Sonia dapat merasakan adanya bahaya yang mendekat. Dia mengedipkan matanya dan menggelengkan kepalanya dengan cepat sembari berkata, "Mana mungkin! Aku pasti akan menjaga jarak dan siaga dari musuh!”Reza tetap merasa belum cukup puas. Bukankah kalau siaga setiap saat artinya dia akan memikirkannya setiap saat?Sonia tidak ingin membicarakan tentang Melvin lagi, dia buru-buru mengganti topik pembicaraan.“Kamu datang dari mana?”“Menurutmu?” balas Reza.Sonia tahu malam ini Reza ada pertemuan terkait kerja sama yang sangat penting. Dengan cepat dia melepaskan lelaki itu dan mundur selangkah sambil berkata, “Kamu buruan balik, aku nggak kenapa-kenapa. Aku nggak akan pergi lagi kalau Melvin memanggilku lagi.”Sebelum perempuan itu menyelesaikan ucapannya, Reza kembali memasukkan tubuh Sonia ke dalam pelukannya dan berkata, “Sudah selesai, sisanya aku serahkan ke Chandra. Aku nggak perlu ke sana lagi.”Sonia diam dalam pelukan lelaki itu dengan tenang dan nyaman. Setelah hening selama beb
“Selesai!” sahut Kelly setelah selesai memasang perban di kepala lelaki itu.Jason duduk di kasur dan bergegas bertanya ketika melihat perempuan itu hendak pergi, “Kamu mau ke mana?”“Dosen kamu ada kasih tugas, aku mau cari buku dulu untuk data-datanya,” sahut Kelly.“Bawa kemari, cari di sini!” kata Jason sambil menunjuk meja di sampingnya.“Dari pada nanti aku butuh bantuan dan harus teriakin kamu,” tambah lelaki itu lagi.Kelly mengangguk dan berkata, “Ok, asalkan nggak mengganggumu istirahat. Aku ambil buku dulu.”Perempuan itu berbalik ke kamarnya dan mengambil buku serta pulpen untuk dibawa ke kamar Jason. Dia duduk di atas karpet dan berkata, “Panggil aku kalau kamu haus dan lapar.”“Iya, kamu sibuk saja dulu,” sahut Jason sambil bermain game.Mereka berdua sibuk dengan kesibukan masing-masing dengan satunya baca buku di lantai, dan satunya lagi bermain game di kasur. Sesaat suasana di sana mendadak hening dan juga tenang.Sekitar setengah jam kemudian, telepon Kelly berdering.
Ketika Kelly masuk dengan membawa air, dia menemukan Jason sedang duduk di sofa. Dia menghampirinya dan meletakkan nampan sambil berkata, “Aku ada potong sedikit buah, kamu makan buah dulu baru minum air.”Melihat ada empat jenis buah dalam satu piring dan dipotong dengan begitu rapi serta perpaduan warna yang cantik membuat Jason tergiur. Dia menusuk buah tersebut sambil terkekeh dan berkata, “Nanti siapa yang menikah denganmu, dia pasti akan sangat beruntung!”Wajah Kelly memerah lagi. Dia memanyunkan bibirnya dan berkata, “Nggak, orang yang menikahiku akan menyesal.”“Kenapa?” tanya Jason tidak mengerti.Kelly hanya menggeleng dan enggan menjelaskan. Jason kembali menusuk sebuah melon dan bertanya, “Untuk apa kamu sewa rumah? Mau pindah?”Wajah Kelly terangkat dan memandangi lelaki itu dengan terkejut. Wajahnya tampak bertanya-tanya kenapa lelaki itu mengetahuinya?“Maaf, tadi aku nggak sengaja kelihatan ponselmu yang terbuka,” jelas Jason.Kelly mengangguk mengerti dan berkata, “Iy
Air mata Kelly meleleh dan mengalir di pipinya. Tangannya terangkat dan menutup wajahnya. Air mata perempuan itu mengalir melewati telapak tangannya.“Kelly, Mama tahu kamu yang paling dirugikan di sini. Kalau mau menyalahkan orang, maka berarti mama yang salah. Jangan salahkan kakakmu. Dia saja nggak berani telepon kamu. Kakak iparmu ngambek terus sama kakakmu karena masalah rumah. Kakak benar-benar nggak ada cara lain.”Kelly menarik napas dalam-dalam dan mengusap air matanya sambil mengangguk dan berkata, “Aku tahu, aku akan cari tempat tinggal sendiri.”“Kelly, Mama tahu kamu anak yang pengertian,” ujar ibunya seperti sambil membekap mulut menahan tangis.Setelah sambungan telepon terputus, Kelly duduk di kasur dengan perasaan yang penuh akan rasa sedih dan tidak rela. Papanya pergi tanpa berita dan sekarang dia juga kehilangan rumah. Kehidupannya yang paling bahagia adalah sebelum menginjak usia 12 tahun. Kala itu papanya belum kecanduan narkoba dan keluarganya hidup dengan bahagi
Jason tercenung dan terkejut. Setelah itu dia mempersilakan lelaki itu masuk dengan sopan.“Kelly bilang dia pulang karena ada urusan. Mungkin Om boleh telepon dia.”Iwan masuk ke dalam rumah dengan hati gembira dan menyapu pandangannya ke sekitar dengan tatapan menilai. Ada beberapa barang yang belum pernah dia temui sebelumnya, tapi sekali lihat saja semua orang akan tahu bahwa rumah ini adalah rumah orang kaya.Lelaki itu terlihat terkejut dan juga bahagia dan sikapnya terlihat semakin santun. Jason menuangkan minuman dan menghampiri Iwan sambil berkata, “Duduk, Om.”“Baik, baik!” sahut Iwan sambil menerima gelas dengan kedua tangannya dan duduk di sofa.“Kelly sudah tinggal satu rumah dengan kamu?” tanya Iwan.Jason dapat melihat sorot berharap di mata lelaki paruh baya tersebut. Dan dengan sedikit terkejut dia tersenyum dan berkata, “Bukan, akhir-akhir ini aku terluka dan meminta Kelly untuk merawatku.”“Oh, begitu,” kata Iwan dengan ekspresi kecewa yang begitu jelas.Dia melihat
Melihat ekspresi perempuan itu yang keruh membuat Jason mengira Kelly masih kepikiran dengan penyakit yang diderita ibunya. Dia berinisiatif menghibur dan berkata, “Papa kamu hari ini datang dan cerita tentang penyakit mama kamu. Kamu tenang saja, aku ada kasih uang dan mama kamu akan sembuh dalam waktu yang cepat.”Kelly tercenung dan bertanya dengan raut linglung, “Kamu bilang siapa yang datang?”“Papa kamu, dia bilang namanya Iwan,” jawab Jason.Raut wajah Kelly tampak pucat pasi dan suaranya sedikit serak sambil bertanya, “Dia minta uang sama kamu? Kamu kasih dia berapa banyak?”“Dua ratus juta. Mama kamu bukannya butuh 200 juta untuk biaya operasi?”Dada Kelly seperti terkena pukulan telak hingga membuat rasa sakit menyerang seluruh tubuhnya. Kepalanya berdengung dan kardus di tangannya jatuh ke lantai. Barang yang ada di dalam kardus tersebut berserakan ke seluruh tempat.Kejadian yang dia lalui hari ini bagaikan terjangan badai yang menggulungnya dan membuatnya tidak bisa bernap
Kelly tidak berbicara ketika mereka sedang makan. Situasi seperti ini membuat Jason merasa tidak terbiasa sehingga dia memutuskan untuk mencari topik terlebih dahulu.“Kamu suka lego?”“Aku hanya ada satu dan itu dikasih oleh papa waktu ulang tahun aku kesepuluh,” jawab Kelly dengan suara pelan.Waktu itu ayahnya masih belum mengenal dunia perjudian dan baru saja diangkat menjadi kepala koki di sebuah hotel. Gaji ayahnya naik hingga dua kali lipat dan dengan bangga membelikan lego idamannya sebagai kado ulang tahun.Tahun itu mereka pindah ke rumah yang baru dan membuat semua keluarga dan tetangga merasa kagum serta iri dengan mereka sekeluarga.Namun hari ini mereka justru telah menjual rumahnya dan keluarganya menjadi hancur lebur. Semua karena perjudian yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Kelly tidak pernah merasa benci dengan sesuatu selama dirinya hidup di dunia ini.“Kalau gitu papa kamu lumayan baik sama kamu. Selanjutnya kenapa dia bisa terjerat?”Ekspresi Kelly semakin m
Saat Sonia kembali ke lantai atas, dia menerima pesan dari Reza, “Datang ke kamar utama!”Sonia mengetuk pintu dan masuk ke kamar. Pria itu sedang duduk di tempat tidur sambil membaca buku. Begitu dia melihat Sonia datang, dia langsung tersenyum, “Ke sini!”Sonia berjalan mendekat, lalu telungkup di tempat tidur. Dagunya bertumpu pada kaki Reza yang ramping. Kemudian, dia menatap pria itu dengan sepasang matanya yang besar dan jernih. Sonia tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu.Reza membungkukkan badannya sedikit, lalu mengelus kepala Sonia dan bertanya, “Ada apa?”Sonia menarik tangan Reza dan meletakkan tangan itu di wajahnya. Setelah itu, dia berkata, “Kamu tahu banyak hal. Menurutmu, kenapa ada orang tua yang nggak sayang sama anak mereka sendiri?”Di bawah telapak tangan Reza ada pipi Sonia yang lembut, tapi pria itu merasakan seolah-olah seluruh bagian dari Sonia ada di telapak tangannya. Dia berpikir sejenak, lalu pelan-pelan berkata, “Sifat manusia sangat rumit, suli
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera