Yana memutar bola mata hitamnya. “Makanya Yana bilang hampir menangis.”Kelly pun tersenyum, lalu mencubit pipi Yana. “Sekarang Yana nggak nangis lagi, itu berarti Yana sudah gede!”“Ibu, Ibu ke mana?”“Ibu jagain Paman Kenzo. Paman Kenzo sakit.”“Apa Paman Kenzo takut makan obat? Apa boleh aku pergi menjenguk Paman?” Ekspresi serius Yana kelihatan sangat imut.Kelly berkata, “Paman nggak takut, kok. Paman sangat pemberani. Akhir pekan nanti Ibu nggak kerja, Ibu akan bawa kamu mengunjungi Nenek dan Paman, ya?”“Oke, kita belikan dua bungkus permen kelinci buat Paman, ya?”“Serius buat Paman?” Linda yang sedang berdiri di samping pun tertawa. Dia menuangkan segelas air untuk Kelly. “Kelly, kamu minum dulu. Kamu pasti sudah capek. Nanti Bibi pulangnya malam saja.”“Gimana kalau Bibi makan bersama kami dulu, baru pulang? Hari ini Sonia nggak kemari. Cuma kita bertiga saja.”Linda bertanya, “Bagaimana dengan Tuan Jason?”Kelly tertegun sejenak, lalu membalas dengan tersenyum, “Seharusnya d
Beberapa hari kemudian, Jason memiliki banyak acara di malam hari. Dia pun tidak sempat berkunjung ke Apartemen Anggrek.Pada hari Jumat malam, Sonia datang untuk makan bersama. Yana berkata padanya, “Sudah lama Paman nggak datang untuk bercerita. Kata Ibu, Paman sangat sibuk. Tapi Yana sangat merindukan Paman.”Sonia menaruh balok ke atas tumpukan. “Paman juga sangat merindukanmu. Setelah Paman menyelesaikan pekerjaannya, dia pun akan mengunjungi Yana!”Yana tersenyum dengan imutnya. “Kalau begitu, aku akan menyisakan permen kelinci terakhir untuk Paman.”“Oke!”Mereka berdua berbicara sejenak. Setelah itu, Sonia pergi ke dapur untuk menyuguhkan masakan Kelly ke meja makan. Dia pun bertanya, “Apa kamu lagi berantem sama Kak Jason?”“Nggak!” Kelly menatap ke sisi Sonia, lalu berkata dengan nada pasti, “Nggak, lho!”Mereka baik-baik saja ketika di rumah sakit waktu itu. Mereka juga berhubungan dengan baik sewaktu di perusahaan.“Tetap saja aku merasa ada yang aneh!” Sonia mengangkat-ang
Saat ini, Reza masih rapat di perusahaan. Tiba-tiba layar ponselnya menyala. Penanggung jawab proyek yang sedang berbicara pun berhenti.Reza mengambil ponselnya, lalu mengisyaratkan penanggung jawab untuk melanjutkan.Pesan itu dari Hemiko yang berada di dalam sistem anggota Takuu.[ Majikan, Sayangku mengatakan dia merindukanmu. Cepat pulang, ya! ]Tatapan Reza ketika menatap layar ponselnya menjadi lembut. Seketika, dia pun ingin segera mengakhiri rapat, lalu pulang untuk mencari kesayangannya.Reza melihat prosedur rapat. Sepertinya masih ada setengah jam sebelum rapat selesai. Jadi, Reza hanya bisa menahan rasa rindu di hatinya, lalu mengirim pesan kepada Sonia.[ Jangan buru-buru. Rapat akan segera selesai. Tunggu aku, aku bawakan makanan enak buat kamu. ]Saat Sonia selesai mandi dan kembali ke kamar, dia baru menyadari pesan dari Reza. Dia merasa pesan Reza sangatlah aneh. Entah siapa yang sedang buru-buru?Tiba-tiba Sonia teringat dengan percakapannya dengan Hemiko tadi. Seper
Sonia merasa tidak masalah untuk tidak mengadakan resepsi pernikahan. Dia dan Reza juga sudah memiliki buku nikah, apalagi mereka juga sudah tinggal bersama. Mereka hanya kurang sebuah formalitas saja. Sementara, Sonia juga tidak peduli dengan hal itu.Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Johan malah minta misi dari aku setelah kalian selesai bertunangan. Jadi, masalah resepsi nggak usah dibahas dulu!”“Apa menjalankan misi ada hubungannya dengan resepsi pernikahan? Kamu bisa suruh Johan untuk jalankan misi sendiri!” balas Frida.Sonia menggeleng, lalu melihat ke sisi jendela. Dia seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. “Aku lagi berpikir apa perlu aku membubarkan Aquila?”Beberapa tahun ini, Sonia memang tidak menerima misi lagi, tetapi masih ada banyak orang yang mencarinya. Hingga saat ini, masalah Yirla menghilang dari peredaran juga masih menjadi pembahasan orang-orang.Sekarang Frida dan Johan telah bertunangan. Dia juga berharap Johan bisa melewati hidupnya dengan tenang. Sepertinya
“Nona Kiara!” Ekspresi Jason kelihatan dingin. Dia menyapa Kiara dengan acuh tak acuh, lalu bertanya kepada ibunya, “Ada urusan apa?”“Aku tidak melihatmu dari tadi pagi. Jadi, aku panggil kamu untuk temani aku duduk di sini,” Saskia menunjuk kursi di samping Kiara. “Duduklah! Sudah tinggi, malah berdiri terus. Apa kamu ingin menghalangi sinar matahari?”Kiara pun tersenyum lembut. “Bagus dong biar kita nggak kepanasan.”Saskia pun tersenyum. “Ternyata ada bagusnya juga punya tubuh tinggi.”Jason tidak menghiraukan candaan mereka berdua. Dia duduk di samping ibunya, lalu memalingkan kepalanya melihat beberapa anak kecil di sampingnya. Tiba-tiba dia sangat merindukan Yana.Kiara sering ke klinik perawatan yang biasanya dikunjungi Saskia. Jadi, seiring berjalannya waktu dan juga unsur kesengajaan, hubungannya dengan Saksia menjadi semakin baik saja. Tentu saja Saksia mengerti maksud Kiara. Dia juga berniat untuk menjodohkan kedua anak muda ini.Kiara membuka tasnya, lalu mengeluarkan se
Kelly menemani Yana bermain sejenak, lalu membawanya kembali istirahat di dalam ruangan. Saat melewati koridor, tiba-tiba ada seorang anak berlari dan menabrak Yana. Balon di tangannya pun terbang melayang pergi.Yana sangat menyukai balonnya. Dia pun segera mengejar balon itu.Kelly mengikuti langkah Yana hingga mengejar ke lantai dua. Akhirnya, balon berhasil diambil kembali. Hanya saja, Yana masih tidak ingin pergi. Dia berdiri di depan pagar memainkan pita dan bunga segar di atas sana.Kelly duduk di bangku samping sembari menatap Yana yang sedang bermain. Acara diadakan di lantai bawah dan berlangsung di sore hari. Jadi, saat ini orang-orang sedang duduk santai sembari mengobrol. Ada juga yang pergi ke ruang makan untuk menyantap makanan lezat.Saat ini, ada pelayan datang untuk menyerahkan segelas jus dan segelas susu untuk Kelly. Ada juga camilan yang disukai anak-anak.Yana sedang mencabut kelopak bunga. Dia sedang bermain dengan seru-serunya di depan pagar.Kelly mengirim pesa
Saskia berkata dengan marah, “Apanya tidak serius? Semua hal itu perlu dipikirkan sejak dini. Jangan sampai masalah itu telah terjadi, baru kita putar otak memikirkan cara penyelesaiannya. Pada saat itu, semuanya pun sudah terlambat!”“Jason sudah sering bertemu banyak wanita. Dia juga tidak akan terpesona dengan wanita seperti itu!”“Betul juga!” Saskia mengangguk, lalu bertanya pada Maria, “Johan dan Frida bisa kenal karena dijodohkan, ‘kan?”“Iya!” balas Maria, “Awalnya Johan juga tidak setuju. Kemudian, setelah mereka berhubungan selama beberapa saat, mereka pun memiliki perasaan. Sekarang Johan selalu menjadikan Frida sebagai nomor satu. Aku sebagai ibunya saja sudah turun pangkat.”Semua orang tertawa. Saskia berkata, “Aku rasa perjodohan itu cukup bagus. Setidaknya kita sudah kenal dengan latar belakang keluarga masing-masing. Meski tidak ada perasaan, semuanya juga bukan masalah. Seiring berjalannya waktu, mereka pasti akan punya perasaan!”Maria berkata, “Kalau begitu, aku aka
Begitu melihat Jason, Yana segera berlari ke sisinya dengan gembira.Jason membungkukkan tubuhnya untuk menggendong Yana. Dia langsung tersenyum, lalu mencium kening Yana. “Apa kamu merindukanku?”“Rindu!” Yana kelihatan sangat gembira. Dia memeluk erat leher Yana, tidak bersedia untuk melepaskannya.Saat Kelly melihat ayah dan anak yang saling berpelukan, tiba-tiba dia kepikiran dengan ucapan mereka di lantai atas tadi. Dia tidak menghalangi Jason untuk mendekati Yana, sebab mereka akan segera berpisah.Jason melihat Kelly dengan tatapan tajam. Dia berkata, “Aku baru ketemu Sonia. Aku pun baru tahu ternyata kalian juga datang ke sini. Kamu ngobrol saja dengan Sonia dan yang lain. Biar Yana ikuti aku.”“Jangan! Johan itu adik sepupumu. Hari ini hari pertunangannya. Kamu pasti sangat sibuk. Yana sama aku saja. Dia patuh, kok,” balas Kelly dengan datar.“Semuanya sudah selesai. Pokoknya Yana sama aku!” Nada bicara Jason sangat tegas. Dia langsung menggendong Yana berjalan keluar ruangan.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m