Kelly tinggal beberapa saat di pantri, baru berjalan pergi dengan mengambil cangkirnya.Anastasia sudah meninggalkan perusahaan. Wanita yang bernama Patty datang dengan tersenyum sungkan. “Halo, namaku Patty!”Kelly mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Kelly!”“Kelly, kelak kita akan kerja bareng di lantai 39. Mohon bantuanmu!”Umur Patty lebih besar tiga tahun dari Kelly. Dia sudah bekerja di Gunawan Group selama empat tahun. Kelly tersenyum padanya. “Nona Patty bekerja lebih lama daripada aku. Malahan seharusnya aku yang minta bantuanmu.”“Kelly, kamu sungkan sekali!” Patty memutar bola matanya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana temperamen Tuan Jason? Apa dia gampang untuk diajak berhubungan?”Kelly mengangguk. “Tuan Jason memperlakukan bawahannya dengan sangat baik!”“Aku sudah bekerja empat tahun di perusahaan, tapi aku cuma pernah melihat Tuan Jason dalam hitungan jari. Hari ini, aku tiba-tiba dimutasi ke sini, aku sungguh merasa gugup. Kelly, kamu mesti bantu aku, ya.
Howard tersenyum datar. “Kalau begitu, berarti kamu kurang memahamiku. Aku hanya traktir cewek cantik saja!”Patty mengangkat-angkat alisnya. “Sepertinya aku kurang cantik!”Howard membalas dengan tersenyum, “Dulu aku tidak menyadari kamu itu cantik!”“Tuan Howard memang pintar bicara!” Patty tersenyum, lalu mendekatinya. “Tuan Howard, apa kamu suka sama Kelly?”Howard langsung tertawa. “Hanya karena dibeliin makan, itu tandanya suka?”Patty menggigit biskuit, lalu berkata, “Tuan Howard, apa kamu tahu apa yang dikatakan Anastasia kepadaku sebelum pergi?”“Apa?” Howard mengangkat cangkir teh, lalu bersandar di sisi meja sembari menatapnya.“Kata Anastasia, Tuan Jason suka sama Kelly!” Patty menatap Howard dengan penuh penasaran. “Tuan Howard, apa yang dikatakan Anastasia itu benar?”Howard tersenyum datar. “Apa kamu tahu kenapa Tuan Jason bisa suka sama Kelly?”Patty menggeleng. “Nggak tahu!”“Karena ….” Ujung bibir Howard melengkung ke atas. “Karena Kelly nggak banyak bicara!”Patty be
“Setelah mengundurkan diri, apa kamu ingin membawa Yana kembali ke Kowloon?” tanya Jason dengan datar.“Aku masih belum memikirkan masalah itu!”Jason menandatangani surat pengunduran diri. Gerakan tangannya seketika berhenti. Saking kuatnya tanda tangan Jason, kertas tipis itu pun hampir robek. Dia mengembalikan surat kepada Kelly. Raut wajahnya kelihatan muram dan tatapannya juga menjadi tajam. “Jaga dirimu!” Kelly menahan isak tangisnya, lalu mengangguk dengan perlahan. “Kamu juga! Terima kasih sudah menjagaku selama ini!”Kelly mengambil surat, lalu membalikkan tubuhnya berjalan keluar. Pundaknya terasa bagai ditimpa beban berat saja. Namun, Kelly masih berusaha untuk berjalan maju dan tidak menoleh.…Malam harinya, Jason memiliki acara bersama klien. Saat acara berakhir, dia pun sudah setengah mabuk.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Simon mengendarai mobil, lalu bertanya dengan hormat, “Tuan Jason, kita pulang ke kediaman?”Jason memandang pemandangan malam di luar j
Di Kediaman Keluarga Samosir.Sebelum tidur, tiba-tiba Kenzo kepikiran bahwa besok adalah hari libur nasional. Dia pun berdiskusi dengan Sandora.“Ibu, besok hari libur nasional. Aku telepon Kelly, ajak dia ke rumah, ya! Sudah lama dia tidak ke rumah. Besok pagi aku akan ke pasar untuk beli sayur untuk masak makanan kesukaannya dan juga Yana. Kita bisa melewati hari libur kita bersama.”Kenzo mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Kelly.Namun, raut wajah Sandora malah berubah. Dia segera menghentikan Kenzo. “Jangan telepon!”“Kenapa?” tanya Kenzo dengan bingung.Kedua mata Sandora berkilauan. Dia masih tidak tahu masalah Iwan sudah pindah karena menemukan pekerjaan baru. Dia mengira Iwan masih tinggal di rumahnya Kelly. Jadi, Sandora takut jika mengajak Kelly ke rumah, Iwan juga akan datang mencarinya.Bagaimana jika Iwan mengetahui alamat rumah baru mereka? Nantinya Iwan malah minta tinggal di sini? Kemudian, mereka pun akan melewati hari-hari mereka dengan bertengkar hebat.Hal yan
Sonia berkata dengan suara ringan, “Mereka masih belum baikan. Memangnya kamu nggak tahu?”“Tidak tahu. Belakangan ini aku cukup sibuk. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.”Sonia menghela napas. “Sepertinya Kelly dan Jason masih butuh waktu.”Reza berkata, “Gimana kalau kamu bujuk Kelly untuk beri tahu masalah Yana kepada Jason?”Sonia menggeleng dengan perlahan. “Kelly nggak akan setuju. Apalagi ibunya Jason pernah bertemu sama Yana. Kalau dia tahu Yana itu anaknya Jason, bisa jadi dia akan merebut Yana dari sisi Kelly. Kelly nggak berani ambil risiko.”Kening Reza berkerut. “ Apa Kelly berpikir terlalu banyak?”Sonia berkata, “Karena Kelly nggak punya jalan lain. Demi Yana, dia mesti berpikir panjang.” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Sekarang lagi libur panjang. Kelly dan Yana juga nggak pulang ke rumah. Kamu tahu sendiri betapa dinginnya sikap ibunya Kelly sama Kelly. Kalau benar terjadi sesuatu dengan Kelly, mana mungkin dia akan membantu Kelly?”Sudah cukup bersyukur anggota Kel
Sonia pergi untuk membasuh tubuhnya. Kemudian, dia pun pergi ke rumah Kelly.“Kenapa Kak Reza nggak ikut?” Saat Kelly membuka pintu rumah, dia hanya menemukan Sonia saja. Dia pun bertanya dengan tersenyum.“Dia bantu aku untuk membereskan barang bawaanku,” balas Sonia, lalu berjalan ke sisi Yana. Dia menggendong Yana untuk sarapan bersamanya.Saat sarapan, Sonia mengajak Kelly untuk pergi ke Kota Atria bersama mereka.Kelly mengangkat kepalanya dengan kaget. “Ke Kota Atria?”“Iya!” Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. “Hanya ada kakekku di sana. Dia suka ramai.”Kelly merasa ragu. “Apa leluasa?”“Tenang saja, kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah tempat tinggal!” Sonia merasa idenya cukup brilian. “Sepakat, ya! Nanti setelah selesai makan, aku akan cuci piring. Kamu bereskan kopermu dan juga Yana. Kita akan berangkat jam sembilan!”Usai berbicara, Sonia melihat ke sisi Yana. “Yana liburan bareng Bibi, ya?”Yana paling suka jalan-jalan. Dia segera mengangguk. “Oke!”Kelly per
“Temannya Sonia?” Sama halnya dengan Indra, Jemmy juga merasa syok. Selain syok, dia juga merasa gembira terus mengangguk. “Bagus! Bagus!”Jemmy menatap Yana, lalu melirik ke sisi Sonia. “Pantas saja, mana mungkin kamu bisa punya anak sepatuh ini?”Sonia terdiam membisu.Jemmy memanggil pelayan, “Cepat bawakan makanan anak-anak ke sini. Kalau tidak ada, pergi beli sekarang!”Kelly segera berkata, “Kakek nggak usah sungkan. Dia sudah makan dari tadi.”Yana sungguh menyukai kakek yang ramah ini. Tanpa perlu diajari, Yana pun berkata dengan tersenyum sipit, “Terima kasih, Kakek!”Saat Jemmy mendengar suara lembut Yana, senyumannya juga semakin lembut lagi. Dia mengulurkan tangannya ke sisi Yana. “Biar kugendong!”Yana melebarkan kedua tangannya berlari ke sisi Jemmy.Jemmy menggendong Yana, lalu tersenyum padanya. “Ayo pergi! Kita makan dulu!”Saat melewati sisi Reza, Jemmy pun berbisik, “Kamu dan Sonia juga yang cepat! Aku juga lagi menunggu cucuku!”Reza melirik Sonia sekilas, lalu meng
Hendri juga mengajak Sonia untuk melewati liburan di rumah. Nada bicara Hendri sangat tulus. Dia juga menceritakan kondisi Stella sudah membaik setelah mengikuti konseling. Dia juga sudah menyadari kesalahannya dan mengakuinya. Dia berharap Sonia bisa pulang ke rumah.Terlintas aura menyindir di dalam tatapan Sonia. “Kalau Stella nggak izinin aku pulang, apa aku masih bisa pulang?”Hendri merasa kaget. Dia segera menjawab, “Bukan begitu, maksudku, kita itu sekeluarga, sudah seharusnya kita hidup bersama. Kamu dan Stella adalah putri kami. Kalian juga bisa berhubungan menjadi saudara.”“Nggak usah, Reviana sudah pernah mengumumkan ke publik, kalau aku hanyalah anak angkat kalian. Semua yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama kalian. Kalian bertiga barulah satu keluarga.”Nada bicara Sonia sangat datar. Dia langsung mengakhiri panggilan. Saat membalikkan tubuhnya, dia pun menyadari Reza sedang berdiri di belakangnya.“Aku nggak kenapa-napa!” Saat Sonia melihat Reza, tatapan sinis sek
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase
Kening Sonia berkerut. “Kenapa aku mesti pergi sama kamu?”“Lindungi aku!” jawab si pria dengan langsung, “Aku sudah beri kamu tumpangan. Anggap saja itu bayarannya.”Sonia berkata, “Aku bisa beri kamu uang.”Tiba-tiba si pria tersenyum. “Nona, apa kamu merasa aku seperti orang yang kekurangan uang?”Sonia menatap si pria dengan dingin. “Tadi aku sudah bilang aku akan membayarmu.”“Kamu bisa membayar dengan banyak cara. Bantu aku juga salah satu cara untuk membayar ongkos tumpanganmu. Siapa suruh kamu tidak bilang dengan jelas.” Si pria menatap Sonia dengan tersenyum. “Jangan-jangan kamu mau ngeyel?”Raut wajah Sonia berubah dingin. Dia bertanya, “Kamu mau aku ngapain?”“Jangan panik. Aku hanya ingin kamu melindungi keselamatanku saja!” Si pria mengangkat-angkat alisnya melihat ke sisi Sonia. “Aku percaya semua itu tidak sulit bagimu.”Sonia pun tidak berbicara lagi.Kota Hondura adalah kota kuno yang sudah memiliki sejarah selama 200 tahun. Kota ini tidak hanya mempertahankan ciri kha
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny
Istri dari pemilik toko sedang memukul lalat. Wanita itu berkulit putih dengan rambut keriting. Sonia memasukkan beberapa kue, biskuit, dan sebotol air soda ke dalam keranjang.Saat Sonia sedang memilih barang, para pria yang berada di luar mulai mengerumuni wanita itu.“Hai, wanita cantik!”“Cantik, kamu mau ke mana?”“Gimana kalau kita ke hotel?”“Kita bercinta dulu?”…Tatapan para pria tertuju pada tubuh si wanita. Semuanya menunjukkan senyuman nakal. Wanita itu merasa syok spontan berdiri, lalu membawa tasnya hendak berjalan pergi.Namun, para pria itu tidak melepaskannya, kembali mengejarnya. Kemudian, dia mengepung wanita itu di tengah. Mereka bukan hanya menggoda si wanita saja, bahkan mulai menyentuh si wanita.Si wanita mengayunkan tas di tangan sembari menjerit, “Aku nggak kenal sama kalian. Awas!”“Pacarku akan segera sampai!”“Aku lapor polisi, nih!”Saat wanita itu sedang meronta dari sekelompok pria, tiba-tiba dadanya diserang seseorang. Si wanita langsung menjerit dan m
Seekor beruang tinggi berdiri di tempat. Kedua matanya tertuju pada diri Sonia.Sonia berdiri dengan perlahan sembari menggenggam erat pisau di tangan. Dia bertatapan dengan beruang itu. Asalkan beruang itu tidak memprovokasinya, dia pasti tidak akan melukai si beruang.Sepertinya beruang juga merasa Sonia tidak menyimpan niat buruk. Ia pun menjerit, lalu duduk di tempat. Sonia juga ikut duduk.Di dalam kegelapan, kedua pasang mata saling bertatapan.Tatapan beruang terus tertuju pada diri Sonia. Sepertinya ia kelihatan tidak senang, tapi ia juga tidak menyerang.Sonia merasa ada yang aneh. Terlintas sebuah pemikiran di benaknya, sepertinya dia memahami sesuatu. Sonia menunjuk ke sisi jerami, lalu bertanya, “Ini tempatmu?”Kemudian, Sonia melanjutkan, “Apa kamu bisa mengerti bahasaku? Kalau kamu nggak mengerti, aku bisa ngomong dengan bahasa lokalmu.”Sepertinya si beruang mengerti. Ia langsung bersin-bersin, seolah-olah sedang mengatakan, ‘Akhirnya kamu sadar juga!’Sonia sungguh keha
Sonia melakukan serangan kuat ke alat vital orang itu. Sepuluh menit kemudian, sekelompok orang yang menghalangi Sonia sudah tidak bisa berdiri dengan tegak lagi.Saat ini, Sonia melepaskan kacamatanya, lalu menginjak orang-orang itu. Ketika melewati pria yang ditusuknya dengan jarum, Sonia menyadari pria itu sudah kehilangan kesadarannya. Dia membungkukkan tubuhnya untuk mencabut jarum itu, lalu mengelap tangannya di atas pakaian si pria. Tatapan Sonia kembali tertuju pada jarum tajam itu, Sonia pun menunjukkan ekspresi tersenyum menyeringai.Ban mobil balap sudah bocor. Sonia menemukan sebuah mobil yang masih bisa digunakan di antara dua mobil lainnya. Dia melompat masuk ke mobil, lalu mengendarai mobil dengan melindas beberapa orang tersebut. Dalam sekejap, mobilnya menghilang tanpa jejak.Jalan raya membentang tanpa batas. Tidak terlihat satu pun motel di sekitarnya.Saat siang hari, Sonia menghentikan mobil di pinggir jalan, mengambil sepotong roti dari tasnya untuk makan siang. S
Dua orang pria di belakang menatap Sonia lekat-lekat. Si pria berkulit putih menjilat bibirnya dengan ujung lidahnya. Dia masih belum melepaskan tangannya, malah mengelus leher Sonia. “Cewek cantik, kamu tidak usah bayar ongkos perjalananmu. Kamu cukup temani kami saja, ya?”Nada bicara Sonia sangat dingin. “Aku ulangi sekali lagi. Lepaskan tanganmu!”Si pria berkulit putih mengeluarkan raut wajah licik. Tiba-tiba muncul sebatang jarum di telapak tangannya. Dia langsung menusukkan jarum ke pundak Sonia.Saat jarum tajam itu hampir mengenai kulit Sonia. Tiba-tiba Sonia membalikkan tubuhnya, kemudian meraih pergelangan tangan si pria. Si pria spontan merasa kaget. Tetiba terdengar suara keretekan keras. Disusul, pergelangan tangan pria itu langsung patah. Dia ditarik Sonia, lalu dibuang ke luar mobil.“Ahh!” jerit si pria berkulit putih. Dia jatuh menghantam jalan raya, lalu bergulir beberapa kali.Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Pengemudi menginjak rem dengan kuat, menyebabkan
Sonia menopang dagu dengan satu tangannya. “Kakek takut aku kedinginan. Dia buka penghangat di dalam rumah. Jadi, aku kepanasan, lebih enakan di luar.”Mereka berbincang-bincang sejenak. Sonia memberi tahu Reza bahwa Jemmy mencarinya. Dia pun mengakhiri panggilan.Reza mengesampingkan ponselnya untuk pergi membasuh tubuh. Saat melepaskan pakaiannya, dia mengambil ponselnya untuk melihat cuaca di Kota Atria. Sekarang memang sedang hujan. Reza pun tersenyum, lalu menutup layar ponselnya. Dia berjalan ke dalam kamar mandi.Keesokan harinya.Saat Sonia berjalan keluar bandara Hondura, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari terik sudah menggantung di atas langit. Baru saja Sonia keluar bandara, rasa pengap pun menyerang dirinya. Perbedaan cuaca di Hondura dan Atria berbeda drastis. Sonia menurunkan topinya, lalu berjalan keluar bandara dengan perlahan. Dia berjalan ke sisi pangkalan taksi di pinggir jalan, kemudian bertanya-tanya dengan bahasa asing.Sopir melambaikan tangannya. “
“Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba