Kenaya melihat nama suaminya di sana. Namun, karena malas, dia memilih untuk tidak mengangkat sambungan telepon. Memilih tidur saja. Terserah apa yang mau dilakukan Jerick. Keesokan harinya Kenaya bangun seperti biasanya. Mandi walaupun tidak pergi ke mana-mana. Rasanya Kenaya bosan berada di rumah. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Entah kenapa tiba-tiba, Kenaya ingin membuka pintu kamarnya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat pintu kamar terbuka. Kenaya ingat betul, semalam saat bangun untuk ke toilet, dia membuka pintu, dan pintu itu masih tertutup. “Apa bibi lupa menutup pintu?” Pertanyaan itu langsung terlintas di kepala Kenaya. Dengan segera Kenaya membuka pintu. Saat pintu terbuka, dia benar-benar melihat asisten rumah tangga. Dia yakin jika pasti pintu terbuka karena asisten rumah tangga ingin masuk ke kamarnya. “Bu Kenaya sudah tahu jika pintu sudah dibuka?” Asisten rumah tangga menatap Kenaya. Dahi Kenaya berkerut dalam. Dia memikirkan ucapan asisten rumah tan
Kean sudah takut duluan ketika melihat sang mommy. Dia tahu sang mommy pasti akan mengoceh. Karena tidak mau membuat sang mommy marah, dia segera mengangkat sambungan teleponnya. “Halo, Mom.” Kean menyapa sang mommy. “Ke, kamu liburan ke mana sebenarnya? Kenapa tidak memberitahu? Bukankah kamu banyak pekerjaan? Kenapa justru berlibur?” Mommy Freya melemparkan pertanyaan bertubi-tubi. Kean menelan salivanya. Beberapa belakangan ini dia tidak ke rumah sang mommy dan beralasan bekerja. Jadi wajar jika sang mommy tahunya dia banyak pekerjaan. Jadi alasan berlibur memang tidak pas diberikan. “Kemarin aku sibuk, Mom. Karena pekerjaan yang banyak itu aku pusing. Karena itu aku memilih berlibur dulu. Biar lebih jernih pikiranku. Setelah itu barulah aku bekerja lagi.” Kean memberikan alasan yang masuk akal. “Sudahlah, dia mau menyegarkan pikirannya. Biarkan saja.” Suara Daddy El terdengar. Kean yang mendapat dukungan sang daddy seketika senang sekali. Tentu saja itu membuatnya merasa tena
“Apa ada barang-barang tidak terpakai, Bu.” Ketika Kenaya menoleh, pria itu mengulang apa yang dikatakannya. Kenaya yang menoleh, melihat seorang pria dengan topi bucket hat dengan membawa karung. Pakaiannya lusuh dan tampak compang-camping. Terlihat jika pria itu adalah pemulung. Namun, saat memerhatikan wajah pria itu dengan jelas, Kenaya dibuat terkejut. “Kean.” Kenaya menyebut nama itu dengan lirih. Kean tersenyum manis. Tadi setelah Kenaya mengatakan tidak boleh menemuinya, Kean benar-benar berada di dalam dilema. Waktunya tinggal sehari. Jadi dia tidak mau kehilangan waktu berharga itu. Baginya bertemu Kenaya adalah hal yang paling berharga. Kenaya langsung mengalihkan pandangan pada pengawal Jerick. Mereka melihat ke arahnya, tetapi mungkin karena bicara dengan seorang pemulung, jadi pengawal Jerick tidak menyadari apa-apa. “Jangan membuat mereka curiga, Naya” Kean mengingatkan Kenaya. Kenaya jelas terkejut dengan aksinya itu. Jadi perubahan wajahnya terlihat begitu jelas
“Kardus seperti ini, plastik, besi-besi seperti ini. Biasanya mereka bawa dan mereka akan menukarnya untuk dapat uang.” Kenaya menjelaskan sambil menunjuk barang-barang tersebut. “Astaga, aku tidak mau bawa sebanyak itu. Lagi pula, aku tidak butuh uang. Aku hanya butuh kamu.” Kean segera berdiri. Kemudian menatap Kenaya. Kenaya terbuai dengan tatapan Kean. Tatapan penuh damba yang tidak pernah berubah. “Ingatlah, jika aku sudah menikah.” Dia mengingatkan Kean. Kean melihat Kenaya yang berusaha untuk menghindar darinya. Padahal dia yakin di hati Kenaya, masih ada dirinya. “Jika pernikahanmu bahagia, aku tidak akan melakukan ini.” Kean menegaskan jika dia melakukan ini untuk Kenaya. Kenaya memang tidak bisa mengelak. Apalagi ketika luka di wajahnya menjadi bukti. “Jangan pedulikan pernikahanku. Bukankah kamu sendiri yang merelakan aku?” Kenaya ingat betul jika Kean sendiri yang sudah merelakannya. “Aku merelakanmu jika kamu bahagia. Jika kamu tidak bahagia, maka aku akan merebutmu
Akhirnya setelah Kenaya membuatnya kecewa, Kean memutuskan untuk segera kembali. Tidak menunggu lagi hari minggu. Baginya semua sudah jelas. Tak perlu ada yang dilakukannya. “Mom, apa aku bisa bertemu Aurora malam ini?” Sambil menunggu pesawat, Kean menghubungi sang mommy. Padahal rencananya, Kean akan bertemu dengan Aurora minggu malam. Namun, karena dia sudah kembali. Dia memutuskan untuk bertemu malam ini juga. “Mama akan minta Aurora datang malam ini.” Mommy Freya langsung bersemangat. Ternyata anaknya akan segera pulang. Tentu saja, dia tidak mau kehilangan kesempatan ini. Kean menunggu di restoran K-Vin. Dia sengaja datang lebih awal karena malas sekali berada di apartemen. Karena itu, dia memutuskan untuk ke restoran. “Kamu sedang ada kencan?” Gemma menghampiri sepupunya yang sedang asyik duduk manis di restoran. Kean mengalihkan pandangan pada sepupunya itu. Restoran ini memang dikelola oleh sepupunya. Jadi wajar jika dia menemukan sepupunya di restoran. “Iya, aku ada k
Hari minggu pagi adalah hari yang ditunggu-tunggu Kenaya. Hari ini dia akan senang ibu hamil. Di sana dia bisa bertemu dengan sesama ibu hamil. Hal itu membuatnya mendapat banyak pengalaman. Karena mereka biasanya membagikan pengalaman. Tidak adanya orang tua, terkadang membuat Kenaya tidak ada yang ditanyai. Jadi saat mendapatkan kesempatan ini, tentu saja dia adalah kesempatan baginya. Langkahnya terhenti ketika melihat mobil berhenti tepat di depan rumah. Kenaya tahu persis mobil siapa itu. Siapa lagi jika bukan mobil Jerick. Artinya Jerick sudah pulang. Biasanya Jerick pulang saat sore atau malam. Namun, kali ini pagi-pagi sekali Jerick sudah sampai. Jerick yang melihat Kenaya hendak pergi, langsung melihat ke arah jam di tangannya. Dilihatnya jika sekarang jam sepuluh. Biasanya Kenaya akan pergi ke toko sekitar jam delapan. Jadi ini sudah terlalu siang untuk ke toko. “Mau ke mana kamu?” Jerick segera bertanya untuk tahu ke mana Kenaya. Karena dia tidak yakin Kenaya ke toko. “
Kenaya melihat Jerick berada di dalam acara ulang tahun seorang anak. Dia tampak berdiri di samping seorang wanita dan seorang anak perempuan. Dari kue yang terpajang. Tampak angka yang menunjukkan jika anak tersebut berusia lima tahun. Kenaya tahu betul jika itu adalah kakak Jerick. Kebetulan kakak Jerick adalah seorang janda. Selama ini keponakannya selalu menganggap Jerick adalah papanya sendiri. Jadi wajar jika Jerick hadir di pesta ulang tahun keponakannya itu. Ternyata tidak hanya Jerick saja yang ada di pesta itu, orang tua Jerick pun juga hadir di sana. Tawa bahagia tergambar indah di wajah mereka. Terlihat seperti keluarga utuh yang bahagia.Walaupun Jerick mengenalkan Kenaya pada orang tuanya dan sering membawa Kenaya ke rumah, tetap saja keberadaan Kenaya tidak dianggap. Mama Jerick yang merupakan ibu walikota, tidak pernah mau bicara pada Kenaya. Di acara pesta atau acara kumpul bersama pun, Kenaya tidak pernah diajak. Terkadang, Kenaya mempertanyakan, untuk apa dirinya
“Bukan itu.” Kean merangkul Anka. Memberikan kode pada Anka.Sayangnya, Anka tidak mengerti kode Kean. “Tapi, yang minta aku memberikan tutorial make up kakek-kakek, bukannya minggu kemarin?” Dia justru memperjelas pertanyaan itu. “Make up kakek-kakek?” Gemma mendengar hal itu merasa bingung. Untuk apa sepupunya make up seperti kakek-kakek.“Tidak hanya kakek-kakek. Kak Kean juga minta tolong make up wanita juga.” Dengan polosnya Anka bercerita. Kean tidak bisa mengelak lagi. Ternyata Anka justru mengatakan semua. “Kamu sedang cosplay?” Lean tertawa. Merasa lucu dengan apa yang baru didengar. “Sebenarnya aku melakukan itu untuk bertemu Kenaya.” Kean akhirnya jujur saja. Mengatakan semua kenyataan itu. Mereka semua saling pandang. Mengingat nama yang disebut Kean. “Kenaya, mantan kekasihmu?” Gemma memastikan. “Iya.” Kean tertunduk lemas. Semua terkejut. Semua tahu jika Kenaya sudah menikah. Jadi boleh dibilang, Kean sedang mendekati istri orang. “Jangan main api, Ke. Kenaya su
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean
“El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak
“Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan
Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua
Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep