“Aku kasih 20 juta!”“Cuma cium sekali malah dibayar 20 juta? Tuan Rowan, kalau begitu, aku bersedia cium kamu!”“Kalau kamu yang cium, aku nggak bakal bayar sepeser pun!”Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, raut wajah Sonia terlihat semakin galak lagi. “Aku bilang sekali lagi, lepasin tanganmu!”Ketika melihat ekspresi wajah Sonia, Rowan langsung berkata, “Jangan nggak tahu diri, ya!”Sonia mengerutkan keningnya. Baru saja dia hendak turun tangan, Kak Sunny pun berjalan ke dalam. “Kenapa seramai ini? Sonia, pergi antar minuman sana. Jangan ganggu para tamu!”Setelah melihat kedatangan Sunny, Rowan baru melepaskan tangan Sonia. Dia berkata, “Kamu datang tepat pada waktunya. Aku mau komplain, dia nggak ngerti aturan, sikapnya juga buruk sekali. Aku ingin dia segera dipecat!”Sunny tersenyum kaku, lalu menarik Sonia ke belakangnya. “Tuan Rowan, dia anak baru. Anda jangan masukin ke hati, ya. Saya wakili dia untuk minta maaf!”“Apa aku mesti terima permintaan maaf kamu?” R
Malam harinya, saat Sonia kembali ke Imperial Garden, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia menemukan sebuah rantang di depan pintu rumah. Itu adalah makanan yang sengaja dipersiapkan Kelly untuknya.Sonia membawa rantang ke dalam rumah. Dia pergi membuka lampu di ruang tamu, lalu duduk di atas sofa. Tiba-tiba Sonia merasa rumah ini sangat kosong. Dulu sewaktu Sonia hidup sendiri, tidak pernah sekali pun dia merasa kesepian. Namun, sekarang Sonia malah merasa waktu menjadi sangat panjang. Sepertinya kebiasaan adalah suatu hal yang sangat menakutkan.Saat seseorang terbiasa untuk berdua, dan sekarang malah kembali sendirian, malam hari terasa sangat sulit untuk dilewatinya.Sonia menggambar lukisan di malam hari. Saat langit sudah hampir terang, Sonia baru pergi tidur.Ketika matahari sudah menggantung di atas kepala, Sonia baru menuruni ranjang. Dia pergi memasak mi instan, lalu pergi ke toko kue tempat Kelly bekerja.Cuaca di pertengahan bulan Agustus ini terasa sangat pan
Kelly pun mencibir. “Jadi, sewaktu orang lain mengatakan pangeran kuda, aku nggak pernah sekali pun menginginkannya. Karena setelah lewat jam 12 malam, semuanya akan kembali ke bentuk semula.”Sonia seketika menjadi kebingungan. Tiba-tiba terlintas bayangan pertama kalinya dia bertemu dengan Reza. Hanya saja, Sonia lupa bahwa Reza tidak tahu siapa dirinya. Mungkin di dalam hati Reza, Sonia hanyalah pendamping tidurnya yang tidak ada bedanya dengan mantan-mantan Jason.Reza pernah bilang sebelumnya. Mereka bisa bersama hanya demi kesenangan belaka. Jangan sampai terbawa perasaan.Sewaktu di rumah sakit, Reza juga pernah mengingatkan Sonia untuk tahu menempatkan dirinya! Ternyata Reza selalu dalam keadaan sadar!Jari-jari Sonia menyentuh gelas es krim, dan rasa dingin seketika menjalar. Dia memalingkan kepalanya untuk memandang ke luar jendela. Banyak yang hilir mudik di luar sana. Jalanan terlihat sangat ramai. Namun, semuanya tidak ada hubungannya dengan Sonia.Pada malam hari.Saat i
Jason bertanya, “Memangnya apa yang dilakukan Rowen sama Sonia?”Bondan sudah mengetahui masalah di ruangan 6612, dia pun menceritakan bagaimana Rowen mempersulit Sonia.Jason tersenyum sinis. “Kenapa Melvin ada di mana-mana?”“Melvin memang jago membuat keonaran. Dia menyiksa Rowen murni untuk kesenangan belaka. Setelah itu, Rowen memang nggak berani menyinggung Melvin lagi. Hanya saja, bisa jadi Rowen bakal dendam sama Sonia,” ucap Bondan dengan ketus.Jason melirik Reza sekilas, lalu berkata, “Suruh Kak Sunny beri perhatian ekstra sama Sonia. Jangan sampai Sonia dicelakai sama Rowen.”“Setelah disiksa Melvin, sepertinya dia nggak bakal berulah dalam waktu dekat ini. Aku juga sudah suruh Yusa untuk kasih tahu Kak Sunny untuk memperketat keamanan di lantai enam.”Raut wajah Reza terlihat datar. Dia tidak merespons sama sekali seolah-olah masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia.Setelah masalah Rowen berlalu, semua tamu Kasen memperlakukan pelayan dengan sangat sungkan. Mereka jug
“Kamu suka sama Fernando?”Sonia terkejut. Kenapa Reza menanyakan hal ni di tengah malam?“Nggak suka,” balas Sonia dengan kesal.“Emm.”Kemudian, Reza langsung memutuskan panggilan.Sonia semakin kebingungan. Amarahnya seketika meluap. Saking marahnya, Sonia langsung melempar ponselnya ke atas ranjang, lalu kembali melanjutkan tidurnya.Namun, tidak peduli bagaimana Sonia berusaha, dia tetap tidak bisa tertidur. Dia sungguh kesal lantaran tidak mengerti maksud dari panggilan Reza tadi.Saat langit sudah hampir terang, Sonia baru mulai tertidur.Lagi-lagi Sonia dibangunkan oleh bunyi dering ponselnya. Kali ini Sonia langsung mengangkatnya tanpa melihat tampilan layar ponsel. “Siapa?”“Sonia!”Kedua mata Sonia spontan terbelalak. Bukankah orang itu adalah Ranty yang sudah menghilang hampir sebulan itu?“Sonia, aku sudah putus sama Matias!” kata Ranty dengan tenang.Rasa kantuk seketika menghilang dari diri Sonia. Dia langsung membangkitkan dirinya. “Apa?”“Kami sudah putus. Begitu, deh!
Mereka berdua masih membahas masalah Matias. Tiba-tiba Ranty bertanya pada Sonia, “Bagaimana hubunganmu dengan Reza?”Sonia sedang menaruh gula ke dalam kopi. Dia berdeham, lalu menjawab, “Sama seperti kalian.”“Apa maksudmu?” Ranty mengerutkan keningnya. “Kalian juga sudah putus?”Tatapan Sonia berubah muram. Dia tidak tahu apakah hubungannya dengan Reza sudah tergolong berakhir atau belum?Ketika Ranty dan Matias putus, setidaknya mereka telah mengatakannya dengan terang-terangan. Namun, tidak dengan Sonia dan Reza. Reza bahkan tidak berkata apa-apa.Sadis sekali!Rasa kopi yang sudah ditaruh gula masih terasa pahit. Sonia menyesap sesuap, dan keningnya semakin berkerut. Dia langsung menyuruh pelayan untuk menambahkan krim ke dalam kopi.Ranty menatap Sonia sambil berkata, “Lebih baik kamu tanya Reza dengan jelas. Bagaimanapun juga, kamu adalah istri sahnya!”Sonia mengaduk kopinya, dan hanya terdiam.Hubungan Sonia dan Reza bermula dari sebuah kesalahpahaman. Setelah malam di Celest
“Kalau begitu, ikuti aku!”“Oke!”Ranty dan Melvin langsung berjalan maju. Namun, mereka menyadari Sonia masih berdiri di tempat sambil menatap mereka berdua dengan tidak berdaya.Melvin berkata, “Aku hampir melupakan Sonia-ku!”“Jelas-jelas dia itu Sonia-ku!” Ranty mendengus sambil meraih pergelangan tangan Sonia. Dia langsung menarik Sonia untuk berjalan ke lantai bawah.Setelah memasuki ruangan, tampak ada dua orang sudah duduk manis di dalam ruangan. Dari cara berpakaian mereka, mereka berdua kelihatannya adalah pebisnis. Sonia spontan terkejut. Untuk apa Melvin membawanya kemari?“Tuan Melvin!” Seorang lelaki paruh baya berpakaian jas biru mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata, “Akhirnya kita ketemu juga!”Kedua tangan Melvin masih diselipkan di dalam saku celana. Dia lalu berkata, “Pak Willy sudah menunggu lama, ya. Silakan duduk!”Sonia menatap si lelaki paruh baya, dan sepertinya dia tahu siapa lelaki itu.Si lelaki terpaksa menurunkan tangannya. Dia menatap Sonia dan Rant
Awalnya Sonia mengira pertemuannya dengan Melvin hanyalah kebetulan belaka. Setelah dilihat-lihat, sepertinya semuanya sudah direncanakan.Untungnya Sonia sangat percaya dengan Ranty. Kalau tidak, Sonia pasti akan merasa tertipu.Sejak kedatangan Reza, Ranty pun sudah duduk manis menunggu untuk menyaksikan pertunjukan seru.Ranty ingin melihat apa yang akan dilakukan orang-orang ini?Tatapan Reza masih dingin seperti biasa, tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di benaknya. Kelihatan sekali, ketika Reza melirik Sonia dan Melvin yang sedang duduk bersebelahan itu, tatapannya semakin dingin lagi.Hari ini tamu utama yang diundang Willy adalah Melvin, tapi dia juga tidak berani mengabaikan Reza. Dia mempersilakan Reza untuk duduk di tengah, lalu menuangkan anggur untuk Reza. “Hari ini aku sungguh beruntung bisa mengundang Pak Reza, Pak Melvin, dan juga Pak Bagus. Aku bersulang kepada kalian!”Selesai berbicara, Willy langsung meneguk anggurnya hingga tidak bersisa.Kemudian, Willy lanj
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,