Satu jam sebelumnya, Tasya mengunggah sebuah postingan di Instagram. [ Udara di pegunungan sangat segar. Senyuman anak-anak sungguh manis. ]Kemudian, tampak juga foto selfie dirinya. Senyuman di wajah Tasya sangatlah polos. Latar belakangnya adalah sebuah sekolah di pedesaan. Sekelompok anak-anak sedang menerima buku pelajaran dengan gembira. Ada juga banyak teman sekolah Tasya yang sedang berdiri di belakang sana. Kemudian, di dalam kerumunan, tampak Oscar sedang melihat ke sisi Tasya. Senyuman di wajahnya juga tampak sangat lebar.Yandi melihat foto itu dalam waktu lama. Kemudian, dia mematikan layar ponselnya, kembali bersandar di bangkunya.Seumur hidupnya, seharusnya Yandi tidak akan menyukai wanita mana pun. Dia juga tidak akan menikah, tidak akan mengulangi kisah miris ibunya.Tasya sangatlah energik, polos, dan baik hati. Sementara, Yandi sudah pernah mengalami banyak rintangan sebelumnya. Dia memiliki pengalaman yang tidak bisa dibayangkan Tasya. Semuanya memang mirip sepert
Panggilan terhubung. Sesuai dengan dugaan Hendri, nada bicara Sonia terdengar dingin. Dia mengatakan dirinya tidak memiliki waktu malam ini.Hendri berusaha untuk membujuknya lagi. Ketika menyadari sikap tegas Sonia, pada akhirnya Hendri terpaksa mengakhiri panggilan, lalu memberi tahu masalah ini kepada ayahnya.Saat Tobias mengetahui kabar Sonia menolak undangannya, dia berkata dengan tersenyum dingin, “Apa Sonia merasa dirinya hebat? Hanya karena memiliki dukungan Keluarga Herdian, dia malah tidak menganggap Keluarga Dikara lagi? Dia hanya bekerja dengan Keluarga Herdian. Memangnya sampai kapan dia bisa dilindungi oleh Keluarga Herdian? Dasar tidak tahu diri!”Hendri berkata, “Temperamennya memang seperti ini, makanya semuanya tidak begitu menyukainya. Salah paham dia dengan ibunya juga semakin dalam saja.”Tobias berucap dengan serius, “Sepertinya masalah di dirinya cukup besar. Karakternya cukup dingin dan keras, tidak tahu untuk mengalah, apalagi menyenangkan hati orang lain.”Pa
Cindy tahu Sonia tidak suka dengan acara kumpul bersama Keluarga Dikara. Hanya saja, dia juga tidak ingin Stella menjadi sorotan utama dalam malam hari ini. Jadi, dia pun pergi untuk menghubungi Sonia.Saat ini, Stella sedang dikerumuni orang-orang. Dia pun membalas dengan tersenyum tipis. Dapat diketahui betapa bangganya dia saat ini. Tiba-tiba ponsel di dalam tasnya berdering. Stella melihat layar ponselnya sekilas, lalu permisi dengan Sutini untuk mengangkat panggilan di balkon.Reviana berkata dengan tersenyum, “Sekarang Stella sibuk sekali. Tiara juga menganggapnya sebagai saudara kandungnya sendiri. Semua masalah harus minta izin dulu sama dia. Tim produksi juga begitu. Apa pun pasti akan minta persetujuan Stella dulu.”Hani pun tersenyum. “Bukannya itu berarti Stella juga mengerjakan tugas seorang sutradara? Capek, dong!”Tentu saja Reviana tahu Hani sedang menyindirnya. Dia berkata dengan mendengus dingin, “Memang iya. Aku sungguh berharap Stella bisa sama seperti Cindy, lebih
Welly tidak memedulikannya. “Selama ada kamu, memangnya kenapa kalau dia tahu? Sekarang kamu sangat populer, anggota Keluarga Dikara pasti akan memperlakukanmu dengan sangat baik. Mereka juga tidak bakal ngapa-ngapain aku!”“Kamu jangan lupa, Hendri nggak tahu hubungan kita. Kalau kamu bersikap keterlaluan, dia bisa mengusirmu kapan saja.”Kali ini, Welly baru merasa gugup. “Dia sudah tahu masalah korupsiku?”“Aku sudah membantumu untuk menangani masalah ini. Tapi, aku harap kamu bisa jaga sikapmu. Jangan baru bekerja malah sudah serakah. Aku menyuruhmu bekerja di perusahaan juga ada kegunaan lain. Jangan kamu hancurkan rencana besarku hanya demi keuntungan kecil di depan mata.” Suara Stella sangatlah kecil. “Pikir yang panjang.”Welly berpikir sejenak, lalu membalas dengan tersenyum, “Oke, aku mengerti.”“Hati-hati dengan Pak Randy. Pakai otakmu sebelum melakukan apa pun. Jangan sampai aibmu tertangkap. Aku juga nggak mungkin bisa selalu membantumu!” peringatkan Stella.“Iya, aku meng
Sejak episode pertama, sepertinya Stella kelihatan sangat santai. Bahkan, saat berada di acara, dia juga sering duduk mengobrol dengan Tiara. Apalagi dari percakapannya dengan Reviana, dapat diketahui bahwa Stella juga sangat santai di rumah. Setiap malamnya juga bisa meluangkan waktu untuk menemani Reviana menonton bersama.Jadi, kapan Stella memiliki waktu untuk mendesain hasil karya menakjubkannya? Sementara, setiap harinya Cindy mesti memikirkan inspirasi untuk desain busananya. Terkadang Cindy merasa kepalanya sudah hampir botak saja!Komunikasi Cindy dengan Angie tergolong tidak lancar tadi. Jadi, dia bahkan mesti memanfaatkan waktu di acara malam ini untuk mendesain. Jangan-jangan Stella memang sangat berbakat?Namun, jika dia memang berbakat, kenapa sebelumnya dia tidak mendapat pencapaian apa-apa? Cindy melihat ke sisi Stella dengan mengerutkan keningnya. Dia sungguh tidak memahaminya!Meskipun demikian, Cindy juga tidak ingin membandingkan dirinya dengan Stella. Jadi, dia mu
“Kak Sonia!”Sonia tersenyum datar. “Selamat, Cindy. Aku sudah melihat banyak komentar positifmu di internet.”“Apa kamu sudah melihat desainku?” Cindy berkata dengan penuh penantian, “Bagaimana menurutmu?”Dua minggu ini Sonia sedang sangat sibuk. Dia pun berkata dengan merasa bersalah, “Aku masih belum sempat. Setelah pekerjaanku selesai nanti, aku pasti akan melihatnya.”“Emm!” Cindy mengangguk dengan menggigit bibir bawahnya. Tatapannya seketika menjadi muram. “Sayangnya, aku terus ditekan oleh Stella. Nggak kupungkiri, desainnya memang lebih bagus daripada aku!”Kening Ferdi tampak berkerut. “Apa benar si Stella itu hebat sekali?”Cindy menghela napas. “Aku juga merasa aneh. Kenapa dia tiba-tiba menjadi begitu berbakat?”“Busana yang didesain harus disesuaikan dengan wibawa, postur tubuh, warna kulit, dan yang lain sebagainya untuk bisa menjadi sempurna. Mungkin Stella cukup kompak dengan Tiara. Dia menemukan kelebihan dari Tiara, makanya dia berhasil mendesain busana yang sangat
Hani membawa mereka berdua pergi menemui Tobias dan Sutini. Saat ini, mereka berdua sedang menjamu tamu dengan ramah. Ketika melihat kedatangan Sonia, Tobias pun merasa agak kaget. “Sonia sudah datang, ya?”Hani langsung menjawab, “Sonia itu bagian dari Keluarga Dikara. Tentu saja dia boleh kemari!”Tamu di samping melihat ke sisi Sonia, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa dia itu putrinya Harun? Aku juga melihatnya di TV. Prestasinya cukup bagus!”“Cucu-cucu Pak Tobias hebat-hebat, ya!”“Semuanya sangat berbakat dan juga cantik!”“Kelak Cindy pasti akan mengejar langkah Stella!”Ketika mendengar orang-orang sedang memuji putrinya dan juga Stella, Hani pun memaksakan dirinya untuk tersenyum.Pada saat ini, seorang tamu bertanya pada Sonia, “Apa dia juga cucunya Pak Tobias? Dari anak nomor berapa? Aku tidak pernah melihatnya.”“Dari keluarga kami!” Tiba-tiba Reviana bersuara.Tangan Stella spontan dikepal erat. Dia menatap Reviana dengan kaget. Sonia juga terkejut. Tatapannya langsung
Akhirnya beban yang menimpa hati Stella sudah menghilang!Stella menghela napas lega. Di hadapan pujian orang-orang, senyumannya semakin manis lagi.Setelah mencari tempat yang tenang, Cindy baru berkata dengan marah, “Bi Reviana keterlaluan sekali. Dia malah mengatakan Sonia itu anak asuhnya di hadapan orang banyak!”Hani menatap Sonia dengan tatapan iba. “Semua orang pada dasarnya memang pilih kasih. Tapi sepertinya Reviana sudah terlalu pilih kasih.”Cindy membalas dengan kesal, “Kakek dan Nenek malah diam saja!”Hani tersenyum sinis. “Reviana sudah mengatakannya di hadapan orang banyak. Bagaimana kakek dan nenekmu bisa ikut campur?”Hani tahu Tobias memiliki pemikirannya sendiri. Sejak Tobias tahu Sonia didukung oleh Keluarga Herdian, sikapnya terhadap Sonia sudah membaik. Hanya saja, Tobias tidak tahu apakah sandaran Sonia itu tergolong kokoh atau tidak! Dengar-dengar Tobias ingin mengikuti tender proyek Herdian Group. Namun, Herdian Group tidak kelihatan berpihak terhadap Keluarg
Raut wajah Celine menjadi pucat. Ucapan Reza bagai menamparnya di depan umum, membuatnya merasa sangat canggung.Reza bersandar di tempat duduknya dengan malas. Auranya terasa sangat dingin. “Bekerjalah dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dalam hal yang tidak berguna. Ada banyak orang yang ingin menjadi asisten pribadiku. Kalau kamu hanya memikirkan cara untuk menjilatku saja, cepat atau lambat kamu pasti akan dieliminasi. Apa kamu mengerti?”Celine mengepal erat tangannya. Saking malunya, betapa inginnya dia menghilang dari muka bumi ini. Dia tidak berani menatap Reza lagi, langsung menunduk dan mengiakan. “Aku mengerti!”“Keluar!” Nada bicara Reza sangat datar. Dia tidak memberi Celine sedikit pun kesempatan untuk bersuara lagi.Celine segera membalikkan tubuhnya, berjalan keluar ruangan.Setelah keluar ruangan, raut wajah Celine masih kelihatan sangat canggung. Tiba-tiba terlintas kata “mengundurkan diri” dari benaknya. Dia tidak ingin muncul di hadapan Reza lagi.Bukannya Sonia
Setelah tiba di Imperial Garden, Reza melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya. Dia duduk di sofa sembari memandang rumah yang kosong ini. Hatinya seketika terasa sakit dan tidak tenang ketika kepikiran Sonia.Beberapa saat kemudian, Reza baru berhasil menenangkan dirinya. Dia memalingkan kepalanya memandang ke kamar sebelah. Dia sungguh berharap setelah pintu itu dibuka, ada Sonia di dalam sana.Jelas-jelas Reza tahu semua itu tidak memungkinkan. Namun, dia masih saja berjalan ke kamar sebelah. Begitu pintu dibuka, Reza menyalakan lampu. Gambaran familier terbayang di depan mata.Dulu, Sonia akan tinggal di sini. Biasanya Sonia suka duduk di depan balkon sembari membaca buku di malam hari. Kemudian, Reza akan mengesampingkan buku Sonia, lalu memberinya ciuman mendalam.Reza berjalan ke sisi balkon, lalu duduk di sofa. Dia melihat selembar memo yang ditempelkan di atas sana.Saat Sonia pergi, sudah berkali-kali Reza memasuki kamar ini. Hanya saja, dia tidak pernah menyadari keberad
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang
Kase tertegun sejenak. Namun, Sonia sudah berbalik dan naik ke lantai atas. Sambil minum isi gelasnya, pria itu merasa sedikit kesal. Dalam pikirannya, adakah orang di dunia ini yang lebih hebat darinya?Kase meremehkan pernyataan Sonia. Dia meyakini bahwa gadis itu sebenarnya hanya bucin. Hanya orang yang terlalu memuja cinta yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fakta.Bahkan, Kase sempat tergoda untuk meminta Sonia memanggil pacarnya agar mereka bisa membuktikan siapa yang lebih unggul.....Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seseorang dari pihak Winston datang menemui Kase dengan pesan bahwa Rayden telah kembali dan ingin bertemu dengannya untuk berdiskusi.Kali ini, Kase tidak lagi menolak. Dia mengajak Sonia untuk ikut bersamanya. Setibanya di sana, Sonia tetap menunggu di kafe yang sama seperti sebelumnya, sementara Kase mengikuti Winston melewati pintu putih besar hingga menghilang di dalamnya.Sonia sebenarnya penasaran ingin melihat seperti apa sosok Rayden yang mis
Jelas sekali, Kase sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Winston. Setiap malam, Sonia mengantar camilan tetapi dia belum berhasil menemukan orang yang dia cari. Apakah mungkin orang itu begitu disiplin hingga bahkan tidak makan camilan?Sonia juga sudah mencoba pergi ke lantai bawah tanah ke-11, tetapi tetap tidak mendapatkan hasil apa pun. Namun, tidak menemukan apa pun juga merupakan kabar baik. Setidaknya itu berarti kakaknya tidak termasuk dalam kelompok orang yang dijadikan subjek eksperimen.Sonia memutuskan untuk beristirahat selama dua hari. Bagaimanapun, pelayan yang setiap hari dia samarkan identitasnya itu, sering bangun dengan keluhan leher yang sakit dan bahkan sudah memutuskan untuk pergi ke dokter.Malam itu, Sonia dan Kase duduk berdampingan di bar. Mereka mengobrol santai sambil menikmati suasana.Hallie datang mengenakan seragam pelayan yang dirancang khusus untuk bar itu. Dia menyerahkan dua gelas minuman pada Sonia dan Kase, lalu berujar sambil tersenyum