Jordan berkata dengan bingung, “Di seluruh dermaga hanya ada kamu yang nggak takut pada Reza. Kamu mau aku cari orang di mana lagi? Oke, kamu nggak mau terima pekerjaanku. Tapi senggaknya kamu kasih tahu aku kenapa, dong?”“Nggak ada alasan apa pun. Aku hanya nggak mau melakukannya.” Yandi mengisap rokok, janggutnya tampak berantakan.Wajah Jordan spontan menjadi muram ketika mendapati Yandi yang tetap bersikeras, “Katanya kamu orang yang setia. Kamu juga akan melakukan apa yang kamu katakan. Aku rasa kamu hanya bisa kentut!”Leon mengerutkan kening dan membentak, “Katakan sekali lagi.”“Diam!” Yandi memarahi Leon, lalu dia menatap Jordan dan berkata, “Aku sudah pasti nggak akan terima pekerjaan ini. Kami pasti akan balas utang budi pada kamu. Potong tanganku atau ambil uang dan pergi dari sini.”Jordan tertawa sinis, “Oke, kalian memang kejam. Sekarang aku nggak punya apa-apa, kalian semua bisa tindas aku seenaknya. Suatu hari nanti aku akan berjaya kembali. Lihat saja nanti bagaimana
Sonia mengangkat wajahnya, menatap Reza dengan mata yang kabur, “Aku sudah katakan yang sebenarnya. Kalau aku kelahi sama orang, nggak mungkin hanya terluka di sini, kan.”Reza spontan memperhatikan seluruh tubuh Sonia, memang tidak ada luka lain, “Kenapa bisa tergelincir, sih?”“Nggak usah dipermasalahkan. Nggak sengaja tergelincir di kamar mandi adalah hal biasa, bukan?” Dari suaranya Sonia terdengar sangat mengantuk. Dia memeluk bahu Reza dan berkata, “Ayo cepat tidur.”“Benar-benar buat orang khawatir saja.” Reza tertawa pelan. Kemudian, dia mengambil handuk dan membungkus tubuh Sonia. Setelah itu, Reza menggendongnya ke kamar tidur.Setelah berbaring di tempat di tempat tidur, Sonia segera tertidur lelap. Angin malam bertiup di luar. Awan gelap menutupi bulan, di dalam kamar menjadi gelap gulita.Dalam keadaan linglung, Sonia merasa dirinya kembali ke pabrik terbengkalai lagi. Pukul 02.00 subuh, tidak ada satu bintang pun di langit. Sekitarnya juga gelap gulita.Misi kali ini adal
Sonia terengah-engah, seluruh tubuhnya gemetar. Dia mencengkeram pakaian Reza dengan erat, saking eratnya sehingga jari-jarinya memucat dan bergetar.“Nggak apa-apa. Sayang, nggak apa-apa.” Reza membelai rambut Sonia dan menenangkannya dengan suara pelan.Sonia menutup matanya. Perlahan-lahan, perempuan itu kembali tenang. Warna merah di depan matanya telah memudar, berubah menjadi cahaya kuning yang hangat.Sonia berkeringat di sekujur tubuhnya. Tubuhnya yang lelah hanya berbaring lemas di dalam pelukan Reza.Sekian lama, keduanya tidak bicara. Reza hanya memeluknya erat-erat, tangannya memeluk kepala Sonia dengan lembut.Sonia telah kembali ke kenyataan sepenuhnya. Dia pun bangun dari pelukan reza. Meski wajahnya pucat pasi, suaranya sudah kembali tenang, “Aku baik-baik saja. Aku hanya ... bermimpi.”Sejak hidup bersama Reza, Sonia sudah lama tidak memimpikan mereka. Sekalipun dia bermimpi, itu hanya gambaran mereka bertujuh yang bertarung bersama dan akhirnya menang.Sonia secara ot
Sopir taksi mengantar Yoko ke alamat yang ditunjukkannya. Sopir taksi itu bahkan bertanya dengan sangat ramah, “Kamu kenal keluarga Herdian?”“Apa?” tanya Yoko terkejut.“Nggak apa-apa. Hati-hati saat keluar dari mobil,” ujar sopir taksi dengan sangat sopan.Yoko membayar ongkos taksi dan turun dari mobil. Kemudian dia berjalan menuju sisi berlawanan dari jalan aspal yang penuh dengan bunga di kedua sisinya. Yoko semakin terkejut kala dirinya semakin dekat dengan vila tujuan. Halaman vila di seberangnya sangat luas, dengan berbagai tanaman hijau yang saling bertautan. Melalui pagar hitam, Yoko bisa melihat pemandangan di halaman itu seperti sebuah taman. Dia terus berjalan ke depan vila, lalu dia melihat sebuah vila yang indah di balik pohon maple yang rendah.Apakah Tasya sudah gila? Untuk sewa vila sebesar itu, setidaknya harus menghabiskan puluhan juta sehari, bukan?Di satu sisi Yoko merasa terkejut, di sisi lainnya dia juga merasa senang. Tasya mengeluarkan begitu banyak uang untu
Tasya dan Sonia berjalan menuruni tangga spiral bersama. Semua orang serempak berdiri dan menatap kedua perempuan itu dengan takjub.Joko juga berdiri. Dia menatap terpaku Tasya yang mengenakan gaun panjang seputih salju, berdiri terpelongo seolah telah kehilangan jiwanya.Tasya bersikap seolah tidak melihat Yoko di sana. Dia hanya tersenyum manis dan berkata, “Selamat datang di rumahku. Kenalkan, ini temanku, Sonia.”Setelah itu, Tasya juga berkata pada Sonia, “Sonia, ini teman sekelasku, Deska, Amanda, Fanny ....”Tasya memperkenalkan mereka satu per satu. Sonia dan Deska serta yang lainnya saling menyapa. Setelah sesi perkenalan, Deska baru memiliki kesempatan untuk bertanya, “Tasya, ini rumah kamu?”Sonia tersenyum dan mengangguk, “Iya. Maaf, selama ini aku nggak pernah ajak kalian ke rumahku. Sekarang kalian sudah datang. Lain kali kalian bisa sering-sering main ke rumahku.”Semua orang tercengang, termasuk Yoko. Amanda yang dari keluarga cukup mampu mengenal beberapa orang kaya.
Tasya tidak bicara, hanya menatap Yoko dengan acuh tak acuh.Yoko mengeluarkan kotak perhiasan berwarna merah. Setelah dia membuka kotak itu, ada sepasang anting-anting GK di dalamnya. Kemudian, dia berkata, “Aku ingat kamu bilang kamu paling suka anting-anting. Aku habiskan semua uang yang aku punya untuk beli ini. Aku ingin berikan ke kamu di hari ulang tahunmu. Aku harap kamu maafkan kesalahanku sebelumnya. Tapi hari ini aku datang ke sini dan baru tahu betapa naifnya aku. Ternyata kamu nggak kekurangan barang-barang seperti ini. Aku juga lebih mengerti betapa kamu mencintaiku dulu.”Mata Tasya bagaikan tanah yang gersang, tidak ada perasaan apa pun lagi. Dia pun mengucapkan kata demi kata, “Tapi aku sudah nggak mencintai kamu lagi.”Yoko cepat-cepat menggelengkan kepala, “Nggak, Tasya. Maafkan aku, Tasya. Aku mohon, beri aku satu kesempatan lagi.”Tasya menatap pria itu seperti menatap orang asing, tidak ada perasaan yang dulu lagi, “Aku nggak suka diganggu terus. Kita pisah baik-b
“Tasya!” Yoko berteriak di belakang Tasya, “Bagaimanapun, aku benar-benar mencintai kamu. Sungguh!”Tasya bahkan tidak menoleh ke belakang. Dia terus berjalan menuju halaman belakang tanpa menghiraukan teriakan pria itu.Pesta ulang tahun Tasya diadakan di halaman belakang. Di bawah payung teduh besar, ada sebuah meja panjang yang ditata penuh dengan berbagai jenis makanan barat, makanan penutup, koktail, serta balon-balon berwarna pink. Di samping kolam renang juga sudah disiapkan baju renang untuk semua orang. Deska dan yang lainnya makan sambil mengobrol, sangat meriah.Sonia duduk di ayunan sendirian. Begitu melihat Tasya datang sendirian, dia langsung mengangkat alis pada perempuan itu. Tasya membalasnya dengan senyuman, senyum yang santai.“Tasya,” panggil Fanny. “Kolam renangmu besar banget. Kami mau lomba renang. Kamu mau ikut, nggak?”“Oke!” Tasya berjalan cepat ke arah mereka.Amanda dan yang lainnya melihat hanya Tasya seorang diri, tidak terlihat sosok Yoko. Mereka merasa b
Emosi Yoko telah menumpuk selama beberapa hari ini. Setelah pergi ke rumah Tasya hari ini, emosinya pun memuncak. Akhirnya sekarang semua emosinya meledak.Wajah pria yang tampan dan lembut itu kini telah berubah. Sorot matanya menjadi ganas dan menakutkan. Dia memukul wajah Rani berulang kali seolah untuk melampiaskan amarahnya.Semua gara-gara Rani, semua gara-gara keluarga perempuan itu. Kalau tidak, Yoko akan menjadi menantu keluarga Herdian. Jangankan wakil manajer di perusahaan keluarganya Rani. Dia bahkan bisa memiliki seluruh perusahaan itu.Namun sekarang, semua itu sudah hilang. Yoko pun melampiaskan semua amarahnya pada Rani. Dia pukul Rani hingga perempuan itu menangis histeris. Akan tetapi, Yoko justru menjadi semakin bersemangat ketika mendengar tangisan histeris perempuan itu.Usai memukul Rani, Yoko langsung melarikan diri. Dia jual anting-anting yang dia curi dari Rani dan hendak dia berikan kepada Tasya. Dia jual dengan harga puluhan juta. Kemudian, dia mencari rumah
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera