Pria itu berjalan ke depan meja, begitu melihat Sonia, wajah Robi yang biasanya terlihat datar tanpa ekspresi, tiba-tiba terlihat sedikit kaget.Sonia bangkit berdiri, lalu berkata dengan nada yang sopan, “Silakan duduk, aku sudah memesankan sebuah kopi hitam yang dingin untukmu.”Robi duduk di seberang perempuan itu, dan menatap ke arah Sonia dengan pandangan yang tajam.Rupanya seperti itu!Ternyata itu yang terjadi!Sonia hanya tertawa simpul melihat reaksi Robi. “Jangan terkejut dulu, karena perkataanku yang selanjutnya, pasti membuat kamu menjadi lebih kaget lagi.”***Kurang lebih, setengah jam kemudian, Robi dan Sonia bersama-sama meninggalkan kafe tersebut. Satu ke arah kiri, satunya lagi ke arah kanan. Masing-masing berjalan ke arah yang berlawanan, seperti orang asing.Sama sekali tidak terlihat, bahwa mereka berdua baru saja menyepakati sebuah perjanjian yang baru.Ketika kembali ke dalam mobilnya, Robi masih tidak dapat memercayai apa yang baru saja di dengarnya. Pria itu t
Selesai makan malam, ketika Sonia kembali ke kamar untuk mengepak barang-barangnya. Bi Rati masuk sambil membawakan kue, es krim, dan puding cokelat buatannya. Satu per satu makanan tersebut diletakkannya di atas meja dengan pelan. “Non Sonia, kalau Non mau memakan-makanan ini, aku akan buatkan untuk Non. Jangan beli di luar yah, Non. Di luar bahan-bahannya kurang segar.”Sonia bukanlah seseorang yang mudah terharu, tapi melihat tatapan Bi Rati yang begitu tidak tega melepas dirinya, hati perempuan itu pun tergerak. Sonia maju selangkah, lalu memeluk Bi Rati erat-erat, “Mungkin, aku masih kembali lagi nanti ….”Hidung Bi Rati berubah merah, lalu berkata dengan lembut, “Aku dan Pak Yanto akan menunggu kamu kembali.”Sonia menganggukkan kepalanya. “Hari ini aku akan mengepak baju-bajuku, lalu besok akan kembali untuk mengambilnya. Kedepannya Bibo aku serahkan kepada Bibi dan Pak Yanto, tolong jaga dia yah, Bi.”“Pasti!” jawab Bi Rati menepuk-nepuk pundak perempuan itu dengan lembut. “Kam
Sonia tahu, apa maksud pertanyaanya, sehingga perempuan itu pun berpura-pura tenang dan menjawab, “Biasa saja.”Ranty kembali bertanya dengan khawatir, “Kamu merasa nggak sifatnya aneh?”Kedua telinga Sonia pelan-pelan mulai memerah. Perempuan itu berusaha mencari sedikit kepingan-kepingan memori di tengah keadaan yang kacau itu, “Seharusnya sih nggak ada.”Sonia pun menjadi tenang mendengar penjelasan sahabatnya ini. Perempuan itu membuka dasbor mobilnya dengan sebelah tangan, lalu mengambil sebuah kotak dan melemparkannya ke pangkuan Sonia. “Untuk sementara, kalau kamu masih belum mau hamil, makan ini. Satu butir setiap kali melakukannya. Obat ini sangat aman, nggak ada efek samping apa pun di tubuh kita. Tapi demi keamanan, sebaiknya lain kali minta dia juga menggunakan kontrasepsi.”Sonia melihat kotak tersebut lalu membukanya, kemudian dia mengambil sebutir obat dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.Ketika umurnya baru berusia empat tahun, orang tua angkatnya meninggal karen
Perempuan itu menertawakan dirinya sendiri sambil menggelengkan kepala. Dia membuka koper, lalu meletakkan baju-bajunya ke dalam lemari.Sementara koper yang satunya lagi berisi komputer dan juga dua buah layar monitor. Sonia pun meletakkannya di ruang buku, di kamar sebelah.Kamar yang mereka tempati cukup luas, penataannya tentu saja juga sangat baik. Pemilik tempat itu mempunyai ruang kerjanya sendiri, bahkan di samping kamar tamu juga mempunyai ruang belajar. Di dalam rumah itu juga masih ada sebuah kamar kosong lain, yang mungkin kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang.Setelah selesai merapikan semua barang-barangnya sendiri, Sonia pun membersihkan badannya lalu berbaring di atas kasur. Tanpa ada orang lain di kamar yang menemaninya, rasa kesepian dan juga ketakutan membuat perempuan itu langsung tertidur.***Sekitar jam delapan malam, Bi Rati menelepon Reza dan memberitahunya bahwa Sonia telah pindah. Perempuan paruh baya itu pun meminta petunjuk dari atasannya, ap
Pria itu bangkit berdiri dan berkata dengan tenang, “Aku akan mengantarkan kamu pulang.”“Di mana supirnya?” tanya Sonia.Reza sudah berjalan hingga ke depan pintu. Begitu mendengar pertanyaan dari perempuan itu, langkah kakinya langsung berhenti dan menoleh ke belakang. “Aku kebetulan lewat sana.”Sonia hanya tersenyum simpul dan berkata, “Terima kasih!”Ketika mobil yang mereka naiki pelan-pelan menjauh dari rumah keluarga Herdian, Reza bertanya dengan lembut, “Apa kamu kerasan tinggal di sana?”“Emm, sangat nyaman,” jawab Sonia cepat. Perempuan itu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku ingin mengganti seprei putih di kamarku menjadi warna lain, apa boleh?”Reza berkata, “Tentu saja boleh, rumah itu sudah menjadi milik kamu sepenuhnya ketika kamu tinggal di dalamnya. Kamu mau bagaimana menata dan mendekorasinya, semua terserah kamu.”Sonia berterima kasih kepadanya, lalu melanjutkan, “Upah para pekerja itu, kita juga bisa membagi dua.”Setelah perempuan itu tinggal di dalam rumah ters
Semua orang pun langsung terkesima dan memuji Reviana. Memuji bahwa kalung yang digunakan olehnya sangatlah cantik, memuji Stella adalah anak yang berbakti, juga memuji Reviana sangat beruntung.Ibu Widi dengan separuh hati yang menyesal dan separuh hati cemburu, berkata, “Sebenarnya aku sudah mengincar kalung ini ketika GK Jewelry pertama kali mengumumkan kalung model terbarunya. Tapi sayangnya, aku nggak pernah melihat kalung ini di dalam toko. Aku juga sudah menanyakan hal ini ke manajer toko, kata manajer toko kalung ini sudah dipesan oleh seseorang. Ternyata Stella adalah tamu VVIP dari GK Jewelry.”Salah seorang dari ibu-ibu yang berada di sana juga ikut menyelak, “Aku juga sempat bertanya dengan manajer toko, katanya kalung itu sudah dipesan oleh orang dalam, yaitu Ibu Dania, direktur GK Jewelry. Stella, apa kamu kenal dengan Ibu Dania?”“Mana mungkin!” ejek Ibu Eri yang dari tadi diam.Reviana sendiri langsung memandang putrinya dengan terkejut, “Kamu mengenal Ibu Dania?”Dania
Dania kembali melihat ke arah leher Reviana. Tiba-tiba saja perempuan itu seperti mengerti sesuatu, lalu tersenyum dengan pelan, “Sepertinya Ibu salah paham, saya sama sekali nggak mengenal Stella,” ujarnya kepada Reviana.“Haa?” seru semua orang bersamaan karena terkejut mendengar hal ini. Mereka semua langsung terdiam, tidak ada yang berbicara, hanya menatap Stella dengan pandangan yang aneh. Stella hanya bisa menundukkan wajahnya, lalu menarik Reviana sambil berbisik, “Mama, aku nggak enak badan. Kita pulang saja, yuk!”Senyum di wajah Reviana seketika membeku, matanya berkedip-kedip dengan bingung.Ibu Eri langsung membesarkan suaranya dan berkata, “Nggak kenal? Bagaimana mungkin? Jelas-jelas tadi Stella yang bilang sendiri, kalau kamu mengenal Dania. Kalung yang dihadiahkan untuk Ibunya, dibantu oleh orang dalam untuk memesannya. Jangan-jangan ….”Ibu Eri sengaja menunjukkan raut wajah tidak masuk akal, “Ada orang yang sedang berbohong?”Dania tersenyum simpul, tatapan matanya te
Reviana menarik dengan keras kalung yang ada di lehernya dan melemparkan kalung tersebut ke atas meja kopi. “Dia bilang, dia yang membeli kalung ini. Dia juga bilang sudah mengenal Dania, direktur dari GK Jewelry. Tapi kenyataannya, semua kebohongannya langsung terbongkar hari ini di depan begitu banyak orang! Aku sekarang benar-benar malu karena dia!” ujar Reviana menjelaskan sambil menggertakkan giginya.Hendri langsung mengerutkan kening melihat kalung yang ada di atas meja kopi itu, lalu bertanya, “Bukankah ini kalung yang diberikan oleh Stella ketika kamu ulang tahun kemarin?”Reviana langsung mengangkat tangan dan menunjuk Stella, ”Kamu tanya sendiri kepadanya!”Sambil terisak-isak, perempuan itu menurunkan tangannya dan melihat ke arah Reviana dengan kedua mata yang masih berlinang air mata. “Maaf Ma, maaf!”Hendri mengerutkan keningnya, “Sebenarnya apa yang terjadi?”Stella menjawab sambil terisak dan tersedak, “Ka … kalungnya, sebenarnya dari Kakak!”Baik Hendri maupun Reviana
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin
Dua hari kemudian, Iwan sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Tito sengaja datang khusus untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit. Kemudian, dia membawa Iwan untuk melakukan terapi pemulihan di pusat rehabilitasi.Begitu masuk ke pusat rehabilitasi, Kelly mengerutkan keningnya. Pusat rehabilitasi ini adalah tempat rehabilitasi terbagus di Kota Jembara dengan pemandangan indah di sekeliling. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 30 kilometer. Di dalam pusat rehabilitasi terdapat tim medisnya sendiri. Fasilitas internalnya juga sangat bagus.Manajer dan suster sudah datang menyambut. Suster mendorong Iwan ke dalam sembari menjelaskan kondisi pusat rehabilitasi kepada Kelly.“Sekitaran pusat rehabilitasi kita ada taman, bioskop, tempat olahraga, perpustakaan, dan masih banyak tempat hiburan lainnya.”“Semua perawat di sini tamatan akademi. Selain itu, semuanya setidaknya sudah memiliki 3 tahun pengalaman dalam menjaga orang tua dan pasien.”…Sekelompok orang berjalan melewati
“Sepertinya Pak Cervin cari kamu, deh!” ucap Laura.Kelly tersadar dari bengongnya. “Oke!” Dia menatap rancangan desain gedung Gunawan Group. Beberapa saat kemudian, dia mengambilnya, lalu berjalan ke ruang kerja Cervin.Pintu diketuk. Kemudian, Kelly berjalan ke dalam dan berkata dengan suara lembut, “Pak, ini rancangan interior lantai satu yang aku buat untuk gedung Gunawan Group. Mohon dilihat dulu. Kalau nggak ada masalah, aku akan lanjut ke rancangan kedua.”Cervin terbengong sejenak, kemudian menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kamu sudah berubah pikiran? Tidak jadi mengundurkan diri lagi?”Wajah Kelly kelihatan merona. Dia tersenyum, lalu mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku mau lanjut bekerja di sini. Aku tarik kembali ucapan aku sebelumnya.”“Begini, dong!” Cervin tersenyum lembut. “Bekerjalah dengan baik. Kariermu pasti akan semakin berkembang di sini!”Tatapan Kelly kelihatan berkilauan. Dia tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi di wajahnya. “Aku akan lebih berusaha!”
Ketika mendengar nada bicara Jason, hati Kelly spontan gemetar. Dia membalas dengan suara rendah, “Oh!”Kelly meletakkan dokumen di tangan, lalu meminum setengah gelas air berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia baru berjalan ke luar.Setibanya di bawah gedung perusahaan, ternyata mobil Jason memang sedang diparkirkan di sana.Baru saja Kelly membuka pintu mobil baris belakang, tiba-tiba terdengar suara pria dari bangku pengemudi. “Duduk depan!”Kelly sungguh tidak menyangka Jason akan mengendarai mobilnya sendiri. Kelly pun duduk di bangku samping pengemudi.Setelah Jason mabuk malam hari itu, ini adalah pertama kalinya mereka berjumpa lagi. Ketika melihat Jason, Kelly spontan kepikiran dengan ucapannya malam hari itu. Raut wajahnya kelihatan tidak alami, dia bahkan tidak berani untuk mengangkat kepalanya.Suasana di dalam mobil sangat hening. Jason tidak berbicara, hanya menunjukkan ekspresi muramnya saja. Kelly juga tidak berbicara.Setelah terdiam beberapa saat, Jason ber
Dulu, Kelly pasti akan langsung menolak. Namun sekarang, Kelly malah merasa ragu.Kelly mesti membayar utang Yerin dan mesti merawat ayahnya. Dia sangat membutuhkan uang!Ketika menyadari Kelly tidak berbicara, Kenneth pun melanjutkan, “Hubungan kerja di perusahaanmu sangat rumit. Susah untuk bisa naik jabatan. Kamu juga mesti menghadapi banyak jenis klien. Kalau kamu ke perusahaanku, aku jamin kamu bisa mendapatkan berkali-kali lipat lebih banyak daripada perusahaanmu yang sekarang!”Kelly terdiam sejenak. Dia sedang merenung. “Kamu beri aku waktu untuk pertimbangkan masalah ini dulu!”Waktu itu, Kelly langsung menolak. Kali ini, dia mengatakan dirinya perlu waktu untuk mempertimbangkannya. Jadi, Kenneth seolah-olah melihat adanya secercah cahaya. Dia segera berkata dengan tersenyum, “Nggak masalah. Kamu pertimbangkan dulu dengan baik. Aku akan sambut kedatanganmu kapan saja!”…Jason membawa Howard pergi menemui seorang klien. Baru saja dia menuruni mobil berjalan ke dalam restoran,