Kelly berbicara dengan nada pelan, “Yang patuh, tidur bareng Ibu. Ibu akan cerita dongeng buat kamu.”“Jangan, aku mau ditidurin Paman!” Yana sungguh mengantuk saat ini. Saking ngantuknya, ucapannya juga terdengar tidak jelas. Namun, dia masih bersikeras tidak ingin melepaskan Jason.Reza dan Sonia saling bertukar pandang. Mereka sungguh merasa tidak berdaya. Mereka semua juga tidak menyangka Yana akan begitu menempel dengan Jason!“Biar aku tiduri dia saja!” Jason berkata dengan suara rendah. Dia menggendong Yana dengan lembut ke dalam kamar. “Paman tiduri kamu.”“Emm!” Yana memeluk erat leher Jason.Kelly menggigit bibirnya dengan tidak berdaya.Saat hendak memasuki kamar, langkah kaki Jason terhenti. Bagaimanapun, kamar ini adalah kamar wanita, bukanlah hotel, apalagi ini adalah tempat tidurnya Kelly.Usai memasuki kamar, terdengar aroma wangi yang mirip dengan aroma tubuh Kelly. Interior kamar sangatlah sederhana. Hanya ada selembar ranjang dengan seprai bercorak bunga daisy berwar
Reza menimpali, “Aku juga tidak akan melepaskannya!”Kelly melebarkan kedua matanya. Dia melihat kedua orang dengan tidak berdaya.Reza menarik tangan Sonia, lalu berjalan keluar. Sekarang hanya tersisa Kelly sendirian di dalam ruang tamu. Kelly menggertakkan giginya dengan kesal. Dia memutuskan tidak akan menghiraukan Sonia lagi!Saat Sonia berjalan ke lantai atas, dia merasa agak takut. “Apa nggak apa-apa tinggalin mereka berdua di bawah?”“Tenang saja, Jason tahu batasan,” ucap Reza dengan tersenyum datar, “Apa kamu tidak merasa mereka butuh kesempatan untuk berbicara? Tidak mungkin mereka selalu jaga jarak seperti ini.”Sonia menunduk sembari merenung. “Aku hanya nggak yakin sama Jason. Setidaknya sampai saat ini, aku juga nggak yakin dia masih suka sama Kelly atau nggak. Meskipun suka, apa dia akan setia?”Mantan kekasih Jason terlalu banyak!“Beri dia satu kesempatan! Aku percaya kali ini dia sudah berubah.” Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan tersenyum lembut.“Em
Napas hangat Reza mengembus wajah Sonia. Sonia yang berada di dalam pelukannya, langsung menengadah kepalanya. “Akhir pekan.”“Dua hari?”Sonia menggerakkan matanya. “Boleh!”Kali ini Reza baru melengkungkan ujung bibirnya ke atas. Dia berkata dengan puas, “Oke, aku bisa menunggu!”Hati Sonia terasa luluh, tetapi dia berlagak tenang. “Kalau begitu, aku pergi tidur dulu!”“Emm.”Pada akhirnya Reza merasa merelakan Sonia. Dia mencium si wanita beberapa saat, baru melepaskan tangannya membiarkan Sonia pulang.Saat melihat pintu di seberang sana tertutup, Reza baru membalikkan tubuhnya kembali ke rumahnya. Layar di depan pintu yang tadinya tutup tetiba menyala. Hemiko melompat keluar. “Selamat malam, Majikan!”Reza menggenggam gagang pintu, lalu memperingatinya, “Jangan mengintip kami!”Hemiko segera menutup matanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku nggak ngintip. Masalah ini berhubungan dengan privasi majikan. Hemiko akan otomatis menonaktifkan sistem.”Reza mengangguk. “Aku akan suruh
“Tadi kamu minum, nggak boleh bawa mobil. Panggil sopir saja!” pesan Kelly.Jason mengangkat kepalanya. “Kamu usir aku?”“Bukan!” Kelly segera menggeleng. “Aku cuma ingin kamu istirahat saja.”Jason melirik Kelly dengan datar. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sopir. Namun sopir tidak mengangkat teleponnya. Jason juga tidak menunggu lagi. Dia meletakkan botol air, lalu berjalan keluar.“Kamu mau ke mana?” Kelly segera berkata, “Kamu nggak boleh bawa mobil sendiri!”Jason menoleh. “Jadi, kamu ingin aku nginap di sini?”Kelly langsung tertegun di tempat.Terlintas senyuman sinis di wajah Jason. Dia langsung melangkah pergi.Kelly mengejar langkah Jason, lalu berkata dengan panik, “Kamu tunggu sebentar lagi. Mungkin sopirmu lagi ada urusan. Dia akan segera jawab panggilanmu!”Kobaran api menyambar di hati Jason. Dia berkata tanpa menoleh sama sekali, “Kamu cukup urus dirimu sendiri. Masalahku tidak ada hubungannya sama kamu!”Jason berjalan dengan sangat cepat. Dengan beberapa
Jason melihat ke sisi pintu kamar, lalu berkata dengan datar, “Tidak usah. Tidak apa-apa!”“Baik, kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku!”“Emm!”Panggilan diakhiri. Jason membuka pintu kamar, lalu melihat ke luar kamar.Tipe rumahnya adalah dua kamar tidur yang diapit oleh satu kamar mandi. Jadi pintu kamar utama dan kamar tamu saling berhadapan, hanya dipisahkan oleh sebuah lorong.Kelly mengambil jubah mandi kepada Jason, lalu berkata dengan agak canggung, “Ini ukurannya agak gede. Seharusnya kamu bisa pakai.”Jason mengambilnya. Keningnya spontan berkerut. Jubah mandi itu berwarna merah muda dengan karakter Hello Kitty di atasnya.Kelly segera menjelaskan, “Yana suka Hello Kitty. Dia yang pilihin buat aku.”Sepertinya Jason sangat bersabar dengan Yana. Raut wajahnya kelihatan agak lembut.Sudahlah, setidaknya bisa dikenakan! Lagi pula, Jason tidak mungkin mengenakan pakaian kotornya setelah mandi nanti.“Kalau begitu, kamu pergi mandi sana!” Kelly berucap, “Aku sudah siapkan pera
Kedap suara di rumah ini tidak bagus.Ketika kedengaran suara di kamar mandi, tetiba muncul gambaran di dalam benaknya. Dia kepikiran dirinya menggunakan sabun mandi yang sama dengan Kelly. Hatinya spontan bergejolak.Beberapa saat kemudian, tidak lagi terdengar suara dari dalam kamar mandi. Lampu kamar mandi dan koridor juga sudah dipadamkan.Saat mendengar suara tutup pintu, Jason merasa kesal. Kenapa Kelly tidak melihatnya sebelum tidur? Bagaimanapun, Jason adalah tamu yang sedang menginap di rumahnya. Kenapa Kelly tidak bertanya apakah Jason terbiasa untuk tidur di sini atau memberi ucapan selamat malam? Sepertinya Kelly memang tidak menganggap Jason!Amarah membaluti hati Jason. Dia sungguh kesal kenapa dirinya menginap di sini. Lantaran banyak pikiran, Jason baru bisa tidur di subuh.Entah sudah tidur berapa lama, Jason bangun untuk ke kamar mandi. Namun, Jason tidak menemukan saklar di koridor. Dia masuk ke kamar mandi dengan linglung, lalu keluar dengan linglung. Kemudian, die
Jantung Kelly berdegup kencang. Beberapa saat kemudian, Kelly baru bertanya, “Kamu masih mabuk?”Jason tersenyum, lalu menyandarkan keningnya di samping wajah Kelly. Gerakan Jason sangat lembut, tetapi suaranya malah sangat dingin. “Aku sering merindukanmu. Setiap kali ada wanita yang mencoba untuk mendekatiku, aku akan selalu merindukanmu!”Di dalam kegelapan, Kelly melebarkan matanya. Jantungnya berdegup kencang. Hanya saja, dari nada bicara Jason, sepertinya dia sedang kesal.Ketika Jason berbicara lagi, nada bicaranya terdengar geram. “Aku malah tidak ingin menyentuh wanita lagi. Semua ini gara-gara kamu. Karena kamu sudah menjualku kepada Yerin! Apa kamu tahu betapa jijiknya aku? Aku merasa jijik hingga tidak ingin menyentuh wanita lagi!”Kelly menahan napasnya.Suara Jason terdengar dingin. “Kelly, menurutku, fisikku atau mentalku yang bermasalah?”Kelly merasa sangat kaget. Pemikiran pertama Kelly adalah Jason memberi tahu rahasianya di saat mabuk. Apa dia akan membunuh Kelly se
Kelly mengangkat tangannya untuk menutup matanya. Pundaknya tampak gemetar di dalam kegelapan.…Keesokan paginya, saat Sonia masih belum bangun, tetiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Dia spontan melebarkan kedua mata melihat ke sisi pintu.Pintu kamar dibuka. Tampak sesosok lelaki bertubuh tinggi berdiri di depan pintu. Si lelaki sedang tersenyum lembut pada Sonia. “Bangun, Sayangku!”Sonia menatap Reza dengan syok. “Gimana caranya kamu bisa masuk?”Tidak mungkin Sonia tidak mengunci pintu.Reza berjalan mendekat, lalu duduk di samping ranjang. Dia menjawab dengan tersenyum lembut, “Aku lupa beri tahu kamu. Saat aku beli rumah, aku sekalian beli rumahmu ini. Jadi, sekarang aku adalah tuan rumah ini. Wajar kalau aku punya kunci rumah!”Sonia sungguh kehabisan kata-kata. Orang kaya memang suka menghambur-hamburkan uang!“Apa tidurmu nyenyak semalam?” Tatapan Reza sangatlah lembut.Sonia mengangguk. “Nyenyak, kok.”“Kenapa kamu tidak tanya aku?”“Tuan Rumah, apa tidur Anda nyeny
Reza menatap bangku kosong dengan raut pucat. Dia berjalan menuju meja, melihat sebuah tablet di atasnya. Lampu di tablet itu berkedap-kedip, samar-samar memancarkan bayangan ke dinding. Ribuan gambar melintas dengan kecepatan tinggi.Jadi, gambar-gambar dalam video bersamanya sudah direkam sebelumnya. Percakapan berganti dengan sangat cepat sesuai konteks, begitu cepat hingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata!Di layar ponsel, Sonia tersenyum tipis. “Reza, kenapa kamu diam saja?”Reza menunduk melihat Sonia di dalam layar ponsel. Kedua matanya seketika memerah. “Sonia, kenapa kamu membohongiku dengan cara seperti ini?”Sonia yang berada di dalam layar menatap Reza dengan terbengong.Reza mengakhiri video, lalu bergegas berjalan keluar.“Tuan Reza, ada yang terjadi?” tanya Indra dengan panik.Aura Reza sangat dingin. Dia melangkah dengan cepat. Saat dia hendak keluar, Jemmy bergegas ke dalam kamar. “Reza!”Langkah kaki Reza berhenti. Raut wajahnya kelihatan sangat muram. Dia menundu
Reza mengangkat ponselnya untuk menghubungi Robi. Suaranya terdengar buru-buru. “Apa Yandi sedang di Kota Jembara?”Robi segera membalas, “Iya, dia masih di sana.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Namun, hati Reza tetap terasa tidak tenang. Rasa tidak tenang itu tidak berhenti menjalar di hatinya. Tidak!Reza harus segera menemui Sonia! Dia baru akan merasa tenang setelah bertemu langsung dengan Sonia!Salju di Kota Jembara semakin lebat saja. Pesawat pribadi tidak bisa beroperasi. Reza terpaksa mengendarai mobil ke Kota Atria.…Sore harinya, Johan telah kembali dari pelabuhan. Dia bergegas ke rumah Frida. Begitu memasuki rumah, dia langsung bertanya, “Apa ada kabar dari Bos?”Frida menggeleng. “Nggak ada, dua hari ini Bos nggak kasih perintah apa pun. Dia sudah dua hari melakukan panggilan video rekayasa dengan Kak Reza.”Kening Johan berkerut. “Sudah dua hari?”“Iya!” Frida menatap ponselnya.“Apa Bos dalam bahaya?” Raut wajah Johan menjadi pucat.Frida berkata, “Kalau Bos dalam bahaya,
Raut wajah Celine menjadi pucat. Ucapan Reza bagai menamparnya di depan umum, membuatnya merasa sangat canggung.Reza bersandar di tempat duduknya dengan malas. Auranya terasa sangat dingin. “Bekerjalah dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dalam hal yang tidak berguna. Ada banyak orang yang ingin menjadi asisten pribadiku. Kalau kamu hanya memikirkan cara untuk menjilatku saja, cepat atau lambat kamu pasti akan dieliminasi. Apa kamu mengerti?”Celine mengepal erat tangannya. Saking malunya, betapa inginnya dia menghilang dari muka bumi ini. Dia tidak berani menatap Reza lagi, langsung menunduk dan mengiakan. “Aku mengerti!”“Keluar!” Nada bicara Reza sangat datar. Dia tidak memberi Celine sedikit pun kesempatan untuk bersuara lagi.Celine segera membalikkan tubuhnya, berjalan keluar ruangan.Setelah keluar ruangan, raut wajah Celine masih kelihatan sangat canggung. Tiba-tiba terlintas kata “mengundurkan diri” dari benaknya. Dia tidak ingin muncul di hadapan Reza lagi.Bukannya Sonia
Setelah tiba di Imperial Garden, Reza melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya. Dia duduk di sofa sembari memandang rumah yang kosong ini. Hatinya seketika terasa sakit dan tidak tenang ketika kepikiran Sonia.Beberapa saat kemudian, Reza baru berhasil menenangkan dirinya. Dia memalingkan kepalanya memandang ke kamar sebelah. Dia sungguh berharap setelah pintu itu dibuka, ada Sonia di dalam sana.Jelas-jelas Reza tahu semua itu tidak memungkinkan. Namun, dia masih saja berjalan ke kamar sebelah. Begitu pintu dibuka, Reza menyalakan lampu. Gambaran familier terbayang di depan mata.Dulu, Sonia akan tinggal di sini. Biasanya Sonia suka duduk di depan balkon sembari membaca buku di malam hari. Kemudian, Reza akan mengesampingkan buku Sonia, lalu memberinya ciuman mendalam.Reza berjalan ke sisi balkon, lalu duduk di sofa. Dia melihat selembar memo yang ditempelkan di atas sana.Saat Sonia pergi, sudah berkali-kali Reza memasuki kamar ini. Hanya saja, dia tidak pernah menyadari keberad
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang