Home / Romansa / Jangan Salahkan Aku Pergi / 18. Berusaha Melupakan

Share

18. Berusaha Melupakan

Author: Cucu Suliani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku belum siap, Tuan. Tapi tolong jangan terlalu erat juga meluknya, sesak!" protes Mer dengan pelan tapi penuh dengan penekanan.

harga memutar bola matanya dengan malas mendengar apa yang dikatakan oleh Mer, lalu dia menurunkan kedua tangannya. Dia lepaskan pelukannya, tetapi kini malah Mer yang memeluk pria itu.

Arga langsung mencebikkan bibirnya, lalu dia menunduk dan berbisik tepat di telinga wanita itu. Wanita yang masih belum berani untuk menemui suaminya sendiri.

"Ngga usah meluk-meluk juga, kamu tuh istri orang!"

Arga sengaja membalas ucapan dari Mer, Mer langsung melerai pelukannya. Lalu, dia menyembunyikan wajahnya di antara dada dan juga ketiak Arga.

Ingin sekali harga tertawa melihat dari kelakuan bawahannya itu, tetapi tentunya dia tahan. Tidak lama kemudian, Arga mendorong wajah Mer dan berkata.

"Mereka sudah pergi," ujar Arga.

Mer langsung menjauhkan diri dari Arga, lalu wanita itu mengedarkan pandangannya untuk membuktikan apa yang diucapkan oleh Arga.

"Terima kasih,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    19. Pencuri Kecupan

    Sebelum Arga melajukan mobilnya, dia sempat bertanya kepada Mer. Mau diantar kemana. Awalnya saat Arga bertanya seperti itu, Mer sempat terdiam seolah sedang berpikir ke mana harus dia pergi.Tidak lama kemudian, Mer menjawab jika dia ingin pulang ke rumah bapaknya, Arga menyetujuinya. Karena menurutnya itu akan lebih baik, tetapi sebelum itu dia menanyakan alamat rumah dari bapaknya Mer. Dengan senang hati Mer mengatakan alamat rumah dari bapaknya tersebut, Arga tersenyum lalu melajukan mobilnya menuju kota asal Mer. Selama perjalanan menuju pulang, tidak ada yang berbicara di antara mereka. Baik Mer atau Arga, mereka terdiam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Sesekali Arga akan melirik ke arah Mer yang begitu asik dalam lamunannya, dia terlihat sangat sedih dan juga gundah. Arga merasa kasihan, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. 'Kalau diperhatikan, Mer sangat cantik. Dasar Adi bodoh! Sebenarnya untuk apa dia menikahi Mer? Dia sudah punya Hanum, lalu kenap

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    20. Meminta Kepercayaan

    Adzan subuh telah berkumandang, Mer mengerjapkan matanya karena tidurnya sudah terasa sangat cukup. Saat Mer membuka mata, dahi wanita itu nampak mengernyit dalam."Di mana aku?" tanya Mer seraya mengedarkan pandangannya.Setelah sadar dia berada di mana, Mer langsung tersenyum dengan senang karena dia berada di dalam kamar kesayangan. Dia sedang tidur di atas kasur kecil ya sudah biasa dia tempati."Ya ampun! Ternyata aku di rumah bapak," ujar Mer.Mer langsung turun dari tempat tidur, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Dia membuka bajunya dan langsung mengguyur tubuhnya dengan air dingin, segar rasanya."Eh? Tunggu bentar deh, aku kok bisa di rumah bapak? Apa tuan Arga yang mengantarkan aku? Tapi tadi malam aku tidur, siapa yang memindahkan aku ke tempat tidur?" tanya Mer.Cukup lama Mer terdiam dan bertanya-tanya di dalam hatinya, tetapi tidak lama kemudian dia melanjutkan ritual mandinya karena takut waktu subuh akan segera berakhir.Beberapa saat kemudian."Pag

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    21. Menyebalkan

    Mer merasa begitu senang karena pak Adan mau mengerti dan memahami dirinya, bapak kandungnya itu mau memberikan kesempatan kepada Mer untuk membalaskan dendamnya terlebih dahulu kepada suaminya tersebut.Bukan untuk berniat durhaka kepada suaminya, tetapi Mer merasa dirinya begitu dipermainkan oleh Adi. Dia merasa jika pria yang menjadi suaminya itu begitu kejam, karena menikahi dirinya tetapi pria itu sudah memiliki istri.Jika saja dari awal Mer tahu jika Adi adalah pria yang sudah beristri, dia tidak mau menikah dengan pria itu. Apalagi sampai menyerahkan kehormatannya, sungguh pria itu pandai merayu Mer sampai luluh.Mer bahkan sempat berpikir jika nanti dia hamil, Mer akan kesulitan menjalani harinya setelah bercerai nanti dengan Adi. Akan tetapi, setelah Mer berpikir kembali rasanya tidak akan ada yang sulit.Banyak di luaran sana single parent yang mampu menjalani hidupnya dengan baik tanpa sosok laki-laki di sampingnya, mereka tetap kuat dan mampu membiayai anak mereka.Bukan

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    22. Curiga

    Setelah mengetahui jika hari ini Adi akan pulang, Mer merasakan hatinya begitu gelisah. Dia merasa belum siap untuk bertemu dengan suaminya, tetapi dia tidak bisa menghindar.Walau bagaimanapun juga Adi adalah suaminya, walaupun pria itu sudah beristri tetapi dia tidak bisa begitu saja terus berusaha untuk menghindari pria itu.Di saat bekerja saja Mer lebih sering melamun, alhasil Arga bahkan lebih sering menegur wanita itu. Beruntung Arga tidak memarahi Mer, tentunya hal itu terjadi karena Arga begitu paham dengan apa yang menimpa Mer saat ini."Bekerjalah dengan baik, untuk urusan pribadi bisa diselesaikan secara baik-baik." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Arga ketika Mer melamun, Mer mengangguk lalu kembali bekerja.Waktu terus saja berlalu, tetapi pikiran Mer tetap saja terpaku kepada suaminya. Hingga waktu istirahat tiba Mer yang merasa penasaran langsung mengecek keberadaan suaminya lewat GPS.Dahi Mer nampak berkerut dengan dalam karena ternyata Adi sudah berada di kedia

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    23. Pertengkaran

    Kamu datang dengan membawa istri pertama kamu, hem?" tanya Mer yang sejak tadi melihat kegugupan di wajah suaminya.Mata Adi langsung membulat dengan sempurna mendengar apa yang dikatakan oleh istri keduanya tersebut, dia tidak menyangka jika Mer akan mengatakan hal itu.Lebih tepatnya Adi tidak menyangka jika Mer mengetahui dirinya yang sudah beristri sebelum memperistri Mer, Adi sungguh terlihat ketakutan saat ini.Jantung Adi berdetak dengan begitu kencang, tetapi sebisa mungkin dia mengontrol emosinya. Dia berusaha untuk bersikap senang mungkin."Maksud kamu apa, Yang?" tanya Adi dengan suaranya yang terdengar lebih tenang.Mer langsung tersenyum kecut mendengar pertanyaan dari suamimya, padahal Mer tadi bisa melihat dengan jelas jika suaminya tersebut terlihat begitu gugup dan juga ketakutan.Namun, kini raut wajah pria itu berubah menjadi lebih tenang. Bahkan, dengan mudahnya pria itu bertanya seperti itu. Mer tiba-tiba saja merasa mual, Ingin rasanya dia muntah di depan muka pr

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    24. Memberanikan Diri

    Jika Adi sedang berusaha untuk menghubungi Mer, berbeda dengan Mer, wanita itu kini sedang berada di kostan milik kekasih dari adiknya, Johan. Tentunya di sana juga ada Johan, Mer sedang mengadu kepada Johan dan juga kekasih dari adiknya tersebut. Walaupun awalnya dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Adi, tetapi nyatanya Mer tidak bisa.Mer tidak bisa memendam kesakitan itu sendirian, Mer tidak bisa memendam kekesalan dan kekecewaan terhadap Adi. Mer membutuhkan support dari orang-orang terdekat dan terkasihnya."Sialan! Jadi, dia sudah punya anak dan istri?" tanya Johan setelah Mer mengatakan semuanya kepada dirinya.Mer langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, sungguh dia juga tidak menyangka jika Adi tega menikahi dirinya dengan cara berbohong."Hem!" jawab Mer dengan deheman saja, karena rasanya dia sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lagi.Mer malah menangis di dalam pelukan Anggi, kekasih dari adiknya. Anggi dengan sabar mengelus lembut punggung wanita yang sedang

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    25. Ingin Berpisah

    Mer melangkahkan kakinya menuju rumah Adi dengan dada yang berdebar dengan begitu kencang, walaupun dia bisa menunjukkan wajah santainya di hadapan Hanum, tetapi nyatanya tubuhnya seakan begitu lemas.Kalau saja dia tidak malu, rasanya dia ingin menangis guling-gulingan di atas lantai karena kini dia bisa melihat sendiri rupa istri pertama Adi dari dekat. Sangat cantik dan juga bentuk tubuhnya nampak seperti model, tinggi dan langsing.Berbeda dengan Mer, tinggi tubuhnya hanya seratus lima puluh enam senti. Tubuh Mer memang terlihat begitu langsing, tetapi dia memiliki pipi yang cabi dan wajah yang bulat.Johan dan juga Anggi terlihat setia mengekori langkah Mer yang berjalan menuju kamar utama, begitupun dengan Hanum yang ikut berjalan mengikuti Mer tetapi tanpa bersuara.Namun, walaupun Hanum tidak bersuara tetapi dia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya dan mengirimkan pesan chat kepada Adi."Sayang! Ada istri kedua kamu di rumah, cepat pulang dan tolong jelaskan!" Hanu

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    26. Perdebatan

    Selepas kepergian dari Mer, Adi terlihat begitu kecewa sekali karena Mer mengatakan ingin berpisah dari dirinya. Adi tidak menyangka jika Mer akan langsung mengetahui semuanya, padahal dia sudah berusaha untuk menutupi pernikahan pertamanya dengan Hanum.Adi jadi berpikir, mungkin karena setelah menikah dia langsung pergi bersama dengan Hanum, maka dari itu Mer langsung mengetahui pernikahan yang sudah dia jalani bersama dengan Hanum.Adi bahkan langsung berpikir jika siapa yang dia lihat ketika di kampung halamannya adalah Mer, bukan orang lain atau wanita yang mirip dengan istri keduanya tersebut.Mer pasti mengikuti dirinya karena ingin mengetahui apa yang sudah terjadi sebenarnya, makanya dia pernah dua kali melihat Mer kala dia pulang kampung.Sungguh Adi berjanji di dalam hatinya tidak akan menceraikan Mer, karena pria itu kini benar-benar mencintai Mer. Katakanlah Adi merupakan pria yang gila karena mencintai dua perempuan.Namun, dia merasa tidak rela jika harus berpisah denga

Latest chapter

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    Liburan Yang Menyenangkan

    Pada kesempatan yang ada, Mer membicarakan tentang rencana liburan yang sudah dia atur untuk kepentingan Anggi dan juga Johan. Dia mengatakan kepada Arga kalau liburan juga penting untuk mereka berdua dan kedua anaknya.Arga awalnya merasa keberatan karena perusahaan miliknya kini sedang berada di atas kejayaan, dia sedang begitu sibuk mengerjakan pekerjaannya. Namun, di satu sisi dia juga tidak ingin mengecewakan istrinya, anaknya dan juga adik iparnya. Lagi pula, untuk masalah pekerjaan bisa dia kerjakan di Bali sambil liburan.Akhirnya Arga memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali, tentunya setelah dia menekankan kepada Johan Kalau pria itu juga harus tetap bekerja walaupun lewat laptop. Jika ada meeting penting, mereka harus melakukan zoom meeting melalui layar laptop. Agar perusahaan mereka tetap berjaya, karena itu penting adanya."Yes! Kalau gitu kita harus pesan Villa aja, biar lebih leluasa saat berlibur. Jangan pesan kamar hotel, Yang. Kurang asik," ujar Mer.Mer merasa jik

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    73. Rencana Berlibur

    Sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, Johan dan juga Anggi benar-benar mengadopsi Meira. Karena mereka merasa kasihan terhadap gadis kecil malang itu.Mereka benar-benar merasa iba karena di usianya yang masih sangat kecil, dia justru malah mendapati nasib yang sangat malang.Ayahnya kini divonis jika usianya tidak akan lama lagi, sedangkan ibunya sama sekali tidak mencari keberadaan putrinya tersebut. Ibunya seolah tidak peduli dengan perkembangan anaknya dan seolah tidak ingin menoleh ke belakang lagi.Padahal, jika memang Hanum begitu membenci Adi, itu tidak masalah jika dia tidak mau menemui pria itu. Namun, masalahnya Meira adalah putri kandungnya, setidaknya wanita itu harus ingat untuk mengurus putrinya tersebut.Anggi sangat sedih karena sudah cukup lama menikah dengan Johan, tetapi belum memiliki keturunan. Padahal, dia begitu menginginkan keturunan, tetapi yang sudah memiliki keturunan malah seolah tidak mau mengurusi keturunannya.Saat Anggi dan juga Johan membawa Meir

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    72. Mempersiapkan Semuanya

    Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, akhirnya Mer diperbolehkan untuk pulang membawa baby cantiknya.Saat Mer pulang, Arya terlihat begitu bahagia sekali bertemu dengan ibunya. Karena selama Mer di rumah sakit, anak itu tidak pernah sekalipun diajak ke rumah sakit.Arya juga begitu senang saat bertemu dengan adik perempuannya, adik perempuan yang terlihat begitu cantik sekali.Di sana juga ada tuan Danu, pak Adan, Johan dan juga Anggi. Mereka nampak berada di sana untuk menyambut kedatangan dari baby cantik milik Mer.Mereka bahkan menyulap ruang tamu milik Mer layaknya ruangan untuk berulang tahun, penuh dengan balon dan juga foto-foto baby kecil Mer yang selalu Arga kirimkan kepada tuan Danu dan juga Johan."Uuhh! Keponakan aku cantik sekali, siapa namanya?" tanya Johan yang langsung mengambil alih baby cantik dari pangkuan Mer.Mer menolehkan wajahnya ke arah suaminya, wanita itu seolah berharap jika yang akan menjawab pertanyaan dari adiknya itu adalah suaminya tersebut

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    71. Baby Girl

    Arga merasa begitu bangga karena selalu bisa memuaskan istrinya, dia merasa begitu berharga sebagai seorang pria. Melihat wajah penuh kepuasan dari istrinya, dia merasa sangat puas."Balik, Yang!" pinta Arga.Mer paham dengan apa yang diminta oleh suaminya tersebut, wanita itu nampak merangkak seperti bayi. Karena itu adalah posisi yang paling difavoritkan oleh suaminya tersebut.Tidak lama kemudian, Arga nampak memompa tubuh istrinya dari belakang. Dia maju mundurkan pinggulnya dengan penuh perasaan."Enak, Yang. Sangat enak," ujar Arga seraya menekan pinggang istrinya.Tidak lama kemudian Arga merasa seperti ada gejolak hasrat yang hendak keluar, tentu saja dia langsung mempercepat goyangan pinggulnya. Lalu, dia memperdalam miliknya dan memuntahkan cairan cintanya."Ouch! Yang, sangat enak." Arga memejamkan matanya karena mencapai klimaksnya.Kini Mer yang nampak tersenyum puas mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya tersebut, dia merasa senang karena Arga selalu bisa mencapai pu

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    70..Sebentar Lagi

    Semakin buncit perut Mer, wanita itu semakin kesulitan untuk bergerak. Karena bukan hanya perut wanita itu saja yang semakin membesar, tetapi badannya juga semakin membengkak.Beruntung kaki wanita itu tidak ikut membengkak, karena dengan seperti itu Mer masih bisa bergerak dengan begitu bebas. Walaupun memang dalam berjalan lebih lambat.Mer juga merasa beruntung karena Arga semakin perhatian saja kepada wanita itu, bahkan Arga lebih sering menemani wanita itu dalam kesehariannya.Awalnya Mer sempat ilfil karena tubuhnya yang membengkak, dia takut jika suaminya akan berselingkuh dan akan meninggalkan dirinya.Namun, dugaannya sangat salah. Karena Arga justru semakin memberikan perhatian kepada dirinya dan juga memberikan pujian.Arga berkata jika istrinya kini semakin gemoy, semakin enak saja kalau mereka melakukan percintaan panas seperti biasanya. Arga juga begitu pandai memuji dirinya.Tentunya hal itu membuat Mer percaya diri, tetapi walaupun dalam keadaan hamil wanita itu tidak

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    69. Bersedia

    Dulu Mer memang sempat merasa kecewa dan juga sakit hati karena dibohongi oleh Adi, padahal dia begitu mencintai pria itu, tetapi nyatanya pria itu hanya ingin memanfaatkan dirinya untuk mencetak bayi.Adi bekerjasama dengan istrinya sendiri untuk menipu dirinya, satu hal yang membuat Mer merasa begitu lebih sakit hati. Hanum meminta Adi untuk meninggalkan dirinya setelah dia melahirkan.Sungguh itu adalah hal kejam yang tidak bisa dimaafkan begitu saja, karena menurut Mer, rencana Hanum benar-benar tidak manusiawi.Namun, kini setelah melihat Adi yang nampak begitu sengsara setelah ditinggalkan oleh Hanum, Mer merasa kasihan terhadap pria itu. Terlebih lagi terhadap Meira, anak itu tidak berdosa.Rasanya Mer ingin menangis ketika mendengar Adi menderita penyakit kanker hati stadium akhir, bahkan Adi berkata jika umurnya tidak akan lama lagi."Kata dokter, aku hanya akan bertahan selama 6 bulan. Aku--aku takut jika aku mati, Meira tidak ada yang mengurus, karena Hanum sama sekali tida

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    68. Kanker Hati

    Semenjak mengetahui jika istrinya hamil, Arga bukan hanya mengalami mual dan lemas saja. Namun, jika pagi hari tiba dia akan mengalami mual dan juga muntah yang hebat.Pria itu akan terlihat begitu lemas sekali, dia akan merasa lebih baik jika sudah terkena cahaya matahari. Namun, Arga tidak pernah mengeluh. Dia menjalani hari-harinya dengan begitu sabar, karena dia tahu jika ini adalah efek dari kehamilan istrinya.Justru Arga sangat bersyukur karena dirinya yang mengalami ngidam dan juga mual muntah, karena dengan seperti itu dia merasa bisa meringankan beban Mer. Arga sering membaca tentang artikel kehamilan, wanita yang hamil itu sangat repot dan tentunya pasti akan ada perubahan mood pada wanita hamil itu.Setidaknya jika dia tidak bisa menggantikan Mer untuk melahirkan, dia bisa merasakan bagaimana tersiksanya saat wanita hamil."Hari ini kamu pucet banget deh, Yang. Apa ngga usah kerja saja?" tanya Mer seraya mengelusi perutnya yang sudah besar.Kini usia kehamilan Mer sudah m

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    67. Baik-baik Saja

    Malam ini Arga dan juga Mer bercinta dengan begitu penuh gairah, keduanya berlomba-lomba untuk saling memuaskan. Mer juga malam ini terlihat tidak mau diam sama sekali, dia selalu mengimbangi goyangan pinggul dari suaminya.Bahkan, setelah istirahat beberapa waktu karena mendapatkan pelepasannya, Mer naik ke atas tubuh Arga dan mencoba untuk menjadi pengendali.Alhasil setelah Mer dan juga Arga sudah merasa begitu puas, Mer merasa jika perut bagian bawahnya terasa begitu sakit. Arga tentunya begitu panik ketika melihat istrinya mengaduh kesakitan."Yang? Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Arga panik karena wajah istrinya begitu pucat.Kalau saja Arga tahu jika bercinta dengan istrinya bisa membuat wanita itu kesakitan, Arga tidak akan mau melakukannya. Karena Arga masih bisa menahannya."Sakit banget, Yang. Tolong bawa aku ke dokter," ujar Mer karena rasa sakitnya datang dengan begitu kuat.Bahkan kini dia merasa jika perutnya keram, Mer takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. M

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    66. Panik

    Setelah dijanjikan akan diberikan kenikmatan sebanyak dua kali, Arga bekerja dengan begitu bersemangat. Dia tidak merengek sama sekali kepada istrinya, sangat sigap dalam bekerja walaupun sesekali dia mengeluh lemas.Terkadang Arga mengeluh kalau dirinya merasa sakit kepala, apalagi saat mencium bau pengharum ruangan yang biasa dipakai, dia terus saja mengeluh mual dan rasanya ingin muntah.Alhasil Mer terpaksa pergi ke swalayan untuk membeli pengharum ruangan yang baru, Arga meminta kepada Mer untuk dibelikan pengharum ruangan dengan wangi lemon.Pokoknya, makanan pun Arga inginnya yang berbau lemon. Mer sampai menggelengkan kepalanya karena tingkat suaminya itu benar-benar di luar nalar."Cape banget, Yang. Pulang yuk?" ajak Arga ketika waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.''Boleh, tapi sebelum pulang kita shalat di sini aja dulu. Takutnya malah ngga keburu," usul Mer."Boleh, Yang," jawab Arga.Pada akhirnya Mer dan juga Arga melaksanakan salat ashar terlebih dahulu, setelah i

DMCA.com Protection Status