Sonia melangkah mundur selangkah, melihat Reza sekilas, kemudian berlari ke arah pesawat Johan. Dia melompat ke atas dengan ujung kaki menjinjit di atas batang pohon, lalu melompat lagi untuk meraih tali yang dijatuhkan dari atas pesawat.Lagi-lagi Sonia menoleh melihat Reza sekilas. Tali ditarik ke atas. Sonia mengalihkan pandangannya. Saat ini, raut wajahnya berubah dingin dan tegas. Dia mengikuti helikopter mulai meninggalkan hutan.Reza menengadah kepalanya melihat bayangan tubuh gadis yang mulai menjauh. Dia juga tidak ragu lagi, langsung meraih tali untuk kembali ke helikopter. Dia memerintah anggotanya untuk pergi memberi bala bantuan kepada Morgan di Barkia!…Setelah Sonia kembali ke helikopter, Frida segera bertanya, “Gimana? Apa kamu terluka?”“Nggak, kok!” Sonia menggeleng. “Gimana dengan kalian?”Lengan Johan telah diperban. Dia mengendarai helikopter sembari menjerit dengan kuat, “Bos, kita pergi ledakkan markas Rayden. Perlengkapan di helikopter Kak Reza keren sekali, mi
“Nggak perlu!” Sonia mendekat ke sisi Tensiro, lalu berkata dengan suara rendah, “Sebelumnya kami menyadari sesuatu yang aneh dimasukkan ke dalam tubuh Tensiro. Awalnya kami mengira ada sejenis bom dimasukkan ke dalam tubuhnya, tapi ternyata bukan. Sekarang, akhirnya aku tahu apa itu!”“Apa?” tanya Frida.Ada beberapa pengawal menerjang ke sisi Sonia. Helikopter Johan yang berada di atas langit melakukan penembakan. Seketika debu dan asap meledak, lima hingga enam orang terempas ke udara.Sonia sudah berjalan ke depan Tensiro, mengambil komputer dari pelukannya, lalu mencari mouse. Kemudian, dia berkata kepada Tensiro dengan dingin, “Data itu ada di tangan kirimu, ‘kan?”Cip data itu tertanam di jari telunjuk kiri Tensiro. Sementara itu, bukan hanya terdapat cip di dalam mouse, tetapi juga terdapat sensor cip tersebut. Ketika jari telunjuk Tensiro yang berisi cip menyentuh sensor mouse, sistem komputer akan menyala secara normal dan data akan muncul.Tensiro melihat Sonia dengan kedua
Raut wajah Rayden menjadi muram. Dia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Apa kamu tidak rela? Tidak merelakan material dan cinta di dunia ini? Jadi, kamu juga ingin mengkhianati rekan satu timmu?”“Bukan!” Sonia menggeleng dengan ketakutan. “Bukan!”“Semua yang ada di sini palsu, hanya khayalan saja, yang sudah mengelabuimu!” ucap Rayden dengan sangat cepat, “Semua ini ulah iblis di dalam hatimu. Kamu mesti berhasil menahan godaan, segera kembali ke sisi rekan setimmu.”Sonia mengangguk dengan terisak-isak. “Aku akan kembali. Aku akan segera kembali!”Sonia menunduk melihat pistol di tangannya. Dia mengangkatnya dengan perlahan, lalu mengarahkannya ke dadanya sendiri.‘Sayang!’‘Doamu juga adalah janjimu padaku. Jangan tinggalkan aku untuk selamanya!’‘Aku mencintaimu!’Suara rendah si pria tidak berhenti bergema di dalam benak Sonia. Sonia menunjukkan ekspresi sakitnya. Lantaran hatinya terasa menyayat, tangan yang menggenggam pistol samar-samar gemetar.Tidak boleh meninggalkan Re
Rayden mendengus dingin. “Jangan gunakan ucapan itu untuk membohongi semua orang! Sebelumnya kamu menyalahkan Tensiro telah mengkhianati rekan setimnya, tapi bagaimana denganmu?”“Serigala ….”“Jangan panggil aku ‘Serigala’!” Radyen menatap Sonia dengan murka, lalu menyela omongannya, “Serigala sudah mati. Kamu juga nggak pantas untuk memanggil dengan sebutan ini!”Yandi menjerit dengan sinis, “Dia itu Suki, kita itu satu tim, selamanya kita itu rekan satu tim. Kenapa dia tidak pantas?”“Kamu jangan tanya aku!” Raut wajah Rayden langsung berubah drastis. Dia berkata dengan gusar, “Kamu seharusnya pergi tanya T-rex, tanya Kalong dan juga Phantom. Tanya mereka, apa mereka bisa memaafkannya?”“Masalah waktu itu bukan salahnya!” ujar Yandi dengan suara berat, “Dia tidak tahu apa-apa!”“Tidak tahu?” Rayden tersenyum sinis. “Jadi, bagaimana ceritanya dia bisa hidup? Kenapa dia bisa meninggalkan organisasi, bisa berubah menjadi putri dari Keluarga Bina, bisa menjadi keluarga konglomerat baru
“Nggak!” Tatapan Sonia kelihatan dingin. Dia menggeleng dengan tegas. “Morgan bukan orang seperti itu. Dia nggak akan bersikap egois hingga mengorbankan anak buahnya!”Yandi berkata, “Aku juga percaya sama Tuan Morgan!”“Itu karena kalian berdua adalah pihak yang mendapatkan keuntungan!” Rayden tersenyum dingin. “Sniper, kamu bisa hidup juga karena beruntung. Tuan Morgan mengantarmu ke Kota Jembara juga demi menyuruhmu untuk lanjut melindungi Suki. Apa kalian masih berani mengatakan kalau dia nggak punya maksud tersembunyi?”“Melindungi Suki?” Yandi mengangkat-angkat alisnya. “Apa kamu tahu kapan aku bertemu sama Suki? Sebelum aku bertemu sama dia, aku sama sepertimu, sama-sama membencinya … sampai ….”Suara Yandi terdengar rendah. “Sampai aku menyadari apa yang dilakukan Suki di belakang demi kita, aku baru melepaskan simpul di hati. Aku menyadari Suki berbeda dengan yang kita pikirkan.”Dulu mereka semua mengira Suki adalah orang berhati dingin. Dia tidak memiliki perasaan terhadap s
Orang yang berada di atas atap bergulir untuk mengelak. Sonia diempaskan oleh kekuatan ledakan itu, lalu terhantam keras di atas lantai.“Sonia!”“Suki!”Rayden dan Yandi sama-sama berlari kencang ke sisi Sonia.Tritop mengganti senjatanya. Dia mencari kesempatan tepat untuk menembak ke sisi Sonia yang terluka dan bergerak lambat.“Suki!” Rayden menyerbu ke atas untuk mengadang di hadapan Sonia. Peluru menembak ke belakang punggung Rayden. Dia pun jatuh ke tubuh Sonia dengan memuncratkan darah.Di atas langit, helikopter Morgan dan Yandi mengepung di sekeliling. Mereka melakukan ledakan terhadap pesawatnya Tritop. Sementara itu, di dalam Istana Fers, pelindung andal Keluarga Milana menyerbu masuk, menghujani benteng dengan serangan gencar.Asap dan ledakan memenuhi Istana Fers menciptakan kekacauan di mana-mana. Suara tembakan dan dentuman meriam menggema di seluruh penjuru. Orang-orang berlarian dengan panik dari segala arah dan juga ada yang berusaha melarikan diri dengan kacau.Di a
Sosok orang bertubuh tinggi berjalan kemari. Serigala menatap kedatangan orang itu dengan tatapan kosong, lalu berkata dengan susah payah, “Morgan!”Morgan berjongkok di hadapan Serigala, lalu berkata dengan suara seraknya, “Mengenai masalah waktu itu, aku tidak mengetahuinya sebelumnya. Orang yang memata-matai Rara memiliki konflik dengan T-rex, jadi dia sengaja menyembunyikan informasi yang didengarnya dariku, alhasil menunda waktu dalam upaya penyelamatan. Justru karena itu ... akhirnya aku juga membunuhnya!”Serigala tertegun sejenak. Ekspresi wajahnya perlahan berubah menjadi lega. Dia mengangguk pelan. “Aku percaya sama kamu!”Tubuhnya mulai kejang, seperti cahaya senja terakhir di langit yang perlahan tenggelam ke dalam kegelapan, sesuatu yang tidak bisa dicegah siapa pun.Sonia menekan suara tangisnya. Rasa sakit membaluti hatinya. Angin dingin bagai pisau yang menyayat tubuhnya.Serigala kembali melihat Sonia, lalu berkata dengan suara rendah, “Hati-hati dengan … anggota Kelua
“Sonia!” Suara Reza gemetar karena ketakutan.“Sayang!”“Bos!”“Suki!”Semua orang datang mengerumuni Sonia. Yandi menahan rasa sakit, lalu mengoyak pakaiannya untuk membaluti pundak Sonia. Dia berkata dengan suara serak, “Tadi dia terkena serpihan bom dan mengalir banyak darah. Serpihan mesti segera dikeluarkan!”Raut wajah Morgan juga berubah. “Ke tempatku saja, lebih dekat!”Reza menggendong Sonia dengan dan berdiri dengan terhuyung. Kemudian, dia bergegas berjalan ke atas helikopter.“Jangan pergi ke Barkia, terlalu jauh, ke tempatku saja!” Kase menghalangi Reza dengan buru-buru.“Minggir!” Raut wajah Reza sangat sinis.“Di dalam istanaku ada fasilitas medis yang lengkap dan juga ada dokter. Kalau kamu ingin menyelamatkannya, kamu bawa dia ke tempatku!” Kedua mata Kase memerah. Dia sama sekali tidak bersedia mengalah untuk berhadapan dengan Reza.“Reza, kamu yang tenang!” Morgan menahan pundak Reza. “Sekarang Sonia perlu segera diselamatkan. Bawa dia ke istana Kase dulu.”Tatapan R
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m