Namun, Kelly berusaha untuk menyadarkan dirinya, berusaha untuk melupakan kejadian malam itu. Bukankah hubungan mereka sekarang adalah yang diinginkan Kelly? Baguslah jika seperti ini!Kelly tersenyum lega. Hanya saja, senyuman itu tidak bertahan lama di wajahnya.Pada hari Jumat sore, saat Jason dan Anastasia sedang rapat di ruang rapat, tetiba Kiara datang lagi.Kiara telah memotong rambutnya menjadi pendek. Dia juga telah mengganti cara berpakaiannya. Dia mengenakan terusan panjang dan lebar dengan syal berwarna biru tua. Namun, dia tetap terlihat cantik. Dia meletakkan tasnya, lalu duduk di sofa sembari berkata pada Kelly, “Buatkan secangkir kopi untukku. Terima kasih, sesuai selera Pak Jason saja.”“Baik!” Kelly tersenyum, lalu meletakkan secangkir kopi ke atas meja tamu.Kiara mengeluarkan sebuah lipstik bermerek, lalu menyerahkannya kepada Kelly. “Waktu itu aku nggak kasih hadiah sama kamu. Ini aku tebus hari ini!”Dari kotaknya saja dapat diketahui bahwa harga lipstik ini tidak
Anastasia melihat lipstik di tangan Kiara, lalu berkata dengan takjub, “Itu produk baru CL, ‘kan? Dengar-dengar kotak luarnya itu dipasang berlian asli. Harganya sangat mahal. Pantas saja Kelly suka.”Kelly berkata dengan datar, “Aku masih ada pekerjaan. Aku sibuk dulu!”Usai berbicara, Kelly kembali ke tempat kerjanya.Jason melirik bayangan punggung Kelly sekilas, lalu melirik lipstik di tangan Kiara. Dia bertanya dengan datar, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Terlintas raut sedih di wajah Kiara. “Kalau aku nggak cari kamu, sepertinya kamu nggak bakal cari aku, ya?”Anastasia langsung berjalan pergi, memberi mereka berdua ruang untuk mengobrol.Jason berkata, “Kamu ke ruanganku!”Kedua mata Kiara berkilauan. Dia membalas dengan gembira, lalu mengikuti langkah Jason.Anastasia melihat bayangan punggung mereka berdua, lalu mengangkat-angkat alisnya ke sisi Kelly. “Sudah lihat belum? Kiara barulah wanita yang disukai Pak Jason!”Kelly menggigit bibirnya. Tidak terlihat perubahan ekspres
“Emm!” Kelly mengakhiri panggilan. Hatinya sungguh kalut. Kenapa keluarganya Wilona pergi mencari Derrick?Sepertinya menyuruh Derrick untuk bersandiwara menjadi kekasihnya adalah sebuah keputusan yang salah. Kebohongan itu telah mendatangkan banyak kerepotan.Kelly menguncir rambutnya, lalu menghela napas panjang. Dia mengirim alamat kantornya kepada Derrick.Sekitar jam setengah lima, Kelly sedang mengemas barang-barangnya berencana untuk pulang kerja. Saat hendak berjalan keluar lift, tetiba terdengar suara Kiara dari belakang. “Kelly!”Kelly membalikkan tubuhnya. Tampak Jason dan Kiara sedang berjalan bersama. Sepertinya mereka berdua akan pergi berkencan.Tatapan Jason ketika menatap Kelly masih kelihatan dingin.“Sudah pulang kerja? Kamu mau ke mana? Gimana kalau kita antar?” Suasana hati Kiara sedang bagus. Dia pun bersikap sangat ramah.“Tidak usah, terima kasih!” Kelly bahkan tidak ingin naik satu lift dengan mereka.Kiara merangkul lengan Jason. “Asistenmu ini menarik juga.”
Tak lama kemudian, lift berhenti di lantai satu. Punggung Jason terasa sangat tegang. Dia melangkah ke luar dengan perlahan.Kiara segera mengejar langkahnya.Setelah mereka berdua berjalan keluar lift, Kelly baru berjalan keluar. Hatinya seketika terasa sakit ketika mendengar ucapan Jason.Derrick sedang menunggu di luar. Kelly juga tidak berani menunda waktu terlalu lama, segera berjalan keluar.Saat keluar gedung perusahaan, siapa sangka Jason dan Kiara juga sedang menunggu mobil. Beberapa meter di ujung sana, tampak Derrick melambaikan tangannya ke sisi Kelly. “Kelly, di sini!”Kelly berjalan ke sisi Derrick.Hari ini Kelly mengenakan pakaian kerja yang diberikan Ranty. Rok terlihat agak pendek dari biasanya dan pas bodi menunjukkan lekuk indah tubuhnya. Kiara tersenyum pada Kelly. “Semoga kencanmu menyenangkan!”Kelly tidak berani membalikkan tubuhnya, melainkan mempercepat langkah kakinya. Dia ingin segera menghilang dari hadapan Jason.Derrick menatap Kelly dengan mata berkilau
Kelly tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Dia hanya tersenyum lebar saja. “Jadi, apa katamu?”“Aku bilang tidak ada masalah seperti itu, tapi mereka tetap saja tidak percaya. Mereka mengira aku lagi membantu mereka dari jalur belakang.” Derrick menggeleng. “Sebenarnya aku sendiri juga bingung.”Kelly meneguk air lemon, lalu berkata dengan tersenyum canggung, “Sebenarnya orang lain yang membantu mereka, tapi keluarganya Wilona mengira kamu yang bantu mereka. Yang paling penting adalah mereka nggak cari kamu lagi!”“Oh!” Derrick mengangguk. “Aku sudah menolak masalah peralatan pengobatan. Apa mungkin keluarga mereka akan persulit kalian?”“Persulit juga nggak ada gunanya. Keluarga kami nggak mungkin setuju permintaan mereka.” Tatapan Kelly menjadi dingin. Dia sungguh tidak berdaya dengan sikap tidak tahu malu keluarganya Wilona.Derrick merenung. “Gimana kalau aku diskusikan sama atasanku?”“Jangan!” Sikap Kelly sangat tegas. Dia langsung menolak. “Kalau kamu melakukannya, kelak kita ba
Jason mengunyah potongan daging steik, lalu menelannya dengan susah payah. Dia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa steik ini tidak enak sekali?”“Apa iya? Bukannya kamu sendiri yang mau ke sini?” Kiara menusuk potongan steik di piring Jason, lalu mengunyahnya. Dia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Aku merasa lumayan enak!”Jason meletakkan pisau dan garpu dengan risi, lalu meneguk air putih. Dia mengangkat kepalanya, lalu bertanya, “Apa katamu tadi?”Tatapan Kiara semakin lemah lagi. Dia mengangkat-angkat alisnya. “Nanti malam ke rumahku.”Jason menatap Kiara dengan datar. “Tidur dengan orang yang tidak kucintai rasanya seperti steik ini. Dagingnya kering, sulit untuk ditelan.”Raut wajah Kiara langsung berubah. “Jason, apa maksudmu?”“Bukan salah kamu, tapi aku saja yang tidak menyukaimu. Kiara, kelak jangan cari aku lagi!” Raut wajah Jason tampak serius. “Kamu sudah buang waktu dua tahun di diriku. Sudah seharusnya kamu berhenti!”Kiara menatap Jason dengan tatapan ter
Hati Kelly terasa penat. Tidak ada lagi yang ingin dibicarakannya dengan Sandora. Dia hanya berbicara dengan datar saja, “Masalah ini sampai di sini saja. Mohon jelaskan masalah ini dengan Keluarga Wijaya. Jangan pergi mengganggu Derrick lagi. Aku tutup dulu!”Saking kesalnya, Sandora juga langsung mengakhiri panggilan.Kelly menurunkan ponselnya, lalu mengangkat kepala melihat langit malam di luar sana. Bintang di atas langit ditutupi oleh cahaya lampu kota. Bintang tidak kelihatan berkilauan seperti dahulu kala.….Keesokan paginya, begitu Jason sampai ke kantor. Beberapa kepala departemen dipanggil ke dalam dan langsung diomeli. Meski ruangan ditutup dengan pintu kayu yang tebal, tekanan di dalam ruangan masih sangat tinggi. Seluruh lantai 39 diselimuti dengan aura dingin.Tak lama kemudian, mereka pun berjalan keluar ruangan dengan patah semangat. Mereka bahkan tidak berani untuk bernapas terlalu kuat.Telepon di meja Anastasia seketika berdering. Dia spontan merasa gugup, segera m
Kelly tidak mengelak sama sekali. Dia pun bertatapan dengan kedua mata murka si lelaki. Saat ini Kelly sungguh merasa sangat kaget dan tidak berdaya.Dulu Jason paling menyukai sikap imut Kelly. Namun sekarang Jason malah sangat membencinya. Amarah di hatinya semakin berkobar. “Untuk apa melihatku? Jangan pasang wajah lugumu ini, aku jijik melihatnya!”Tatapan Kelly tampak gemetar. Wajahnya juga kelihatan pucat. Dia menunduk, lalu berjongkok untuk memungut selembar demi selembar kertas. Sambil merapikan, Kelly sambil memeriksa. Dengan segera, dia tahu bagian yang tidak lengkap sebelum dokumen pindah tangan ke sisi Anastasia.“Apa yang ada di benak kamu setiap hari? Apa cuma pikir masalah berkencan saja?” Raut wajah Jason tampak tegang. Dia tersenyum menyindir. “Sewaktu berkencan, kamu kelihatan aktif sekali. Apa kamu lupa pernah dicampakkan sekali? Apa kamu ingin kesalahan itu terulang lagi? Kelly, apa kamu berhak untuk berkencan?”Kelly setengah berjongkok sembari menggenggam erat tum
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m