Keluarga Atmojo juga memiliki bisnis di dalam industri perhiasan, terutama untuk diekspor ke pasar Eropa dan Amerika. Desainer yang mereka pekerjakan juga berasal dari luar negeri. Mereka jarang bekerja sama dengan desainer dalam negeri.Ini adalah kesempatan bagi Mandy untuk go international.Mandy tertegun sejenak dan tiba-tiba berkata dengan gembira, “Oke, terima kasih Bu Ranty, karena telah memberiku kesempatan ini. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu!”Ranty tersenyum dan berkata, “Kamu harus berterima kasih pada asistenmu, karena aku sangat menyukainya!”Sonia menahan tawa dan mengangguk dengan tenang, “Terima kasih, Bu Ranty, karena telah menyukaiku!”Mandy meraih lengan Sonia dengan lembut dan berkata, “Terima kasih karena telah menyukai Sonia. Sonia dan aku akan bekerja sama untuk memberi layanan terbaik untuk merek perhiasannya Bu Ranty.”“Baguslah!” Ranty tersenyum dan berkata, “Aku masih ada urusan, jadi aku tinggal dulu, ya. Kalau ada urusan, kalian bisa datang mencariku k
Sonia tersenyum. “Puas! Hanya saja pujiannya agak terlalu lebay.”Ranty membalas, “Kenapa lebay? Mana yang nggak benar? Kamu yang terbaik di hatiku!”“Sebenarnya, aku nggak bermaksud untuk mencari masalah dengan orang-orang dari studiomu, tapi adikmu tadi itu datang menghampiriku dan ingin panjat sosial. Konyol sekali! Kalau dia masih diam-diam menindasmu lagi, aku akan mencari kesempatan untuk membalasnya!”Sonia mengangkat alisnya dan membalas, “Dia mengenalmu?”“Pernah ketemu sekali di sebuah acara lelang, tapi sama sekali nggak bicara. Aku juga nggak tahu kenapa dia merasa kami adalah teman?”Sonia menduga Stella tahu kalau Matias adalah salah satu produser untuk film tersebut, jadi dia mengajak Silvia untuk berkenalan dengan Ranty.Sonia masih mengobrol dengan Ranty lewat pesan. Mandy menoleh dan berkata, “Son, aku melihat seorang kenalan di sana. Aku pergi menyapanya dulu, ya!”Sonia mengangguk dan berkata, “Oke, pergilah!”“Aku akan kembali sebentar lagi!” Mandy tersenyum, bangk
Siska tahu asisten direktur sengaja meremehkan dirinya untuk menyanjung Gina. Dia merasa sangat kesal dalam hati, tapi ekspresinya tetap rendah hati dan lembut. “Iya, aku berharap Kak Gina bisa mengajariku banyak hal saat bekerja bersama nanti!”Asisten direktur itu berkata, “Kalaupun kamu hanya mendapat sedikit bimbingan dari Gina, itu bisa bermanfaat seumur hidup untukmu.”Senyum Siska tetap tidak berubah. “Apa yang Bapak katakan benar!”Gina sedikit merendah, lal melihat sekeliling aula acara tersebut. Dia memanggil Kak Bella untuk datang, lalu tersenyum dan berkata, “Aku melihat Sonia, sepertinya datang sendiri. Kamu jaga dia.”Kak Bella mengiyakan, lalu pergi.Siska tampak sedikit kaget. Dia tidak menyangka Gina dan Sonia juga berteman.Dia jadi semakin benci. Seolah-olah orang-orang yang dia tidak sukai berkumpul bersama!Ketika Gina pergi, Siska menghentikan pelayan yang membawa anggur dan bertanya dengan suara rendah, “Apa kamu melihat wanita yang duduk di bawah jendela itu? Di
Sonia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum saat melihat pria itu dibawa pergi dengan menyedihkan. Kemudian, dia melihat ada sky garden di depannya. Dia pun melangkah ke sana.Sonia berhenti di sebuah teras setelah berjalan melewati taman, seperti yang disuruh Reza.Lingkungan di sekitarnya sangat sunyi, dengan lampu kuning yang menerangi tempat itu, serta lantai dan pagar yang terbuat dari kayu. Di kejauhan ada sky garden dengan tanaman yang ketinggiannya bervariasi. Di seberang sky corridor yang terbuat dari kaca, tampak sebuah vila yang terletak di lereng gunung. Vila itu tidak terlihat begitu jelas di malam hari. Dia hanya bisa melihat lampu redup yang hidup di dalam vila tersebut, yang sangat kontras dengan lampu hotel yang bersinar dengan terang.Sonia berdiri di depan pagar kayu itu sebentar, menikmati angin malam. Dia merasa agak mabuk, ekspresinya malas dan lelah.Tak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki di belakangnya. Dia menoleh dan melihat satu sosok pria tamp
Reza bergumam mengiyakan lagi dan terus menciumnya.Sonia menghindari ciuman pria itu dan menatapnya, “Sudah dibangun sebelum kamu bertemu denganku, ‘kan? Kamu mau menikmatinya dengan siapa?”Reza tertegun.Sonia tampak serius, menunggu jawabannya.Wajah Reza terlihat gugup. “Jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya mendesainnya. Setelah aku membangunnya, aku nggak pernah tinggal di dalamnya.”Sonia berkata dengan tenang, “Aku tahu. Aku hanya ingin bertanya, ketika kamu mendesainnya, kamu ingin tinggal di sana bersama siapa?”“Denganmu!” kata pria itu dengan cepat.Sonia mengerutkan kening dan berkata, “Di mana aku saat itu?”Reza tersenyum, menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya, “Aku nggak bohong. Nggak ada siapa-siapa. Itu hanya ideku sebagai seorang desainer.”Ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkannya dan melihatnya. Gina yang menelepon. Mungkin mau menanyakan dia pergi ke mana.Reza langsung mematikan panggilan itu, meraih pinggang Sonia, menatap mata wanita itu, dan berk
Ketika Sonia kembali ke aula acara, acaranya telah berakhir.Mandy bertanya, “Kamu ke mana tadi? Aku nggak menemukanmu di mana pun.”Sonia berkata, “Aku ke taman di luar, keluar untuk menghirup udara segar.”“Yah, baguslah kalau kamu nggak tersesat,” ujar Mandy dengan bercanda. “Acara akan segera berakhir. Kita bisa pulang lebih awal. Mau pulang sekarang, nggak?”“Oke.”Wendy sedang mengobrol dengan beberapa asisten sutradara. Mellie dan Silvia juga masih bersenang-senang, sementara Winnie sedang minum-minum dengan manajer produser. Mereka sepertinya tidak akan meninggalkan tempat ini untuk sementara waktu.Mandy menghampiri Wendy dan mengatakan sesuatu, lalu mengajak Sonia pergi lebih dulu.Ketika mereka sampai di bawah, Mandy bertanya, “Kamu pulang naik apa? Aku bawa mobil sendiri ke sini dan aku sudah memanggil sopir pengganti. Mau nggak kuantar pulang?”“Nggak sejalan, nggak usah repot-repot. Nanti aku naik taksi saja!” kata Sonia.“Oke, ini sudah larut malam. Berhati-hatilah!” Man
Mandy berkata, “Aku sudah menghubungi tim Prosper Jewelry. Hal itu akan segera diputuskan!”Wendy memujinya, “Keren sekali!”Mellie berkata sambil tersenyum kaku, “Mandy paling hebat dalam mendesain perhiasan. Meskipun dia nggak bisa terpilih sebagai desainer film, dia bisa bekerja sama dengan Prosper Jewelry. Hal ini juga merupakan hasil yang dia dapatkan dari acara kemarin!”Silvia sengaja menyela, “Mellie, kamu nggak bisa bilang seperti itu sekarang. Terlalu cepat untuk menilai. Draf desainnya saja belum diberikan kepada Pak Nathan. Jadinya masih belum pasti perusahaan mana yang akan terpilih.Mellie mengeluarkan cermin wajah untuk membubuhkan lipstiknya. “Kalau begitu mari kita lihat nanti!”Stella teringat akan tiga draf desain yang dia lihat dari Mandy. Dia merasa sedikit gelisah, berpikir apa jangan-jangan Mandy menyembunyikan kemampuannya, sengaja untuk membuat orang lain lengah.Namun, tidak masalah. Mandy dan Sonia pasti akan kalah!Wendy berkata, “Siapapun yang terpilih nant
