Sonia tiba-tiba teringat bahwa Reza telah membeli hak cipta drama yang disutradarai Teddy. Saat ini, Reza adalah investor utama drama ini. Wajar jika dia berada di acara ini. Hanya saja, Sonia sedikit terkejut karena tiba-tiba bertemu dengannya setelah setengah bulan tidak berjumpa."Sonia, dia Pak Salman yang aku ceritakan tadi," ucap Teddy memperkenalkan.Sonia segera menenangkan diri dan menyapa Salman.Salman berusia 40-an tahun. Tubuhnya kurus. Dia menatap Sonia sambil terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Aku sudah lama mendengar tentangmu. Semoga kita punya kesempatan untuk kerja sama."Sonia tersenyum tipis sembari menyahut, "Salam kenal.""Silakan duduk. Sonia, kamu nggak perlu canggung," tutur Salman.Sonia dan Teddy duduk di kursi kosong. Satu meja ini bisa menampung 30 orang. Reza duduk di kursi utama. Sonia duduk berhadapan dengannya. Wanita ini melihat ke sekeliling. Di ruangan ini kira-kira ada 20 orang. Selain Teddy dan Salman, yang lainnya adalah investor. Mereka semua mengen
Sonia tetap bergeming setelah Darius memamerkan barang-barangnya sehingga Darius mulai panik. Darius memberi isyarat kepada beberapa orang di samping. Salah satu pria menghampiri Sonia dan bersulang kepadanya sembari berucap, "Nona Sonia pasti sangat lelah di lokasi syuting. Aku mau bersulang denganmu karena kamu sudah berkontribusi untuk keberhasilan proses syuting!"Teddy memperkenalkan kepada Sonia, "Ini Pak Raihan dari Perusahaan Faradai."Sonia tahu Raihan adalah investor, jadi dia pun berdiri dan bersulang dengan Raihan. Kemudian, ada empat orang lagi yang menghampiri Sonia. Mereka semua adalah investor dan terus memuji Sonia, seolah-olah syuting tidak bisa dilanjutkan lagi jika tidak ada Sonia.Ketika ada orang yang menghampiri Sonia lagi, Darius langsung menghalangi orang tersebut. Dia berusaha melindungi Sonia, "Nona Sonia masih muda, dia nggak kuat minum. Biar aku saja yang minum."Semua orang pun berkomentar setelah melihat sikap Darius."Hari ini Pak Darius begitu perhatian
Reza dan rekan bisnis itu lanjut membahas kerja sama mereka. Orang lainnya tampak kebingungan, tetapi mereka tidak berani melihat Reza untuk waktu yang lama. Mereka semua berpura-pura tidak terjadi apa-apa, lalu mulai berbincang sambil minum anggur lagi. Suasananya menjadi ramai kembali seperti sebelumnya.Sonia tetap fokus makan dan mengabaikan tatapan semua orang kepadanya. Reza masih berbincang dengan rekan bisnisnya. Saat melihat makanan kesukaan Sonia, Reza akan mengambilkannya untuk Sonia. Setelah Sonia menghabiskan sup, Reza menambahnya lagi. Setengah jam kemudian, Sonia selesai makan.Reza memandang Sonia, lalu bertanya dengan datar, "Apa kamu sudah kenyang?""Um," sahut Sonia sembari mengangguk."Kalau begitu, kamu pulang saja. Robi ada di lantai bawah, dia akan mengantarmu pulang," timpal Reza.Sonia tahu dia tidak perlu berlama-lama lagi di sini. Jadi, dia mengangguk dan berucap, "Terima kasih."Reza mengiakannya dengan ekspresi datar. Sonia berdiri dan berjalan ke luar, dia
Salman yang panik berujar, "Apa latar belakang Sonia? Aku nggak menyangka dia kenal dengan Pak Reza."Teddy menimpali, "Kalaupun Sonia nggak kenal dengan Pak Reza, perbuatanmu hari ini memang keterlaluan. Sonia itu desainer di lokasi syutingku, tapi kamu malah menyodorkannya kepada Darius. Apa kamu nggak menghormatiku?"Salman menyahut dengan canggung, "Aku juga nggak berdaya."Teddy mencibir dan menanggapi, "Aku tahu Darius berinvestasi di film barumu. Kita memang berkecimpung di dunia perfilman, tapi kita harus tahu batasan. Kelak, kita nggak usah berhubungan lagi."Selesai bicara, Teddy langsung pergi dengan kesal. Salman merasa pusing, kenapa masalahnya bisa menjadi seperti ini?....Sementara itu, Sonia duduk di mobil Robi. Dia tidak minum terlalu banyak anggur, jadi dia masih sepenuhnya sadar.Saat hampir sampai di Kompleks Anggrek, Robi baru berbicara, "Bu, belakangan ini Pak Reza sering menghadiri perjamuan. Dia juga sering minum-minum dan pulang tengah malam. Bu, kalau ada wak
Keesokan harinya, saat Sonia keluar, Hemiko sedang joging. Hemiko menyapa, "Selamat pagi!""Pagi!" sahut Sonia yang tidak terlalu bersemangat."Semalam kamu nggak bisa tidur, ya?" tanya Hemiko dengan napas terengah-engah. Dia pun berhenti sejenak.Sonia menjawab dengan kesal, "Ini semua karena kamu. Akhirnya, aku malah mimpi buruk."Hemiko bertanya lagi sembari tersenyum, "Jadi, apa kamu memimpikan orang yang kamu sukai?"Sonia hanya terdiam. Hemiko melanjutkan, "Itu berarti kamu mimpi indah. Minum kopi dulu, biar kamu lebih semangat."Sonia mencibir dan menimpali, "Bukannya kamu serbabisa? Kalau begitu, sekarang kamu langsung buatkan kopi untukku.""Kamu berbalik dulu," ujar Hemiko.Sonia memandang Hemiko dengan curiga, lalu berbalik. Paling-paling otak robot lebih hebat dari manusia. Sonia tidak percaya Hemiko bisa sulap. Kalau Hemiko bisa melakukannya, itu berarti dia bukan robot biasa lagi, melainkan robot super."Sudah siap belum?" tanya Sonia."Kak Sonia yang cantik, silakan cici
"Sama-sama, kepercayaan itu timbal balik," ujar Sonia sambil tersenyum lembut. Kemudian, dia mulai bekerja.Teddy memandang punggung Sonia sambil diam-diam mengangguk. Jika kelak Sonia ingin tetap berkarya di industri ini, dia akan mengusahakan yang terbaik untuk melindunginya.Pagi itu, di Gedung Gunawan Group. Anastasia sedang memberikan laporan pada Jason di kantor presdir, "Jam 9 pagi ini, ada rapat penting penandatanganan dokumen akuisisi. Kemudian, ada pesta koktail di Hotel Quiton siang nanti. Direktur Galaxy Group dan Handa Group juga akan hadir di sana.""Selain itu, ada pesta ulang tahun Pak Taiga di Hotel Yafurni hari ini. Undangan untuk Pak Jason sudah dikirim sejak dua minggu lalu. Aku sudah meminta orang untuk membeli hadiah dan mengirimkannya," tambah Anastasia.Usai melaporkan agenda hari itu, Anastasia kembali berkata dengan sopan, "Pak Jason, aku terus mengikuti perkembangan kerja sama dengan Galaxy Group. Aku bisa menemani Pak Jason pergi ke pesta koktail siang nanti
Sony berkata, "Begini, beberapa hari lalu pamannya Wilona sakit dan dirawat di Rumah Sakit Maris. Kudengar Rumah Sakit Maris sekarang punya kebijakan untuk menggratiskan biaya bangsal bagi keluarga miskin, biaya lainnya juga diberi potongan hingga menjadi sangat murah. Apa kamu bisa meminta suamimu mengatur bangsal gratis untuk paman Wilona?"Suami? Ekspresi Kelly sontak berubah. Dia ingin mengambil ponselnya, tetapi Jason langsung menepis tangannya dan memberinya tatapan dingin.Kelly terpaksa menyahut, "Kalau paman Wilona memenuhi persyaratan, dia bisa mengajukan permohonan sendiri, 'kan?"Sony menyeringai dan membalas, "Justru karena dia tidak memenuhi persyaratan, makanya aku meminta bantuanmu! Suamimu Wakil Direktur Rumah Sakit Maris, dia pasti punya cara untuk membantu kita."Tanpa berani memandang wajah Jason, Kelly berkata, "Maaf, aku nggak bisa membantu Paman.""Kelly, ini bukan masalah besar bagi suamimu, ayolah, tolong bantu kami!" desak Sony.Kelly akhirnya berkata dengan j
Kelly berkata, "Aku bukan orang yang nggak peka. Kamu sudah membelaku, mana mungkin aku menyalahkanmu?"Jason menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya dengan nada muram, "Apa kamu menyukai pria bernama Derrick itu?""Nggak," jawab Kelly sambil menggeleng."Kalau begitu, kenapa orang itu menyebutnya sebagai suamimu? Kamu benar-benar memberi tahu mereka kalau Derrick adalah suamimu?" tanya Jason lagi.Pertanyaan Jason membuat Kelly makin malu. Akhirnya, dia terpaksa menceritakan kejadian hari itu.Jason naik darah. Dia memelototi Kelly dan bibir tipisnya terkatup rapat hingga hampir membentuk garis lurus."Kelly, kamu memang sedikit pengecut, tapi setidaknya kukira kamu masih punya prinsip. Kamu benar-benar ...." Jason tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Akhirnya, dia memalingkan wajah menghadap ke luar mobil. Dia khawatir emosi membuatnya berbuat impulsif hingga mencekik wanita itu.Kelly tersenyum mengejek pada dirinya sendiri dan berkata, "Kamu kecewa padaku, ya? Apa boleh buat, aku
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,