“Tadi kamu minum, nggak boleh bawa mobil. Panggil sopir saja!” pesan Kelly.Jason mengangkat kepalanya. “Kamu usir aku?”“Bukan!” Kelly segera menggeleng. “Aku cuma ingin kamu istirahat saja.”Jason melirik Kelly dengan datar. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sopir. Namun sopir tidak mengangkat teleponnya. Jason juga tidak menunggu lagi. Dia meletakkan botol air, lalu berjalan keluar.“Kamu mau ke mana?” Kelly segera berkata, “Kamu nggak boleh bawa mobil sendiri!”Jason menoleh. “Jadi, kamu ingin aku nginap di sini?”Kelly langsung tertegun di tempat.Terlintas senyuman sinis di wajah Jason. Dia langsung melangkah pergi.Kelly mengejar langkah Jason, lalu berkata dengan panik, “Kamu tunggu sebentar lagi. Mungkin sopirmu lagi ada urusan. Dia akan segera jawab panggilanmu!”Kobaran api menyambar di hati Jason. Dia berkata tanpa menoleh sama sekali, “Kamu cukup urus dirimu sendiri. Masalahku tidak ada hubungannya sama kamu!”Jason berjalan dengan sangat cepat. Dengan beberapa
Jason melihat ke sisi pintu kamar, lalu berkata dengan datar, “Tidak usah. Tidak apa-apa!”“Baik, kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku!”“Emm!”Panggilan diakhiri. Jason membuka pintu kamar, lalu melihat ke luar kamar.Tipe rumahnya adalah dua kamar tidur yang diapit oleh satu kamar mandi. Jadi pintu kamar utama dan kamar tamu saling berhadapan, hanya dipisahkan oleh sebuah lorong.Kelly mengambil jubah mandi kepada Jason, lalu berkata dengan agak canggung, “Ini ukurannya agak gede. Seharusnya kamu bisa pakai.”Jason mengambilnya. Keningnya spontan berkerut. Jubah mandi itu berwarna merah muda dengan karakter Hello Kitty di atasnya.Kelly segera menjelaskan, “Yana suka Hello Kitty. Dia yang pilihin buat aku.”Sepertinya Jason sangat bersabar dengan Yana. Raut wajahnya kelihatan agak lembut.Sudahlah, setidaknya bisa dikenakan! Lagi pula, Jason tidak mungkin mengenakan pakaian kotornya setelah mandi nanti.“Kalau begitu, kamu pergi mandi sana!” Kelly berucap, “Aku sudah siapkan pera
Kedap suara di rumah ini tidak bagus.Ketika kedengaran suara di kamar mandi, tetiba muncul gambaran di dalam benaknya. Dia kepikiran dirinya menggunakan sabun mandi yang sama dengan Kelly. Hatinya spontan bergejolak.Beberapa saat kemudian, tidak lagi terdengar suara dari dalam kamar mandi. Lampu kamar mandi dan koridor juga sudah dipadamkan.Saat mendengar suara tutup pintu, Jason merasa kesal. Kenapa Kelly tidak melihatnya sebelum tidur? Bagaimanapun, Jason adalah tamu yang sedang menginap di rumahnya. Kenapa Kelly tidak bertanya apakah Jason terbiasa untuk tidur di sini atau memberi ucapan selamat malam? Sepertinya Kelly memang tidak menganggap Jason!Amarah membaluti hati Jason. Dia sungguh kesal kenapa dirinya menginap di sini. Lantaran banyak pikiran, Jason baru bisa tidur di subuh.Entah sudah tidur berapa lama, Jason bangun untuk ke kamar mandi. Namun, Jason tidak menemukan saklar di koridor. Dia masuk ke kamar mandi dengan linglung, lalu keluar dengan linglung. Kemudian, die
Jantung Kelly berdegup kencang. Beberapa saat kemudian, Kelly baru bertanya, “Kamu masih mabuk?”Jason tersenyum, lalu menyandarkan keningnya di samping wajah Kelly. Gerakan Jason sangat lembut, tetapi suaranya malah sangat dingin. “Aku sering merindukanmu. Setiap kali ada wanita yang mencoba untuk mendekatiku, aku akan selalu merindukanmu!”Di dalam kegelapan, Kelly melebarkan matanya. Jantungnya berdegup kencang. Hanya saja, dari nada bicara Jason, sepertinya dia sedang kesal.Ketika Jason berbicara lagi, nada bicaranya terdengar geram. “Aku malah tidak ingin menyentuh wanita lagi. Semua ini gara-gara kamu. Karena kamu sudah menjualku kepada Yerin! Apa kamu tahu betapa jijiknya aku? Aku merasa jijik hingga tidak ingin menyentuh wanita lagi!”Kelly menahan napasnya.Suara Jason terdengar dingin. “Kelly, menurutku, fisikku atau mentalku yang bermasalah?”Kelly merasa sangat kaget. Pemikiran pertama Kelly adalah Jason memberi tahu rahasianya di saat mabuk. Apa dia akan membunuh Kelly se
Kelly mengangkat tangannya untuk menutup matanya. Pundaknya tampak gemetar di dalam kegelapan.…Keesokan paginya, saat Sonia masih belum bangun, tetiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Dia spontan melebarkan kedua mata melihat ke sisi pintu.Pintu kamar dibuka. Tampak sesosok lelaki bertubuh tinggi berdiri di depan pintu. Si lelaki sedang tersenyum lembut pada Sonia. “Bangun, Sayangku!”Sonia menatap Reza dengan syok. “Gimana caranya kamu bisa masuk?”Tidak mungkin Sonia tidak mengunci pintu.Reza berjalan mendekat, lalu duduk di samping ranjang. Dia menjawab dengan tersenyum lembut, “Aku lupa beri tahu kamu. Saat aku beli rumah, aku sekalian beli rumahmu ini. Jadi, sekarang aku adalah tuan rumah ini. Wajar kalau aku punya kunci rumah!”Sonia sungguh kehabisan kata-kata. Orang kaya memang suka menghambur-hamburkan uang!“Apa tidurmu nyenyak semalam?” Tatapan Reza sangatlah lembut.Sonia mengangguk. “Nyenyak, kok.”“Kenapa kamu tidak tanya aku?”“Tuan Rumah, apa tidur Anda nyeny
Kelly duduk di tempat kerjanya. Dia berusaha mengendalikan perasaannya, lalu mulai bekerja.Pagi harinya, apa pun pekerjaannya, Jason hanya akan memerintah Anastasia saja. Meskipun biasanya pekerjaan itu adalah milik Kelly, Jason juga menyerahkannya kepada Anastasia. Bahkan, proposal kerja sama dengan Eras Group yang sudah dipersiapkan Kelly dalam waktu lama juga diserahkan kepada Anastasia.Saat menjelang siang, Anastasia keluar ruangan Jason dengan tersenyum kegirangan. Dia berjalan ke sisi Kelly, lalu memerintah, “Siang ini aku dan Pak Jason akan mengikuti rapat negosiasi. Kemungkinan kami kembalinya agak malam. Kamu persiapkan semua datanya dulu, ya.”Saat Anastasia berbicara, dia bahkan sengaja menunjukkan ekspresi bangganya. Dia seolah-olah sedang memberi tahu Kelly bahwa pada akhirnya orang yang diprioritaskan Jason adalah dirinya.Anastasia menyerahkan pekerjaan lainnya kepada Kelly. Dia pun fokus mempersiapkan data untuk mengikuti rapat dengan Jason nanti.Kelly juga tidak ber
Namun, Kelly berusaha untuk menyadarkan dirinya, berusaha untuk melupakan kejadian malam itu. Bukankah hubungan mereka sekarang adalah yang diinginkan Kelly? Baguslah jika seperti ini!Kelly tersenyum lega. Hanya saja, senyuman itu tidak bertahan lama di wajahnya.Pada hari Jumat sore, saat Jason dan Anastasia sedang rapat di ruang rapat, tetiba Kiara datang lagi.Kiara telah memotong rambutnya menjadi pendek. Dia juga telah mengganti cara berpakaiannya. Dia mengenakan terusan panjang dan lebar dengan syal berwarna biru tua. Namun, dia tetap terlihat cantik. Dia meletakkan tasnya, lalu duduk di sofa sembari berkata pada Kelly, “Buatkan secangkir kopi untukku. Terima kasih, sesuai selera Pak Jason saja.”“Baik!” Kelly tersenyum, lalu meletakkan secangkir kopi ke atas meja tamu.Kiara mengeluarkan sebuah lipstik bermerek, lalu menyerahkannya kepada Kelly. “Waktu itu aku nggak kasih hadiah sama kamu. Ini aku tebus hari ini!”Dari kotaknya saja dapat diketahui bahwa harga lipstik ini tidak
Anastasia melihat lipstik di tangan Kiara, lalu berkata dengan takjub, “Itu produk baru CL, ‘kan? Dengar-dengar kotak luarnya itu dipasang berlian asli. Harganya sangat mahal. Pantas saja Kelly suka.”Kelly berkata dengan datar, “Aku masih ada pekerjaan. Aku sibuk dulu!”Usai berbicara, Kelly kembali ke tempat kerjanya.Jason melirik bayangan punggung Kelly sekilas, lalu melirik lipstik di tangan Kiara. Dia bertanya dengan datar, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Terlintas raut sedih di wajah Kiara. “Kalau aku nggak cari kamu, sepertinya kamu nggak bakal cari aku, ya?”Anastasia langsung berjalan pergi, memberi mereka berdua ruang untuk mengobrol.Jason berkata, “Kamu ke ruanganku!”Kedua mata Kiara berkilauan. Dia membalas dengan gembira, lalu mengikuti langkah Jason.Anastasia melihat bayangan punggung mereka berdua, lalu mengangkat-angkat alisnya ke sisi Kelly. “Sudah lihat belum? Kiara barulah wanita yang disukai Pak Jason!”Kelly menggigit bibirnya. Tidak terlihat perubahan ekspres
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera