Jika Adi sedang berusaha untuk menghubungi Mer, berbeda dengan Mer, wanita itu kini sedang berada di kostan milik kekasih dari adiknya, Johan. Tentunya di sana juga ada Johan, Mer sedang mengadu kepada Johan dan juga kekasih dari adiknya tersebut. Walaupun awalnya dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Adi, tetapi nyatanya Mer tidak bisa.Mer tidak bisa memendam kesakitan itu sendirian, Mer tidak bisa memendam kekesalan dan kekecewaan terhadap Adi. Mer membutuhkan support dari orang-orang terdekat dan terkasihnya."Sialan! Jadi, dia sudah punya anak dan istri?" tanya Johan setelah Mer mengatakan semuanya kepada dirinya.Mer langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, sungguh dia juga tidak menyangka jika Adi tega menikahi dirinya dengan cara berbohong."Hem!" jawab Mer dengan deheman saja, karena rasanya dia sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lagi.Mer malah menangis di dalam pelukan Anggi, kekasih dari adiknya. Anggi dengan sabar mengelus lembut punggung wanita yang sedang
Mer melangkahkan kakinya menuju rumah Adi dengan dada yang berdebar dengan begitu kencang, walaupun dia bisa menunjukkan wajah santainya di hadapan Hanum, tetapi nyatanya tubuhnya seakan begitu lemas.Kalau saja dia tidak malu, rasanya dia ingin menangis guling-gulingan di atas lantai karena kini dia bisa melihat sendiri rupa istri pertama Adi dari dekat. Sangat cantik dan juga bentuk tubuhnya nampak seperti model, tinggi dan langsing.Berbeda dengan Mer, tinggi tubuhnya hanya seratus lima puluh enam senti. Tubuh Mer memang terlihat begitu langsing, tetapi dia memiliki pipi yang cabi dan wajah yang bulat.Johan dan juga Anggi terlihat setia mengekori langkah Mer yang berjalan menuju kamar utama, begitupun dengan Hanum yang ikut berjalan mengikuti Mer tetapi tanpa bersuara.Namun, walaupun Hanum tidak bersuara tetapi dia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya dan mengirimkan pesan chat kepada Adi."Sayang! Ada istri kedua kamu di rumah, cepat pulang dan tolong jelaskan!" Hanu
Selepas kepergian dari Mer, Adi terlihat begitu kecewa sekali karena Mer mengatakan ingin berpisah dari dirinya. Adi tidak menyangka jika Mer akan langsung mengetahui semuanya, padahal dia sudah berusaha untuk menutupi pernikahan pertamanya dengan Hanum.Adi jadi berpikir, mungkin karena setelah menikah dia langsung pergi bersama dengan Hanum, maka dari itu Mer langsung mengetahui pernikahan yang sudah dia jalani bersama dengan Hanum.Adi bahkan langsung berpikir jika siapa yang dia lihat ketika di kampung halamannya adalah Mer, bukan orang lain atau wanita yang mirip dengan istri keduanya tersebut.Mer pasti mengikuti dirinya karena ingin mengetahui apa yang sudah terjadi sebenarnya, makanya dia pernah dua kali melihat Mer kala dia pulang kampung.Sungguh Adi berjanji di dalam hatinya tidak akan menceraikan Mer, karena pria itu kini benar-benar mencintai Mer. Katakanlah Adi merupakan pria yang gila karena mencintai dua perempuan.Namun, dia merasa tidak rela jika harus berpisah denga
Mer langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, dia membuka lemari pendingin dan mencari bahan makanan yang ada di sana. Wanita itu tersenyum kala melihat banyaknya bahan makanan di sana.Namun, tidak lama kemudian senyum di bibirnya luntur karena dia merasa kebingungan harus memasak apa. Dia bingung karena lupa bertanya kepada Arga tentang makanan apa yang disukai oleh pria itu."Aih! Aku harus masak apa?" tanya Mer bingung.Namun, tidak lama kemudian dia menepuk jidatnya. Semua bahan makanan yang ada di dalam lemari pendingin tersebut adalah bahan yang dibeli oleh Arga, itu artinya semua yang ada di sana adalah makanan kesukaannya."Ck! Dasar bodoh," ujar Mer.Setelah mengatakan hal itu, Mer langsung mengambil bahan makanan yang ada di sana dan memasaknya dengan cekatan. Tentunya sebelum masak dia menyanggul rambutnya terlebih dahulu, karena takutnya ada rambut yang jatuh dan mengenai makanan.Arga yang baru saja datang malah terdiam di ambang pintu, dia memperhatikan Mer yang sedan
Pada akhirnya Mer dan juga Arga dengan cepat menyelesaikan acara makan malamnya, setelah itu Arga langsung duduk di ruang keluarga. Sedangkan Mer nampak merapikan meja makan.Selepas itu, Mer langsung menghampiri Arga yang menunggu dirinya di ruang keluarga. Dia duduk di salah satu sofa yang tidak jauh dari pria itu, dia tersenyum canggung lalu menundukkan wajahnya.Dia seolah bingung harus mengawali ucapannya dari mana, padahal pada kenyataannya Arga sudah sangat tahu jika Mer menginginkan perceraian dengan Adi.Wanita yang belum lama menikah dengan Adi itu merasa tidak tahan karena ternyata dia merupakan istri kedua, karena pada kenyataannya tidak ada wanita yang ingin dijadikan sebagai yang kedua.Wanita tentunya ingin diratukan, wanita ingin jadi satu-satunya yang dicintai oleh prianya. Wanita ingin menjadi satu-satunya istri dari suaminya."Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Bantuan seperti apa yang kamu minta dari aku?" tanya Arga setelah sekian lama diam.Mer yang mendapa
Cukup lama Mer berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Arga, permintaan yang dirasa sangat aneh karena pria itu meminta dirinya untuk menikah dengan Arga setelah bercerai dari Adi.Mulut pria itu seakan begitu mudah untuk berucap tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan terjadi ke depannya, Mererasa sangat aneh dengan kelakuan dari pria itu.Lagi pula, bisa-bisanya pria itu meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya. Bahkan, menjadi istrinya. Padahal,mereka tidak saling mengenal sebelumnya.Terlebih lagi Mer hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa, bagaimana bisa atasannya sendiri malah mengajak dirinya untuk menikah, pikirnya."Jadi,bagaimana? Mau aku bantu tidak proses perceraiannya? Kalau tidak mau, aku tidak rugi. Karena itu artinya kamu yang tidak akan bisa bercerai dari Adi," ujar Arga karena Mer tak kunjung memberikan jawaban.Mer benar-benar bimbang dengan pertanyaan dari Arga, tetapi sungguh dia tidak mau jika harus kembali kepada Adi. Walaupun pria itu berkata
Mer akhirnya menceritakan semuanya kepada pak Adan, tentunya secara gamblang dan tanpa ditutup-tutupi. Dia merasa tidak ingin ada yang disembunyikan lagi dari ayahnya, kini dia ingin terbuka kepada ayahnya tersebut.Mer bukan hanya menceritakan tentang keinginannya untuk bercerai dari Adi, tetapi dia juga membicarakan apa yang diinginkan oleh Arga. Pria itu ingin membantu dirinya sesuai dengan permintaannya.Namun, pria itu juga meminta upah dirinya. Mer harus mau menikah dengan Arga, karena dengan seperti itu, Mer bisa bercerai dengan Adi. Pria yang kini sangat dibenci oleh Mer.Jika Mer menolak permintaan dari Arga, sudah dapat dipastikan jika dirinya akan kesusahan untuk bercerai dari pria itu.Karena walau bagaimanapun juga Adi mempunyai kuasa, tentunya untuk melawan pria yang sampai saat ini masih menjadi suaminya itu adalah dengan cara mendekati Arga.Dia harus meminta pertolongan pria itu, karena dengan seperti itu Mer bisa langsung bercerai dengan Adi."Jadi kamu meminta bantu
Selama perjalanan menuju kantor, Mer hanya terdiam seraya menatap jalanan. Dia sedang berpikir begitu keras di dalam otaknya, apa yang harus dia lakukan agar Adi tidak mendekatinya lagi.Terus terang saja dia sudah muak melihat wajah pria itu, jika saja bisa Mer rasanya ingin menampar wajah pria itu dan memukulnya sampai babak belur.Dia benar-benar merasa mual mendengar apa yang dikatakan oleh Adi, semuanya terasa bualan semata. Karena nyatanya pria itu sudah mempunyai istri dan juga anak, tetapi pria itu bersikeras berkata jika dia mencintainya."Turunlah, sudah sampai." Arga menepuk pundak Mer.Sebenarnya Arga merasa kasihan kepada Mer, karena wanita itu terlihat begitu dalam dengan lamunannya. Pastinya wanita itu sedang mengalami guncangan, Arga pastikan dia akan membantu Mer untuk bisa segera bercerai dengan Adi.Tentunya untuk mengumpulkan berkas penting milik Adi adalah hal yang gampang bagi dirinya, dia tinggal meminta data pribadi milik Mer, agar proses perceraian yang akan d
Pada kesempatan yang ada, Mer membicarakan tentang rencana liburan yang sudah dia atur untuk kepentingan Anggi dan juga Johan. Dia mengatakan kepada Arga kalau liburan juga penting untuk mereka berdua dan kedua anaknya.Arga awalnya merasa keberatan karena perusahaan miliknya kini sedang berada di atas kejayaan, dia sedang begitu sibuk mengerjakan pekerjaannya. Namun, di satu sisi dia juga tidak ingin mengecewakan istrinya, anaknya dan juga adik iparnya. Lagi pula, untuk masalah pekerjaan bisa dia kerjakan di Bali sambil liburan.Akhirnya Arga memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali, tentunya setelah dia menekankan kepada Johan Kalau pria itu juga harus tetap bekerja walaupun lewat laptop. Jika ada meeting penting, mereka harus melakukan zoom meeting melalui layar laptop. Agar perusahaan mereka tetap berjaya, karena itu penting adanya."Yes! Kalau gitu kita harus pesan Villa aja, biar lebih leluasa saat berlibur. Jangan pesan kamar hotel, Yang. Kurang asik," ujar Mer.Mer merasa jik
Sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, Johan dan juga Anggi benar-benar mengadopsi Meira. Karena mereka merasa kasihan terhadap gadis kecil malang itu.Mereka benar-benar merasa iba karena di usianya yang masih sangat kecil, dia justru malah mendapati nasib yang sangat malang.Ayahnya kini divonis jika usianya tidak akan lama lagi, sedangkan ibunya sama sekali tidak mencari keberadaan putrinya tersebut. Ibunya seolah tidak peduli dengan perkembangan anaknya dan seolah tidak ingin menoleh ke belakang lagi.Padahal, jika memang Hanum begitu membenci Adi, itu tidak masalah jika dia tidak mau menemui pria itu. Namun, masalahnya Meira adalah putri kandungnya, setidaknya wanita itu harus ingat untuk mengurus putrinya tersebut.Anggi sangat sedih karena sudah cukup lama menikah dengan Johan, tetapi belum memiliki keturunan. Padahal, dia begitu menginginkan keturunan, tetapi yang sudah memiliki keturunan malah seolah tidak mau mengurusi keturunannya.Saat Anggi dan juga Johan membawa Meir
Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, akhirnya Mer diperbolehkan untuk pulang membawa baby cantiknya.Saat Mer pulang, Arya terlihat begitu bahagia sekali bertemu dengan ibunya. Karena selama Mer di rumah sakit, anak itu tidak pernah sekalipun diajak ke rumah sakit.Arya juga begitu senang saat bertemu dengan adik perempuannya, adik perempuan yang terlihat begitu cantik sekali.Di sana juga ada tuan Danu, pak Adan, Johan dan juga Anggi. Mereka nampak berada di sana untuk menyambut kedatangan dari baby cantik milik Mer.Mereka bahkan menyulap ruang tamu milik Mer layaknya ruangan untuk berulang tahun, penuh dengan balon dan juga foto-foto baby kecil Mer yang selalu Arga kirimkan kepada tuan Danu dan juga Johan."Uuhh! Keponakan aku cantik sekali, siapa namanya?" tanya Johan yang langsung mengambil alih baby cantik dari pangkuan Mer.Mer menolehkan wajahnya ke arah suaminya, wanita itu seolah berharap jika yang akan menjawab pertanyaan dari adiknya itu adalah suaminya tersebut
Arga merasa begitu bangga karena selalu bisa memuaskan istrinya, dia merasa begitu berharga sebagai seorang pria. Melihat wajah penuh kepuasan dari istrinya, dia merasa sangat puas."Balik, Yang!" pinta Arga.Mer paham dengan apa yang diminta oleh suaminya tersebut, wanita itu nampak merangkak seperti bayi. Karena itu adalah posisi yang paling difavoritkan oleh suaminya tersebut.Tidak lama kemudian, Arga nampak memompa tubuh istrinya dari belakang. Dia maju mundurkan pinggulnya dengan penuh perasaan."Enak, Yang. Sangat enak," ujar Arga seraya menekan pinggang istrinya.Tidak lama kemudian Arga merasa seperti ada gejolak hasrat yang hendak keluar, tentu saja dia langsung mempercepat goyangan pinggulnya. Lalu, dia memperdalam miliknya dan memuntahkan cairan cintanya."Ouch! Yang, sangat enak." Arga memejamkan matanya karena mencapai klimaksnya.Kini Mer yang nampak tersenyum puas mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya tersebut, dia merasa senang karena Arga selalu bisa mencapai pu
Semakin buncit perut Mer, wanita itu semakin kesulitan untuk bergerak. Karena bukan hanya perut wanita itu saja yang semakin membesar, tetapi badannya juga semakin membengkak.Beruntung kaki wanita itu tidak ikut membengkak, karena dengan seperti itu Mer masih bisa bergerak dengan begitu bebas. Walaupun memang dalam berjalan lebih lambat.Mer juga merasa beruntung karena Arga semakin perhatian saja kepada wanita itu, bahkan Arga lebih sering menemani wanita itu dalam kesehariannya.Awalnya Mer sempat ilfil karena tubuhnya yang membengkak, dia takut jika suaminya akan berselingkuh dan akan meninggalkan dirinya.Namun, dugaannya sangat salah. Karena Arga justru semakin memberikan perhatian kepada dirinya dan juga memberikan pujian.Arga berkata jika istrinya kini semakin gemoy, semakin enak saja kalau mereka melakukan percintaan panas seperti biasanya. Arga juga begitu pandai memuji dirinya.Tentunya hal itu membuat Mer percaya diri, tetapi walaupun dalam keadaan hamil wanita itu tidak
Dulu Mer memang sempat merasa kecewa dan juga sakit hati karena dibohongi oleh Adi, padahal dia begitu mencintai pria itu, tetapi nyatanya pria itu hanya ingin memanfaatkan dirinya untuk mencetak bayi.Adi bekerjasama dengan istrinya sendiri untuk menipu dirinya, satu hal yang membuat Mer merasa begitu lebih sakit hati. Hanum meminta Adi untuk meninggalkan dirinya setelah dia melahirkan.Sungguh itu adalah hal kejam yang tidak bisa dimaafkan begitu saja, karena menurut Mer, rencana Hanum benar-benar tidak manusiawi.Namun, kini setelah melihat Adi yang nampak begitu sengsara setelah ditinggalkan oleh Hanum, Mer merasa kasihan terhadap pria itu. Terlebih lagi terhadap Meira, anak itu tidak berdosa.Rasanya Mer ingin menangis ketika mendengar Adi menderita penyakit kanker hati stadium akhir, bahkan Adi berkata jika umurnya tidak akan lama lagi."Kata dokter, aku hanya akan bertahan selama 6 bulan. Aku--aku takut jika aku mati, Meira tidak ada yang mengurus, karena Hanum sama sekali tida
Semenjak mengetahui jika istrinya hamil, Arga bukan hanya mengalami mual dan lemas saja. Namun, jika pagi hari tiba dia akan mengalami mual dan juga muntah yang hebat.Pria itu akan terlihat begitu lemas sekali, dia akan merasa lebih baik jika sudah terkena cahaya matahari. Namun, Arga tidak pernah mengeluh. Dia menjalani hari-harinya dengan begitu sabar, karena dia tahu jika ini adalah efek dari kehamilan istrinya.Justru Arga sangat bersyukur karena dirinya yang mengalami ngidam dan juga mual muntah, karena dengan seperti itu dia merasa bisa meringankan beban Mer. Arga sering membaca tentang artikel kehamilan, wanita yang hamil itu sangat repot dan tentunya pasti akan ada perubahan mood pada wanita hamil itu.Setidaknya jika dia tidak bisa menggantikan Mer untuk melahirkan, dia bisa merasakan bagaimana tersiksanya saat wanita hamil."Hari ini kamu pucet banget deh, Yang. Apa ngga usah kerja saja?" tanya Mer seraya mengelusi perutnya yang sudah besar.Kini usia kehamilan Mer sudah m
Malam ini Arga dan juga Mer bercinta dengan begitu penuh gairah, keduanya berlomba-lomba untuk saling memuaskan. Mer juga malam ini terlihat tidak mau diam sama sekali, dia selalu mengimbangi goyangan pinggul dari suaminya.Bahkan, setelah istirahat beberapa waktu karena mendapatkan pelepasannya, Mer naik ke atas tubuh Arga dan mencoba untuk menjadi pengendali.Alhasil setelah Mer dan juga Arga sudah merasa begitu puas, Mer merasa jika perut bagian bawahnya terasa begitu sakit. Arga tentunya begitu panik ketika melihat istrinya mengaduh kesakitan."Yang? Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Arga panik karena wajah istrinya begitu pucat.Kalau saja Arga tahu jika bercinta dengan istrinya bisa membuat wanita itu kesakitan, Arga tidak akan mau melakukannya. Karena Arga masih bisa menahannya."Sakit banget, Yang. Tolong bawa aku ke dokter," ujar Mer karena rasa sakitnya datang dengan begitu kuat.Bahkan kini dia merasa jika perutnya keram, Mer takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. M
Setelah dijanjikan akan diberikan kenikmatan sebanyak dua kali, Arga bekerja dengan begitu bersemangat. Dia tidak merengek sama sekali kepada istrinya, sangat sigap dalam bekerja walaupun sesekali dia mengeluh lemas.Terkadang Arga mengeluh kalau dirinya merasa sakit kepala, apalagi saat mencium bau pengharum ruangan yang biasa dipakai, dia terus saja mengeluh mual dan rasanya ingin muntah.Alhasil Mer terpaksa pergi ke swalayan untuk membeli pengharum ruangan yang baru, Arga meminta kepada Mer untuk dibelikan pengharum ruangan dengan wangi lemon.Pokoknya, makanan pun Arga inginnya yang berbau lemon. Mer sampai menggelengkan kepalanya karena tingkat suaminya itu benar-benar di luar nalar."Cape banget, Yang. Pulang yuk?" ajak Arga ketika waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.''Boleh, tapi sebelum pulang kita shalat di sini aja dulu. Takutnya malah ngga keburu," usul Mer."Boleh, Yang," jawab Arga.Pada akhirnya Mer dan juga Arga melaksanakan salat ashar terlebih dahulu, setelah i