Share

AKU BELUM SIAP, BU

Penulis: Hemalin's
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 22:00:49

Di Perumahan mewah.........

Dua keluarga sudah duduk berkumpul bersama di sebuah ruang yang di sebut ruangan keluarga.

Dan ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat tuan Hutama, ayah Dion masih ada. Tapi sekarang beliau sudah pergi untuk selamanya.

Suasana sekarang pun jauh berbeda. Tidak ada tawa ceria lagi seperti dulu. Karena sekarang Dion lebih banyak diam dan kelihatan tidak bersemangat.

Walaupun Vivian berusaha membuat suasana menjadi ceria, tetapi Dion tidak banyak bicara, dia hanya tersenyum saja bila ada yang bercanda.

"Bagaimana perkembangan perusahaanmu, Dion?," tanya tuan Ferdinand, mantan ayah tunangannya, menghilangkan kekakuan di antara mereka.

Sebagai seorang tuan rumah yang baik, Dion berusaha bersikap sopan. Karena bagaimana pun mereka pernah hampir menjadi satu keluarga, tetapi takdir berkata lain.

"Hanya ada sedikit masalah pak, tetapi semua sudah di atasi," jawab Dion perlahan.

"Ya, Vivian sudah menceritakaan tentang Grand Beunovul saat ini sedang ada masalah. Bagaimana bila bapak yang berinves ke Grand Beunovul saja." kata tuan Ferdinand berterus terang.

Glek

Dion terdiam sejenak, kalau saja tawaran ini datang dari perusahaan lain mungkin tanpa ragu Dion akan menerimanya. Tetapi ini dari perusahaan keluarga Vivian. Dan Dion paham apa maksud semua ini.

"Untuk saat ini belum dulu pak, karena saya masih mempunyai dana cadangan, dan semoga bisa mencukupi semua," tolak Dion halus, dia tidak ingin termakan jasa yang membuat dia susah di kemudian hari.

Vivian, nyonya Carie dan nyonya Maribet, ibu Dion yang juga berada disitu terlihat kecewa dengan jawaban Dion.

"Tetapi tidak ada salahnya, bila berinves bukan?." kata nyonya Corie, ibu Vivian sedikit kurang senang.

"Betul, bu. Tetapi saya sedang berusaha untuk menanggulanginya dulu. Jadi untuk berinves saya tahan dulu. Lagi pula, saya sudah ke perusahaan New Strenght Holand dan semoga ada kabar baik," terang Dion lagi.

Dion tidak ingin terjebak dalam situasi yang membuat dia kesulitan nantinya.

Karena sekarang dia menyadari bahwa perasaannya pada Vivian sudah biasa aja. Tidak ada perasaan cinta lagi, seperti dulu.

"Perusahaan New Strenght Holand, tuan Dalton. Bapak kenal baik sama beliau." jawab tuan Ferdinand lagi, berharap ini sebagai kesempatan baik.

"Iya pak,"

"Bagaimana bila papa saja yang menjumpai tuan Dalton, papa kan lebih kenal dengan tuan Dalton," usulan Vivian bersemangat.

"Tidak usah lagi, Vi. Kemarin sudah sekesai semua," tolak Dion halus.

Vivian cemberut, melihat putrinya kelihatannya tidak senang nyonya Corie terlihat kesal, wajahnya memerah, tapi Dion tidak peduli.

Mendengar semua jawaban dari Dion, tuan Ferdinand paham bahwa keinginannya untuk mempersatukan keluarga mereka kembali sudah buntu.

Tuan Ferdinand tidak bisa menyalahkan Dion sepenuhnya, karena dulu itu Vivian yang meninggalkan Dion, lagi pula Dion baru saja berpisah dari istrinya, mungkin Dion perlu waktu, batin tuan Ferdinand bijaksana.

Kemudian mereka pamit, nyonya Corie yang masih cemberut, terlihat tidak bersemangat lagi berbeda di saat pertama datang tadi.

Setelah keluarga Vivian pulang, nyonya Maribet segera memberi ultimatum pada anaknya, Dion.

"Kau dan Ella akan bercerai, sebaiknya kau segera mempersiapkan diri untuk pernikahanmu dengan Vivian." kata nyonya Maribet.

Dion tersentak mendengar perkataan ibunya.

Menikah?

Tidak mungkin!

Sangat, sangat tidak mungkin!

Saat ini Dion masih merasakan pedihnya prahara dalam rumah tangganya, bagaimana mungkin dia sudah harus memikirkan pernikahan yang lainnya.

"Vivian sudah kembali. Bukankah dulu kau sangat mencintainya." kata nyonya Maribeth lagi. "Sebaiknya kalian segera menikah."

Wajah Dion langsung berubah mendengar itu.

"Bu, ini terlalu cepat. Aku dan Ella belum resmi bercerai, bagaimana mungkin aku harus menyiapkan pernikahan yang lain."

"Ya sudah, segera urus perceraian kalian secepatnya."

Dion menghela napasnya terasa berat.

"Aku belum siap, bu"

"Apalagi yang kau pertahankan, istrimu berselingkuh dan dia telah melahirkan anak haramnya. Dan sekarang pun dia sudah pergi, entah kemana?!." cerca nyonya Maribet.

Dion mengerutkan keningnya, ada rasa sakit mendengar kalimat ini.

"Ini terlalu berlebihan bu, sebaiknya nanti saja kita pikirkan yang lainnya." jawab Dion terdengar bergetar.

"Kau ini, dari dulu selalu saja seperti ini. Selalu saja menunda-nunda hal yang baik, dan pada akhirnya salah dalam mengambil keputusan." cerocos nyonya Maribet, kesal dengan keraguan Dion.

Karena tidak ingin berdebat terlalu panjang dengan ibunya, Dion pun segera berlalu dari hadapan ibunya.

Di dalam kamar, Dion membuka ponselnya yang sedari tadi sudah di non aktif kan. Beberapa pesan muncul di sana.

Ada sebuah pesan yang menarik perhatiannya, dari pak Amri, ada apa?.

Bukankah dia sudah berpesan, jangan berkirim pesan bila tidak ada yang penting.

Tapi ini....

"Tuan cepat datang kesini, non Chintya sekarang berada di rumah sakit Permata Bunda, dari tadi pagi kejang-kejang,"

Dion terperanjat membaca pesan itu. Rumah sakit?. ada rasa takut dihatinya bila bayi itu kenapa-napa.

Di bawah pandangan heran ibunya, Dion segera berlalu dengan mobil kesayangan.

Butuh waktu tiga jam yang harus di tempuh Dion, untuk menuju ke tempat pak Amri. Dia tidak peduli dengan keselamatan dirinya sendiri, dengan kecepatan tinggi dia menyetir mobilnya menembus malam.

Di rumah sakit Permata Bunda.....

Pak Amri yang melihat kedatangan Dion segera menyambut tuannya dengan wajah menegangkan. Sedangkan istrinya, bi Asih terlihat pasrah ada rasa sedih di mata wanita paruh baya ini.

"Tuan, tadi pagi nona Chintya badannya panas sekali, sudah di beri obat tapi panasnya tidak turun-turun, dan tiba-tiba nona Chintya kejang-kejang." jelas pak Amri panjang lebar.

"Bagaimana keadaannya sekarang?," tanya Dion terlihat gelisah. Ada rasa sesal di hatinya yang terdalam. Ach, semoga belum terlambat, batinnya.

"Nona Chintya masih ditangani dokter di dalam." sahut pak Amri lagi.

Perasaan menyesal mulai menggayut dihatinya. Seharusnya dia tidak boleh egois dengan memisahkan bayi itu dengan ibunya.

Ya, Tuhan. Apa yang sudah aku lakukan?.

Pintu ruang terbuka, terlihat seorang dokter keluar di ikuti seorang perawat di belakangnya.

"Keluarga bayi Chintya?" tanya si perawat.

Dion segera mendekati dokter yang berperawatan sedang, sepertinya usia dokter tersebut tak terpaut jauh dengannya.

"Saya ayahnya," jawab Dion. Untuk pertama kalinya dia mengakui sebagai ayah Chintya, ada desiran di hatinya.

Kemudian, Perawat tersebut kembali masuk ke ruangan meninggalkan dokter bicara pada Dion.

"Bayi Chintya sudah tidak apa-apa lagi, hanya saja ada beberapa komplikasi pada darahnya. Sebaiknya segera di bawa ke dokter spesialis anak saja, karena peralatan di rumah sakit ini terbatas." kata dokter.

Komplikasi darah?. ya Tuhan. Apa lagi ini?

Dion terhenyak mendengar penuturan dari dokter. Dia sama sekali tidak paham masalah bayi, karena selama ini Ella yang mengurus Chintya.

Dan sekarang Chintya sedang sakit, Chintya pasti butuh ibunya, Ella. Sedangkan Ella sudah pergi.

Bab terkait

  • Jangan Pergi, Istriku   DIMANA KAU, ELLA?

    "Ja... jadi baby Chintya masih hidup!!," pekik nyonya Maribet kaget mendengar pengakuan anaknya, Dion."Ampuni aku ibu, aku salah. Saat itu aku terbawa emosi, karena sakit hati mendengar Ella berselingkuh," Dion bersimpuh dengan berurai air mata di hadapan ibunya, memohon ampun karena telah melakukan kesalahan yang sangat fatal."Apa yang telah engkau lakukan, nak." tanya nyonya maribet sambil berurai air mata.Beliau begitu shock mendengar pengakuan putranya. Dia tidak menyangka, Dion tega melakukan hal yang sangat kejam.Karena walau Chintya bukan darah daging Dion, Dion tidak berhak memisahkan anak dari ibunya, dengan alasan apa pun."Dimana sekarang baby Chintya di rawat," tanya nyonya Maribet."Di rumah sakit Healthy Hospital, bu" jawab Dion perlahan masih menunduk.Atas saran dokter, Dion tidak punya pilihan lain. Akhirnya dia memindahkan baby Chintya ke rumah sakit yang lebih besar, dimana peralatan medisnya lebih lengkap."Antarkan ibu kesana," kata nyonya Maribet kemudian."Iy

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Jangan Pergi, Istriku   PERUBAHAN ELLA

    Mobil mewah itu berhenti tepat di depan rumah panti asuhan.Beberapa anak yang sedang menyapu halaman rumah panti langsung berdiri dengan pandangan ingin tahu, siapa yang datang.Dan ketika seorang wanita cantik turun dari mobil, anak-anak tersebut langsung berhamburan berlarii mendekati si pemilik mobil."Kak Ella..... kak Ella...... kak Ella," teriak riuh anak-anak panti kegirangan menyambut Ella, dan kegembiraan mereka bertambah tatkala mereka mendapatkan hadiah dari Ella."Bagi-bagi ya buat semua," seru Ella terharu dan bahagia melihat anak-anak yatim piatu itu tertawa bahagia.Pak sopir juga membantu menurunkan beberapa barang dan membagikan pada anak-anak itu."Jangan rebutan, semua kebagian," seru Ella lagi, di sela tawa bahagia anak-anak panti.Rupanya, sebelum datang tadi Ella menyempatkan diri membeli makanan dan mainan untuk anak-anak panti.Bu Asih yang mendengar suara ribut di luar langsung keluar rumah, ingin tahu apa yang sedang terjadi."Ya Tuhan, nak," bu Asih terbelal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Jangan Pergi, Istriku   HATI YANG GALAU

    Suara dentuman musik terdengar hingar bingar memekakkan telinga. Aroma tembakau dan alkohol yang begitu kental memenuhi ruangan.Beberapa pria hidung belang dan wanita berpakaian minim dengan riasan yang menor berjoget dan menari di sana, tawa dan teriakkan mereka menambah bingarnya suasana.Malam ini, Dion terdampar di sini di lautan kemaksiatan. Karena saat ini hati Dion penuh amarah yang berkobar dan kekecewaan yang sangat dalam. Pikirannya kalut dan kacau.Bayangan senyuman Ella menari-nari di pelupuk matanya. Dion duduk di ruangan VIP, Dia meminta pada pelayan untuk memberikannya lagi minuman yang terbaik.Entah berapa banyak sudah minuman beralkohol itu berada di perutnya. Dan botol-botol yang sudah kosong pun berhamburan di atas meja.Ada getaran di saku celananya, Dion meraihnya, dengan sembarang dia mengangkat telponnya."Ha...loooo," kemudian dia terkulai di tempatnya."Dion, kau dimana?!!" teriakkan itu tenggelam dengan suara musik.Dion pun yang sudah sangat mabuk, tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Jangan Pergi, Istriku   PENGAKUAN YANG MENYAKITKAN

    Sore ini, Ella sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah, setelah seharian berkutet dengan berkas-berkas di kantor.Hari ini sungguh melelahkan, dia membayangkan berada di ruangan spa, sungguh menyenangkan. Dia berencana memanjakan tubuhnya di SPA NEW STRENGHT, milik keluarganya.Tapi sebelum dia melangkah pergi, suara deringan di ponselnya menghentikan langkahnya.Dia melirik ponselnya, tidak ada nama hanya ada nomor yang tertera di sana. Sejenak dia mengernyitkan keningnya, nomor itu...."Halo Ella," suara khas itu, sangat familiar dengannya. Ella terdiam, dadanya terasa sesak. Bahkan dia tidak berani menghela napas, walau sekedar menghalau deburan dihatinya. Dia menjadi bingung antara sedih, marah dan kecewa."Ella, bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin aku katakan, sangat penting." suara Dion terdengar dari seberang."Katakan saja, ada apa?! Aku tidak ada waktu!," jawab Ella dengan ketus.Terdengar suara helaan napas berat di seberang sana."Aku ingin menunjukkan sesuatu, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Jangan Pergi, Istriku   KETIKA KEBENARAN TERUNGKAP

    "Bagaimana, bila kita lakukan test DNA sekali lagi," tantang Ella."Baik, ayo kita lakukan!," jawab Dion tidak mau kalah karena merasa sangat yakin."Dion!, Ella stop!," tiba-tiba nyonya Maribet berdiri di hadapan mereka berdua. Dion dan Ella yang tadinya sudah saling tuding langsung terdiam."Apa yang kalian ributkan?!, Apa kalian sadar, saat ini Chintya di dalam sana sedang berjuang dengan penyakitnya. Chintya butuh orang tua yang mendukungnya, bukan orang tua yang saling meributkan sesuatu yang tidak jelas!!?," kata nyonya Maribet dengan nada keras."Dion, kau sebagai kepala rumah tangga, seharusnya lebih bijaksana. Bukan arogan seperti tadi!?." kata nyonya Maribet lagi, kemudian berpaling ke arah Ella. " Dan kau Ella, sebagai seorang istri dan seorang ibu, harusnya lebih sabar.""Tapi, bu...," sela Dion."Tidak ada tapi-tapian, Ini sudah terjadi. Dan yang terpenting sekarang, bagaimana cara supaya Chintya bisa sembuh dulu." kata nyonya Maribet dengan wajah merah padam.Sebenarnya n

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Jangan Pergi, Istriku   MENGAPA KAU MASIH DISINI?!

    Di sudut ruangan rumah sakit.Ella tampak menangis di pangkuan bu Asih dan Dion tampak terpaku di samping Vivian.Sedangkan nyonya Maribet masih berada di dalam kamar Chintya.Ternyata pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ella dan Dion, beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan suatu kebenaran.Dokter telah menyatakan bahwa Chintya bukan anak kandung Dion dan Ella. Chintya tertukar saat baru lahir di rumah sakit. Pernyataan ini telah membuat syok semua orang.Terutama Ella yang tidak menyangka bahwa putrinya tertukar dengan bayi yang lain, hatinya menjadi marah dan sedih. Tubuhnya terasa tidak bertenaga lagi.Ella teringat di saat dia melahirkan, Dion menolak menemaninya ke rumah sakit, akhirnya dia melahirkan sendirian.Saat ini, pihak rumah sakit Healthy Hospital telah menghubungi rumah sakit Contento Hospital, tempat di mana Ella melahirkan dulu.Dan mereka semua sedang mencari tahu siapa wanita yang melahirkan di hari dan di waktu yang sama. Sehingga orang tua kandung Chintya bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGHARUKAN

    Pagi ini, Ella baru saja terbangun dari tidurnya, setelah dua hari berada di rumah sakit, kini badannya terasa segar kembali. Padahal tadi malam, Ella merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat wajah Ella yang sangat pucat, bu Asih menyarankan agar Ella segera pulang ke rumah, untuk beristirahat. Awalnya Ella menolak, karena tidak tega meninggalkan Chintya.Tapi nyonya Maribet juga ikut memastikan bahwa beliau akan ikut berjaga bersama bu Asih. Dan tuan Dalton juga sudah meyakinkannya akan memantau perkembangan Chintya selalu, melalui orang kepercayaannya tanpa di ketahui orang lain.Akhirnya, Ella pun setuju untuk pulang, setelah yakin Chintya baik-baik saja. Dan melihat Ella hendak pulang, Dion pun menawarkan diri untuk mengantar Ella, tetapi langsung di tolak Ella. "Bahkan aku tidak mau melihatmu lagi," kata Ella dengan dingin pada Dion,sesaat sebelum Ella berlalu dengan mobil mewahnya.Ting!Sebuah pesan masuk, membuyar lamunan Ella, dan Ella segera meraih ponselnya dan meliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Jangan Pergi, Istriku   CHINTYA DAN JELITA

    Operasi Chintya berjalan lancar, walau sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya.Tuan Alexander dengan pakaian medis menutupi hampir seluruh tubuhnya, tampak menggenggam tangan Chintya dengan lembut.Seakan memberi kekuatan pada putri kecilnya, lewat tangannya."Kau hebat, nak. Papa bangga pada mu. Kau gadis pemberani," suara Alexander terdengar lembut.Kemudian dia melirik Ella di seberang tempat tidur yang sedang menatap mereka, seakan memberitahu betapa dia pun menginginkan berada di dekat Chintya.Seakan mengerti yang di inginkan Ella, perlahan Alexander bangkit dari tempat duduknya, dan Ella segera mendekati bayi Chintya."Hai gadis pemberani, terima kasih sayang telah menjadi gadis kuat, ibu sayang kamu, nak" bisik Ella sambil membelai tangan mungil itu.Jemari itu bergerak seakan memberitahu bahwa dia pun sangat menyayangi Ella."Kau mendengar ibu, nak." Air mata haru Ella, menetas lewat sudut matanya. Di ciumnya lembut tangan mungil itu.Alexander yang melihat ini menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02

Bab terbaru

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN PERGI, ISTRIKU

    Tuan Dalton segera mendapat kabar tentang Alexander, dan perihal tentang ancaman hilangnya hak asuh Jelita pada Ella dan Dion.Dan tuan Dalton segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Tuan Smith, aku butuh bantuanmu," suara tuan Dalton terdengar tegas."Tuan Dalton apa yang kau butuhkan, Saya siap melaksanakannya,"Setelah beberapa menit kemudian......"Sudah selesai semuanya, tuan Dalton, dan Hakim Jason akan melaksanakan seperti yang tuan inginkan,"Tuan Dalton tersenyum cerah, dan segera ke Villa Greend tempat Ella tinggal bersama Jelita dan Chintya.Tidak sabar rasanya melihat keceriaan di wajah cucu kesayangannya ini, yang dari kemarin murung saja.Di Villa Greend, tuan Dalton hanya menjumpai Jelita dan Chintya yang sedang bermain bersama pengasuh mereka masing-masing."Nona Ella, sedang berada di taman tuan." kata salah seorang pengasuh pada tuan Dalton dengan hormat.Setelah menyapa Jelita dan Chintya sejenak, tuan Dalton segera ke taman tempat Ella mengurung diri.

  • Jangan Pergi, Istriku   AKEXANDER

    Hari ini adalah sidang perdana, Alexander. Ella dan Dion yang sebagai saksi sudah berada di sana.Erick, nyonya Maribet dan bi Asih juga hadir.Alexander tampak lesu dan tidak bersemangat. Suaranya sangat lemah saat menjawab pertanyaan dari hakim.“Saya sangat menyayangi anak saya Jelita. Setelah kematian istri saya, Jelita adalah hidup saya.” Alexander terdiam sejenak sambil menunduk. “Dan saya sangat terpukul mendengar bahwa Jelita bukan putri kandung saya. Tetapi saya pun menyayangi anak saya Chintya. Karena itu, saya nekat ingin membawa mereka berdua pergi karena saya tidak ingin mereka hidup menderita,” tutur Alexander lagi.“Berarti saudara meragukan orang tua kandung Jelita,” tanya hakim.“Benar, pak. Karena saya melihat hubungan yang tidak harmonis antara ibu Ella dan suaminya, Dion. Bahkan saya pernah melihat pak Dion berselingkuh di waktu putri saya Chintya masih di rawat di rumah sakit.” Pengunjung semua bersorak mendengar ini. Ella dan Dion membelalakkan matanya mendenga

  • Jangan Pergi, Istriku   PENYESALAN DION

    Berita penangkapan Alexander dengan cepat menyebar. Karena tuduhan percobaan penculikkan terhadap Jelita, telah menyebabkan pria menawan ini terpaksa berurusan dengan kepolisian."Aku tidak mungkin menculik putriku sendiri." teriak Alexander marah di dalam sebuah sel yang akan menjadi tempat tinggal pria ini untuk beberapa waktu."Aku menyayangi mereka, aku ingin membawa mereka ke tempat yang lebih aman." kata Alexander lagi.Tetapi apa pun alasan itu, Alexander tetap di nyatakan bersalah dan penjagaan terhadap dirinya pun di lakukan dengan sangat ketat."Sial," rutuknya dalam hati. Biasanya segala urusan dengan mudah dapat di selesaikan.Tetapi kali ini, perkiraannya melesat. Sang pengacara handalannya pun telah gagal membebas dirinya.Bahkan Alexander di larang menerima tamu, sampai keputusan hakim memberikan hukuman yang pantas atas dirinya.Alexander hanya di perbolehkan bertemu dengan pengacaranya saja, yaitu Chao, itu pun harus di bawah pengawasan yang ketat."Semua ini di bawah

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN AMBIL ANAKKU

    Ella menunggu hampir satu jam lamanya, tetapi Jelita dan pengasuhnya, belum muncul juga.Bu Asih dan nyonya Maribet yang sudah datang dari pagi, ikut juga menunggu kedatangan Jelita."Sabar ya nak, mungkin mereka sebentar lagi datang," bu Asih menenangkan Ella yang nampak gelisah. Ella hanya menarik napas menepis gundah di hatinya.Hari ini Chintya sudah di izinkan pulang karena kondisinya sudah membaik.Dan sesuai kesepakatan, Chintya akan kembali pada orang tua kandungnya yaitu tuan Alexander, serta Jelita akan bersama orang tua kandungnya yaitu Ella dan Dion.Tetapi sudah hampir satu jam, tidak ada tanda-tanda Jelita akan datang. Sementara Chintya sudah berada dalam pelukan Alexander dan pasukannya yang sudah siap untuk meninggalkan tempat ini.Ella bermaksud mendekati Chintya, begitu melihat gelagat keluarga ini hendak meninggalkan rumah sakit Healthy Hospital.Tetapi seseorang segera menghadang Ella, melarang Ella untuk mendekati Chintya."Hei!!, apa maksudnya ini. Mengapa kalian

  • Jangan Pergi, Istriku   LUKA LAMA TERKOYAK KEMBALI

    Terlambat, Ella yang sudah berada di kantornya sedang menyaksikan adegan itu dari ponselnya, dengan hati yang sangat perih. Luka lama di hatinya terkoyak kembali.Ditutupnya ponsel itu dengan memejamkan mata, "Tuhan, mengapa hati ini masih sangat sakit. Seharusnya aku sudah ikhlas," Air mata kembali menetes.Beberapa saat kemudian, Ella menghapuskan air matanya dan bergegas keluar dari ruangan kantor.Dan di depan pintu ruangan, Ella berpesan pada Merry sekretarisnya bahwa dia akan pulang dan semua kegiatan hari ini di undurkan sampai besok."Baik, bu." sahut Merry sang sekretaris.Ella melangkah dengan anggun, walau hatinya saat ini tidak sedang baik saja, tetapi dia berusaha menyembuhkan luka hatinya sendiri.Seharusnya aku tidak melihat foto itu, guman Ella dalam hati.Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya, mengangguk penuh hormat. Ella membalas dengan senyum yang ramah.Di tempat parkir, Ella melihat pak Thomas sopir pribadinya sudah siap di sisi mobil, dengan penuh hormat m

  • Jangan Pergi, Istriku   MENJAUHLAH DARI KEHIDUPAN KAMI

    Dion yang sudah berhasil menarik Vivian menjauh dari ruangan Chintya, segera melepaskan tangan Vivian dengan kasar. Vivian meringis kesakitan karena genggaman Dion pada tangannya terlalu kencang. Tetapi Dion tidak peduli, hatinya kali ini benar-benar kesal."Vivian dengarlah!, Menjauhlah dari kehidupan kami. Jangan pernah datang kesini lagi!," kata Dion dengan wajah serius, sambil menatap Vivian dengan tajam. "Tapi aku hanya ingin membantu....," jawab Vivian terbata-bata merasa ngeri melihat mata Dion yang tampak merah."Aku tidak butuh bantuanmu, apa kau mengerti?!. Kehadiran mu membuat hubunganku dengan Istriku semakin memburuk," Dion terlihat sangat gusar dengan kelakuan Vivian., dan dia sengaja menekan kata "istriku" pada kalimatnya."Bukankah kalian akan bercerai?," tanya Vivian."Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan istriku, kau paham?!," tegas Dion lagi, "Jadi menjauh lah dari kehidupan kami.""Tidak akan!!" jawab Vivian keras kepala. "Kau milikku, sampai kapanpu

  • Jangan Pergi, Istriku   CHINTYA DAN JELITA

    Operasi Chintya berjalan lancar, walau sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya.Tuan Alexander dengan pakaian medis menutupi hampir seluruh tubuhnya, tampak menggenggam tangan Chintya dengan lembut.Seakan memberi kekuatan pada putri kecilnya, lewat tangannya."Kau hebat, nak. Papa bangga pada mu. Kau gadis pemberani," suara Alexander terdengar lembut.Kemudian dia melirik Ella di seberang tempat tidur yang sedang menatap mereka, seakan memberitahu betapa dia pun menginginkan berada di dekat Chintya.Seakan mengerti yang di inginkan Ella, perlahan Alexander bangkit dari tempat duduknya, dan Ella segera mendekati bayi Chintya."Hai gadis pemberani, terima kasih sayang telah menjadi gadis kuat, ibu sayang kamu, nak" bisik Ella sambil membelai tangan mungil itu.Jemari itu bergerak seakan memberitahu bahwa dia pun sangat menyayangi Ella."Kau mendengar ibu, nak." Air mata haru Ella, menetas lewat sudut matanya. Di ciumnya lembut tangan mungil itu.Alexander yang melihat ini menjadi

  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGHARUKAN

    Pagi ini, Ella baru saja terbangun dari tidurnya, setelah dua hari berada di rumah sakit, kini badannya terasa segar kembali. Padahal tadi malam, Ella merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat wajah Ella yang sangat pucat, bu Asih menyarankan agar Ella segera pulang ke rumah, untuk beristirahat. Awalnya Ella menolak, karena tidak tega meninggalkan Chintya.Tapi nyonya Maribet juga ikut memastikan bahwa beliau akan ikut berjaga bersama bu Asih. Dan tuan Dalton juga sudah meyakinkannya akan memantau perkembangan Chintya selalu, melalui orang kepercayaannya tanpa di ketahui orang lain.Akhirnya, Ella pun setuju untuk pulang, setelah yakin Chintya baik-baik saja. Dan melihat Ella hendak pulang, Dion pun menawarkan diri untuk mengantar Ella, tetapi langsung di tolak Ella. "Bahkan aku tidak mau melihatmu lagi," kata Ella dengan dingin pada Dion,sesaat sebelum Ella berlalu dengan mobil mewahnya.Ting!Sebuah pesan masuk, membuyar lamunan Ella, dan Ella segera meraih ponselnya dan meliha

  • Jangan Pergi, Istriku   MENGAPA KAU MASIH DISINI?!

    Di sudut ruangan rumah sakit.Ella tampak menangis di pangkuan bu Asih dan Dion tampak terpaku di samping Vivian.Sedangkan nyonya Maribet masih berada di dalam kamar Chintya.Ternyata pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ella dan Dion, beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan suatu kebenaran.Dokter telah menyatakan bahwa Chintya bukan anak kandung Dion dan Ella. Chintya tertukar saat baru lahir di rumah sakit. Pernyataan ini telah membuat syok semua orang.Terutama Ella yang tidak menyangka bahwa putrinya tertukar dengan bayi yang lain, hatinya menjadi marah dan sedih. Tubuhnya terasa tidak bertenaga lagi.Ella teringat di saat dia melahirkan, Dion menolak menemaninya ke rumah sakit, akhirnya dia melahirkan sendirian.Saat ini, pihak rumah sakit Healthy Hospital telah menghubungi rumah sakit Contento Hospital, tempat di mana Ella melahirkan dulu.Dan mereka semua sedang mencari tahu siapa wanita yang melahirkan di hari dan di waktu yang sama. Sehingga orang tua kandung Chintya bis

DMCA.com Protection Status