Kelly pun mencibir. “Jadi, sewaktu orang lain mengatakan pangeran kuda, aku nggak pernah sekali pun menginginkannya. Karena setelah lewat jam 12 malam, semuanya akan kembali ke bentuk semula.”Sonia seketika menjadi kebingungan. Tiba-tiba terlintas bayangan pertama kalinya dia bertemu dengan Reza. Hanya saja, Sonia lupa bahwa Reza tidak tahu siapa dirinya. Mungkin di dalam hati Reza, Sonia hanyalah pendamping tidurnya yang tidak ada bedanya dengan mantan-mantan Jason.Reza pernah bilang sebelumnya. Mereka bisa bersama hanya demi kesenangan belaka. Jangan sampai terbawa perasaan.Sewaktu di rumah sakit, Reza juga pernah mengingatkan Sonia untuk tahu menempatkan dirinya! Ternyata Reza selalu dalam keadaan sadar!Jari-jari Sonia menyentuh gelas es krim, dan rasa dingin seketika menjalar. Dia memalingkan kepalanya untuk memandang ke luar jendela. Banyak yang hilir mudik di luar sana. Jalanan terlihat sangat ramai. Namun, semuanya tidak ada hubungannya dengan Sonia.Pada malam hari.Saat i
Jason bertanya, “Memangnya apa yang dilakukan Rowen sama Sonia?”Bondan sudah mengetahui masalah di ruangan 6612, dia pun menceritakan bagaimana Rowen mempersulit Sonia.Jason tersenyum sinis. “Kenapa Melvin ada di mana-mana?”“Melvin memang jago membuat keonaran. Dia menyiksa Rowen murni untuk kesenangan belaka. Setelah itu, Rowen memang nggak berani menyinggung Melvin lagi. Hanya saja, bisa jadi Rowen bakal dendam sama Sonia,” ucap Bondan dengan ketus.Jason melirik Reza sekilas, lalu berkata, “Suruh Kak Sunny beri perhatian ekstra sama Sonia. Jangan sampai Sonia dicelakai sama Rowen.”“Setelah disiksa Melvin, sepertinya dia nggak bakal berulah dalam waktu dekat ini. Aku juga sudah suruh Yusa untuk kasih tahu Kak Sunny untuk memperketat keamanan di lantai enam.”Raut wajah Reza terlihat datar. Dia tidak merespons sama sekali seolah-olah masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia.Setelah masalah Rowen berlalu, semua tamu Kasen memperlakukan pelayan dengan sangat sungkan. Mereka jug
“Kamu suka sama Fernando?”Sonia terkejut. Kenapa Reza menanyakan hal ni di tengah malam?“Nggak suka,” balas Sonia dengan kesal.“Emm.”Kemudian, Reza langsung memutuskan panggilan.Sonia semakin kebingungan. Amarahnya seketika meluap. Saking marahnya, Sonia langsung melempar ponselnya ke atas ranjang, lalu kembali melanjutkan tidurnya.Namun, tidak peduli bagaimana Sonia berusaha, dia tetap tidak bisa tertidur. Dia sungguh kesal lantaran tidak mengerti maksud dari panggilan Reza tadi.Saat langit sudah hampir terang, Sonia baru mulai tertidur.Lagi-lagi Sonia dibangunkan oleh bunyi dering ponselnya. Kali ini Sonia langsung mengangkatnya tanpa melihat tampilan layar ponsel. “Siapa?”“Sonia!”Kedua mata Sonia spontan terbelalak. Bukankah orang itu adalah Ranty yang sudah menghilang hampir sebulan itu?“Sonia, aku sudah putus sama Matias!” kata Ranty dengan tenang.Rasa kantuk seketika menghilang dari diri Sonia. Dia langsung membangkitkan dirinya. “Apa?”“Kami sudah putus. Begitu, deh!
Mereka berdua masih membahas masalah Matias. Tiba-tiba Ranty bertanya pada Sonia, “Bagaimana hubunganmu dengan Reza?”Sonia sedang menaruh gula ke dalam kopi. Dia berdeham, lalu menjawab, “Sama seperti kalian.”“Apa maksudmu?” Ranty mengerutkan keningnya. “Kalian juga sudah putus?”Tatapan Sonia berubah muram. Dia tidak tahu apakah hubungannya dengan Reza sudah tergolong berakhir atau belum?Ketika Ranty dan Matias putus, setidaknya mereka telah mengatakannya dengan terang-terangan. Namun, tidak dengan Sonia dan Reza. Reza bahkan tidak berkata apa-apa.Sadis sekali!Rasa kopi yang sudah ditaruh gula masih terasa pahit. Sonia menyesap sesuap, dan keningnya semakin berkerut. Dia langsung menyuruh pelayan untuk menambahkan krim ke dalam kopi.Ranty menatap Sonia sambil berkata, “Lebih baik kamu tanya Reza dengan jelas. Bagaimanapun juga, kamu adalah istri sahnya!”Sonia mengaduk kopinya, dan hanya terdiam.Hubungan Sonia dan Reza bermula dari sebuah kesalahpahaman. Setelah malam di Celest
“Kalau begitu, ikuti aku!”“Oke!”Ranty dan Melvin langsung berjalan maju. Namun, mereka menyadari Sonia masih berdiri di tempat sambil menatap mereka berdua dengan tidak berdaya.Melvin berkata, “Aku hampir melupakan Sonia-ku!”“Jelas-jelas dia itu Sonia-ku!” Ranty mendengus sambil meraih pergelangan tangan Sonia. Dia langsung menarik Sonia untuk berjalan ke lantai bawah.Setelah memasuki ruangan, tampak ada dua orang sudah duduk manis di dalam ruangan. Dari cara berpakaian mereka, mereka berdua kelihatannya adalah pebisnis. Sonia spontan terkejut. Untuk apa Melvin membawanya kemari?“Tuan Melvin!” Seorang lelaki paruh baya berpakaian jas biru mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata, “Akhirnya kita ketemu juga!”Kedua tangan Melvin masih diselipkan di dalam saku celana. Dia lalu berkata, “Pak Willy sudah menunggu lama, ya. Silakan duduk!”Sonia menatap si lelaki paruh baya, dan sepertinya dia tahu siapa lelaki itu.Si lelaki terpaksa menurunkan tangannya. Dia menatap Sonia dan Rant
Awalnya Sonia mengira pertemuannya dengan Melvin hanyalah kebetulan belaka. Setelah dilihat-lihat, sepertinya semuanya sudah direncanakan.Untungnya Sonia sangat percaya dengan Ranty. Kalau tidak, Sonia pasti akan merasa tertipu.Sejak kedatangan Reza, Ranty pun sudah duduk manis menunggu untuk menyaksikan pertunjukan seru.Ranty ingin melihat apa yang akan dilakukan orang-orang ini?Tatapan Reza masih dingin seperti biasa, tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di benaknya. Kelihatan sekali, ketika Reza melirik Sonia dan Melvin yang sedang duduk bersebelahan itu, tatapannya semakin dingin lagi.Hari ini tamu utama yang diundang Willy adalah Melvin, tapi dia juga tidak berani mengabaikan Reza. Dia mempersilakan Reza untuk duduk di tengah, lalu menuangkan anggur untuk Reza. “Hari ini aku sungguh beruntung bisa mengundang Pak Reza, Pak Melvin, dan juga Pak Bagus. Aku bersulang kepada kalian!”Selesai berbicara, Willy langsung meneguk anggurnya hingga tidak bersisa.Kemudian, Willy lanj
Siska adalah pemeran utama dalam film itu. Jadi, dia pun diundang hari ini.Alasan Willy bisa mengundang Reza karena dia adalah pemilik Victor Entertainment dan juga salah satu produser dalam film Bagus. Terlebih Siska juga adalah anggota dari perusahaan Reza. Jadi, Willy mengira Reza pasti akan berpihak di sisinya membantunya untuk membujuk Melvin. Setidaknya Melvin pasti tidak akan bersikap keterlaluan terhadap Reza.Saat ini Siska bersuara dengan lembut, “Nona Sonia, aku tahu Pak Melvin lagi marah gara-gara masalah kamu dengan Pak Rowan. Tapi mohon bantu kami untuk bujuk Pak Melvin, bagaimanapun sebelumnya Pak Reza juga begitu menjagamu. Mohon lepaskan kami, jangan hancurkan film kami!”Sonia spontan mengangkat kepalanya. Dia melihat wajah polos Siska, dan tatapannya semakin dingin lagi.Melvin yang duduk di samping pun tersenyum sinis. “Memangnya aku nggak ada kerjaan? Apa perlu aku hancurin film nggak berharga itu?”Raut wajah Siska langsung berubah. “Pak Melvin sudah salah paham.
Melvin mengabaikan semua orang di dalam ruangan, lalu menyuapi Sonia. Dia terlihat sangat memanjakan Sonia.Tanpa mengangkat kepalanya, Sonia juga dapat merasakan tatapan sinis lelaki yang duduk di seberangnya. Dia memelototi Melvin, lalu berkata, “Jangan akting lagi! Nggak ada yang bakal peduli!”Melvin mencondongkan badannya, menundukkan kepalanya, lalu tersenyum tipis. “Siapa yang lagi akting? Aku memang ingin manjain kamu. Meski Reza nggak ada di sini, aku juga bakal berbuat seperti ini.” Sonia menundukkan kepalanya untuk menyantap es krim. Mereka yang sedang berbisik-bisik itu kelihatan seperti sedang bermesraan saja.Siska melirik Sonia, dan dia spontan merasa kagum dengan wanita itu. Dia tidak tahu bagaimana cara Sonia bisa menggaet lelaki kaya lain setelah meninggalkan Reza.Willy berkata dengan tersenyum, “Pak Melvin memang baik banget sama Nona Sonia. Nona Sonia suka makan es krim, ya? Aku punya saham dalam toko es krim terenak di Jembara. Bagaimana kalau aku hadiahkan toko
Sonia memelototi Reza. “Tuan Reza harap mengerti. Keputusan ada di tanganku.”Kening Reza sedikit berkerut. “Sayang, kamu akan segera pulang. Waktu kebersamaan kita hanya tersisa dua hari saja. Kita baru saja bersama, sebentar lagi kita malah mesti berpisah.”Nada bicara Reza sangat normal. Hanya saja, tatapannya kelihatan sangat tajam dan nada bicaranya juga terdengar kesal. Saat dia mengatakan perpisahan, kebetulan kata-kata itu menusuk hati Sonia.Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan pakaiannya. “Hanya sekali saja!”Reza mengambil pakaian itu dengan penuh penasaran. “Ini memang sekali pakai, ‘kan? Memangnya kamu ingin pakai beberapa kali?”Sonia terdiam membisu. Sepertinya ucapannya itu mubazir.Reza mengambil pakaiannya. Tatapannya kelihatan semakin tajam. Dia langsung menggendong Sonia. “Tenang saja, kamu tidak usah turun tangan. Aku bersedia untuk melayanimu!”Sonia membalikkan tubuhnya, lalu kedua pahanya mengapit pinggang Reza. Tiba-tiba dia bertanya, “Apa ada cow
Telapak tangan Reza mengusap rambut Sonia. Dia menunduk untuk mengecup keningnya, lalu mendesak Robi untuk mengendarai mobil dengan cepat.Robi membatin, ‘Aku sudah berusaha untuk cepat, tapi kondisi lalu lintas tidak mengizinkan.’Tentu saja dengan adanya perintah Bos, Robi juga tidak boleh mencari alasan apa pun. Dia terpaksa mengeluarkan teknik mengemudinya, lalu mengebut kencang.Setibanya di Gedung Anggrek, Reza tidak membangunkan Sonia, melainkan langsung menggendongnya untuk menuruni mobil.Ada kotak hadiah yang jatuh dari tubuh Sonia. Reza melihat sekilas, lalu mengambilnya ke lantai atas.Setibanya di lantai atas, pintu dibuka, kemudian ditutup kembali. Kali ini, Reza tidak memiliki pertimbangan lain. Sonia diturunkan di atas rak sepatu. Dia menahan pinggang langsing Sonia, lalu memberinya ciuman hangat yang mendalam.Sonia merasa sangat mengantuk. Yang tidak bisa tidur terlelap selama sepuluh hari ini bukan hanya Reza saja. Semalam Sonia mengobrol panjang dengan Ranty hingga
Saskia tahu apa maksud Jason. Dia tidak segera memberi jawaban pasti, melainkan langsung mengalihkan topik pembicaraan. “Sebenarnya boleh tidak aku bawa Yana ke rumah? Tadi ayahmu baru berpesan sama aku. Dia bahkan sudah menghafal cerita dongeng untuk diceritakan kepada Yana.”Jason berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke, bawa Yana pulang saja. Aku akan bicara dengan Kelly.”Saskia langsung merasa gembira. Dia menggendong Yana sembari berkata, “Ayo pulang bersama Nenek. Ucapkan sampai jumpa kepada Ayah!”“Di mana Ibu?” tanya Yana.Jason memiringkan kepalanya untuk mencium pipi Kelly. “Aku pergi cari Ibu dulu. Kamu pulang dengan Nenek sana. Nanti malam kita lakukan panggilan video.”“Emm!” Yana mengangguk dengan patuhnya. “Sampai jumpa, Ayah!”“Sampai jumpa!”Jason sungguh merasa gembira. Dia menggendong Yana berjalan keluar. “Kakek suruh orang untuk bawa seekor koala dan dua ekor kelinci dari luar negeri. Semuanya cantik-cantik. Apa kamu mau melihatnya?”“Nenek!” Kening Yana berkerut.
Celine malah memperhatikan Reza dan Sonia. Pada acara seperti ini, Reza malah memilih untuk berdiri di samping Sonia. Apa hubungan mereka berdua sudah diresmikan?Hati Celine terasa panik. Dia merasa waktu yang tersisa sangatlah sedikit. Namun, dengan sikap arogan Celine, dia tidak bisa menjilat pria seperti yang dilakukan Sonia!Ketika kepikiran hal ini, Celine semakin meremehkan Sonia!…Jemmy menghadiahkan sebuah hadiah berharga untuk Ranty. Sebelum pergi, dia berpesan kepada Ranty, “Sekarang kamu sudah menikah, kamu pun sudah dewasa. Ke depannya kamu tidak boleh bersikap kekanak-kanakan lagi dan mesti jaga temperamenmu. Lewatilah hidupmu bersama Matias dengan baik!”Ranty memeluk Jemmy dengan perlahan. “Kakek, terima kasih sudah kemari hari ini. Aku pasti akan dengar ucapanmu!”“Kamu memang patuh!” Jemmy menepuk pundak Ranty. “Kamu tidak usah antar lagi. Aku pulang saja!”Kedua mata Ranty menjadi basah. Dia melambaikan tangannya. “Sampai jumpa, Kakek!”Reza dan Sonia mengantar Jemm
“Iya! Iya!” Orang yang berbicara segera menimpali, “Anak muda punya pemikirannya sendiri. Pikiran kita juga tidak boleh terlalu konservatif. Yang penting mereka gembira saja!”Saskia tersenyum, lalu mengambil tisu untuk menyeka krim di ujung bibir Yana dengan lembut.Lysa berkata, “Reza masih belum mengadakan resepsi pernikahan. Nanti keluarga kita diskusikan tanggal, kemudian kita adakan bersama saja, lebih ramai juga. Lagi pula, hubungan Reza dan Jason juga cukup bagus.”Kedua mata Saskia langsung berkilauan. Dia berpikir sejenak, lalu mengangkat kepalanya. “Oke, nanti biarkan Jason dan Reza ambil keputusan saja!”Lysa mengangguk dengan tersenyum lembut. Dia berpikir seandainya mereka berdua bisa menikah bersama, sepertinya akan lebih cepat lagi. Dia sudah tidak sabaran ingin Sonia memanggilnya dengan sebutan “Ibu”.…Setelah acara bubar, mobil sudah berhenti di depan untuk mengantar Jemmy dan Aska pulang.Sonia, Reza, Ranty, dan yang lain mengantar kedua senior ke luar gedung.Orang
Nelson mengangkat-angkat alisnya. “Ternyata kamu sudah mengundurkan diri. Apa karena kamu bertengkar sama Bos Yandi?”Ketika melihat sikap mereka berdua tadi, sepertinya mereka sedang tidak akur.Tasya menunduk, lalu membalas dengan suara pelan, “Nggak ada yang perlu dipertengkarkan. Aku … semua salahku. Aku nggak ingin tambah masalah buat dia. Lagi pula, aku pergi bekerja atau nggak, semuanya juga nggak ada hubungannya sama dia!”Nelson bertanya dengan bingung, “Kesalahan apa yang kamu perbuat?”Tasya tidak berbicara.Nelson tersenyum. “Kalau tidak mau kerja, ya tidak usah. Kamu memang tidak seharusnya ke sana!”“Iya.” Tasya tersenyum menyindir sembari bergumam, “Memang nggak seharusnya aku ke sana!”“Kalau begitu, kamu akan punya waktu yang lebih banyak di akhir pekan. Nanti kita pergi daki gunung bersama atau nonton film di bioskop.” Tersimpan amarah di dalam mata Nelson. Dia menatap Tasya dengan sedikit harapan.Tasya mengangguk dengan tidak fokus. “Oke!”“Kalau begitu, sepakat, ya
Ketika Reza mendengar suara tawa Sonia, dia langsung menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dada lebar Reza bisa membuat Sonia bersandar dengan nyamannya. Dia berkata dengan suara rendah, “Sonia, aku benar-benar sangat beruntung!”“Emm?” Sonia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Reza.Reza menatap Sonia dengan tatapan membara. “Beruntung sekali!”Ujung bibir Sonia melengkung ke atas. “Aku juga merasa seperti itu!”Hati Reza terasa lembut. Dia menunduk untuk mengecup kening Sonia, lalu beralih ke ujung hidung mancung, kemudian berakhir di bibirnya.…Setelah Yandi meninggalkan tempat, dia berjalan ke area parkiran. Dari kejauhan, terlihat dua sosok orang sedang berjalan menghampirinya. Suara yang familier juga terdengar.“Oscar, yang cepat. Kue tarnya sudah meleleh, nih!”Suara Tasya terdengar sedikit manis dan imut.Oscar segera mengikuti langkah Tasya, lalu mengambil kue tar dari tangan Tasya. Suaranya terdengar tidak berdaya dan santai. “Padahal semuanya sudah tersedia di acara, kam
Reza berdiri di kegelapan untuk sejenak. Kemudian, dia baru membalikkan tubuhnya berjalan menuruni tangga.Saat ini, Sonia dan Yandi masih duduk di anak tangga sembari mengobrol sesuatu. Saat mendengar ada suara langkah kaki dari atas, Sonia mengangkat kepalanya melihat ke arah datangnya suara. Terlintas sedikit kelembutan di dalam tatapan dinginnya.Reza melepaskan jaketnya untuk membungkus tubuh Sonia. Dia menatap Yandi, lalu bertanya, “Kenapa tidak minum di dalam?”Yandi berdiri, lalu membalas dengan tersenyum datar, “Tadi aku sudah minum bersama Ranty.” Pada saat ini, Yandi melihat jam tangannya. “Leon masih menungguku di luar. Aku pulang dulu.”Reza mengangguk. “Hati-hati di jalan!”Yandi mengangguk dengan perlahan, kemudian berkata pada Sonia, “Ranty sibuk sekali. Aku tidak masuk untuk pamitan sama dia. Bantu aku sampaikan kepadanya, ya.”“Oke!” balas Sonia.“Ayo!” Yandi tersenyum, lalu meninggalkan tempat.Setelah Yandi pergi, Reza duduk di samping Sonia. Angin malam berembus me
Reza berdiri di lantai atas. Ketika melihat mereka berdua sedang duduk di anak tangga sembari mengobrol, tatapannya kelihatan tajam.Beberapa saat kemudian, Reza berjalan menuruni tangga. Menyusuri lorong panjang yang klasik dan sunyi, Melvin kebetulan berjalan ke arah yang sama. Tujuan mereka berdua adalah Sonia. Ketika saling melihat satu sama lain, mereka serempak berhenti.Di bawah lorong, lentera besi hitam bergaya istana berkelip dengan cahaya dingin yang redup. Di luar sana, kembang api sedang dinyalakan, percikan cahaya yang gemerlap menerangi dan meredupkan wajah tampan keduanya secara bergantian.Sosok Reza sebagian bersembunyi dalam bayangan gelap. Garis wajahnya menjadi lebih tegas dan tajam. Tekanan kuat yang dia pancarkan membuat udara dingin malam ini terasa semakin tipis.Mengenai Melvin, dia tetap menunjukkan gaya santainya. Anting dengan batu berlian hitam menghiasi daun telinganya. Rompi hitam dipadukan dengan kemeja putih. Sementara, kedua tangannya dimasukkan ke da