setelah memesan makanan, mereka menunggu datangnya pesanan sembari mengamati masalah di internet.Bondan pergi ke toilet, sekalian menghubungi asistennya. Dia menghubungi perusahaan pemasaran yang sering bekerja sama dengan mereka untuk bersiap-siap membeli trending topic.Setelah berpesan, Bondan mengangkat alisnya, kemudian berpesan lagi, “Coba kamu cari tahu, belakangan ini proyek apa yang sulit diambil alih Keluarga Anggara.”Asisten mengiakan, lalu mengakhiri panggilan.Bondan kembali ke restoran. Saat pelayan mengantar makanan, Bondan dengan pen
Bondan langsung menghubungi Harun. Tentu saja Harun tidak berani menolak ajakan Bondan. Dia membawa istrinya, Hani, untuk bertemu dengan Bondan.Ketika Bondan dan Tiffany tiba, selain Harun dan Hani, mereka juga membawa putri mereka, Cindy.Setelah mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri, Bondan langsung berterus terang. “Kami mengajak kalian ketemuan demi masalah Sonia. Sekarang Sonia sedang dihujat habis-habisan. Bahkan, anggota Keluarga Dikara juga maju untuk merusak namanya. Seharusnya kalian sudah tahu masalah ini. Sekarang Sonia lagi tidak di Jembara. Aku harap kalian bisa maju untuk membelanya!”Cindy segera berkata, “Apa yang bisa kami lakukan untuknya? Asalkan kamu mengatakannya, kami pasti akan menjalankannya!”Belakangan ini Cindy sedang mengikuti program acara fesyen. Dia tergolong sudah memulai debutnya. Berhubung masalah King berhubungan dengan Arkava Studio, Cindy juga dihentikan dari acara. Selama dua hari ini, dia sedang tinggal di rumah.Cindy sempat bersuara un