Share

HATI YANG DENDAM

Author: Hemalin's
last update Last Updated: 2024-01-29 17:51:55

Keesokan harinya..

Ella melangkah perlahan memasuki rumahnya , sendirian. Setelah dokter menyatakan, lukanya tidak terlalu parah, Ella pun di izinkan pulang dengar syarat, harus datang ke rumah sakit setiap hari untuk membersihkan luka di lengannya.

Sesampai di rumah, Ella melangkah ke sebuah kamar. Tampak dekorasi yang hangat, dengan beraneka ragam mainan di sana.

Masih sama seperti kemarin, cuma kali ini, kamar itu terasa sepi, mungkin untuk selamanya.

Ella mendekati sebuah ayunan dan menggoyangkan sebuah lonceng yang berada di dekatnya, perlahan alunan musik terdengar sangat lembut.

Dulu pemiliknya sangat senang bila mendengar alunan musik ini, suara tawa dan tangisan yang manja akan memenuhi ruangan tersebut.

Tapi kini si pemiliknya sudah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.

Ella meringkuk di sudut kamar, di peluknya sebuah boneka dan aroma khas bayi pun masih tertinggal di sana. Air matanya mengalir deras, membasahi selimut bayi yang berada di bawahnya.

"Maafkan ibu nak, ibu tidak bisa melindungi mu." tangis Ella pecah memenuhi ruangan kamar.

Tak lama kemudian, Ella bangkit dan menatap keluar kamar.

Ella teringat saat pertama kali kakinya melangkah ke rumah ini. Semua terasa indah.

Tapi kini dia bukanlah siapa-siapa lagi, akan datang si pemilknya yang lain, Ella tersenyum getir.

Suara pintu di buka, membuat Ella menoleh. Seorang pria yang sangat tampan muncul di sana.

Dulu Ella akan tersenyum bahagia, bila pria itu muncul, pelukan serta ciuman mesra akan selalu hadir di antara mereka.

Tapi sekarang, hanya tersisa kebencian di hati mereka berdua.

"Aku ingin tahu, trik apa lagi yang kau gunakan untuk menahanku di sini." kata Dion pongah, sambil duduk di sebuah sofa.

Seperti seribu jarum menusuk jantungnya, Ella tidak menjawab dia hanya menghela napas, karena dia tahu percuma berdebat dengan pria egois ini.

Dengan perlahan Ella mengambil sebuah dokumen dan meletakkan tepat di depan Dion.

"Jangan takut, aku sudah membubuhkan tanda tanganku di sana." kata Ella berusaha tenang, walau sebenarnya ingin rasanya dia meremukkan orang di depannya.

Dan Dion tidak menyangka, tulisan "perceraian" di depannya terasa menyilaukan mata.

"Baiklah." Dion bangkit dengan segera, menepis perasaannya yang tiba-tiba perih, bayangan perselingkuhan Ella kembali memenuhi ingatannya.

"Tolong beritahu, di mana anakku di kuburkan." suara Ella sebelum Dion

Dion membalikkan badan, pandangannya begitu menyakitkan.

"Aku tidak tahu dan itu bukan urusanku." suara Dion terdengar dingin.

Tubuh Ella bergetar hebat menahan amarah di dadanya, ingin rasanya dia menampar wajah itu.

"Penduduk di sana, yang menguburkannya." jawab Dion dingin.

"Kau tidak punya hati!!" desis Ella getir.

Dion tersenyum sinis.

"Apa kah itu penting untukku? Bayi itu bukan anakku. kau cari saja bersama selingkuhanmu!!," ujar Dion penuh kebencian di sana.

Dion teringat kembali beberapa bulan yang lalu.

Di saat, Dion tidak sengaja membaca sebuah chat seseorang di ponsel milik Ella, yang mengatakan bahwa dia sangat merindukan Ella dan bayi mereka.

Dion berusaha untuk tidak mempercayai isi chat tersebut.

Tetapi test DNA yang dilakukannya secara diam-diam menyatakan bahwa bayi mereka yang bernama Chintya bukanlah darah daging Dion.

Dan suara Ella yang menggelegar, membuyarkan lamunan Dion.

"Jangan kau kambing hitamkan orang lain, untuk menutupi kebusukanmu!, Dion Hutama Putra!!."

"Apa katamu!?" Dion menatap Ella tajam, dia sungguh tidak suka cara Ella menyebut namanya.

Tetapi Ella tidak takut, bahkan dengan berani dia membalas tatapan itu dengan tajam juga, penuh kebencian.

"Aku sungguh tidak percaya, pria seperti apa dirimu. Hanya karena ingin hidup dengan wanita lain, kau tuduh istrimu sendiri berselingkuh!. Tidak kau akui anakmu, sampai dia tiada!."

Dion mengutup rahangnya dengan kuat. Wajahnya tampak memerah menahan amarah yang hampir meledak.

Tetapi Ella tidak peduli, dia tetap melanjutkan perkataannya. "Tidak usah berpura-pura lagi, aku sudah tahu semuanya. Tidak kusangka hatimu benar-benar busuk!!."

"Tutup mulutmu?!"

"Kau yang harus menutup mulutmu!" bentakkan Ella membuat Dion kaget.

Karena selama ini Ella selalu lembut dan tenang.

"Baiklah, tidak ada gunanya kita membahas semua ini. Ku harap suatu hari nanti, kau akan menyadarinya. Tetapi sayangnya, kau akan menyesal karena sudah terlambat." ucap Ella lagi.

Dion melangkah kedepan Ella, karena sosoknya yang tinggi menutupi badan Ella.

"Apa kau cemburu melihat hubungan ku dengan Vivian?" Dion bertanya dengan nada mengejek.

Ella tertawa getir. "Kurasa kalian pasangan yang sangat serasi. Aku salut pada kalian berdua, sama-sama tidak tahu malu dan berhati busuk!!."

Kembali Dion menatap Ella dengan tajam.

"Sejak kapan?" tanya Ella sambil membalas tatapan Dion. "Setidaknya kau jujur saja, itu lebih terhormat, dari pada kau membuat cerita yang memuakkan."

"Kau ingin tahu? Sejak aku tahu bahwa kau adalah wanita pembohong.. Dan yang pastinya, dia lebih baik darimu!," balas Dion tajam.

"Oo tentu saja, dia lebih baik dalam hal membuat drama. Tentu saja, sangat cocok sama dengan dirimu sama-sama tukang drama, sungguh pasangan ideal," Ella dengan tertawa mengejek sambil menepuk tangan.

Dion terlihat semakin gusar, tangannya terkepal kuat. Tetapi Ella tidak gentar bahkan tampak dia sangat puas.

"Nikmatilah hidup kalian sepuasnya, sebelum penyesalan itu datang." kata Ella lagi.

"Kurasa kaulah yang harus cepat tersadar atas pengkhianatanmu!." kata Dion kemudian.

"Aku berkhianat? Lucu sekali. Bukti apa yang kau punyai, sehingga kau begitu yakin aku berselingkuh, O..... pasti dari detektif rahasiamu yang sangat jenius," seru Ella sambil tertawa mengejek.

"Kau masih menyangkal juga?!" kata Dion belum menyerah, karena dia begitu yakin dengan informasi yang di dapatnya.

"Tunggulah tuan Dion Hutama Putra. Kebenaran itu akan terungkap." suara Ella dengan tenang.

Dalam seketika Dion tertawa dengan keras, memenuhi ruangan rumah.

"Ella, Ella... sekarang bayi itu sudah tidak ada lagi. Sampai kapan kau mempertahankan kebohonganmu?."

"Saya rasa pertemuan kita cukup sampai disini, tuan Dion Hutama Putra. Silahkan kau pergi dari sini. Bukankah semua keinginanmu sudah terpenuhi?." kata Ella.

Wajah Dion mengeras mendengar itu.

"Ini rumahku, aku yang membeli rumah ini!," ujar Dion angkuh

"Memang benar ini rumahmu, tetapi kau akan mendapatkan rumahmu kembali setelah aku menerima akta perceraian dari pengadilan!!." tegas Ella sambil membuka pintu rumah.

Sedetik Dion tampak terpaku, tapi kemudian Dion mengambil dokumen itu dengan kasar dan berlalu dari hadapan Ella.

Setelah Dion pergi, Ella menutup pintunya, dengan keras.

Dia terduduk lemas, dadanya terasa sesak, seperti menahan ribuan jarum menusuk jantung.

Dan akhirnya Ella menangis tersedu-sedu di balik pintu.

***

Dion melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan tiba-tiba berhenti tepat di tepi pantai.

"Mengapa Ella? Mengapa kau harus berselingkuh." Dion meraup mukanya dengan kasar.

Hatinya penuh amarah dan dendam, dia tidak menyangka istri yang sangat di sayangi fan di cintainya, tega menusukknya dari belakang.

Tiba-tiba, ponselnya berdering...

"Tuan, bayinya menangis terus. Dia menolak minum susu. Badannya pun hangat, cepat tuan datang kesini." kata seseorang di seberang sana.

Dion mematikan ponselnya kembali.

"Terimalah pembalasan dariku, Ella. Kau akan menderita karena kehilangan bayimu, seperti penderitaanku karena pengkhianatanmu." batin Dion penuh dendam.

Related chapters

  • Jangan Pergi, Istriku   PEMAKAMAN PALSU

    Ella menatap kertas putih di tangannya sebuah lokasi pemakaman, yang di dapat dari seorang pria berumur sekitar 50 tahun. Pria tersebut bernama pak Amri.Penduduk setempat mengatakan, pak Amrilah yang telah banyak membantu di saat terjadinya kecelakaan di waktu yang lalu.Dan dari pak Amri pula, Ella dapat mengetahui letak lokasi pemakaman bayinya, Chintya."Terima kasih pak, atas bantuannya." kata Ella perlahan. Pria yang bernama pak Amri hanya mengangguk, pandangan matanya bergerak kekiri kekanan, seperti ada sesuatu yang meresahkannya.Ella menghela napas panjang, padahal banyak hal yang ingin di tanyakan pada beliau.tetapi melihat sikap pak Amri yang acuh dan rada pendiam, membuat Ella mengurung niatnya.Ella berjalan perlahan di jalan setapak menuju area pemakaman tersebut. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 10 menit.Angin bertiup ke arahnya sepanjang jalan, terasa begitu dingin bagaikan pisau menusuk ke dalam tulang.Hingga sampailah di tempat yang di tuju, sebuah pemakaman

    Last Updated : 2024-01-30
  • Jangan Pergi, Istriku   SAAT INI JUGA AKU AKAN PERGI

    "Kenapa tidak memberi kabar terlebih dahulu, nak. Kalau mau kesini." kata bu Arie kaget melihat kedatangan Ella tiba-tiba.Hari ini, Ella mengunjungi tempat di mana dia di besarkan, di sebuah panti asuhan, yang berada di pinggir kota."Aku kangen sama ibu," sahut Ella tersenyum tipis, sambil menyalami wanita yang telah membesarkannya selama ini.Di umur 5 tahun, ibunya meninggal dunia. Semenjak itu, Ella sudah berada di sini, di sebuah panti asuhan, walau tidak terlalu besar tetapi sangat nyaman.Ella tidak mengenal sosok ayahnya, karena semenjak bayi, ayahnya telah pergi meninggalkan Ibu dan dirinya, untuk kembali ke negaranya, Inggris.Ella hanya mengetahui nama ayahnya yaitu, Howard Dalton. Selebihnya Ella tidak pernah mendengar apa pun lagi, karena ibunya enggan menceritakan lebih banyak tentang ayah.Ella tidak pernah tahu, mengapa sang ayah pergi, dan Ella juga tidak pernah mengetahui mengapa ayahnya tidak pernah datang mengunjunginya."Kau sudah makan?," bu Arie sudah berada di

    Last Updated : 2024-01-30
  • Jangan Pergi, Istriku   TIDAK BERARTI LAGI

    Kini, Ella sudah memilih untuk pergi, walaupun kasus perceraiannya dengan Dion belum selesai.Saat ini dia berada di sebuah taksi, yang membawanya pergi entah kemana, dia sudah kehilangan semuanya. Ella menyandarkan kepalanya yang terasa sangat berat, sama seperti perjalanan hidupnya yang berat. Perlahan Ella menghapus air mata yang telah membasahi pipinya sejak tadi.Ella tidak mengerti, mengapa orang-orang yang di sayanginya, semua pergi meninggalkan dirinya sendiri.Ella memejamkan mata, menepis segala duka di hatinya."Maaf nyonya, Kemana saya harus mengantar nyonya?," tanya sopir taksi, sambil melihat ke arah kaca di depannya. Sudah hampir satu jam mereka berputar-putar tanpa arah. Sopir taksi ini bingung bercampur kasihan melihat punumpangnya kali ini, dalam keadaan menangis terus dari tadi.Dalam beberapa detik, Ella tampak kebingungan, dia tidak tahu mau kemana, karena dia pun tidak ingin pulang ke rumah panti, bu Arie pasti sedih melihat keadaan dirinya sekarang.Kemudian

    Last Updated : 2024-01-30
  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGEJUTKAN

    Tidak berapa lama mereka sampai juga. Ella melihat sebuah villa yang sangat mewah. Ella terlihat ragu, karena dia teringat, saat sekarang dia tidak memegang uang sedikitpun, pasti biayanya penginapan sangat mahal."Kau tidak mau masuk?." tanya pria itu, melihat keraguan d mata Ella."Umm...itu, aku...,""Kau kenapa?, jangan katakan bahwa kau berubah pikiran. Apa kau mau bertemu dengan raja hutan di luar sini,?." kata pria itu melihat keraguan di mata Ella."Bukan... itu..... aku saat sekarang tidak punya uang, apa di villa ini boleh kita bayar nanti saja," kata Ella terlihat malu-malu."Umm...begitu?. Tampak pria tersebut seperti sedang berpikir.Ella pun tampak khawatir karena bila si pemilik villa menolaknya maka hidupnya pasti akan berakhir di jalanan.Tak lama kemudian,"Baiklah aku akan bertanya sama si penjaga villa ini dulu, kau berdo'a saja, semoga penjaga villa sedang berbaik hati," kata pria tersebut.Ella dengan cepat mengangguk patuh.Kemudian pria itu masuk ke dalam villa

    Last Updated : 2024-02-13
  • Jangan Pergi, Istriku   HATI YANG DINGIN

    Di Area Grand Beunovul, sebuah perkantoran mewah dengan fasilitas yang exclusive. Duduk seorang pria berwajah dingin, acuh dan sedikit arogan di kursi kebesarannya, yang menandakan bahwa dia si pemilik perusahaan besar dan bonafide tersebut. Dia adalah Dion Hutama Putra.Sedangkan di seberang meja, duduk seorang pria bernama Erick. Dia adalah sahabat baik sekaligus sebagai patner Dion dalam berbisnis. Memandangi Dion yang serius di depan komputernya membuat Erick tersenyum dan berkata, "Bagaimana hubunganmu dengan Vivian, kapan kalian akan menikah?."Dion hanya diam saja, matanya tetap mengamati tulisan di depannya. Seakan dia hanya sendiri berada di ruangan itu. "Atau jangan-jangan, kau masih menyimpan rasa pada Ella. Dan masih mengharapkan Ella kembali." pancing Erick, melihat sikap Dion menjadi tertutup semenjak Ella pergi atau tepatnya semenjak mereka punya masalah.Dion menarik napas panjang, kemudian mengalihkan pandangan ke arah Erick."Menurutmu apa pantas seorang istri yan

    Last Updated : 2024-02-15
  • Jangan Pergi, Istriku   BEKERJA SAMA

    Memandangi wajah Dion yang tampak gusar, Erick tersenyum dan berkata, "Dion, setelah sekian lama, ternyata kisah cintamu belum selesai juga.""Erick, jangan kau tambahkan persoalanku dengan ocehanmu," sahut Dion tanpa memandang sahabatnya. Erick meledek, "Bagaimana mungkin, seorang Dion bisa berubah seperti ini, patah hati?."Dion melengos."Pesona siapa yang telah membuatmu berubah. Dari Dion yang dulu selalu bersemangat menjadi Dion yang dingin. Pesona Vivian kah? atau pesona Ella?," tanya Erick menggoda sahabatnya."Aku tidak ada waktu mendengar ocehanmu. Sebaiknya kau fokus pada Perusahaan New Strenght Holand . Bagaimana supaya perusahaan itu mau berinvestasi ke perusahaan kita.""Jangan khawatir. Aku mengenal presiden New Strenght Holand, tuan Dalton dengan baik. Beliau tidak seseram yang di bicarakan orang. Hanya saja beliau terlalu di siplin. Jangan coba-coba membuat beliau menunggu. Perusahaanmu akan di gulung hanya sekali jentik,""Hmm.... ?" Dion berpikir seberapa kuatnya p

    Last Updated : 2024-02-15
  • Jangan Pergi, Istriku   AKU BELUM SIAP, BU

    Di Perumahan mewah.........Dua keluarga sudah duduk berkumpul bersama di sebuah ruang yang di sebut ruangan keluarga.Dan ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat tuan Hutama, ayah Dion masih ada. Tapi sekarang beliau sudah pergi untuk selamanya.Suasana sekarang pun jauh berbeda. Tidak ada tawa ceria lagi seperti dulu. Karena sekarang Dion lebih banyak diam dan kelihatan tidak bersemangat. Walaupun Vivian berusaha membuat suasana menjadi ceria, tetapi Dion tidak banyak bicara, dia hanya tersenyum saja bila ada yang bercanda."Bagaimana perkembangan perusahaanmu, Dion?," tanya tuan Ferdinand, mantan ayah tunangannya, menghilangkan kekakuan di antara mereka.Sebagai seorang tuan rumah yang baik, Dion berusaha bersikap sopan. Karena bagaimana pun mereka pernah hampir menjadi satu keluarga, tetapi takdir berkata lain."Hanya ada sedikit masalah pak, tetapi semua sudah di atasi," jawab Dion perlahan."Ya, Vivian sudah menceritakaan tentang Grand Beunovul saat ini sedang ada m

    Last Updated : 2024-02-16
  • Jangan Pergi, Istriku   DIMANA KAU, ELLA?

    "Ja... jadi baby Chintya masih hidup!!," pekik nyonya Maribet kaget mendengar pengakuan anaknya, Dion."Ampuni aku ibu, aku salah. Saat itu aku terbawa emosi, karena sakit hati mendengar Ella berselingkuh," Dion bersimpuh dengan berurai air mata di hadapan ibunya, memohon ampun karena telah melakukan kesalahan yang sangat fatal."Apa yang telah engkau lakukan, nak." tanya nyonya maribet sambil berurai air mata.Beliau begitu shock mendengar pengakuan putranya. Dia tidak menyangka, Dion tega melakukan hal yang sangat kejam.Karena walau Chintya bukan darah daging Dion, Dion tidak berhak memisahkan anak dari ibunya, dengan alasan apa pun."Dimana sekarang baby Chintya di rawat," tanya nyonya Maribet."Di rumah sakit Healthy Hospital, bu" jawab Dion perlahan masih menunduk.Atas saran dokter, Dion tidak punya pilihan lain. Akhirnya dia memindahkan baby Chintya ke rumah sakit yang lebih besar, dimana peralatan medisnya lebih lengkap."Antarkan ibu kesana," kata nyonya Maribet kemudian."Iy

    Last Updated : 2024-02-19

Latest chapter

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN PERGI, ISTRIKU

    Tuan Dalton segera mendapat kabar tentang Alexander, dan perihal tentang ancaman hilangnya hak asuh Jelita pada Ella dan Dion.Dan tuan Dalton segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Tuan Smith, aku butuh bantuanmu," suara tuan Dalton terdengar tegas."Tuan Dalton apa yang kau butuhkan, Saya siap melaksanakannya,"Setelah beberapa menit kemudian......"Sudah selesai semuanya, tuan Dalton, dan Hakim Jason akan melaksanakan seperti yang tuan inginkan,"Tuan Dalton tersenyum cerah, dan segera ke Villa Greend tempat Ella tinggal bersama Jelita dan Chintya.Tidak sabar rasanya melihat keceriaan di wajah cucu kesayangannya ini, yang dari kemarin murung saja.Di Villa Greend, tuan Dalton hanya menjumpai Jelita dan Chintya yang sedang bermain bersama pengasuh mereka masing-masing."Nona Ella, sedang berada di taman tuan." kata salah seorang pengasuh pada tuan Dalton dengan hormat.Setelah menyapa Jelita dan Chintya sejenak, tuan Dalton segera ke taman tempat Ella mengurung diri.

  • Jangan Pergi, Istriku   AKEXANDER

    Hari ini adalah sidang perdana, Alexander. Ella dan Dion yang sebagai saksi sudah berada di sana.Erick, nyonya Maribet dan bi Asih juga hadir.Alexander tampak lesu dan tidak bersemangat. Suaranya sangat lemah saat menjawab pertanyaan dari hakim.“Saya sangat menyayangi anak saya Jelita. Setelah kematian istri saya, Jelita adalah hidup saya.” Alexander terdiam sejenak sambil menunduk. “Dan saya sangat terpukul mendengar bahwa Jelita bukan putri kandung saya. Tetapi saya pun menyayangi anak saya Chintya. Karena itu, saya nekat ingin membawa mereka berdua pergi karena saya tidak ingin mereka hidup menderita,” tutur Alexander lagi.“Berarti saudara meragukan orang tua kandung Jelita,” tanya hakim.“Benar, pak. Karena saya melihat hubungan yang tidak harmonis antara ibu Ella dan suaminya, Dion. Bahkan saya pernah melihat pak Dion berselingkuh di waktu putri saya Chintya masih di rawat di rumah sakit.” Pengunjung semua bersorak mendengar ini. Ella dan Dion membelalakkan matanya mendenga

  • Jangan Pergi, Istriku   PENYESALAN DION

    Berita penangkapan Alexander dengan cepat menyebar. Karena tuduhan percobaan penculikkan terhadap Jelita, telah menyebabkan pria menawan ini terpaksa berurusan dengan kepolisian."Aku tidak mungkin menculik putriku sendiri." teriak Alexander marah di dalam sebuah sel yang akan menjadi tempat tinggal pria ini untuk beberapa waktu."Aku menyayangi mereka, aku ingin membawa mereka ke tempat yang lebih aman." kata Alexander lagi.Tetapi apa pun alasan itu, Alexander tetap di nyatakan bersalah dan penjagaan terhadap dirinya pun di lakukan dengan sangat ketat."Sial," rutuknya dalam hati. Biasanya segala urusan dengan mudah dapat di selesaikan.Tetapi kali ini, perkiraannya melesat. Sang pengacara handalannya pun telah gagal membebas dirinya.Bahkan Alexander di larang menerima tamu, sampai keputusan hakim memberikan hukuman yang pantas atas dirinya.Alexander hanya di perbolehkan bertemu dengan pengacaranya saja, yaitu Chao, itu pun harus di bawah pengawasan yang ketat."Semua ini di bawah

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN AMBIL ANAKKU

    Ella menunggu hampir satu jam lamanya, tetapi Jelita dan pengasuhnya, belum muncul juga.Bu Asih dan nyonya Maribet yang sudah datang dari pagi, ikut juga menunggu kedatangan Jelita."Sabar ya nak, mungkin mereka sebentar lagi datang," bu Asih menenangkan Ella yang nampak gelisah. Ella hanya menarik napas menepis gundah di hatinya.Hari ini Chintya sudah di izinkan pulang karena kondisinya sudah membaik.Dan sesuai kesepakatan, Chintya akan kembali pada orang tua kandungnya yaitu tuan Alexander, serta Jelita akan bersama orang tua kandungnya yaitu Ella dan Dion.Tetapi sudah hampir satu jam, tidak ada tanda-tanda Jelita akan datang. Sementara Chintya sudah berada dalam pelukan Alexander dan pasukannya yang sudah siap untuk meninggalkan tempat ini.Ella bermaksud mendekati Chintya, begitu melihat gelagat keluarga ini hendak meninggalkan rumah sakit Healthy Hospital.Tetapi seseorang segera menghadang Ella, melarang Ella untuk mendekati Chintya."Hei!!, apa maksudnya ini. Mengapa kalian

  • Jangan Pergi, Istriku   LUKA LAMA TERKOYAK KEMBALI

    Terlambat, Ella yang sudah berada di kantornya sedang menyaksikan adegan itu dari ponselnya, dengan hati yang sangat perih. Luka lama di hatinya terkoyak kembali.Ditutupnya ponsel itu dengan memejamkan mata, "Tuhan, mengapa hati ini masih sangat sakit. Seharusnya aku sudah ikhlas," Air mata kembali menetes.Beberapa saat kemudian, Ella menghapuskan air matanya dan bergegas keluar dari ruangan kantor.Dan di depan pintu ruangan, Ella berpesan pada Merry sekretarisnya bahwa dia akan pulang dan semua kegiatan hari ini di undurkan sampai besok."Baik, bu." sahut Merry sang sekretaris.Ella melangkah dengan anggun, walau hatinya saat ini tidak sedang baik saja, tetapi dia berusaha menyembuhkan luka hatinya sendiri.Seharusnya aku tidak melihat foto itu, guman Ella dalam hati.Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya, mengangguk penuh hormat. Ella membalas dengan senyum yang ramah.Di tempat parkir, Ella melihat pak Thomas sopir pribadinya sudah siap di sisi mobil, dengan penuh hormat m

  • Jangan Pergi, Istriku   MENJAUHLAH DARI KEHIDUPAN KAMI

    Dion yang sudah berhasil menarik Vivian menjauh dari ruangan Chintya, segera melepaskan tangan Vivian dengan kasar. Vivian meringis kesakitan karena genggaman Dion pada tangannya terlalu kencang. Tetapi Dion tidak peduli, hatinya kali ini benar-benar kesal."Vivian dengarlah!, Menjauhlah dari kehidupan kami. Jangan pernah datang kesini lagi!," kata Dion dengan wajah serius, sambil menatap Vivian dengan tajam. "Tapi aku hanya ingin membantu....," jawab Vivian terbata-bata merasa ngeri melihat mata Dion yang tampak merah."Aku tidak butuh bantuanmu, apa kau mengerti?!. Kehadiran mu membuat hubunganku dengan Istriku semakin memburuk," Dion terlihat sangat gusar dengan kelakuan Vivian., dan dia sengaja menekan kata "istriku" pada kalimatnya."Bukankah kalian akan bercerai?," tanya Vivian."Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan istriku, kau paham?!," tegas Dion lagi, "Jadi menjauh lah dari kehidupan kami.""Tidak akan!!" jawab Vivian keras kepala. "Kau milikku, sampai kapanpu

  • Jangan Pergi, Istriku   CHINTYA DAN JELITA

    Operasi Chintya berjalan lancar, walau sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya.Tuan Alexander dengan pakaian medis menutupi hampir seluruh tubuhnya, tampak menggenggam tangan Chintya dengan lembut.Seakan memberi kekuatan pada putri kecilnya, lewat tangannya."Kau hebat, nak. Papa bangga pada mu. Kau gadis pemberani," suara Alexander terdengar lembut.Kemudian dia melirik Ella di seberang tempat tidur yang sedang menatap mereka, seakan memberitahu betapa dia pun menginginkan berada di dekat Chintya.Seakan mengerti yang di inginkan Ella, perlahan Alexander bangkit dari tempat duduknya, dan Ella segera mendekati bayi Chintya."Hai gadis pemberani, terima kasih sayang telah menjadi gadis kuat, ibu sayang kamu, nak" bisik Ella sambil membelai tangan mungil itu.Jemari itu bergerak seakan memberitahu bahwa dia pun sangat menyayangi Ella."Kau mendengar ibu, nak." Air mata haru Ella, menetas lewat sudut matanya. Di ciumnya lembut tangan mungil itu.Alexander yang melihat ini menjadi

  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGHARUKAN

    Pagi ini, Ella baru saja terbangun dari tidurnya, setelah dua hari berada di rumah sakit, kini badannya terasa segar kembali. Padahal tadi malam, Ella merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat wajah Ella yang sangat pucat, bu Asih menyarankan agar Ella segera pulang ke rumah, untuk beristirahat. Awalnya Ella menolak, karena tidak tega meninggalkan Chintya.Tapi nyonya Maribet juga ikut memastikan bahwa beliau akan ikut berjaga bersama bu Asih. Dan tuan Dalton juga sudah meyakinkannya akan memantau perkembangan Chintya selalu, melalui orang kepercayaannya tanpa di ketahui orang lain.Akhirnya, Ella pun setuju untuk pulang, setelah yakin Chintya baik-baik saja. Dan melihat Ella hendak pulang, Dion pun menawarkan diri untuk mengantar Ella, tetapi langsung di tolak Ella. "Bahkan aku tidak mau melihatmu lagi," kata Ella dengan dingin pada Dion,sesaat sebelum Ella berlalu dengan mobil mewahnya.Ting!Sebuah pesan masuk, membuyar lamunan Ella, dan Ella segera meraih ponselnya dan meliha

  • Jangan Pergi, Istriku   MENGAPA KAU MASIH DISINI?!

    Di sudut ruangan rumah sakit.Ella tampak menangis di pangkuan bu Asih dan Dion tampak terpaku di samping Vivian.Sedangkan nyonya Maribet masih berada di dalam kamar Chintya.Ternyata pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ella dan Dion, beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan suatu kebenaran.Dokter telah menyatakan bahwa Chintya bukan anak kandung Dion dan Ella. Chintya tertukar saat baru lahir di rumah sakit. Pernyataan ini telah membuat syok semua orang.Terutama Ella yang tidak menyangka bahwa putrinya tertukar dengan bayi yang lain, hatinya menjadi marah dan sedih. Tubuhnya terasa tidak bertenaga lagi.Ella teringat di saat dia melahirkan, Dion menolak menemaninya ke rumah sakit, akhirnya dia melahirkan sendirian.Saat ini, pihak rumah sakit Healthy Hospital telah menghubungi rumah sakit Contento Hospital, tempat di mana Ella melahirkan dulu.Dan mereka semua sedang mencari tahu siapa wanita yang melahirkan di hari dan di waktu yang sama. Sehingga orang tua kandung Chintya bis

DMCA.com Protection Status