“Emm!” balas Jason.Kelly memapah Jason keluar kamar mandi. Setelah membaringkan Jason ke atas ranjang, Kelly baru menghela napas lega. “Apa masih ada yang kamu butuhkan?”“Aku lapar!” Nada bicara Jason terdengar sangat alami. Bagaimanapun juga, dia hanya minum sup ayam saja, wajar kalau dia sudah merasa lapar.Kelly langsung menjawab, “Kamu ingin makan apa? Aku buatin.”Jason tanpa sungkan memesan dua jenis makanan, dan Kelly pun mengangguk. “Oke, aku pergi masak dulu. Kamu istirahat, ya.”Selesai berkata, Kelly menyelimuti Jason, lalu menutup tirai jendela kamar.Ketika melihat sosok wanita yang sibuk ini, Jason pun merasa ada yang aneh dengan perasaannya.Kelly langsung pergi ke dapur. Dia mengeluarkan bahan makanan dari kulkas, dan mulai memasak.Dimulai dari memakai celemek, mencuci sayur, memotong sayur, memotong ikan … semuanya terlihat sangat beraturan.Berhubung ada luka di kepala Jason, Kelly pun sengaja memasak makanan yang lebih polos. Tak sampai satu jam, empat jenis hidan
Sesaat setelah Reza dan Sonia meninggalkan kediaman keluarga Bina, kabar mengenai mereka mendapatkan batu giok sudah terdengar di telinga Rendi. Dia yang masih dalam masa pemulihan dan terbaring di kasur langsung terduduk dan memasang raut tidak percaya.“Bagaimana mungkin?!”Kemarin dia dan Vivian datang ke rumah keluarga Bina tanpa mempedulikan luka di kepalanya. Hasilnya sia-sia karena dia bahkan tidak bertemu dengan Jemmy. Dia bahkan sudah menyebutkan nama kakeknya, akan tetapi pelayan rumahnya hanya memberikannya segelas minuman dan berkata bahwa Jemmy sedang tidak enak badan.Pelayan rumah keluarga Bina mengatakan karena khawatir menularkannya pada orang lain, Jemmy tidak akan bertemu dengan tamu untuk sementara waktu.Rendi meminta pelayan tersebut menyampaikan pesan bahwa dia bersedia membayar berapa pun asalkan Jemmy setuju untuk menjual giok tersebut padanya. Meski sudah berkata seperti itu, hasilnya tetap sia-sia. Mereka tetap tidak bisa membeli giok tersebut.Baru saja dia
“Buruan!” ujar Rendi dengan nada sedikit memaksa.Raut wajah Vivian tampak memutih dan dengan cepat mengangguk sambil melangkah menuju lantai atas. Langkah kakinya terasa berat hingga rasanya begitu sulit untuk meneruskan langkah kakinya.Setelah punggung perempuan itu hilang di belokan tangga, Rendi menoleh ke arah Chris dan berkata, “Vivian adalah orang yang paling saya sukai. Biasanya saya nggak akan mengizinkan orang lain memandanginya terlalu lama. Hari ini saya serahkan dia padamu, kamu harus memperlakukan dia dengan baik.”Chris menyandarkan punggungnya di kursi dengan sorot mata yang terlihat mulai berbayang. Terlihat jelas bahwa lelaki itu tengah mabuk. Ujung matanya terlihat tidak peduli dan tenang.“Di Denwill terjadi sedikit masalah, Pak Maxwell memutuskan untuk mempersingkat kedatangannya ke Negara Cendania. Perihal penandatanganan kontrak sudah mulai direncanakan. Selama saya terus mengingatkan hal ini, dia pasti akan segera menyetujuinya.”Rendi bangkit dan menuangkan se
Vivian yang berada di atas kasur masih terlihat berusaha keras memberontak. Sorot putus asa terpancar di kedua bola mata perempuan itu. Saat ini Vivian terlihat sangat ketakutan dan tidak terlihat seperti sedang berbohong. Sedangkan Chris justru sudah mulai melepaskan bajunya sendiri.Sonia memutuskan untuk menolong Vivian. Terlepas hubungannya dengan Reza, dia tetaplah sendiri dan merupakan seorang seniman bela diri. Dia maju dan mengambil jas yang tergeletak di atas lantai kemudian menggunakan jas tersebut untuk membungkus kepala Chris. Tanpa ragu dia melayangkan kepalan tangannya ke arah leher lelaki itu.Tubuh besar lelaki itu tampak oleng dan langsung jatuh di atas kasur. Vivian berteriak dan kemudian langsung bergerak mundur. Kedua matanya melebar terkejut ketika melihat Chris yang pingsan dan beralih ke arah Sonia.Rambutnya terlihat berantakan dan kondisinya sangat menyedihkan. Sorot mata perempuan itu terlihat begitu ketakutan dan gemetar. Semua keanggunan yang biasanya terlih
Ekspresi Robi terlihat sedikit kaku karena apa yang tadi dia lakukan memang merupakan hal yang cukup repot. Bahkan rasanya dia kehilangan selera untuk makan malam nanti.Vivian terlihat melamun dan pandangannya terlihat kosong sambil berkata, “Kalian pergi saja. Kalau ada yang tanya, aku akan bilang mereka berdua minum-minum di lantai atas. Kalian juga nggak pernah datang ke sini.”“Aku rasa nggak akan ada orang yang akan menanyakan hal ini,” ujar Sonia.Sebersit sorot keraguan melintas di mata Vivian, tetapi sedetik kemudian berbinar cerah. Benar juga apa yang dikatakan Sonia. Saat kedua orang itu sudah tersadar, mereka pasti akan terasa sangat canggung dan memalukan. Tidak mungkin mereka ingin mengungkit kembali hal seperti ini.Di dalam vila terpasang kamera CCTV, tetapi tempat ini merupakan tempat milik Reza. Mereka tidak akan bisa mengetahuinya. Mau tidak mau mereka hanya bisa membisukan diri dan menganggap apa yang terjadi tadi seperti tidak terjadi.***Sonia dan Robi kembali ke
Keesokan harinya Maxwell dan Reza menandatangani kontrak. Yang bekerja sama dengannya hanya ada keluarga Herdian. Maxwell mengulurkan tangan dan berkata, “Senang bisa bekerja sama dengan Pak Reza!”Reza balas menjabat tangan lelaki itu dan berkata, “Senang juga bisa bekerja sama dengan Pak Maxwell!”Lelaki itu tertawa dan berkata, “Kekasihnya Pak Reza sangat lucu. Terima kasih padanya karena sudah membantu istri saya menemukan giok peninggalan neneknya yang sudah hilang sejak lama. Benar-benar terima kasih sekali. Saya minta tolong Pak Reza untuk sampaikan ucapan terima kasih saya yang sangat tulus.”“Terima kasih buat pujiannya. Saya pasti sampaikan pada dia,” ujar Reza dengan senyuman bersahabat.“Hari ini kami akan kembali. Kita komunikasi via telepon saja,” ujar Maxwell.“Baik.”Jadwal penerbangan Maxwell dan Mellisa adalah sore hari ini. Sonia dan Reza mengantarkan mereka berdua keluar dari vila. Saat hendak kembali, dia melihat Vivian yang tengah menunggu di depan vila.Saat Rend
“Aku masih mencari alasan untuk membela dia dan menghibur diriku sendiri. Tapi dia justru mendorongku lagi ke arah Chris. Sampai akhirnya aku mengerti kalau di matanya aku hanya seorang perempuan genit yang bisa melakukan hal licik.”Sonia tidak tahu harus berkata apa dan hanya berkata dengan pelan, “Kalau kamu sudah sadar, nggak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.Wajah Vivian tampak pucat pasi dengan kedua bola mata yang memancarkan kesedihan serta sakit hati. Dia mengangguk dengan pelan dan berkata, “Aku sudah mengatakan untuk berpisah dengan dia. Dia pikir aku hanya sedang merajuk dan akan sama seperti yang lalu-lalu. Setelah berantem aku akan kembali dengan sendirinya pada dia.”“Hanya aku sendiri yang tahu kalau hati aku sudah sepenuhnya mati. Perasaanku padanya sudah mati dan juga cintaku padanya ikut mati. Aku nggak akan kembali lagi karena sudah membeli tiket ke Negara Madani yang akan berangkat tiga jam lagi.”Mendengar hal itu membuat Sonia turut bahagia. “Dengan bakat
Setibanya di vila, Reza tengah bekerja di ruang baca. Sonia langsung masuk ke kamar dan berdiri di balkon sambil memandangi pemandangan di depannya.Bagaimanapun semua memori yang ditinggalkan di sini merupakan memori yang indah. Termasuk memori dengan Vivian dan juga Mellisa. Dari balik tubuhnya terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat. Sedetik kemudian seorang lelaki memeluk pinggangnya dan memasukkan tubuhnya ke dalam pelukan.“Lagi pikirin apa?” tanya Reza dengan punggung sedikit membungkuk.Sonia menoleh ke samping dan berkata, “Vivian dan Rendi sudah putus, dia sudah pesan tiket ke Madani sore ini.”Raut wajah lelaki itu terlihat datar dan hanya berkata, “Rendi bukan orang yang baik. Putus dengan dia juga merupakan hal yang baik bagi Vivian.”Sonia tertawa kecil dan bertanya, “Lalu bagaimana dengan Pak Reza? Apakah Pak Reza orang baik?”Reza mencubit dagu perempuan itu dan mengangkatnya sedikit ke atas. Dia terkekeh dan berkata, “Di dunia ini nggak ada yang namanya ora
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin