Beberapa hari kemudian, saat Reza masuk ke rumah dan melewati lantai dua, dia tanpa sengaja mendengar pembicaraan Diana yang sedang berada di balkon. “Apa kamu masih berhubungan dengan Sonia?”“Jangan alasan, ya!”“Kalau kamu merasa Sonia itu anaknya baik, kamu harus dekati dia. Kalau kamu nggak ambil inisiatif, dia bakal dikejar orang lain!”Selesai menelepon, Diana membalikkan badan dan melihat Reza sedang naik ke atas. Dia pun menyapa Reza, “Tadi Ibu baru bertanya kamu pulang atau nggak?”Reza berkata, “Belakangan ini Kak Diana nggak sibuk? Sudah ganti profesi jadi mak comblang?”Diana tersenyum tanda tidak berdaya. “Sonia meninggalkan kesan bagus di diri ibuku. Dia bilang gadis seperti Sonia sudah jarang ditemui. Dia terus mendesakku untuk mengingatkan Fernando. Sejak kecil Fernando sudah tidak punya ibu. Jadi aku sebagai tantenya mesti lebih perhatian sama dia.”Reza mengangguk, dan tidak berkata apa pun, langsung berjalan ke lantai tiga.Selesai mandi, si lelaki mengisap rokok di
Raut wajah Fernando berubah muram. Dia lalu berkata dengan tulus, “Nggak apa-apa. Sebelumnya sudah sering terjadi masalah seperti ini. Nanti aku bakal beri tahu Nenek dan yang lainnya. Jadi mereka nggak berharap lagi.”Fernando menyerahkan kue tar kepada Sonia. “Aku sudah bawain kuenya, kamu makan saja sama temanmu.”Sonia masih tidak mengambilnya.“Ambillah. Kita memang bukan pacaran, tapi kita bisa jadi teman biasa! Lagi pula cuma sepotong kue doang. Aku juga nggak suka makan yang manis-manis. Kalau kamu nggak mau ambil, aku cuma bisa buang kuenya.” Fernando langsung menarik tangan Sonia, dan meletakkannya di atas tangan Sonia. “Cepat pergi kerja sana.”Kali ini Sonia tidak menolak lagi. “Terima kasih. Bantu aku sampaikan ucapan terima kasih sama nenekmu juga, ya!”Di pinggir jalan, Jason dan Reza sedang menuruni mobil hendak berjalan ke dalam Kasen. Jason melirik sekilas, lalu berkata, “Itu Sonia, ‘kan?”Reza spontan memalingkan kepalanya. Dia melihat Sonia sedang berdiri di hadapan
Raut wajah Sonia berubah sinis. “Kelak jauhi aku. Kalau kamu berjanji, baru aku lepasin!”“Mimpi!” Melvin tersenyum, lalu tiba-tiba berteriak, “Pelecehan, pelecehan!”Melvin mengenakan pakaian norak, tangannya ditahan oleh seorang pelayan, lalu berteriak pelecehan.Orang yang melewati pun merasa kaget, tapi tidak ada yang berani mendekatinya.Terlihat ekspresi galak di wajah indah Sonia. Dia langsung mengangkat pinggang Melvin, mengangkatnya ke atas, lalu hendak melemparnya.Melvin berteriak ketakutan, “Sayangku, kamu nggak serius, ‘kan?!”Beberapa pelayan di samping pun terkejut setengah mati. Ada yang berteriak, “Cepat panggil Kak Sunny!”Sonia menarik napas dalam-dalam, memberi tahu dirinya tidak boleh membuat masalah. Dia lalu memikul Melvin di atas pundaknya, lekas berjalan menuju ruangan istirahat.“Sonia, kamu lagi ngapain?” Ada pelayan yang mengejar langkahnya.Melvin memelototi pelayan yang melewati. “Apa kamu nggak lihat kami lagi mesra-mesraan? Pergi sana!”Pelayan itu terte
Reza terbengong. Dia mengerutkan keningnya dan tatapannya terlihat sinis.Sonia dan Melvin sedang duduk di depan meja. Sonia sedang menulis, dan begitu pula dengan Melvin. Tampak juga kotak kue diletakkan di samping, dan ujung bibirnya dipenuhi dengan krim.Jas merah muda Melvin diletakkan di atas kursi. Saat ini dia hanya mengenakan kemeja abu-abu saja. Melihat kedatangan Reza, Melvin menyeka sisa krim di mulutnya, lalu berkata, “Pak Reza datangnya lebih lama daripada yang kubayangkan!”Reza melihat ke sisi Sonia. Tapi dia tidak bergerak, dan hanya menatap Reza saja.“Maaf, aku salah jalan. Lanjutkan saja!”Selesai berkata, Reza pun langsung pergi begitu saja.Jason menunggu di luar ruangan. Melihat Reza berjalan keluar, dia pun diam-diam mengamati ekspresi Reza.Bondan pun bertanya pada Jason. “Apa Kak Reza dan Nona Sonia sudah putus?”Jason mengangkat-angkat alisnya. “Kalau Sonia dan Melvin melakukan hal tidak senonoh di dalam ruangan, apa mungkin Reza akan keluar secepat ini?”“Tap
Melvin langsung tersedak dan terbatuk-batuk.Sonia membaca buku sejenak, lalu ada pesan masuk. Dia mengambil ponselnya, dan ternyata itu adalah pesan dari Ferdi.[ Kak Sonia, aku sudah terima tanda tangan King kirimanmu. Kakakku juga sudah lihat, tapi dia ngotot bilang tanda tanganku itu palsu. ]Sonia membalas.[ Nggak apa-apa. ][ Menurutku, punya dia baru palsu. Dia malah memamerkannya. ]Melvin melirik ke sisi Sonia. “Lagi ngobrol sama siapa?”Sonia melirik Melvin sekilas. “Masih ingin salin sekali lagi?”Raut wajah Melvin langsung terkaku. Dia langsung duduk tegak dan lanjut menyalin.Sonia dan Ferdi mengobrol sejenak. Kemudian Sonia lanjut membaca bukunya.…Pada hari Kamis siang, saat Sonia hendak keluar rumah, dia menerima panggilan dari Cindy. “Sonia, berapa banyak uang yang sudah kamu dapatkan dari hasil menipu adikku?”Sonia mengerutkan keningnya. “Apa?”“Aku nanya berapa uang yang sudah dikeluarkan Ferdi untuk beli tanda tangan palsu King?” Nada bicara Cindy semakin ketus l
Sonia datang lima menit lebih awal. Dia bermain gim sejenak, kemudian Cindy pun datang. Cindy tidak datang sendirian, tapi datang bersama Ferdi.Mungkin Cindy ingin Ferdi meminta bukti dari Sonia. Dia ingin membuka “topeng asli” Sonia, jangan sampai Ferdi tertipu lagi.Ekspresi Ferdi terlihat murung ketika memasuki ruangan, saat dia melihat Sonia, dia pun semakin merasa bersalah. “Kak Sonia, maaf!”Sonia tersenyum santai. “Nggak kenapa-napa.”Cindy mengecat rambutnya menjadi warna coklat terang. Dia mengenakan pakaian di atas perut dengan celana jeans. Dia duduk di seberang Sonia sambil melipat kedua tangan di depan dada. “Dia sudah bohongi kamu. Dia yang seharusnya minta maaf sama kamu, bukan kamu yang minta maaf sama dia!”Selesai berkata, Cindy melihat Sonia. “Sebenarnya kenapa kamu membohongi Ferdi? Apa kamu sudah nggak punya uang lagi, makanya kamu nekat buat bohongi anak kecil? Dia masih SD, apa kamu nggak malu?”Raut wajah Ferdi berubah kaku. “Biasanya Kak Sonia yang selalu bant
Berita ini bahkan lebih mengejutkan daripada berita Sonia bukan anak kandungnya Hani. Cindy bahkan tidak bisa menerimanya!Bagaimana mungkin?Semua ini bagai mimpi saja!Ferdi kegirangan hingga terus tersenyum. Dia lalu berkata, “Waktu itu ketika aku dibohongi sama Bobby, Kak Sonia yang sudah bantu aku. Dia juga menyuruh karyawan studio untuk telepon Ibu. Tapi kamu nggak percaya sama omonganku dan juga nggak percaya sama dia!”Cindy bergumam, “Mana aku tahu?”Ferdi pun mendengus. “Sekarang sudah tahu, ‘kan?”Cindy mengerutkan keningnya, dia masih tidak bisa memercayainya. Dia bergumam sendiri, “Gimana ceritanya dia itu adalah King? Bukannya dia berasal dari kampung? Bukannya dia masih kuliah? Gimana ceritanya dia bisa jadi muridnya Aska?”Sekarang Cindy merasa Sonia penuh dengan rahasia.Ferdi berkata, “Pokoknya kamu cuma perlu tahu kalau Kak Sonia itu adalah King. Kak Sonia sudah berpesan untuk nggak beri tahu orang lain. Kamu juga nggak boleh kasih tahu Ibu!”“Aku tahu!” Cindy adalah
Hari Sabtu ini ada acara kumpul keluarga di Kediaman Dikara.Selain Sonia dan Bagas yang sedang dinas, anggota keluarga lainnya sudah hadir semuanya.Dalam acara kumpul keluarga ini, seperti biasanya, para lelaki berkumpul bersama untuk membahas masalah bisnis, sedangkan para wanita berkumpul membahas masalah anak-anak mereka. Saat memuji orang lain, para wanita juga tidak lupa memuji anak mereka sendiri. Tentu saja, anak yang paling sering dipuji tak lain adalah Celine dan Stella.Sewaktu makan, Reviana sengaja mengalihkan topik pembicaraan ke diri Stella. Dia memuji Stella begitu unggul hingga sudah diperbolehkan untuk melukis desain sendiri di studio.Semua orang ikut memuji Stella. Stella yang dipuji terus-menerus itu pun hanya tersenyum saja. Cindy meliriknya sekilas, lalu menunjukkan senyuman sinis.Aminah menyadari begitu banyak orang memuji Stella, dia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan, “Di mana Sonia? Kenapa dia nggak datang lagi?”Ekspresi Reviana seketika berubah muram.Ha
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja