“Aib apa? Kamu cukup mengikuti apa kemauan Keluarga Herdian saja. Keselamatan Cella lebih penting.” Nada bicara Elsa sangat panik. “Kalau tidak, aku ke sana saja untuk menyelamatkan Cella!”“Cukup! Jangan menambah masalah lagi,” ucap Erwin dengan tidak sabar, “Sekarang aku akan pergi menemui Reza!”“Cepat sana! Kalau ada kabar selanjutnya, ingat langsung hubungi aku. Aku mesti melihat Cella hari ini!” Masih saja terdengar nada panik dan gusar dari suara Elsa.“Aku mengerti!” Erwin mengakhiri panggilan. Tak sampai dua menit, bawahan yang pergi menelepon Reza pun kembali dengan raut muram. “Tuan Erwin, asisten pribadi Reza yang mengangkat panggilanku. Katanya, Reza sedang rapat. Dia suruh kamu tunggu saja!”Raut wajah Erwin langsung berubah drastis. Dia mengangkat kakinya untuk menendang ke sisi meja tamu. Dia lupa bahwa meja tamu itu terbuat dari batu marmer. Alhasil, pergelangan kakinya terasa sakit dan kakinya terasa kebas.Erwin spontan berkata kasar.…Sore harinya, Erwin melaju ke
“Lumpuhkan kedua tangannya, lalu buang dia ke kantor polisi!” Tidak terdengar sedikit pun perasaan dalam suara Reza.“Baik!” balas Yose.Raut Erwin langsung berubah. Akhirnya dia merendahkan nada bicaranya. “Tuan Reza, biarkan aku berpikir sejenak.”“Boleh!” jawab Reza dengan langsung. “Sejak semalam, Nona Cella sangat merindukan keluarganya. Dia bahkan tidak makan dan minum sama sekali. Tuan Erwin pertimbangkan dulu saja. Tenang saja, kami akan menjaga Nona Cella dengan baik!”Akhirnya Erwin merasa gusar. “Reza, beraninya kamu menyiksa Cella?”“Bukan siksa, tapi jaga.” Reza berkata dengan perlahan, “Dia sendiri yang tidak mau makan. Anak buahku juga kehabisan akal. Tidak mungkin kami memaksa Nona Cella juga!”Tentu saja Erwin tidak percaya dengan omongan Reza. “Tuan Reza, meskipun Kota Jembara adalah area kekuasaanmu, kamu juga jangan bersikap keterlaluan!”Reza tersenyum dingin. “Kalau Tuan Erwin merasa perbuatanku keterlaluan, sepertinya kamu akan merasa kecewa!”Raut wajah Erwin be
Anak buah juga tidak mengerti. “Aku juga tidak tahu.”Erwin bertanya, “Siapa si Sonia itu? Apa kamu sudah menyelidikinya?”“Sudah. Isi postingan itu memang agak berlebihan, tapi ada beberapa poin yang benar. Sonia memang adalah putri kandung Keluarga Dikara yang ditelantarkan. Dia itu juga adalah seorang desainer.”Kali ini, kepala Erwin terasa sangat sakit. Setelah menerima panggilan dari Robi, Erwin bergegas ke Kota Jembara. Setelah tiba di Jembara, dia baru menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki masalah ini.Awalnya Erwin mengira masalah bisa diselesaikan dengan gampang. Sonia yang muda dan cantik itu paling-paling adalah wanitanya Reza. Reza hanya ingin meminta penjelasan dari Cella demi menenangkan wanitanya saja!Selama ini Keluarga Tamara cukup berkuasa di Kota Kibau. Tentu saja Erwin tidak terima karena diancam oleh Reza. Jadi, hal pertama yang Erwin lakukan setelah tiba di Kota Jembara adalah menyelidiki Sonia, kemudian menemukan tempat tinggal Sonia. Dia ingin menangkap Soni
Pantas saja setiap kali penguntit bisa mengetahui keberadaan Ranty dengan tepat. Ternyata Jeansen adalah yang memberikan informasi itu!Sonia pernah mencurigai Jeansen. Hanya saja, Ranty merasa Sonia terlalu sensitif, mungkin semua itu karena dia pernah menjadi tentara bayaran dulu! Tak disangka, ternyata firasat Sonia tidak salah!“Tidak seharusnya seperti ini ….” Ranty mengerutkan keningnya. “Kalau kamu suka sama Cella, kenapa kamu mesti bantu dia untuk mengejar Matias? Kamu suka hubungan segitiga?”Matias langsung mengangkat kepalanya. Raut wajahnya kelihatan muram!Namun, wajah Jeansen malah merona. Dia menunduk untuk meminta maaf. “Ranty, maaf, aku benar-benar sangat menyukai Cella. Demi membuatnya gembira, aku rela melakukan apa pun!”Ranty langsung bertepuk tangan. “Lapang sekali hatimu! Inilah yang dinamakan cinta sejati! Kamu sudah membuka wawasanku!”Jeansen semakin canggung lagi. “Ranty, aku benar-benar minta maaf. Aku mohon sama kamu, suruh Sonia lepaskan Cella!”Jeansen da
Matias menunjukkan ekspresi tidak berdaya. “Bukan, waktu dia datang mencariku, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia merasa kalung itu cantik, jadi dia bawa pulang kalung itu. Aku bisa mengetahuinya juga karena dia kirim pesan kepadaku.”“Dia datang ke sini buat cari kamu?” Tatapan Ranty kelihatan tajam.Matias menjelaskan, “Dia lagi persiapkan pertunjukan untuk acara ulang tahun sekolah. Dia minta bantuan aku untuk memilihkan lagu buat dia.”Ranty spontan tersenyum dingin. “Dengan kedekatan hubungan kalian berdua, bisa jadi kalian akan main di atas ranjang sewaktu aku lagi nggak di rumah?”Matias yang disindir itu langsung menunjukkan ekspresi muram. Dia berkata dengan suara datar, “Ranty, aku tidak akan menyukai Cella, juga tidak akan mengkhianatimu. Kamu paling jelas terhadap perasaanku!”“Kamu memang tidak suka sama Cella, apa kamu tahu dia suka sama kamu?” tanya Ranty.Matias tertegun sejenak, lalu berkata, “Tahu.”“Jadi, jelas-jelas kamu tahu dia suka sama kamu, kamu malah membia
Jason membalas dengan serius, “Aku juga bukan lagi perhatian sama kamu!”Reza terdiam membisu. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Bukannya kamu sudah putus sama Kelly? Untuk apa kamu mencemaskannya?”Jason berkata, “Aku hanya perhatian sama Yana.”Reza tersenyum. “Besar sekali cintamu, sampai mencintai anaknya?”Kali ini, Jason baru merasa gusar. “Reza, kalau kamu berbicara seperti ini lagi, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan obrolan kita lagi!”Ujung bibir Reza melengkung ke atas. “Siapa juga yang ingin mengobrol sama kamu!”Jason juga tersenyum. “Serius! Aku dengar kabar, Erwin sedang sibuk mencari orang di Kota Jembara untuk melawanmu. Tapi dia bodoh juga. Apa dia lupa dia lagi berada di Kota Jembara?”Tatapan Reza tertuju pada pemandangan malam di luar sana. Dia berkata dengan perlahan, “Kali ini, dia pasti akan mengingatnya!”Saat menyadari Reza yang begitu yakin, Jason juga tidak berkata panjang lebar lagi. “Mereka sudah memanggilku, aku ke sana dulu. Kalau kamu butu
Erwin menceritakan ulang apa yang terjadi, lalu sengaja menegaskan, “Mentang-mentang desainer yang bernama King itu cukup terkenal, dia pun tidak menganggap Cella. Ditambah lagi, temperamen Cella tidak bagus. Jadi, dia mencari orang untuk mengunggah postingan itu. Si King itu malah mencari bantuan Tuan Reza. Tuan Reza membawa putriku pergi, lalu memaksanya untuk melakukan permintaan maaf di internet.”“Paman Tommy, beberapa tahun ini, keluarga kita sering bekerja sama di bidang bisnis. Tadinya ada satu proyek baru yang akan dijalankan. Demi proyek ini, kedua belah pihak sudah mempersiapkannya dalam waktu yang sangat lama. Sekarang, Tuan Reza malah mengakhiri kerja sama demi King. Perilaku Tuan Reza sudah merusak hubungan kedua keluarga kita saja!”Erwin merasa Keluarga Herdian pasti tidak akan membiarkan seorang desainer untuk menjadi bagian dari keluarga mereka. Jadi, Erwin sengaja memanfaatkan kesempatan ini untuk memprovokasi hubungan Reza dan King. dengan begitu, Tommy akan mengira
Sementara, isi dari dokumen itu adalah bukti transfer membeli mobil dan rumah untuk wanita itu. Dari foto itu, dapat diketahui juga bahwa wanita itu telah melahirkan seorang anak untuk Erwin.Erwin melihat foto dengan syok. “Kamu … sejak kapan kamu menyelidikinya?”“Erwin! Kamu memang berengsek! Biasanya aku tidak perhitungan ketika aku tahu kamu lagi main di luar sana. Sekarang kamu malah punya anak haram di luar sana!” Saking emosinya, sekujur tubuh Elsa pun kelihatan gemetar. “Pantas saja kamu tidak peduli dengan masalah Cella. Sudah hampir dua hari, Cella masih saja belum dilepaskan. Kamu sengaja, ‘kan! Kamu sengaja ingin anggota Keluarga Herdian membunuh Cella. Kemudian, kamu pun bisa membawa pulang anak harammu untuk mewarisi seluruh harta Keluarga Tamara!”“Erwin, asal kamu tahu, kalau terjadi apa-apa sama Cella, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Ada banyak aibmu di tanganku. Kalau kamu berani menyinggung aku dan Cella, aku juga tidak akan tinggal diam!”“Elsa, dengarkan
Reza membalas, “Setelah aku menghancurkan bom kobalt, aku akan segera ke Istana Fers. Rayden sangat memahamimu. Jadi, kamu mesti memperhatikan keselamatanmu. Aku merasa dibandingkan dengan Tritop, dia lebih ingin menghadapimu.”“Aku mengerti!” Morgan pun tersenyum. “Hari ini adalah hari ulang tahun Sonia. Sudah malam, aku beri sisa waktu untuk kalian. Aku pamit dulu!” Kemudian, Morgan melihat ke sisi Sonia. “Selamat ulang tahun!”“Jaga dirimu. Jangan lupa dengan apa katamu. Kamu akan pulang bersamaku untuk mengunjungi Kakek!” Kening Sonia kelihatan berkerut.“Emm!” Morgan mengangguk dengan kuat, kemudian menepuk pundak Sonia. Dia berpamitan dengan Reza, lalu berbalik untuk meninggalkan tempat.Setelah sosok pria tinggi itu menghilang, Sonia menoleh menatap ke luar jendela. Dia melihat Morgan memasuki mobil, lalu meninggalkan vila.Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Jangan khawatir. Kamu mesti melindungi dirimu dalam misi besok.”Pelukan Reza sangat erat. Dia memejamkan matanya,
“Di mana?” tanya Morgan.Sonia mengambil selembar kertas di atas meja, lalu menggambar sketsa kasar peta Benua Delta. Setelah itu, dia mencocokkan posisi rasi bintang Biduk dengan peta, lalu berkata dengan suara rendah, “Seharusnya di sini lokasinya!”Namun, posisi dua bintang, titik Phecda dan Megrez sedikit bergeser. Dia tidak tahu apa artinya.Reza dan Morgan saling bertukar pandang. Mata mereka disipitkan. Suara juga terdengar dingin. “Besar sekali ambisi Tritop!”Ketujuh bom kobalt itu ditempatkan di perbatasan Hondura, Federasi Mali, dan Barkia. Sebagian besar area tersebut adalah kawasan tidak berpenghuni, tetapi ternyata Tritop diam-diam membangun pangkalan militer di sana.Empat bom ditempatkan di barat laut, kemudian pola berbelok, dengan tiga bom lainnya diletakkan di perbatasan dengan Federasi Mali.Morgan menatap posisi keempat bom kobalt di barat laut, lalu memeriksa kondisi geografis wilayah tersebut. Tetiba suaranya menjadi dingin dan berat. “Target Tritop bukan aku.”“
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k