Pagi ini seperti biasanya, sebelum menuju tempat kerja. Aku mencontreng kalender dan tak terasa sudah 2 tahun, aku tak mendengar kabar Cheng Zheng.
Waktu sungguh sesuatu yang menakutkan. Waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak perlu itu baik, atau kenangan buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan meninggalkan luka samar pada kira.
Jangka waktu yang lama setelah perpisahan, sosok dua berada di mana-mana. Dia tampak berdiri di sudut setiap sudut jalan, setiap kali aku berbalik, secara samar ku melihat sosoknya yang ku kenal disana.
Selama 2 tahun ini, telah berubah menjadi satu-satunya jalan yang menguntungkan aku dan dia. Selain dari itu aku harus terus mengurangi memikirkan dia.
Apa ada orang spesial di hari mu? setelah dia pergi hidup harus terus di jalani, tanda-tanda keberadaannya, perlahan lenyap dalam hidup yang sunyi. Jarak dan masa muda yang indah itu, telah berubah menjadi kenangan yang memudarkan, layu secara perlahan.
Setelah kepergian
Malam ini sepulang dari tempat berkerja, kami di ajak oleh Cheng Zheng, pergi ke bar untuk minum. Dan aku pun, pergi bersama-sama meraka untuk minum bersama. "Sun Yi-jung, pakailah riasan sepertinya kau akan menunjukan kepada semua orang bahwa kau selamanya sendirian." dengan telah mabuk parah, Jong Woon mengatakan perkataan yang melantur. "Kau, memang benar aku tak pernah berkencan selama 3 tahun terakhir ini, tapi aku sedikit populer akhir-akhir ini. Aku telah menerima pengakuan seperti orang gila" jawabku yang sudah setengah sadar. "Itu bagus, mulailah mendayung saat air sedang pasang. Kau harus bisa melupakan orang yang meninggalkan mu 3 tahun ini, kau pasti bisa jangan mengharapkan orang itu terus ia sudah tak perduli pada mu sekarang." sambung Song Hye. "Hei, apakah ini Song Hye, atau apa mengapa aku harus mendayung?" "Betul, mendayung bukanlah hanya ketika ombak datang saja. Jika kau tidak beruntung kau bisa hanyut, kau harus bi
Nama ku Sun Yi-jung, setidaknya itulah yang tertulis di akta kelahiranku.Tahun ini ayah ku sakit parah. Kondisi keuangan keluarga kami menurun sangat drastis, seperti orang tua pada umumnya menginginkan masa depan anaknya punya masa depan yang menjanjikan.Agar aku bisa masuk ke Universitas terbaik di kota ku, mereka telah mengusahakan koneksinya serta tabungannya untuk memindahkan ku dari daerah pinggiran ke sekolah SMA favorit di kota.SELAMAT KEMBALI KE SOKOLAH, itu lah tulisan yang tertera di depan pagar sekolah baru ku, aku pun berjalan masuk ke sana.Ketika aku sedang berjalan, seketika itu motor lewat dan menginjak genangan air yang mengenaiku saat itu. Baju ku basah kuyup seketika.Aku pun mendatangi orang yang memakai motor tadi dan ternyata dia Cheng Zheng, orang kaya generasi ke-2 anak dari pejabat terkemuka adalah pangeran semua gadis sekolah, setiap bagian dirinya mempertunjukkan nilai keunggulan!"Apa masalah mu?" tanya Cheng
Cheng Zheng kaget dengan keadaan aku, dia tau alasan ku mengapa tak bersekolah beberapa hari ini. Ayah ku telah meninggal dia pun terdiam seketika itu.Sepulang sekolah aku berlarian di lapangan Cheng Zheng, mengikuti berlari dari belakang, aku menangis sejadinya saat itu.Aku merasa kehilangan harapan ku, aku berjuang untuk sekolah favorit hanya untuk ayah ku saja namun ia telah tiada sekarang.Setelah itu aku fokus belajar untuk ujian. Cheng Zheng sebenarnya telah menepati janjinya dan tidak mencari ku lagi. Sebelum aku menyadari ujian masuk perguruan tinggi telah tiba.Dan pergi dengan tiba-tiba, inilah tahun yang kami khawatir kan, dan tetap menatap masa depan. Inilah tahun yang kita cintai dan kita benci tahun ke-3 SMA, seperti harus menemukan jalan di hari-hari musim panas sampai akhir.Malam ini kami mengadakan pesta kelulusan di sebuah cafe, semuanya berdansa dengan bahagia.Cheng Zheng, menatap ku dari kejauhan"Kau sedang me
Aku pun melepaskan ciuman Cheng Zheng, dan pergi ke dalam mobil saat itu. Cheng Zheng terdiam melihat ku.Shen Juan, melihat ku dan Cheng Zheng, sedang berciuman tadi, sontak wajahnya berubah menjadi merah menandakan ia sedang marah.Zang You, yang melihat kami tadi langsung mengalihkan pandangan Shen Juan, dan memberikannya sebotol minuman dingin.Kami pun pulang dan mampir di sebuah warung makan, di sana Cheng Zheng meminum minuman keras."Minumlah! Sun Yi-jung" tawarnya pada ku."Aku tak bisa minum" aku menggunakan nada pelan agar ia tak marah pada ku."Ini anggur pertama yang ku tawarkan padamu...!" cetusnya padaku."Biar aku yang minum, ia tak bisa minum!" potong Shen Juan yang hendak menggantikan ku untuk meminum anggur itu."Ini antara aku dan dia, kau tak boleh minum untuknya" cetus Cheng Zheng.Aku pun mengambil gelas yang terisi penuh anggur itu dan meminumnya."Sun Yi-jung! hentikan itu!" seru Sen Juan da
Kelulusan sudah dekat semua, berlarian mencari pemberhentian selanjutnya. Di kehidupan mereka dalam rangka ku untuk bertemu Cheng Zheng.Aku telah mengirim lamaran pekerjaan ku ke Beijing seperti orang gila. Bagaimanapun keinginan ku yang terdalam telah mengering, dan tanpa respon sama sekali."Tentang lamaran kerja mu di Beijing, bagaimana? apa ada kabar?" Mo Fu Ho, bertanya pada ku."Jika aku tahu? aku akan ikut mengikuti mu, mendaftar di Universitas kesehatan, lalu aku bisa tinggal di sekolah selama beberapa tahun." curhat ku pada sahabat SMA ku itu."Ayok, masukkan lamaran kalian ke sini!" teriak salah seorang di sana, dan banyak orang-orang yang memberikan lamarannya di sana."Tak apa! ada banyak lulusan, ada banyak juga yang kesulitan mencari pekerjaan. Benarkan?" Mo Fu Ho, menyemangati ku.Tak lama suara Heandphone, Mo Fu Ho, berbunyi sebuah pesan.[Aku ingin bertemu bertemu dengan mu] pesan dari Zou Ziy.Mo Fu Ho,
"Sudah tak usah bersedih, kalian masih bisa saling berhubungan dengan Ponsel kan? ayok ikut aku." Cheng Zheng, mencoba menyemangati ku, dan mengajiku pergi. "Ke mana." tanyaku. "Malam ini, adikku mengadakan pesta di rumahnya. Ia merayakan pesta ulang tahunnya. Jadi kita harus membeli kado dan pakaian untuk kita berdua malam ini." Cheng Zheng, pun mengajak ku pergi ke sebuah toko besar. Kami pun melihat-lihat sendal saat itu. "Bagaimana, apa kau suka?" tanyanya padaku sambil memasangkan sendal heels Ke kakiku dan ternyata pas sekali. Aku pun tersenyum melihat, betapa perhatiannya ia padaku. Setelah berbelanja, kami pun bersiap-siap menuju rumah adiknya Cheng Zheng. Ketika sampai, betapa mewah dan besarnya rumah itu, aku kagum melihat betapa kayanya keluarga Cheng Zheng, "Ini rumahnya Zhen You," tanyaku sambil melihat megahnya rumah ini. "Iya, ayok" Cheng Zheng menggandeng tanganku. "Cheng Zheng" ter
Malam ini sepulang dari tempat berkerja, kami di ajak oleh Cheng Zheng, pergi ke bar untuk minum. Dan aku pun, pergi bersama-sama meraka untuk minum bersama. "Sun Yi-jung, pakailah riasan sepertinya kau akan menunjukan kepada semua orang bahwa kau selamanya sendirian." dengan telah mabuk parah, Jong Woon mengatakan perkataan yang melantur. "Kau, memang benar aku tak pernah berkencan selama 3 tahun terakhir ini, tapi aku sedikit populer akhir-akhir ini. Aku telah menerima pengakuan seperti orang gila" jawabku yang sudah setengah sadar. "Itu bagus, mulailah mendayung saat air sedang pasang. Kau harus bisa melupakan orang yang meninggalkan mu 3 tahun ini, kau pasti bisa jangan mengharapkan orang itu terus ia sudah tak perduli pada mu sekarang." sambung Song Hye. "Hei, apakah ini Song Hye, atau apa mengapa aku harus mendayung?" "Betul, mendayung bukanlah hanya ketika ombak datang saja. Jika kau tidak beruntung kau bisa hanyut, kau harus bi
Pagi ini seperti biasanya, sebelum menuju tempat kerja. Aku mencontreng kalender dan tak terasa sudah 2 tahun, aku tak mendengar kabar Cheng Zheng. Waktu sungguh sesuatu yang menakutkan. Waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak perlu itu baik, atau kenangan buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan meninggalkan luka samar pada kira. Jangka waktu yang lama setelah perpisahan, sosok dua berada di mana-mana. Dia tampak berdiri di sudut setiap sudut jalan, setiap kali aku berbalik, secara samar ku melihat sosoknya yang ku kenal disana. Selama 2 tahun ini, telah berubah menjadi satu-satunya jalan yang menguntungkan aku dan dia. Selain dari itu aku harus terus mengurangi memikirkan dia. Apa ada orang spesial di hari mu? setelah dia pergi hidup harus terus di jalani, tanda-tanda keberadaannya, perlahan lenyap dalam hidup yang sunyi. Jarak dan masa muda yang indah itu, telah berubah menjadi kenangan yang memudarkan, layu secara perlahan. Setelah kepergian
"Sudah tak usah bersedih, kalian masih bisa saling berhubungan dengan Ponsel kan? ayok ikut aku." Cheng Zheng, mencoba menyemangati ku, dan mengajiku pergi. "Ke mana." tanyaku. "Malam ini, adikku mengadakan pesta di rumahnya. Ia merayakan pesta ulang tahunnya. Jadi kita harus membeli kado dan pakaian untuk kita berdua malam ini." Cheng Zheng, pun mengajak ku pergi ke sebuah toko besar. Kami pun melihat-lihat sendal saat itu. "Bagaimana, apa kau suka?" tanyanya padaku sambil memasangkan sendal heels Ke kakiku dan ternyata pas sekali. Aku pun tersenyum melihat, betapa perhatiannya ia padaku. Setelah berbelanja, kami pun bersiap-siap menuju rumah adiknya Cheng Zheng. Ketika sampai, betapa mewah dan besarnya rumah itu, aku kagum melihat betapa kayanya keluarga Cheng Zheng, "Ini rumahnya Zhen You," tanyaku sambil melihat megahnya rumah ini. "Iya, ayok" Cheng Zheng menggandeng tanganku. "Cheng Zheng" ter
Kelulusan sudah dekat semua, berlarian mencari pemberhentian selanjutnya. Di kehidupan mereka dalam rangka ku untuk bertemu Cheng Zheng.Aku telah mengirim lamaran pekerjaan ku ke Beijing seperti orang gila. Bagaimanapun keinginan ku yang terdalam telah mengering, dan tanpa respon sama sekali."Tentang lamaran kerja mu di Beijing, bagaimana? apa ada kabar?" Mo Fu Ho, bertanya pada ku."Jika aku tahu? aku akan ikut mengikuti mu, mendaftar di Universitas kesehatan, lalu aku bisa tinggal di sekolah selama beberapa tahun." curhat ku pada sahabat SMA ku itu."Ayok, masukkan lamaran kalian ke sini!" teriak salah seorang di sana, dan banyak orang-orang yang memberikan lamarannya di sana."Tak apa! ada banyak lulusan, ada banyak juga yang kesulitan mencari pekerjaan. Benarkan?" Mo Fu Ho, menyemangati ku.Tak lama suara Heandphone, Mo Fu Ho, berbunyi sebuah pesan.[Aku ingin bertemu bertemu dengan mu] pesan dari Zou Ziy.Mo Fu Ho,
Aku pun melepaskan ciuman Cheng Zheng, dan pergi ke dalam mobil saat itu. Cheng Zheng terdiam melihat ku.Shen Juan, melihat ku dan Cheng Zheng, sedang berciuman tadi, sontak wajahnya berubah menjadi merah menandakan ia sedang marah.Zang You, yang melihat kami tadi langsung mengalihkan pandangan Shen Juan, dan memberikannya sebotol minuman dingin.Kami pun pulang dan mampir di sebuah warung makan, di sana Cheng Zheng meminum minuman keras."Minumlah! Sun Yi-jung" tawarnya pada ku."Aku tak bisa minum" aku menggunakan nada pelan agar ia tak marah pada ku."Ini anggur pertama yang ku tawarkan padamu...!" cetusnya padaku."Biar aku yang minum, ia tak bisa minum!" potong Shen Juan yang hendak menggantikan ku untuk meminum anggur itu."Ini antara aku dan dia, kau tak boleh minum untuknya" cetus Cheng Zheng.Aku pun mengambil gelas yang terisi penuh anggur itu dan meminumnya."Sun Yi-jung! hentikan itu!" seru Sen Juan da
Cheng Zheng kaget dengan keadaan aku, dia tau alasan ku mengapa tak bersekolah beberapa hari ini. Ayah ku telah meninggal dia pun terdiam seketika itu.Sepulang sekolah aku berlarian di lapangan Cheng Zheng, mengikuti berlari dari belakang, aku menangis sejadinya saat itu.Aku merasa kehilangan harapan ku, aku berjuang untuk sekolah favorit hanya untuk ayah ku saja namun ia telah tiada sekarang.Setelah itu aku fokus belajar untuk ujian. Cheng Zheng sebenarnya telah menepati janjinya dan tidak mencari ku lagi. Sebelum aku menyadari ujian masuk perguruan tinggi telah tiba.Dan pergi dengan tiba-tiba, inilah tahun yang kami khawatir kan, dan tetap menatap masa depan. Inilah tahun yang kita cintai dan kita benci tahun ke-3 SMA, seperti harus menemukan jalan di hari-hari musim panas sampai akhir.Malam ini kami mengadakan pesta kelulusan di sebuah cafe, semuanya berdansa dengan bahagia.Cheng Zheng, menatap ku dari kejauhan"Kau sedang me
Nama ku Sun Yi-jung, setidaknya itulah yang tertulis di akta kelahiranku.Tahun ini ayah ku sakit parah. Kondisi keuangan keluarga kami menurun sangat drastis, seperti orang tua pada umumnya menginginkan masa depan anaknya punya masa depan yang menjanjikan.Agar aku bisa masuk ke Universitas terbaik di kota ku, mereka telah mengusahakan koneksinya serta tabungannya untuk memindahkan ku dari daerah pinggiran ke sekolah SMA favorit di kota.SELAMAT KEMBALI KE SOKOLAH, itu lah tulisan yang tertera di depan pagar sekolah baru ku, aku pun berjalan masuk ke sana.Ketika aku sedang berjalan, seketika itu motor lewat dan menginjak genangan air yang mengenaiku saat itu. Baju ku basah kuyup seketika.Aku pun mendatangi orang yang memakai motor tadi dan ternyata dia Cheng Zheng, orang kaya generasi ke-2 anak dari pejabat terkemuka adalah pangeran semua gadis sekolah, setiap bagian dirinya mempertunjukkan nilai keunggulan!"Apa masalah mu?" tanya Cheng