Share

Bab 16 Dikurung

Penulis: Myafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 16:33:01

Kenaya berusaha membuka pintu, tetapi tampaknya pintu terkunci dari luar. Jadi dia tidak bisa membuka pintu tersebut. Sekuat tenaga Kenaya membuka pintu, tetap saja Kenaya tidak bisa membukanya.

“Bi ….” Kenaya mengetuk pintu. Memanggil asisten rumah tangganya.

“Bu, Kenaya.” Asisten rumah mengetuk balik.

“Bi, tolong buka pintunya.” Kenaya berbicara sambil menempelkan tubuhnya ke pintu.

“Bu, Pak Jerick yang meminta pintu kamar Bu Kenaya dikunci. Tidak boleh pergi ke mana-mana hari ini. Jadi mohon maaf tidak bisa membukanya.” Asisten memberitahu Kenaya.

Kenaya mengeram kesal. Ternyata sang suami yang menguncinya di dalam kamar. Pastinya ini adalah buntut dari permasalahan kemarin itu. Jerick pasti sengaja menguncinya dalam kamar agar tidak pergi ke mana-mana.

“Menyebalkan sekali.” Kenaya segera mengambil ponselnya di dalam tas. Mencari nomor Jerick. Untuk melayangkan protes pada suaminya itu.

“Halo, Sayang.” Jerick menyambut sang istri dengan lemah lembut.

Mendapati sikap lembut
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 17 Membayar Mahal

    “Ini, Pak.” Karyawan memberikan pada Kean. Mendapati list pesanan, Kean segera bergerak untuk membuat bunga pesanan pelanggan. Beruntung Kean pernah belajar. Walaupun kala itu hanya iseng belaka. Seharian Kean membuat bunga dan mengirim bunga-bunga itu pada pelanggan. Ada sekitar sepuluh pesanan yang dibuat oleh Kean. Senang Kean bisa membantu mantan kekasihnya itu. Suara telepon berdering. Kean yang kebetulan ada di dekat sana, langsung mengangkat sambungan telepon tersebut. “Halo, toko bunga Kenaya.” Dia menyapa dengan ramah. Tawa Kenaya terdengar. “Kamu sudah cocok sekali menjadi karyawanku.” Dia merasa lucu ketika mendengar suara Kean menyapanya. “Apa kamu tahu, kamu harus bayar mahal aku untuk menjadi karyawanmu.” “Tenanglah aku akan membayar mahal.” “Tentu saja aku akan menunggumu membayar aku mahal.” Kean merasa senang suara Kenaya terdengar baik-baik saja. Artinya tidak perlu ada yang dikhawatirkan. “Apa keadaanmu baik-baik saja?” tanya Kean. “Aku sudah lebih baik.” “

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 18 Tidak Cuma-Cuma

    Kenaya melihat nama suaminya di sana. Namun, karena malas, dia memilih untuk tidak mengangkat sambungan telepon. Memilih tidur saja. Terserah apa yang mau dilakukan Jerick. Keesokan harinya Kenaya bangun seperti biasanya. Mandi walaupun tidak pergi ke mana-mana. Rasanya Kenaya bosan berada di rumah. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Entah kenapa tiba-tiba, Kenaya ingin membuka pintu kamarnya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat pintu kamar terbuka. Kenaya ingat betul, semalam saat bangun untuk ke toilet, dia membuka pintu, dan pintu itu masih tertutup. “Apa bibi lupa menutup pintu?” Pertanyaan itu langsung terlintas di kepala Kenaya. Dengan segera Kenaya membuka pintu. Saat pintu terbuka, dia benar-benar melihat asisten rumah tangga. Dia yakin jika pasti pintu terbuka karena asisten rumah tangga ingin masuk ke kamarnya. “Bu Kenaya sudah tahu jika pintu sudah dibuka?” Asisten rumah tangga menatap Kenaya. Dahi Kenaya berkerut dalam. Dia memikirkan ucapan asisten rumah tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 19 Jangan Temui Aku

    Kean sudah takut duluan ketika melihat sang mommy. Dia tahu sang mommy pasti akan mengoceh. Karena tidak mau membuat sang mommy marah, dia segera mengangkat sambungan teleponnya. “Halo, Mom.” Kean menyapa sang mommy. “Ke, kamu liburan ke mana sebenarnya? Kenapa tidak memberitahu? Bukankah kamu banyak pekerjaan? Kenapa justru berlibur?” Mommy Freya melemparkan pertanyaan bertubi-tubi. Kean menelan salivanya. Beberapa belakangan ini dia tidak ke rumah sang mommy dan beralasan bekerja. Jadi wajar jika sang mommy tahunya dia banyak pekerjaan. Jadi alasan berlibur memang tidak pas diberikan. “Kemarin aku sibuk, Mom. Karena pekerjaan yang banyak itu aku pusing. Karena itu aku memilih berlibur dulu. Biar lebih jernih pikiranku. Setelah itu barulah aku bekerja lagi.” Kean memberikan alasan yang masuk akal. “Sudahlah, dia mau menyegarkan pikirannya. Biarkan saja.” Suara Daddy El terdengar. Kean yang mendapat dukungan sang daddy seketika senang sekali. Tentu saja itu membuatnya merasa tena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 20 Pemulung

    “Apa ada barang-barang tidak terpakai, Bu.” Ketika Kenaya menoleh, pria itu mengulang apa yang dikatakannya. Kenaya yang menoleh, melihat seorang pria dengan topi bucket hat dengan membawa karung. Pakaiannya lusuh dan tampak compang-camping. Terlihat jika pria itu adalah pemulung. Namun, saat memerhatikan wajah pria itu dengan jelas, Kenaya dibuat terkejut. “Kean.” Kenaya menyebut nama itu dengan lirih. Kean tersenyum manis. Tadi setelah Kenaya mengatakan tidak boleh menemuinya, Kean benar-benar berada di dalam dilema. Waktunya tinggal sehari. Jadi dia tidak mau kehilangan waktu berharga itu. Baginya bertemu Kenaya adalah hal yang paling berharga. Kenaya langsung mengalihkan pandangan pada pengawal Jerick. Mereka melihat ke arahnya, tetapi mungkin karena bicara dengan seorang pemulung, jadi pengawal Jerick tidak menyadari apa-apa. “Jangan membuat mereka curiga, Naya” Kean mengingatkan Kenaya. Kenaya jelas terkejut dengan aksinya itu. Jadi perubahan wajahnya terlihat begitu jelas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 21 Merebut Kembali

    “Kardus seperti ini, plastik, besi-besi seperti ini. Biasanya mereka bawa dan mereka akan menukarnya untuk dapat uang.” Kenaya menjelaskan sambil menunjuk barang-barang tersebut. “Astaga, aku tidak mau bawa sebanyak itu. Lagi pula, aku tidak butuh uang. Aku hanya butuh kamu.” Kean segera berdiri. Kemudian menatap Kenaya. Kenaya terbuai dengan tatapan Kean. Tatapan penuh damba yang tidak pernah berubah. “Ingatlah, jika aku sudah menikah.” Dia mengingatkan Kean. Kean melihat Kenaya yang berusaha untuk menghindar darinya. Padahal dia yakin di hati Kenaya, masih ada dirinya. “Jika pernikahanmu bahagia, aku tidak akan melakukan ini.” Kean menegaskan jika dia melakukan ini untuk Kenaya. Kenaya memang tidak bisa mengelak. Apalagi ketika luka di wajahnya menjadi bukti. “Jangan pedulikan pernikahanku. Bukankah kamu sendiri yang merelakan aku?” Kenaya ingat betul jika Kean sendiri yang sudah merelakannya. “Aku merelakanmu jika kamu bahagia. Jika kamu tidak bahagia, maka aku akan merebutmu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 22 Kencan

    Akhirnya setelah Kenaya membuatnya kecewa, Kean memutuskan untuk segera kembali. Tidak menunggu lagi hari minggu. Baginya semua sudah jelas. Tak perlu ada yang dilakukannya. “Mom, apa aku bisa bertemu Aurora malam ini?” Sambil menunggu pesawat, Kean menghubungi sang mommy. Padahal rencananya, Kean akan bertemu dengan Aurora minggu malam. Namun, karena dia sudah kembali. Dia memutuskan untuk bertemu malam ini juga. “Mama akan minta Aurora datang malam ini.” Mommy Freya langsung bersemangat. Ternyata anaknya akan segera pulang. Tentu saja, dia tidak mau kehilangan kesempatan ini. