Rayden mendengus dingin. “Jangan gunakan ucapan itu untuk membohongi semua orang! Sebelumnya kamu menyalahkan Tensiro telah mengkhianati rekan setimnya, tapi bagaimana denganmu?”“Serigala ….”“Jangan panggil aku ‘Serigala’!” Radyen menatap Sonia dengan murka, lalu menyela omongannya, “Serigala sudah mati. Kamu juga nggak pantas untuk memanggil dengan sebutan ini!”Yandi menjerit dengan sinis, “Dia itu Suki, kita itu satu tim, selamanya kita itu rekan satu tim. Kenapa dia tidak pantas?”“Kamu jangan tanya aku!” Raut wajah Rayden langsung berubah drastis. Dia berkata dengan gusar, “Kamu seharusnya pergi tanya T-rex, tanya Kalong dan juga Phantom. Tanya mereka, apa mereka bisa memaafkannya?”“Masalah waktu itu bukan salahnya!” ujar Yandi dengan suara berat, “Dia tidak tahu apa-apa!”“Tidak tahu?” Rayden tersenyum sinis. “Jadi, bagaimana ceritanya dia bisa hidup? Kenapa dia bisa meninggalkan organisasi, bisa berubah menjadi putri dari Keluarga Bina, bisa menjadi keluarga konglomerat baru
“Nggak!” Tatapan Sonia kelihatan dingin. Dia menggeleng dengan tegas. “Morgan bukan orang seperti itu. Dia nggak akan bersikap egois hingga mengorbankan anak buahnya!”Yandi berkata, “Aku juga percaya sama Tuan Morgan!”“Itu karena kalian berdua adalah pihak yang mendapatkan keuntungan!” Rayden tersenyum dingin. “Sniper, kamu bisa hidup juga karena beruntung. Tuan Morgan mengantarmu ke Kota Jembara juga demi menyuruhmu untuk lanjut melindungi Suki. Apa kalian masih berani mengatakan kalau dia nggak punya maksud tersembunyi?”“Melindungi Suki?” Yandi mengangkat-angkat alisnya. “Apa kamu tahu kapan aku bertemu sama Suki? Sebelum aku bertemu sama dia, aku sama sepertimu, sama-sama membencinya … sampai ….”Suara Yandi terdengar rendah. “Sampai aku menyadari apa yang dilakukan Suki di belakang demi kita, aku baru melepaskan simpul di hati. Aku menyadari Suki berbeda dengan yang kita pikirkan.”Dulu mereka semua mengira Suki adalah orang berhati dingin. Dia tidak memiliki perasaan terhadap s
Orang yang berada di atas atap bergulir untuk mengelak. Sonia diempaskan oleh kekuatan ledakan itu, lalu terhantam keras di atas lantai.“Sonia!”“Suki!”Rayden dan Yandi sama-sama berlari kencang ke sisi Sonia.Tritop mengganti senjatanya. Dia mencari kesempatan tepat untuk menembak ke sisi Sonia yang terluka dan bergerak lambat.“Suki!” Rayden menyerbu ke atas untuk mengadang di hadapan Sonia. Peluru menembak ke belakang punggung Rayden. Dia pun jatuh ke tubuh Sonia dengan memuncratkan darah.Di atas langit, helikopter Morgan dan Yandi mengepung di sekeliling. Mereka melakukan ledakan terhadap pesawatnya Tritop. Sementara itu, di dalam Istana Fers, pelindung andal Keluarga Milana menyerbu masuk, menghujani benteng dengan serangan gencar.Asap dan ledakan memenuhi Istana Fers menciptakan kekacauan di mana-mana. Suara tembakan dan dentuman meriam menggema di seluruh penjuru. Orang-orang berlarian dengan panik dari segala arah dan juga ada yang berusaha melarikan diri dengan kacau.Di a
Sosok orang bertubuh tinggi berjalan kemari. Serigala menatap kedatangan orang itu dengan tatapan kosong, lalu berkata dengan susah payah, “Morgan!”Morgan berjongkok di hadapan Serigala, lalu berkata dengan suara seraknya, “Mengenai masalah waktu itu, aku tidak mengetahuinya sebelumnya. Orang yang memata-matai Rara memiliki konflik dengan T-rex, jadi dia sengaja menyembunyikan informasi yang didengarnya dariku, alhasil menunda waktu dalam upaya penyelamatan. Justru karena itu ... akhirnya aku juga membunuhnya!”Serigala tertegun sejenak. Ekspresi wajahnya perlahan berubah menjadi lega. Dia mengangguk pelan. “Aku percaya sama kamu!”Tubuhnya mulai kejang, seperti cahaya senja terakhir di langit yang perlahan tenggelam ke dalam kegelapan, sesuatu yang tidak bisa dicegah siapa pun.Sonia menekan suara tangisnya. Rasa sakit membaluti hatinya. Angin dingin bagai pisau yang menyayat tubuhnya.Serigala kembali melihat Sonia, lalu berkata dengan suara rendah, “Hati-hati dengan … anggota Kelua
“Sonia!” Suara Reza gemetar karena ketakutan.“Sayang!”“Bos!”“Suki!”Semua orang datang mengerumuni Sonia. Yandi menahan rasa sakit, lalu mengoyak pakaiannya untuk membaluti pundak Sonia. Dia berkata dengan suara serak, “Tadi dia terkena serpihan bom dan mengalir banyak darah. Serpihan mesti segera dikeluarkan!”Raut wajah Morgan juga berubah. “Ke tempatku saja, lebih dekat!”Reza menggendong Sonia dengan dan berdiri dengan terhuyung. Kemudian, dia bergegas berjalan ke atas helikopter.“Jangan pergi ke Barkia, terlalu jauh, ke tempatku saja!” Kase menghalangi Reza dengan buru-buru.“Minggir!” Raut wajah Reza sangat sinis.“Di dalam istanaku ada fasilitas medis yang lengkap dan juga ada dokter. Kalau kamu ingin menyelamatkannya, kamu bawa dia ke tempatku!” Kedua mata Kase memerah. Dia sama sekali tidak bersedia mengalah untuk berhadapan dengan Reza.“Reza, kamu yang tenang!” Morgan menahan pundak Reza. “Sekarang Sonia perlu segera diselamatkan. Bawa dia ke istana Kase dulu.”Tatapan R
Ruang tamu kembali terasa hening. Kase terus berdiri di depan jendela sembari memandang pemandangan malam di luar sana. Dia tidak berbicara sama sekali, entah apa yang sedang dia pikirkan.Sekitar satu jam kemudian, pintu ruang operasi terbuka. Mereka semua serempak berdiri dan melihat ke arah pintu.Dokter berjalan keluar. Ketika melihat mereka semua tidak berbicara dan kelihatan gugup, dokter pun segera berkata dengan tersenyum, “Kalian semua tidak usah khawatir. Nona dan Tuan di dalam baik-baik saja. Serpihan bom sudah dikeluarkan dan tidak melukai organ vital. Hanya saja, pasien kehilangan banyak darah, perlu istirahat sebentar!”Reza berjalan ke dalam ruang operasi.Sonia sudah dibaringkan di ranjang sebelah dan sedang diinfus. Setelah dia siuman besok, dia baru akan dipindahkan ke kamar lain.Sonia sedang tidur dengan tenang. Air mata masih menggantung di sudut matanya. Sepertinya dia juga merasa sangat sedih ketika sedang bermimpi.Reza menopang ranjang dengan kedua tangannya. D
Tepat pukul tujuh Rabu malam, Sonia Dikara muncul di luar Celestial Hotel.Ponselnya bordering. Sonia membuka WhatsApp. Hendri Dikara yang mengirim pesan, “Son, makasih sudah mau bantu Papa. Di sini agak macet. Kamu masuk dulu.”Langkah kaki Sonia melambat, memikirkan bagaimana dia harus menyapa Reza Herdian nanti.Mereka sudah menikah selama tiga tahun, tapi belum pernah bertemu satu sama lain. Tak perlu memikirkannya, dia juga sudah tahu kalau Reza tidak setuju, bahkan menolak pernikahan ini.Dia tidak bisa menyalahkan Reza. Perusahaan keluarga Dikara sedang krisis saat itu. Mereka bermuka tebal dan mendatangi keluarga Herdian untuk menepati janji pernikahan antara kedua keluarga mereka dulu. Putra sulung keluarga Herdian sudah menikah, sehingga putra kedua mereka, Reza, yang kejatuhan ‘bencana’ itu. Wajar saja Reza tidak menyetujui pernikahan itu.Tentu saja, keluarga Herdian juga tidak akan membiarkan siapa pun memperalat mereka. Mereka memberikan mahar sebesar 600 miliar untuk mem
