Malam itu, Anton, Raka dan Joni terlihat nongkrong di Champion Café Medan. Champion Café ini merupakan tempat tongkrongan kawula muda Medan, tepatnya terletak di Jl. Dr. Masyur No 134 Medan. So pasti, jadi tempat tongkrongan anak mahasiswa USU karena tempat ini tak jauh dari kampus USU. Maka jangan heran, kalau pengunjungnya didominasi oleh anak muda, ABG, bahkan banyak yang berpasang-pasangan, bercengkrama menjalin kasih. Memang desain lokasi dan ornament interior Champion Café ini sungguh berkelas dan sangat mengena seleranya anak muda masa kini. Tak kalah dengan café-café yang ada di Lembang Bandung. Apalagi suasana malam itu sungguh syahdu didukung iringan musik romantis dari group band café.
“Anton, apa kau sudah dapat info tentang Ana, tuh?” tanya Joni penuh harap. Sudah tentu, Joni ingin sekali memuaskan keinginan Andrew agar dia segera memenuhi janjinya pada mereka.
Sore itu, Aditya merasa kesal bukan main, begitu membaca hasil diagnosis medical check up milik dirinya. Dari balik meja kerjanya, terlihat raut wajah Aditya kecewa banget dan rahangnya sampai kaku. Kedua tangannya terkepal kencang dan sampai menggeletar, sembari memegang lembaran kertas laporan hasil diagnosis. Mata Aditya mencorong tajam, tak bekedip menyelusuri kata demi kata yang tertera di laporan medis itu. Kalau boleh dibilang, emosi Aditya telah mencapai tingkat dewa. Teringat di benak pikirannya, bagaimana saat buah pelirnya berulang-kali dihajar dengan pukulan, tendangan dan injakan oleh mereka itu. Benturan keras itu yang menyebabkan penderitaannya kini. Masih terbayang, rasa sakit yang ditimbulkannya bukan kepalang sampai ke ubun-ubun kepala, bahkan rasanya mau jumpalitan menahan rasa sakit saat itu. Seandainya, orang yang menyebabkan emosi tingkat dewa Aditya itu muncul, mungkin sudah Aditya remukkan wajah orang itu. Itu pun belumlah cukup untuk membayar
Segarra Seaside Escape ini, kata orang merupakan tempat borjuis Jakarta. Mungkin tempat ini didesain dan disiapkan hanya untuk kalangan executive muda dan orang-orang tajir yang haus akan tempat yang dapat memanjakan jiwa dan menghibur diri dengan suasana romantis. Wajarlah, untuk memanjakan kalangan executive muda dan orang-orang tajir agar tidak ragu untuk mengeluarkan uangnya, maka desain enterior dan eksterior Segarra Seaside Escape disiapkan secara eksklusif sedemikian rupa untuk memenuhi standar selera kalangan mereka. Di samping itu, sudah pasti menu yang disajikan pun cukup spesial. Makanya jangan heran kalau terkesan mahal bagi kebanyakan orang. Tapi yang jelas tidak rugi loh, menikmati suasana Segarra Seaside Escape ini. Bagi mereka yang rela merogoh kocek lebih dalam, tentu sebanding dengan kesan dan kepuasan jiwa yang di dapat loh! Yang pasti dapat merasakan suasana romantis sajian high class Jakarta.Kapan lagi, makanya aku tak ingin menghilangk
Dari jauh, aku lihat Aditya berdiri di tepi pantai, menghadap ke laut. Dia sibuk dengan telepon hapenya. Dia serius banget. Dari wajahnya, aku lihat dia tak happy. Dia begitu tertekan. Aditya tidak menyadari, aku telah berada tak jauh darinya. “Ehm!” Yeah! Aku berdehem untuk memecah perhatian Aditya. Sontak, Aditya pun tahu diri, lantas menoleh dan memandangku. Lalu, dia buru-buru memotong pembicaraannya di hape dan mengakhirinya. Sesaat kemudian, Aditya pun segera menghampiriku. “Hai Ana, kok lama sekali?” “Antriannya panjang, Adit!” jawabku sekenanya. So pasti, aku tidak ingin ngomong kalau aku tak sengaja habis berpelukan dengan cowok lain. Bisa kacau, kalau Aditya tahu kejadian yang menimpaku tadi. Bisa-bisa merusak suasana kebersamaanku malam ini dengannya, batinku. Aku pun memutuskan untuk bersandiwara di hadapan Aditya dan merahasiakan kejadian yang menurutku sangat-sangatlah menggetarkan hatiku itu. “Habis menele
Aku tidak ingin tahu apa isi pembicaraan Aditya dengan neneknya itu. Bagiku hal yang wajar saja, jika seorang nenek kangen dengan cucunya. Walau kadang kebangetan, tak kenal waktu. Namun, apa mau dikata?! Makanya, Kakiku terus melangkah perlahan-lahan mengikuti gerak kata hatiku dan berlawanan dengan langkah Aditya. Bola mataku dengan liar celingukan, menjelajahi spot indah di seputar Segarra Seaside Escape dan kedua tanganku saling meremas jemari-jemariku. Semilir angin malam yang menyejukkan, menemaniku memanjakan mata menyelusuri lorong-lorong Segarra Seaside Escape yang bermandikan kilauan tata cahaya lampu warna-warni yang menawan. Pikiranku pun melayang dibuai simponi indah Segarra Seaside Escape. Tanpa aku sadari, tiba-tiba gerak langkahku mengusik perhatian sepasang mata yang berada pada venue eksekutif depan kolam renang. Dia memberi isyarat pada teman-temannya untuk menghentikan canda, begitu lihat diriku. Lalu, dia berdiri dan bertopa
Di sisi lain, Siang itu. Terlihat Anton, Joni dan Raka terperangkap perasaan gelisah. Mereka terlihat sedang duduk di depan bartender Café DapoeR Kinan yang terletak di Unnamed Road, Sei Mangke, Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Saat itu, Café DapoeR Kinan cukup ramai, bertepatan dengan jam makan siang. Apalagi, suasana di luar terlihat panas terik, maklum sedang musim kemarau.Tentu hal ini membuat perasaan tambah tak nyaman bagi Anton Cs. Mereka pun sudah memesan minuman silver queen untuk kedua kalinya untuk mendinginkan suasana hati mereka. Mereka sudah tidak sabar menanti kedatangan Andrew. Kini, mereka sangat berharap pada Andrew untuk dapat memberi jalan keluar dari kesulitan yang mereka hadapi. Tidak mudah bagi mantan napi untuk bertahan hidup, tanpa ada uluran tangan orang lain yang mau mengerti akan kondisi mereka. Untuk itu, mereka sudah punya modal untuk dibarter. Mereka yakin Andrew pasti senang dengar informasi tentang
Pikiran Andrew kacau. Makanya, tanpa tedeng aling-aling lagi dia ingin melampiaskan ganjalan di hatinya. Dia tahu kemana harus pergi untuk menenangkan diri. Untuk itu, dia memacu mobil Pajeronya menuju kafe DapoeR Kinan. Di sana teman-temannya telah lama menanti. Dia harap teman-temannya masih setia menunggunya di sana.Tak lama berselang, Andrew pun sampai di kafe DapoeR Kinan. Setelah memarkirkan mobilnya, dia langsung bergegas loncat turun dari mobilnya. Setengah berlari di memasuki cafe. Perasaannya sedikit lega begitu lihat teman-temannya masih duduk di depan meja bartender.“Hai Boss, mengapa wajahmu terlihat kusut gitu?” tegur Joni setengah bercanda, saat menyambut kedatangan Andrew.“Pusing kepalaku!” jawab Andrew. Dia pun mendudukkan pantatnya di kursi putar depan bartender. ”Aku disuruh kawin.”“Wouu…! Mantap itu Andrew,” timpal Anton.“Mantap kepalamu!” gerutu
“Fira, Aditya sekarang sudah berubah loh... Aku gak tau apa penyebabnya?!” cerocosku pada Safira saat kami ketemuan di Sumobo Mall Ambassador Casablanca. “Aditya beda dengan Aditya yang kita kenal dulu, sekarang orangnya temperamental. Dia mudah marah dan gampang tersinggung gitu deh!”Safira terperangah dengar ocehanku. Dia seperti tidak percaya Aditya telah berubah.“Masa sih Ana?! Bukankah Aditya itu orangnya cool dan pertimbangan banget dalam setiap langkahnya.”“Ya, itu dulu,” sanggahku dengan nada sedikit kecewa. Lalu aku memakan es krim yang ada di hadapanku, sebagai pelampias rasa gundah hatiku.“Apa gak kau tanya padanya, apa masalah yang menekannya?”“Itulah yang aku gak habis pikir. Dia bungkam dan menyembunyikan masalahnya. Dia seperti memendam sesuatu dan dia gak ingin aku tau hal itu.”“Apa mungkin quality time kalian kurang kali
Aditya jadi bengong begitu dia sampai di depan pintu rumah dan Safira yang membukakan pintu dan menyambutnya. “Selamat sampai di rumah tuan yang terhormat,” sapa Safira dari balik pintu rumah, sembari memberikan senyuman manis untuk menyambut kepulangan Aditya. “Fira!” seru Aditya seperti tidak percaya dengan penglihatannya. Dia sampai mengucek-ngucek matanya. Setelah dia merasa sedang tidak melamun. Lalu Dia buru-buru mencekal kedua tangan Fira, “Benarkah kau ini, Fira?!” “Ya, iyalah…! Masa hantu sih Aditya…!” sahut Fira dengan manjanya. Aditya pun tak kuasa menahan gejolak hatinya. Dia langsung memeluk Safira dan mendekapnya dengan erat. Dia begitu merindukan orang yang sangat peduli akan dirinya. Tanpa dia sadari, matanya mulai berkaca-kaca. Safira pun sungguh terharu akan pertemuannya dengan Aditya. Di hati kecilnya, dia sangat merindukan Aditya yang sangat dicintainya. Dia pun membalas pelukan Aditya dengan melingkarkan tangannya dipingg