Artikel itu juga menyertakan beberapa foto. Di salah satu fotonya, Gina dan Siska berdiri bersama dengan ekspresi acuh tak acuh. Di foto lainnya, Siska menatap punggung Gina dengan ekspresi kesepian dan sedih.Kelihatannya seperti Gina menindas Siska, sengaja mempermalukannya di acara tersebut. Kelihatannya seperti Gina menggunakan senioritasnya untuk menindas pendatang baru.Awalnya, film baru Pak Nathan menarik perhatian netizen. Ini adalah film pertama Gina setelah kembali dari luar negeri. Perhatian semua orang tertuju pada film tersebut. Bisa dibilang film ini sudah populer sebelum syuting.Oleh karena itu, sedikit saja berita negatif tentang film atau artis yang membintanginya pasti akan menyebabkan kegemparan di internet.Dua artikel yang masuk trending topic itu sama-sama tidak menguntungkan bagi Gina, namun komentar netizen hampir semuanya malah mendukung Gina. Dalam artikel pertama, siapapun dengan mata yang normal dapat melihat bahwa Gina terlihat lebih cantik, sehingga puji
Tenaga tangan Kelly yang meremas kemeja Jason semakin kuat lagi. Dia kepikiran dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya, seketika terlintas ekspresi canggung di wajahnya.Ketika Jason melihat wajah merona si wanita, dia tidak bisa menahan dirinya. Jason langsung mencubit dagu Kelly, lalu menciumnya dengan kuat.Bulu mata Kelly bergetar. Napasnya bagai direnggut saja. Hanya terasa napas di pria saja. Rasa tidak tenang, takut, bimbang di hati Kelly seketika ditekan oleh aura mengerikan si pria.Setelah dicium hingga seluruh tubuh Kelly terasa lemas, Jason pun menggendong Kelly. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi kamar. Ciuman yang diberikan Jason masih sangat membara, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi.Tiba-tiba ponsel Jason berdering. Kelly langsung membuka matanya, lalu menahan lengan Jason. “Telepon!”“Tidak usah pedulikan!” Jason membaringkan Kelly di atas ranjang, lalu membalikkan tubuh untuk menindih Kelly. Napasnya terasa berat dan juga buru-buru.Begitu pula den
Setelah pulang kerja, Kelly mengendarai mobil ke Imperial Garden. Setelah memasuki kompleks perumahan, rasa familier dirasakan oleh Kelly.Saat itu, Kelly pernah tinggal di sini. Sonia dan Reza tinggal di lantai atas. Jason sering ke rumah. Mereka pun sering berkumpul bersama, mengobrol, minum, bermain bersama ….Ketika Kelly melewati kehidupan pahitnya sewaktu di luar negeri, dia akan selalu kepikiran dengan masa-masa tinggal di sini. Entah kenapa hati Kelly akan terasa hangat, dia pun merasa ada tenaga yang mendukungnya di dalam masa suram.Kelly tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan Jason. Dia menganggap memori kebersamaan mereka sebagai hal yang sangat berharga.Setelah naik ke lantai 30, Kelly berhenti di depan pintu. Memori itu terasa semakin nyata saja, seolah-olah begitu pintu dibuka, dia bisa melihat gambaran mereka berdua sedang duduk di balkon. Mereka berdua saling bersenda gurau bersama.Tidak disangka, masalah itu sudah masalah beberapa tahun silam.Kelly memasukkan k
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im