Ada dua lembar uang seratus ribu di tangannya.Wanita itu membayarnya setelah tidur dengannya. Wanita itu pikir dia ini apa?Raut mukanya dingin. Dia berjalan menuju balkon dan melihat jendela di kamar itu memang terbuka.Bangunan di sini tinggi. Lantai tiga setara dengan lantai empat di tempat lain. Bagaimana wanita itu bisa melompat turun?Apa dia begitu menakutkan? Sampai-sampai wanita itu mempertaruhkan nyawanya supaya bisa melarikan diri darinya?Angin bertiup masuk dari jendela, sejuk dan dingin, tetapi tidak bisa memadamkan api amarah di hati Reza. Wanita itu tidak hanya menghinanya dengan dua lembar seratus ribu, tapi juga melompat keluar jendela setelah bersetubuh dengannya. Jangan sampai dia menangkap wanita itu!….Sonia yang sedang naik taksi tiba-tiba bersin. Supir taksi itu melihat ke kaca spion, “Dik, apa kamu baik-baik saja?”Supir itu berpikir. Wanita ini cantik, tapi seluruh tubuhnya basah kuyup. Pasti ada sesuatu yang terjadi padanya.Sonia tersenyum lembut, “Nggak a
Ruang tamu kembali terasa hening. Kase terus berdiri di depan jendela sembari memandang pemandangan malam di luar sana. Dia tidak berbicara sama sekali, entah apa yang sedang dia pikirkan.Sekitar satu jam kemudian, pintu ruang operasi terbuka. Mereka semua serempak berdiri dan melihat ke arah pintu.Dokter berjalan keluar. Ketika melihat mereka semua tidak berbicara dan kelihatan gugup, dokter pun segera berkata dengan tersenyum, “Kalian semua tidak usah khawatir. Nona dan Tuan di dalam baik-baik saja. Serpihan bom sudah dikeluarkan dan tidak melukai organ vital. Hanya saja, pasien kehilangan banyak darah, perlu istirahat sebentar!”Reza berjalan ke dalam ruang operasi.Sonia sudah dibaringkan di ranjang sebelah dan sedang diinfus. Setelah dia siuman besok, dia baru akan dipindahkan ke kamar lain.Sonia sedang tidur dengan tenang. Air mata masih menggantung di sudut matanya. Sepertinya dia juga merasa sangat sedih ketika sedang bermimpi.Reza menopang ranjang dengan kedua tangannya. D
“Sonia!” Suara Reza gemetar karena ketakutan.“Sayang!”“Bos!”“Suki!”Semua orang datang mengerumuni Sonia. Yandi menahan rasa sakit, lalu mengoyak pakaiannya untuk membaluti pundak Sonia. Dia berkata dengan suara serak, “Tadi dia terkena serpihan bom dan mengalir banyak darah. Serpihan mesti segera dikeluarkan!”Raut wajah Morgan juga berubah. “Ke tempatku saja, lebih dekat!”Reza menggendong Sonia dengan dan berdiri dengan terhuyung. Kemudian, dia bergegas berjalan ke atas helikopter.“Jangan pergi ke Barkia, terlalu jauh, ke tempatku saja!” Kase menghalangi Reza dengan buru-buru.“Minggir!” Raut wajah Reza sangat sinis.“Di dalam istanaku ada fasilitas medis yang lengkap dan juga ada dokter. Kalau kamu ingin menyelamatkannya, kamu bawa dia ke tempatku!” Kedua mata Kase memerah. Dia sama sekali tidak bersedia mengalah untuk berhadapan dengan Reza.“Reza, kamu yang tenang!” Morgan menahan pundak Reza. “Sekarang Sonia perlu segera diselamatkan. Bawa dia ke istana Kase dulu.”Tatapan R
Sosok orang bertubuh tinggi berjalan kemari. Serigala menatap kedatangan orang itu dengan tatapan kosong, lalu berkata dengan susah payah, “Morgan!”Morgan berjongkok di hadapan Serigala, lalu berkata dengan suara seraknya, “Mengenai masalah waktu itu, aku tidak mengetahuinya sebelumnya. Orang yang memata-matai Rara memiliki konflik dengan T-rex, jadi dia sengaja menyembunyikan informasi yang didengarnya dariku, alhasil menunda waktu dalam upaya penyelamatan. Justru karena itu ... akhirnya aku juga membunuhnya!”Serigala tertegun sejenak. Ekspresi wajahnya perlahan berubah menjadi lega. Dia mengangguk pelan. “Aku percaya sama kamu!”Tubuhnya mulai kejang, seperti cahaya senja terakhir di langit yang perlahan tenggelam ke dalam kegelapan, sesuatu yang tidak bisa dicegah siapa pun.Sonia menekan suara tangisnya. Rasa sakit membaluti hatinya. Angin dingin bagai pisau yang menyayat tubuhnya.Serigala kembali melihat Sonia, lalu berkata dengan suara rendah, “Hati-hati dengan … anggota Kelua
Orang yang berada di atas atap bergulir untuk mengelak. Sonia diempaskan oleh kekuatan ledakan itu, lalu terhantam keras di atas lantai.“Sonia!”“Suki!”Rayden dan Yandi sama-sama berlari kencang ke sisi Sonia.Tritop mengganti senjatanya. Dia mencari kesempatan tepat untuk menembak ke sisi Sonia yang terluka dan bergerak lambat.“Suki!” Rayden menyerbu ke atas untuk mengadang di hadapan Sonia. Peluru menembak ke belakang punggung Rayden. Dia pun jatuh ke tubuh Sonia dengan memuncratkan darah.Di atas langit, helikopter Morgan dan Yandi mengepung di sekeliling. Mereka melakukan ledakan terhadap pesawatnya Tritop. Sementara itu, di dalam Istana Fers, pelindung andal Keluarga Milana menyerbu masuk, menghujani benteng dengan serangan gencar.Asap dan ledakan memenuhi Istana Fers menciptakan kekacauan di mana-mana. Suara tembakan dan dentuman meriam menggema di seluruh penjuru. Orang-orang berlarian dengan panik dari segala arah dan juga ada yang berusaha melarikan diri dengan kacau.Di a
“Nggak!” Tatapan Sonia kelihatan dingin. Dia menggeleng dengan tegas. “Morgan bukan orang seperti itu. Dia nggak akan bersikap egois hingga mengorbankan anak buahnya!”Yandi berkata, “Aku juga percaya sama Tuan Morgan!”“Itu karena kalian berdua adalah pihak yang mendapatkan keuntungan!” Rayden tersenyum dingin. “Sniper, kamu bisa hidup juga karena beruntung. Tuan Morgan mengantarmu ke Kota Jembara juga demi menyuruhmu untuk lanjut melindungi Suki. Apa kalian masih berani mengatakan kalau dia nggak punya maksud tersembunyi?”“Melindungi Suki?” Yandi mengangkat-angkat alisnya. “Apa kamu tahu kapan aku bertemu sama Suki? Sebelum aku bertemu sama dia, aku sama sepertimu, sama-sama membencinya … sampai ….”Suara Yandi terdengar rendah. “Sampai aku menyadari apa yang dilakukan Suki di belakang demi kita, aku baru melepaskan simpul di hati. Aku menyadari Suki berbeda dengan yang kita pikirkan.”Dulu mereka semua mengira Suki adalah orang berhati dingin. Dia tidak memiliki perasaan terhadap s
Rayden mendengus dingin. “Jangan gunakan ucapan itu untuk membohongi semua orang! Sebelumnya kamu menyalahkan Tensiro telah mengkhianati rekan setimnya, tapi bagaimana denganmu?”“Serigala ….”“Jangan panggil aku ‘Serigala’!” Radyen menatap Sonia dengan murka, lalu menyela omongannya, “Serigala sudah mati. Kamu juga nggak pantas untuk memanggil dengan sebutan ini!”Yandi menjerit dengan sinis, “Dia itu Suki, kita itu satu tim, selamanya kita itu rekan satu tim. Kenapa dia tidak pantas?”“Kamu jangan tanya aku!” Raut wajah Rayden langsung berubah drastis. Dia berkata dengan gusar, “Kamu seharusnya pergi tanya T-rex, tanya Kalong dan juga Phantom. Tanya mereka, apa mereka bisa memaafkannya?”“Masalah waktu itu bukan salahnya!” ujar Yandi dengan suara berat, “Dia tidak tahu apa-apa!”“Tidak tahu?” Rayden tersenyum sinis. “Jadi, bagaimana ceritanya dia bisa hidup? Kenapa dia bisa meninggalkan organisasi, bisa berubah menjadi putri dari Keluarga Bina, bisa menjadi keluarga konglomerat baru
Raut wajah Rayden menjadi muram. Dia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Apa kamu tidak rela? Tidak merelakan material dan cinta di dunia ini? Jadi, kamu juga ingin mengkhianati rekan satu timmu?”“Bukan!” Sonia menggeleng dengan ketakutan. “Bukan!”“Semua yang ada di sini palsu, hanya khayalan saja, yang sudah mengelabuimu!” ucap Rayden dengan sangat cepat, “Semua ini ulah iblis di dalam hatimu. Kamu mesti berhasil menahan godaan, segera kembali ke sisi rekan setimmu.”Sonia mengangguk dengan terisak-isak. “Aku akan kembali. Aku akan segera kembali!”Sonia menunduk melihat pistol di tangannya. Dia mengangkatnya dengan perlahan, lalu mengarahkannya ke dadanya sendiri.‘Sayang!’‘Doamu juga adalah janjimu padaku. Jangan tinggalkan aku untuk selamanya!’‘Aku mencintaimu!’Suara rendah si pria tidak berhenti bergema di dalam benak Sonia. Sonia menunjukkan ekspresi sakitnya. Lantaran hatinya terasa menyayat, tangan yang menggenggam pistol samar-samar gemetar.Tidak boleh meninggalkan Re
“Nggak perlu!” Sonia mendekat ke sisi Tensiro, lalu berkata dengan suara rendah, “Sebelumnya kami menyadari sesuatu yang aneh dimasukkan ke dalam tubuh Tensiro. Awalnya kami mengira ada sejenis bom dimasukkan ke dalam tubuhnya, tapi ternyata bukan. Sekarang, akhirnya aku tahu apa itu!”“Apa?” tanya Frida.Ada beberapa pengawal menerjang ke sisi Sonia. Helikopter Johan yang berada di atas langit melakukan penembakan. Seketika debu dan asap meledak, lima hingga enam orang terempas ke udara.Sonia sudah berjalan ke depan Tensiro, mengambil komputer dari pelukannya, lalu mencari mouse. Kemudian, dia berkata kepada Tensiro dengan dingin, “Data itu ada di tangan kirimu, ‘kan?”Cip data itu tertanam di jari telunjuk kiri Tensiro. Sementara itu, bukan hanya terdapat cip di dalam mouse, tetapi juga terdapat sensor cip tersebut. Ketika jari telunjuk Tensiro yang berisi cip menyentuh sensor mouse, sistem komputer akan menyala secara normal dan data akan muncul.Tensiro melihat Sonia dengan kedua
Sonia melangkah mundur selangkah, melihat Reza sekilas, kemudian berlari ke arah pesawat Johan. Dia melompat ke atas dengan ujung kaki menjinjit di atas batang pohon, lalu melompat lagi untuk meraih tali yang dijatuhkan dari atas pesawat.Lagi-lagi Sonia menoleh melihat Reza sekilas. Tali ditarik ke atas. Sonia mengalihkan pandangannya. Saat ini, raut wajahnya berubah dingin dan tegas. Dia mengikuti helikopter mulai meninggalkan hutan.Reza menengadah kepalanya melihat bayangan tubuh gadis yang mulai menjauh. Dia juga tidak ragu lagi, langsung meraih tali untuk kembali ke helikopter. Dia memerintah anggotanya untuk pergi memberi bala bantuan kepada Morgan di Barkia!…Setelah Sonia kembali ke helikopter, Frida segera bertanya, “Gimana? Apa kamu terluka?”“Nggak, kok!” Sonia menggeleng. “Gimana dengan kalian?”Lengan Johan telah diperban. Dia mengendarai helikopter sembari menjerit dengan kuat, “Bos, kita pergi ledakkan markas Rayden. Perlengkapan di helikopter Kak Reza keren sekali, mi