Di Hotel Venila.Saat acara berakhir, waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam. Anggota Grup Kumala masih ingin lanjut pergi berendam. Jason pun mencari alasan untuk menolak ajakan mereka.Jason melihat jam. Dia takut akan membangunkan Kelly jika pulang pada waktu ini. Jadi, dia menyuruh anak buah untuk memesan kamar eksekutif di hotel. Dia akan bermalam di hotel hari ini.Saat naik ke lantai 22, Jason melihat ada seorang wanita sedang menunggu di depan kamarnya. Wanita itu mengenakan terusan panjang dua tali yang berwarna hitam. Rambut ikalnya digerai panjang di pundaknya. Dia sedang bersandar di dinding sembari melayangkan tatapan genit ke sisi Jason.Wanita ini tak lain adalah wanita pendamping yang dibawa Jack dari Grup Kumala tadi, Vera. Saat di acara tadi, Vera terus bersulang terhadap Jason. Maksud dan tujuannya sudah sangat jelas.“Pak Jason!” Vera sedang bersandar di dinding dengan setengah mabuk. Dia kelihatan semakin genit saja. “Kepalaku sakit sekali. Aku nggak tahu ak
Kelly membalikkan kepalanya, lalu menggeleng dengan panik. “Aku nggak tahu. Sepertinya Kak Kenzo lagi sakit. Aku mau telepon ambulans.”Jason berjalan mendekat untuk mengamati kondisi Kenzo. Keningnya spontan berkerut. “Sepertinya dia mengalami gangguan pencernaan akibat minum alkohol. Jangan tunggu ambulans lagi. Biar aku bawa mobil untuk antar dia ke rumah sakit saja.”Kelly terbengong sejenak, lalu menggeleng. “Nggak usah. Ambulans akan segera tiba. Tuan Jason masih sibuk!”Raut Jason menjadi muram. Dia menatap Kelly dengan datar. “Aku bisa sibuk apa?”Hati Kelly sungguh sesak ketika melihat pria ini. Belum sempat Kelly membalas, Kenzo yang tadinya berbaring di atas ranjang tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan muntah. Kelly segera melihat kondisi abangnya.Kenzo telungkup di pinggir ranjang, memuntahkan cairan berwarna kuning. Kelly segera menepuk-nepuk punggung Kenzo, lalu menuangkan air hangat untuknya.Jason sudah menelepon Simon. Tak lama kemudian, Simon sudah datang ke kamar. Dia
Wilona berkata dengan gusar, “Hanya kakakmu saja. Katanya, atasan sangat memprioritaskannya. Apa ini yang dinamakan prioritas? Kalau begini terus, bisa jadi dia akan mati muda!”“Aku akan bujuk kakakku!” balas Kelly, “Sudah malam, aku akan jaga Kak Kenzo di sini. Kak Wilona juga cepat istirahat sana. Kalau ada apa-apa, aku akan hubungi Kak Wilona lagi.”“Terima kasih, ya, Kelly!”“Kita itu satu keluarga. Kamu nggak usah bersikap sungkan!”Kelly memutuskan panggilan. Jason melihatnya, lalu berdiri. “Kamu istirahat dulu di ranjang kecil ini. Aku pergi telepon sebentar.”Kelly mengira Jason sedang ada urusan. Dia hanya mengangguk saja.Jason berjalan keluar ruangan UGD, lalu berjalan ke area yang lebih sepi untuk menelepon.Sekarang sudah tengah malam, tetapi orang di ujung telepon langsung mengangkat panggilannya. Dia berkata dengan gelisah, “Pak Jason?”Jason langsung bertanya, “Apa kamu yang mengatur jadwal lembur Kenzo setiap hari?”Lewis dari perusahaan cabang merasa kaget, lalu sege
“Mungkin gara-gara aku menghadiri acara pernikahan kakakmu, orang-orang di perusahaan cabang jadi memendam niat lain terhadap kakakmu. Ada yang ingin mempromosikannya demi menjilatku, ada juga yang merasa terancam lantaran kakakmu dipromosikan terlalu cepat. Jadi, itulah sebabnya kakakmu sering diatur untuk menjamu klien,” jelas Jason dengan perlahan.Kelly masih tidak mengerti. “Ada yang ingin menghalangi kakakku naik jabatan? Bukannya semakin banyak yang dilakukan kakakku, perusahaan akan semakin memprioritaskannya?”Jason membalas, “Bukan, terkadang semakin banyak pekerjaan yang dilakukan, malah akan lebih gampang melakukan kesalahan. Ini adalah cara senior untuk menyingkirkan karyawannya.”Akhirnya Kelly mengerti. “Ternyata begitu.”Jason berkata dengan suara serius, “Jadi, semua ini gara-gara aku. Maaf.”Kelly menggeleng. “Semua ini nggak ada hubungannya sama kamu. Kalau aku menyalahkanmu, sepertinya aku terlalu nggak pengertian!”Jason menatap Kelly dengan tatapan dalam. “Sebenar
Kenzo merasa kaget hingga kedua matanya terbelalak lebar. Dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan suara ringan, “Kelly, hidupmu cukup sengsara selama bertahun-tahun ini. Aku berharap hidupmu bisa lebih santai jika bersama Tuan Jason. Tapi aku juga takut kamu akan terluka setelah kalian jadian nanti.”Kelly menggeleng dengan tersenyum tipis. “Aku nggak akan terluka. Aku sudah tahu bagaimana akhir dari hubungan kami. Jadi, aku juga sudah mempersiapkan mentalku.”Kening Kenzo tampak berkerut. Dia sungguh kasihan terhadap Kelly.Kelly berkata, “Sementara ini, Kakak jangan beri tahu masalah aku dengan Jason sama Ibu dan Kak Wilona, ya.”Kenzo segera mengangguk. “Aku mengerti!”Kelly meletakkan sendok di dalam mangkuk bubur. “Karena hubunganku dengan Jason, kemungkinan kamu akan menjadi pusat perhatian di perusahaan. Kamu mesti lebih hati-hati.”Kenzo tersenyum. “Apa Tuan Jason yang beri tahu kamu masalah ini? Sebenarnya aku tahu apa yang ada di hati Pak William. Aku sendiri yang ingin bek
Yana memutar bola mata hitamnya. “Makanya Yana bilang hampir menangis.”Kelly pun tersenyum, lalu mencubit pipi Yana. “Sekarang Yana nggak nangis lagi, itu berarti Yana sudah gede!”“Ibu, Ibu ke mana?”“Ibu jagain Paman Kenzo. Paman Kenzo sakit.”“Apa Paman Kenzo takut makan obat? Apa boleh aku pergi menjenguk Paman?” Ekspresi serius Yana kelihatan sangat imut.Kelly berkata, “Paman nggak takut, kok. Paman sangat pemberani. Akhir pekan nanti Ibu nggak kerja, Ibu akan bawa kamu mengunjungi Nenek dan Paman, ya?”“Oke, kita belikan dua bungkus permen kelinci buat Paman, ya?”“Serius buat Paman?” Linda yang sedang berdiri di samping pun tertawa. Dia menuangkan segelas air untuk Kelly. “Kelly, kamu minum dulu. Kamu pasti sudah capek. Nanti Bibi pulangnya malam saja.”“Gimana kalau Bibi makan bersama kami dulu, baru pulang? Hari ini Sonia nggak kemari. Cuma kita bertiga saja.”Linda bertanya, “Bagaimana dengan Tuan Jason?”Kelly tertegun sejenak, lalu membalas dengan tersenyum, “Seharusnya d
Beberapa hari kemudian, Jason memiliki banyak acara di malam hari. Dia pun tidak sempat berkunjung ke Apartemen Anggrek.Pada hari Jumat malam, Sonia datang untuk makan bersama. Yana berkata padanya, “Sudah lama Paman nggak datang untuk bercerita. Kata Ibu, Paman sangat sibuk. Tapi Yana sangat merindukan Paman.”Sonia menaruh balok ke atas tumpukan. “Paman juga sangat merindukanmu. Setelah Paman menyelesaikan pekerjaannya, dia pun akan mengunjungi Yana!”Yana tersenyum dengan imutnya. “Kalau begitu, aku akan menyisakan permen kelinci terakhir untuk Paman.”“Oke!”Mereka berdua berbicara sejenak. Setelah itu, Sonia pergi ke dapur untuk menyuguhkan masakan Kelly ke meja makan. Dia pun bertanya, “Apa kamu lagi berantem sama Kak Jason?”“Nggak!” Kelly menatap ke sisi Sonia, lalu berkata dengan nada pasti, “Nggak, lho!”Mereka baik-baik saja ketika di rumah sakit waktu itu. Mereka juga berhubungan dengan baik sewaktu di perusahaan.“Tetap saja aku merasa ada yang aneh!” Sonia mengangkat-ang
Saat ini, Reza masih rapat di perusahaan. Tiba-tiba layar ponselnya menyala. Penanggung jawab proyek yang sedang berbicara pun berhenti.Reza mengambil ponselnya, lalu mengisyaratkan penanggung jawab untuk melanjutkan.Pesan itu dari Hemiko yang berada di dalam sistem anggota Takuu.[ Majikan, Sayangku mengatakan dia merindukanmu. Cepat pulang, ya! ]Tatapan Reza ketika menatap layar ponselnya menjadi lembut. Seketika, dia pun ingin segera mengakhiri rapat, lalu pulang untuk mencari kesayangannya.Reza melihat prosedur rapat. Sepertinya masih ada setengah jam sebelum rapat selesai. Jadi, Reza hanya bisa menahan rasa rindu di hatinya, lalu mengirim pesan kepada Sonia.[ Jangan buru-buru. Rapat akan segera selesai. Tunggu aku, aku bawakan makanan enak buat kamu. ]Saat Sonia selesai mandi dan kembali ke kamar, dia baru menyadari pesan dari Reza. Dia merasa pesan Reza sangatlah aneh. Entah siapa yang sedang buru-buru?Tiba-tiba Sonia teringat dengan percakapannya dengan Hemiko tadi. Seper
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera