Sonia berkata dengan suara ringan, โMereka masih belum baikan. Memangnya kamu nggak tahu?โโTidak tahu. Belakangan ini aku cukup sibuk. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.โSonia menghela napas. โSepertinya Kelly dan Jason masih butuh waktu.โReza berkata, โGimana kalau kamu bujuk Kelly untuk beri tahu masalah Yana kepada Jason?โSonia menggeleng dengan perlahan. โKelly nggak akan setuju. Apalagi ibunya Jason pernah bertemu sama Yana. Kalau dia tahu Yana itu anaknya Jason, bisa jadi dia akan merebut Yana dari sisi Kelly. Kelly nggak berani ambil risiko.โKening Reza berkerut. โ Apa Kelly berpikir terlalu banyak?โSonia berkata, โKarena Kelly nggak punya jalan lain. Demi Yana, dia mesti berpikir panjang.โ Tatapan Sonia menjadi sinis. โSekarang lagi libur panjang. Kelly dan Yana juga nggak pulang ke rumah. Kamu tahu sendiri betapa dinginnya sikap ibunya Kelly sama Kelly. Kalau benar terjadi sesuatu dengan Kelly, mana mungkin dia akan membantu Kelly?โSudah cukup bersyukur anggota Kel
Sonia pergi untuk membasuh tubuhnya. Kemudian, dia pun pergi ke rumah Kelly.โKenapa Kak Reza nggak ikut?โ Saat Kelly membuka pintu rumah, dia hanya menemukan Sonia saja. Dia pun bertanya dengan tersenyum.โDia bantu aku untuk membereskan barang bawaanku,โ balas Sonia, lalu berjalan ke sisi Yana. Dia menggendong Yana untuk sarapan bersamanya.Saat sarapan, Sonia mengajak Kelly untuk pergi ke Kota Atria bersama mereka.Kelly mengangkat kepalanya dengan kaget. โKe Kota Atria?โโIya!โ Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. โHanya ada kakekku di sana. Dia suka ramai.โKelly merasa ragu. โApa leluasa?โโTenang saja, kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah tempat tinggal!โ Sonia merasa idenya cukup brilian. โSepakat, ya! Nanti setelah selesai makan, aku akan cuci piring. Kamu bereskan kopermu dan juga Yana. Kita akan berangkat jam sembilan!โUsai berbicara, Sonia melihat ke sisi Yana. โYana liburan bareng Bibi, ya?โYana paling suka jalan-jalan. Dia segera mengangguk. โOke!โKelly per
โTemannya Sonia?โ Sama halnya dengan Indra, Jemmy juga merasa syok. Selain syok, dia juga merasa gembira terus mengangguk. โBagus! Bagus!โJemmy menatap Yana, lalu melirik ke sisi Sonia. โPantas saja, mana mungkin kamu bisa punya anak sepatuh ini?โSonia terdiam membisu.Jemmy memanggil pelayan, โCepat bawakan makanan anak-anak ke sini. Kalau tidak ada, pergi beli sekarang!โKelly segera berkata, โKakek nggak usah sungkan. Dia sudah makan dari tadi.โYana sungguh menyukai kakek yang ramah ini. Tanpa perlu diajari, Yana pun berkata dengan tersenyum sipit, โTerima kasih, Kakek!โSaat Jemmy mendengar suara lembut Yana, senyumannya juga semakin lembut lagi. Dia mengulurkan tangannya ke sisi Yana. โBiar kugendong!โYana melebarkan kedua tangannya berlari ke sisi Jemmy.Jemmy menggendong Yana, lalu tersenyum padanya. โAyo pergi! Kita makan dulu!โSaat melewati sisi Reza, Jemmy pun berbisik, โKamu dan Sonia juga yang cepat! Aku juga lagi menunggu cucuku!โReza melirik Sonia sekilas, lalu meng
Hendri juga mengajak Sonia untuk melewati liburan di rumah. Nada bicara Hendri sangat tulus. Dia juga menceritakan kondisi Stella sudah membaik setelah mengikuti konseling. Dia juga sudah menyadari kesalahannya dan mengakuinya. Dia berharap Sonia bisa pulang ke rumah.Terlintas aura menyindir di dalam tatapan Sonia. โKalau Stella nggak izinin aku pulang, apa aku masih bisa pulang?โHendri merasa kaget. Dia segera menjawab, โBukan begitu, maksudku, kita itu sekeluarga, sudah seharusnya kita hidup bersama. Kamu dan Stella adalah putri kami. Kalian juga bisa berhubungan menjadi saudara.โโNggak usah, Reviana sudah pernah mengumumkan ke publik, kalau aku hanyalah anak angkat kalian. Semua yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama kalian. Kalian bertiga barulah satu keluarga.โNada bicara Sonia sangat datar. Dia langsung mengakhiri panggilan. Saat membalikkan tubuhnya, dia pun menyadari Reza sedang berdiri di belakangnya.โAku nggak kenapa-napa!โ Saat Sonia melihat Reza, tatapan sinis sek
โBukan, awalnya aku juga ingin cari kesempatan yang tepat untuk mengundurkan diri.โ Kelly tersenyum menyindir dirinya sendiri. โKalau kita nggak bisa bersama, lebih baik kita akhiri saja.โโJadi, apa rencanamu selanjutnya? Kembali ke Kowloon?โ tanya Sonia.โNggak!โ Kedua mata Kelly berkilauan. โTiga tahun silam, aku sudah melarikan diri sekali. Kali ini, aku nggak akan melarikan diri lagi. Aku tumbuh besar di Jembara dan juga sangat mencintai Jembara. Aku nggak akan pergi lagi. Aku juga nggak akan membuat Yana merasa nggak tenang karena pindah-pindah melulu.โโAku sudah taruh lamaran di sebuah perusahaan. Nanti aku akan mengikuti sesi wawancara setelah liburan. Pekerjaan itu sesuai dengan jurusan yang kuambil.โ Kelly bertopang dagu. โSebenarnya aku berangan-angan bisa jadi seorang arsitek yang unggul. Selama beberapa tahun ini, aku hanya hidup demi keluargaku dan juga Yana, aku nggak fokus dalam hidupku sendiri. Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun yang aku suka!โSonia menatap K
โDia lagi telepon di atas!โ jawab Leon dengan acuh tak acuh. Dia membuka kotak makanan, lalu mengeluarkan sepotong biskuit dan berkata pada Bruno, โKamu mau rasa apa?โBruno membalas, โAku tidak lapar. Nanti saja baru kumakan!โโAku ke halaman dulu, lihat bungaku sebentar!โ Tasya mengambil sebungkus biskuit, lalu berjalan ke belakang halaman.Di lantai atas, Yandi sedang duduk berjemur di bangku rotan balkon. Dia hampir saja ketiduran.Beberapa saat kemudian, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia membuka matanya dengan malas. Raut wajahnya kelihatan muram ketika mengetahui panggilan itu dari ayahnya. Pasti ayahnya mendesak Yandi untuk pulang ketika libur panjang. Dia sudah ditelepon sejak semalam. Hingga hari ini, Yandi sudah ditelepon sebanyak tiga kali.Yandi mengangkat panggilan. โAku sudah bilang aku tidak pulang!โโJeff, sekarang lagi libur panjang. Kenapa kamu tidak pulang ke rumah? Sudah lama kita tidak pernah kumpul bersama!โ ucap Harvey.Suara Harvey terdengar terisak-isak. โKamu
โPftz!โ Orang yang sedang minum di samping langsung memuncratkan air dari mulutnya.Leon juga tertawa terbahak-bahak. Bos mereka mokondo?Sepertinya ini lelucon terlucu yang pernah didengar Leon!Tentu saja Yandi tidak tahu dirinya sedang digosip oleh anggotanya. Dia sedang merasa penat ketika kepikiran mesti pulang ke rumah.Yandi berjalan melewati dapur ke halaman belakang. Begitu menginjakkan kaki di halaman, Yandi melihat seorang wanita yang mengenakan celana gantung pendek sedang setengah berjongkok sambil mengisi air untuk menyiram bunga. Sementara itu, Meong sedang bersandar di samping kakinya, membiarkan Tasya untuk mengusap kepalanya.Gambaran ini seketika membuat halaman semakin berwarna.Jantung Yandi berdebar kencang. Bukannya Bruno mengatakan Tasya sudah pulang? Langkah kaki Yandi berhenti sejenak. Kemudian, dia berjalan maju dan berkata dengan nada acuh tak acuh, โKenapa kamu ke sini?โSetelah mendengar adanya suara, Tasya pun mengeluarkan suara lantangnya. โAku merinduk
Yandi menurunkan lengannya. Jari tangannya malah terasa memanas. Dia segera membalikkan kepalanya. โSudah selesai mainnya? Kalau sudah, pulang sana. Jangan buat orang tuamu mencemaskanmu!โKali ini, Tasya tidak lagi tersenyum. Ekspresinya berubah muram. โSudah berapa hari kita nggak ketemu. Baru saja aku datang, kamu malah usir aku!โTasya menurunkan kelopak matanya. โAku sangat merindukanmu. Setiap malam, selalu ada kamu di dalam mimpiku. Padahal dengan nggak mudahnya, aku mengantar makanan kemari!โAwalnya Yandi ingin mengatakan sesuatu. Namun, kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak bisa bersuara sama sekali.Tasya bertanya dengan nada menguji, โApa boleh kita melewatkan hari libur bersama? Malam ini kita minum alkohol sampai subuh!โโTidak boleh!โ tolak Yandi dengan tegas. โPulang sana!โEkspresi penuh harapan Tasya seketika berubah menjadi penuh kecewa. โKalau begitu, aku pergi dulu. Tapi, kalau aku kirim ucapan selamat malam, boleh nggak kamu balas aku? Kalau kamu ng
โEmm, aku tidur siang!โ Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, โBagaimana dengan pertemuan tadi siang?โTheresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, โSepertinya nggak begitu cocok.โMorgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.โNggak cocok?โ Ranty merasa agak kecewa. โKenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?โTheresia berkata dengan nada bercanda, โKami saling nggak suka.โโJadi, kalian nggak nonton opera?โโNggak!โโKakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, โHanya ada daun teh, coba dicicipi.โโOke, tidak masalah!โ Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?โEmm!โTheresia mengangguk. โSetelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.โMorgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, โApa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?โโIya!โ Morgan mengangguk. โSementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.โTheresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, โAku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. โAku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.โโEmm!โ Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. โTuan Morgan!โWanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. โCuaca sudah cerah?โโIya, sudah cerah!โ Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. โApa suasana hatimu sudah membaik?โSonia meregangkan tubuhnya. โSuasana hatiku selalu baik!โKemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. โApa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?โโKamu pergi bersamaku!โ Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.โNggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.โ Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. โSekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.โโKalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!โโOke!โReza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. โJadi, jangan harap untuk meninggalkanku!โSonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. โAku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!โSuara Reza terdengar serak. โSayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?โโPeduli!โโSekarang aku sangat panik!โSonia memeluknya. โAku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?โโTapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!โ Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.โSonia!โ Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. โKematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.โSonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.โAku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, โKamu mau muntahin ke dalam air lagi?โTangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, โAku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.โโAku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?โโSelain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, โJuno, kapan kamu pulangnya?โJuno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.โKenapa malah nggak hiraukan aku?โ Rose mengejarnya. โApa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!โLangkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.โKenapa, sih!โ Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, โJangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?โBola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. โAku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, โkan?โโAku malah mau tularin ke kamu!โ Rose membelalakinya. โBiar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!โJuno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. โApa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. โPanas! Panas sekali!โJuno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m