“Temannya Sonia?” Sama halnya dengan Indra, Jemmy juga merasa syok. Selain syok, dia juga merasa gembira terus mengangguk. “Bagus! Bagus!”Jemmy menatap Yana, lalu melirik ke sisi Sonia. “Pantas saja, mana mungkin kamu bisa punya anak sepatuh ini?”Sonia terdiam membisu.Jemmy memanggil pelayan, “Cepat bawakan makanan anak-anak ke sini. Kalau tidak ada, pergi beli sekarang!”Kelly segera berkata, “Kakek nggak usah sungkan. Dia sudah makan dari tadi.”Yana sungguh menyukai kakek yang ramah ini. Tanpa perlu diajari, Yana pun berkata dengan tersenyum sipit, “Terima kasih, Kakek!”Saat Jemmy mendengar suara lembut Yana, senyumannya juga semakin lembut lagi. Dia mengulurkan tangannya ke sisi Yana. “Biar kugendong!”Yana melebarkan kedua tangannya berlari ke sisi Jemmy.Jemmy menggendong Yana, lalu tersenyum padanya. “Ayo pergi! Kita makan dulu!”Saat melewati sisi Reza, Jemmy pun berbisik, “Kamu dan Sonia juga yang cepat! Aku juga lagi menunggu cucuku!”Reza melirik Sonia sekilas, lalu meng
Hendri juga mengajak Sonia untuk melewati liburan di rumah. Nada bicara Hendri sangat tulus. Dia juga menceritakan kondisi Stella sudah membaik setelah mengikuti konseling. Dia juga sudah menyadari kesalahannya dan mengakuinya. Dia berharap Sonia bisa pulang ke rumah.Terlintas aura menyindir di dalam tatapan Sonia. “Kalau Stella nggak izinin aku pulang, apa aku masih bisa pulang?”Hendri merasa kaget. Dia segera menjawab, “Bukan begitu, maksudku, kita itu sekeluarga, sudah seharusnya kita hidup bersama. Kamu dan Stella adalah putri kami. Kalian juga bisa berhubungan menjadi saudara.”“Nggak usah, Reviana sudah pernah mengumumkan ke publik, kalau aku hanyalah anak angkat kalian. Semua yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama kalian. Kalian bertiga barulah satu keluarga.”Nada bicara Sonia sangat datar. Dia langsung mengakhiri panggilan. Saat membalikkan tubuhnya, dia pun menyadari Reza sedang berdiri di belakangnya.“Aku nggak kenapa-napa!” Saat Sonia melihat Reza, tatapan sinis sek
“Bukan, awalnya aku juga ingin cari kesempatan yang tepat untuk mengundurkan diri.” Kelly tersenyum menyindir dirinya sendiri. “Kalau kita nggak bisa bersama, lebih baik kita akhiri saja.”“Jadi, apa rencanamu selanjutnya? Kembali ke Kowloon?” tanya Sonia.“Nggak!” Kedua mata Kelly berkilauan. “Tiga tahun silam, aku sudah melarikan diri sekali. Kali ini, aku nggak akan melarikan diri lagi. Aku tumbuh besar di Jembara dan juga sangat mencintai Jembara. Aku nggak akan pergi lagi. Aku juga nggak akan membuat Yana merasa nggak tenang karena pindah-pindah melulu.”“Aku sudah taruh lamaran di sebuah perusahaan. Nanti aku akan mengikuti sesi wawancara setelah liburan. Pekerjaan itu sesuai dengan jurusan yang kuambil.” Kelly bertopang dagu. “Sebenarnya aku berangan-angan bisa jadi seorang arsitek yang unggul. Selama beberapa tahun ini, aku hanya hidup demi keluargaku dan juga Yana, aku nggak fokus dalam hidupku sendiri. Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun yang aku suka!”Sonia menatap K
“Dia lagi telepon di atas!” jawab Leon dengan acuh tak acuh. Dia membuka kotak makanan, lalu mengeluarkan sepotong biskuit dan berkata pada Bruno, “Kamu mau rasa apa?”Bruno membalas, “Aku tidak lapar. Nanti saja baru kumakan!”“Aku ke halaman dulu, lihat bungaku sebentar!” Tasya mengambil sebungkus biskuit, lalu berjalan ke belakang halaman.Di lantai atas, Yandi sedang duduk berjemur di bangku rotan balkon. Dia hampir saja ketiduran.Beberapa saat kemudian, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia membuka matanya dengan malas. Raut wajahnya kelihatan muram ketika mengetahui panggilan itu dari ayahnya. Pasti ayahnya mendesak Yandi untuk pulang ketika libur panjang. Dia sudah ditelepon sejak semalam. Hingga hari ini, Yandi sudah ditelepon sebanyak tiga kali.Yandi mengangkat panggilan. “Aku sudah bilang aku tidak pulang!”“Jeff, sekarang lagi libur panjang. Kenapa kamu tidak pulang ke rumah? Sudah lama kita tidak pernah kumpul bersama!” ucap Harvey.Suara Harvey terdengar terisak-isak. “Kamu
“Pftz!” Orang yang sedang minum di samping langsung memuncratkan air dari mulutnya.Leon juga tertawa terbahak-bahak. Bos mereka mokondo?Sepertinya ini lelucon terlucu yang pernah didengar Leon!Tentu saja Yandi tidak tahu dirinya sedang digosip oleh anggotanya. Dia sedang merasa penat ketika kepikiran mesti pulang ke rumah.Yandi berjalan melewati dapur ke halaman belakang. Begitu menginjakkan kaki di halaman, Yandi melihat seorang wanita yang mengenakan celana gantung pendek sedang setengah berjongkok sambil mengisi air untuk menyiram bunga. Sementara itu, Meong sedang bersandar di samping kakinya, membiarkan Tasya untuk mengusap kepalanya.Gambaran ini seketika membuat halaman semakin berwarna.Jantung Yandi berdebar kencang. Bukannya Bruno mengatakan Tasya sudah pulang? Langkah kaki Yandi berhenti sejenak. Kemudian, dia berjalan maju dan berkata dengan nada acuh tak acuh, “Kenapa kamu ke sini?”Setelah mendengar adanya suara, Tasya pun mengeluarkan suara lantangnya. “Aku merinduk
Yandi menurunkan lengannya. Jari tangannya malah terasa memanas. Dia segera membalikkan kepalanya. “Sudah selesai mainnya? Kalau sudah, pulang sana. Jangan buat orang tuamu mencemaskanmu!”Kali ini, Tasya tidak lagi tersenyum. Ekspresinya berubah muram. “Sudah berapa hari kita nggak ketemu. Baru saja aku datang, kamu malah usir aku!”Tasya menurunkan kelopak matanya. “Aku sangat merindukanmu. Setiap malam, selalu ada kamu di dalam mimpiku. Padahal dengan nggak mudahnya, aku mengantar makanan kemari!”Awalnya Yandi ingin mengatakan sesuatu. Namun, kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak bisa bersuara sama sekali.Tasya bertanya dengan nada menguji, “Apa boleh kita melewatkan hari libur bersama? Malam ini kita minum alkohol sampai subuh!”“Tidak boleh!” tolak Yandi dengan tegas. “Pulang sana!”Ekspresi penuh harapan Tasya seketika berubah menjadi penuh kecewa. “Kalau begitu, aku pergi dulu. Tapi, kalau aku kirim ucapan selamat malam, boleh nggak kamu balas aku? Kalau kamu ng
Sewaktu perjalanan ke restoran, Anita menyadari raut wajah suaminya tidaklah bagus. Dia pun menanyakan alasan dengan lembut.Nada bicara Harvey sangat berat. “Jeff tidak bersedia untuk kembali. Apa dia benar-benar ingin menunggu aku mati dulu, baru dia bersedia untuk memaafkanku?”Anita berkata, “Kita semua berharap Jeff bisa kembali. Itulah sebabnya aku menjodohkan Katie kepada Jeff. Kalau dia menikah sama Katie, dia pasti akan kembali tinggal di rumah!”Harvey berpikir sejenak. “Cara ini memang bagus. Apa Jeff suka sama Katie?”Anita tersenyum tipis. “Katie anaknya cantik. Mana mungkin Jeff tidak suka? Kita cukup ciptakan kesempatan buat mereka!”Harvey mengangguk dengan perlahan. “Kalau begitu, kamu bantu dekatkan mereka!”“Kamu tenang saja. Aku akan urus masalah ini. Kalau Jeff bisa bersama dengan Katie, hubungan kedua keluarga juga akan semakin dekat. Dua tahun belakangan ini, bisnis keluarganya Katie lumayan bagus. Katie anaknya juga rajin. Dia pasti bisa membantu Jeff!” Anita mu
“Jeff!” Raut wajah Harvey berubah muram. “Jangan bercanda di hadapan orang luar!”Yandi berdiri. “Kalian lanjutkan obrolan kalian. Aku pergi merokok dulu!”Usai berbicara, tanpa menunggu respons dari semua orang, Yandi langsung berjalan keluar ruangan.Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika. Dahlia menjulingkan matanya, lalu memberi isyarat mata kepada Katie.Katie segera berdiri, lalu berkata dengan suara lembut, “Paman, Bibi, kalian makan dulu. Aku permisi ke toilet sebentar!”Setelah itu, Katie juga meninggalkan ruangan.Anita berkata dengan tersenyum, “Jeff pasti lagi bercanda. Kalian semua jangan anggap serius, ya!”Raut wajah Harvey kelihatan sangat muram. Dia memaksakan dirinya untuk tersenyum. “Nyonya Dahlia, dimakan. Biarkan anak muda selesaikan masalah mereka sendiri!”“Iya! Iya!” Dahlia mengangguk. “Anak muda punya pemikiran mereka masing-masing. Kalau kita mengatur kebanyakan, mereka malah akan merasa tidak senang!”…Katie mencari di sekeliling. Pada akhirn
Reza membalas, “Setelah aku menghancurkan bom kobalt, aku akan segera ke Istana Fers. Rayden sangat memahamimu. Jadi, kamu mesti memperhatikan keselamatanmu. Aku merasa dibandingkan dengan Tritop, dia lebih ingin menghadapimu.”“Aku mengerti!” Morgan pun tersenyum. “Hari ini adalah hari ulang tahun Sonia. Sudah malam, aku beri sisa waktu untuk kalian. Aku pamit dulu!” Kemudian, Morgan melihat ke sisi Sonia. “Selamat ulang tahun!”“Jaga dirimu. Jangan lupa dengan apa katamu. Kamu akan pulang bersamaku untuk mengunjungi Kakek!” Kening Sonia kelihatan berkerut.“Emm!” Morgan mengangguk dengan kuat, kemudian menepuk pundak Sonia. Dia berpamitan dengan Reza, lalu berbalik untuk meninggalkan tempat.Setelah sosok pria tinggi itu menghilang, Sonia menoleh menatap ke luar jendela. Dia melihat Morgan memasuki mobil, lalu meninggalkan vila.Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Jangan khawatir. Kamu mesti melindungi dirimu dalam misi besok.”Pelukan Reza sangat erat. Dia memejamkan matanya,
“Di mana?” tanya Morgan.Sonia mengambil selembar kertas di atas meja, lalu menggambar sketsa kasar peta Benua Delta. Setelah itu, dia mencocokkan posisi rasi bintang Biduk dengan peta, lalu berkata dengan suara rendah, “Seharusnya di sini lokasinya!”Namun, posisi dua bintang, titik Phecda dan Megrez sedikit bergeser. Dia tidak tahu apa artinya.Reza dan Morgan saling bertukar pandang. Mata mereka disipitkan. Suara juga terdengar dingin. “Besar sekali ambisi Tritop!”Ketujuh bom kobalt itu ditempatkan di perbatasan Hondura, Federasi Mali, dan Barkia. Sebagian besar area tersebut adalah kawasan tidak berpenghuni, tetapi ternyata Tritop diam-diam membangun pangkalan militer di sana.Empat bom ditempatkan di barat laut, kemudian pola berbelok, dengan tiga bom lainnya diletakkan di perbatasan dengan Federasi Mali.Morgan menatap posisi keempat bom kobalt di barat laut, lalu memeriksa kondisi geografis wilayah tersebut. Tetiba suaranya menjadi dingin dan berat. “Target Tritop bukan aku.”“
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k