Melvin langsung tersedak dan terbatuk-batuk.Sonia membaca buku sejenak, lalu ada pesan masuk. Dia mengambil ponselnya, dan ternyata itu adalah pesan dari Ferdi.[ Kak Sonia, aku sudah terima tanda tangan King kirimanmu. Kakakku juga sudah lihat, tapi dia ngotot bilang tanda tanganku itu palsu. ]Sonia membalas.[ Nggak apa-apa. ][ Menurutku, punya dia baru palsu. Dia malah memamerkannya. ]Melvin melirik ke sisi Sonia. “Lagi ngobrol sama siapa?”Sonia melirik Melvin sekilas. “Masih ingin salin sekali lagi?”Raut wajah Melvin langsung terkaku. Dia langsung duduk tegak dan lanjut menyalin.Sonia dan Ferdi mengobrol sejenak. Kemudian Sonia lanjut membaca bukunya.…Pada hari Kamis siang, saat Sonia hendak keluar rumah, dia menerima panggilan dari Cindy. “Sonia, berapa banyak uang yang sudah kamu dapatkan dari hasil menipu adikku?”Sonia mengerutkan keningnya. “Apa?”“Aku nanya berapa uang yang sudah dikeluarkan Ferdi untuk beli tanda tangan palsu King?” Nada bicara Cindy semakin ketus l
Sonia datang lima menit lebih awal. Dia bermain gim sejenak, kemudian Cindy pun datang. Cindy tidak datang sendirian, tapi datang bersama Ferdi.Mungkin Cindy ingin Ferdi meminta bukti dari Sonia. Dia ingin membuka “topeng asli” Sonia, jangan sampai Ferdi tertipu lagi.Ekspresi Ferdi terlihat murung ketika memasuki ruangan, saat dia melihat Sonia, dia pun semakin merasa bersalah. “Kak Sonia, maaf!”Sonia tersenyum santai. “Nggak kenapa-napa.”Cindy mengecat rambutnya menjadi warna coklat terang. Dia mengenakan pakaian di atas perut dengan celana jeans. Dia duduk di seberang Sonia sambil melipat kedua tangan di depan dada. “Dia sudah bohongi kamu. Dia yang seharusnya minta maaf sama kamu, bukan kamu yang minta maaf sama dia!”Selesai berkata, Cindy melihat Sonia. “Sebenarnya kenapa kamu membohongi Ferdi? Apa kamu sudah nggak punya uang lagi, makanya kamu nekat buat bohongi anak kecil? Dia masih SD, apa kamu nggak malu?”Raut wajah Ferdi berubah kaku. “Biasanya Kak Sonia yang selalu bant
Berita ini bahkan lebih mengejutkan daripada berita Sonia bukan anak kandungnya Hani. Cindy bahkan tidak bisa menerimanya!Bagaimana mungkin?Semua ini bagai mimpi saja!Ferdi kegirangan hingga terus tersenyum. Dia lalu berkata, “Waktu itu ketika aku dibohongi sama Bobby, Kak Sonia yang sudah bantu aku. Dia juga menyuruh karyawan studio untuk telepon Ibu. Tapi kamu nggak percaya sama omonganku dan juga nggak percaya sama dia!”Cindy bergumam, “Mana aku tahu?”Ferdi pun mendengus. “Sekarang sudah tahu, ‘kan?”Cindy mengerutkan keningnya, dia masih tidak bisa memercayainya. Dia bergumam sendiri, “Gimana ceritanya dia itu adalah King? Bukannya dia berasal dari kampung? Bukannya dia masih kuliah? Gimana ceritanya dia bisa jadi muridnya Aska?”Sekarang Cindy merasa Sonia penuh dengan rahasia.Ferdi berkata, “Pokoknya kamu cuma perlu tahu kalau Kak Sonia itu adalah King. Kak Sonia sudah berpesan untuk nggak beri tahu orang lain. Kamu juga nggak boleh kasih tahu Ibu!”“Aku tahu!” Cindy adalah
Hari Sabtu ini ada acara kumpul keluarga di Kediaman Dikara.Selain Sonia dan Bagas yang sedang dinas, anggota keluarga lainnya sudah hadir semuanya.Dalam acara kumpul keluarga ini, seperti biasanya, para lelaki berkumpul bersama untuk membahas masalah bisnis, sedangkan para wanita berkumpul membahas masalah anak-anak mereka. Saat memuji orang lain, para wanita juga tidak lupa memuji anak mereka sendiri. Tentu saja, anak yang paling sering dipuji tak lain adalah Celine dan Stella.Sewaktu makan, Reviana sengaja mengalihkan topik pembicaraan ke diri Stella. Dia memuji Stella begitu unggul hingga sudah diperbolehkan untuk melukis desain sendiri di studio.Semua orang ikut memuji Stella. Stella yang dipuji terus-menerus itu pun hanya tersenyum saja. Cindy meliriknya sekilas, lalu menunjukkan senyuman sinis.Aminah menyadari begitu banyak orang memuji Stella, dia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan, “Di mana Sonia? Kenapa dia nggak datang lagi?”Ekspresi Reviana seketika berubah muram.Ha
Kedua mata Stella spontan terbelalak. “Tentu saja, aku bekerja di Arkava Studio, bukannya wajar kalau aku ketemu dengan King? Apa kamu lagi curiga sama aku?”“Jangan bohong lagi! King jarang ke studio, kamu juga nggak pernah ketemu sama dia. Tanda tangan yang kamu berikan itu palsu. Kamu lagi bohongi aku! Kamu kira aku anak kecil, ya? Setelah dipikir-pikir, kamu menjijikkan banget, ya!” ucap Cindy dengan kesal.“Cindy, jaga mulutmu! Reviana langsung berdiri dan berkata, “Berhubung kamu adalah keponakanku, aku nggak akan permasalahkan masalah ini lagi. Tapi aku nasihati kamu untuk jaga sikapmu, jangan keterlaluan!”Cindy juga ikut berdiri. “Bi Reviana, jangan sampai kamu tertipu sama anak gadungan itu, dan mengabaikan anak yang seharusnya kamu sayang!”“Kamu semakin keterlaluan saja! Sebenarnya apa yang sudah dikatakan Sonia sama kamu? Dia hebat juga, ya. Awalnya dia menyogok Ferdi, sekarang kamu malah membelanya dan memojokkan Stella!”“Sonia memang hebat, dia ….” Saat Cindy hampir mem
Di Kediaman Herdian.Tandy menagih waktu sehari Reza sebagai hadiah ulang tahunnya. Pada hari Sabtu nanti, dia meminta Reza untuk menemaninya berkuda.Berhubung Jason ingin membahas masalah pengembangan AI, Reza pun mengajaknya ke lapangan kuda.Setelah berkuda beberapa keliling, Reza dan Jason membahas masalah kerjaan, sedangkan Tandy pergi memancing sendiri.Beberapa saat kemudian, Tandy pergi menghampiri Reza. “Paman, tolong telepon Bu Sonia, tanyakan apa dia punya waktu atau nggak?”Tandy merasa sangat bosan untuk memancing sendirian.Saat ini Reza sedang duduk di bawah tenda dengan mengenakan kacamata hitam. Penampilannya terlihat semakin dingin dan serius lagi. Setelah mendengar ucapan Tandy, dia pun tertegun sejenak, lalu menjawab, “Bu Sonia lagi sibuk, kamu main sendiri sana!”Jason berkata dengan tersenyum, “Berhubung hari ini kamu datang untuk menemani Tandy, lebih baik kita temani Tandy dulu. Nanti kita baru bahas masalah kerjaan!”Reza mengiakan, lalu berjalan ke tepi sunga
“Cewek?” Jason agak terkejut. Seorang cewek yang masih belia malah menjadi tentara bayaran!Reza mengangguk. “Waktu itu dia seharusnya baru berumur 15 tahun saja, tapi teknik tembakannya sangat bagus, gerakannya juga sangat gesit. Dia orangnya pendiam, suka duduk sendiri. Dia suka makan yang manis-manis. Biasanya kami akan mengambil cokelat ke mana-mana. Waktu itu aku beri semua cokelatku kepadanya!”Misi yang mereka terima waktu itu adalah menghancurkan sebuah laboratorium yang berada di dalam hutan. Anggota regu mereka memang baru dibentuk, tapi hubungan mereka boleh dikatakan cukup harmonis. Namun, tidak dengan gadis itu. Dia selalu bersikap waspada terhadap semua orang, dan selalu menyendiri.Saat Reza menyadari gadis itu suka makan yang manis-manis, dia pun memberikan seluruh cokelat untuk gadis itu.Awalnya gadis itu tidak bersedia untuk menerimanya. Setelah berinteraksi selama beberapa waktu, gadis itu baru bersedia untuk mengambil pemberian Reza.Mereka tinggal bersama selama t
Pada malam harinya, Sonia pergi mengantar minuman ke ruangan 6616. Kebetulan tamunya Pak Zein datang, si Lily wanita yang biasanya menemani Zein pun mengikuti Sonia untuk langsung keluar ruangan.Zein suka dengan wanita yang imut. Jadi, Lily sengaja mengenakan rok mini agar kelihatan agak muda. Dia bahkan mengikat rambutnya dengan ikat rambut bergambar kucing, membuatnya terlihat semakin imut dan juga seksi.Lily menatap Sonia dengan tersenyum, lalu berkata, “Sayang, ya, padahal kamu cantik, kamu malah jadi pelayan. Bagaimana kalau aku ajari kamu jadi wanita pendamping?”Sonia tidak berbicara, lalu langsung berjalan pergi.Melihat dirinya tidak dihiraukan, Lily langsung mengangkat-angkat pundaknya, lalu berjalan ke arah yang berlawanan.Sebenarnya tamu ruangan 6616 sangat gampang untuk dilayani. Mereka selalu meminta wanita pendamping yang sama. Jenis minuman yang diminta mereka juga selalu sama. Bahkan, mereka juga jarang menyuruh Sonia untuk melayani mereka.Kemudian, mereka akan men
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m
Saat menjelang malam, Juno baru tiba di rumah Aska.Penerbangan ke Kota Jembara dibatalkan. Dia pun menaiki pesawat terbang duluan ke Kota Samuderang. Kemudian, dia mengendarai mobil ke rumah dari Kota Samuderang. Dia kelihatan sangat buru-buru, entah siapa yang ingin dia temui?Setelah menempuh perjalanan seharian, Juno berencana kembali ke kamar untuk membasuh tubuhnya terlebih dahulu, baru pergi menemui Aska dan Jemmy.Saat melewati belakang taman, Juno pun bertemu dengan Morgan.Juno yang kelihatan letih itu menunjukkan raut hormatnya. “Kak Morgan!”“Kata Kakek Aska, kamu tidak sempat pulang hari ini. Aku tidak menyangka kamu akan pulang hari ini!” Di tengah dinginnya salju, wajah Morgan kelihatan semakin tampan. “Sudah menyusahkanmu!”Juno tersenyum datar. “Kami sudah mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk mengumpulkan barang bukti. Semuanya berjalan lancar, tidak tergolong susah.”Kemudian, Juno bertanya, “Bagaimana kondisi Sonia?”“Dia hanya mengalami sedikit luka, kondisinya b
Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kalau ada cowok dengan persyaratan sebagus itu, kenapa kamu menyisakannya untukku?”Ranty berkata dengan menghela napas. “Karena aku sudah masuk ke dalam jebakan Matias. Kalau nggak, aku pasti akan mengejarnya!”Theresia tersenyum. “Sudahlah, belakangan ini aku benar-benar lagi sibuk. Nggak ada waktu buat pacaran!”“Sejak kapan kamu punya waktu? Jangan cari alasan. Aku saja nggak pernah lihat kamu pacaran. Sebagai teman, aku merasa sudah seharusnya kamu mempertimbangkannya!”Theresia terdiam. Tiba-tiba dia kepikiran dengan malam meninggalkan Hondura. Pria itu memberitahunya untuk mencari orang yang kamu sukai dan hidup dengan baik.Waktu itu, Theresia benar-benar berjanji padanya. Dia memang merasa sudah seharusnya berpamitan dengan masa lalu, lalu memulai hidup barunya.Ketika menyadari Theresia tidak berbicara, Ranty berkata dengan tersenyum, “Hanya ketemuan saja. Kalian juga bukan mesti bersama setelah bertemu. Kamu bisa anggap jadi sebuah pen
Dalam sesaat, Jason teringat dengan mereka berempat sebelumnya tinggal di sini. Dia mengajari Kelly bagaimana mendapatkan hati orang yang dia sukai. Kelly membalasnya, “Aku juga nggak suka sama kamu!”Meskipun waktu sudah berlalu lama, Jason masih saja bisa merasakannya!Jason menghela napas. “Sudahlah, kalian lebih akrab. Cuma aku saja orang luar di sini!”Yana menjerit, “Ayah, aku dan kamu sama-sama jadi orang luar!”Semua orang langsung tertawa.Jason terharu hingga kedua matanya berkilauan. “Yana memang baik. Memang tidak salah lagi, Yana memang putri kandungku!”“Jangan cerewet lagi. Cepat pergi potong kentang sana!” Reza menarik Jason untuk kembali ke kamar.Di dalam ruang tamu, Kelly menyerahkan biskuit cokelat buatannya kepada Sonia. “Apa masalah sudah diselesaikan? Saat aku di Lonson, aku sangat mencemaskanmu. Kata Kak Jason, aku mesti percaya dengan kemampuan kamu dan Kak Reza! Sesuai dugaannya, begitu kalian kembali, semua masalah pun sudah diatasi. Aku benar-benar merasa sa
Sonia berkata canggung, “Hallie masih berada di Kediaman Keluarga Herdian.”“Aku sudah beri tahu Ibu. Malam ini kita akan tinggal di rumah Tuan Aska untuk temani Kakek. Aku suruh Ibu untuk bantu jaga Hallie,” ucap Reza dengan perlahan.Sonia memalingkan kepala untuk melihat Reza. “Kalau di Kediaman Keluarga Herdian, juga nggak ada yang ganggu kita. Ngapain kamu mesti bohong?”Kebetulan mobil sedang berhenti di depan lampu merah, Reza memalingkan wajahnya untuk menatap Sonia. “Aku takut kamu tidak bebas di rumah!”Wajah Sonia seketika merona. Dia memelototi si pria hingga tidak bisa berkata-kata.Reza tersenyum tipis. “Bercanda. Jason dan Kelly sudah kembali ke Imperial Garden. Katanya, mereka sudah persiapkan yang enak-enak untuk menyambutmu.”Sonia meliriknya sekilas, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.“Umur Hallie dan Tasya sebaya. Selama di rumah, kamu tenang saja!” ucap Reza.“Emm!” Sonia mengangguk dengan perlahan.“Kebetulan ada yang ingin aku katakan sama kamu,
Reza kelihatan tenang. “Sebelum kamu pulang, Sonia selalu menerima segalanya!”Maksudnya, sekarang giliran Morgan.Morgan mengeluarkan ponsel dengan tenang. “Aku lihat dulu apa ada misi belakangan ini?”Semua orang langsung tertawa.Saat hampir menyelesaikan makan siang, Sonia menyadari Rose yang duduk dengan tidak fokus. Dia mencedok sup untuk Rose. “Ada apa?”Rose menggenggam tangan Sonia. “Sonia, coba kamu pegang kepalaku. Apa aku demam?”Sonia mengangkat tangannya untuk memegang. Memang terasa panas. “Ada masalah apa? Aku panggil dokter kemari!”“Ada apa?” Aska kemari.“Rose demam!” balas Sonia.Semua orang menjadi diam, lalu menatap Rose dengan penuh perhatian.Rose melambaikan tangannya. “Nggak apa-apa. Nggak usah panggil dokter. Semalam aku dan Devin kelamaan di jalan raya. Mungkin aku jadi flu karena masuk angin.”Kening Aska berkerut. “Kondisi tubuhmu tidak bagus dan sering sakit. Memangnya kamu tidak tahu? Kenapa malah berdiri tengah malam di pinggir jalan?”Rose tidak memili
“Bukan!” Tentu saja Sonia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya merasa agak konyol.“Theresia juga cukup malang. Dia nggak punya orang tua. Seorang diri bekerja keras di Kota Jembara. Kalau dia benar-benar bersama Tuan Morgan, bisa jadi mereka bisa akan jadi pasangan sejati!” Tadinya Ranty hanya sembarangan bicara saja. Saat ini, dia malah merasa masalah ini bisa direalisasi. “Seharusnya Kakek nggak akan merasa latar belakang Theresia nggak pantas menjadi bagian Keluarga Bina, ‘kan?”“Tentu saja nggak!” balas Sonia.“Baguslah kalau begitu!” Ranty kelihatan gembira, seolah-olah masalah ini telah berhasil.Sonia tersenyum tipis. “Kak Morgan juga belum pasti akan setuju!”“Kalau begitu, kamu jangan beri tahu dia dulu. Setelah bertemu dengan Theresia, bisa jadi dia akan terpesona oleh Theresia!” Ranty tersenyum nakal. “Theresia itu cewek cantik yang disukai para cowok dan cewek. Dia pasti bisa menarik Tuan Morgan kembali ke dunia fana!”Sepertinya pikiran Sonia berhasil dicuci oleh Ranty.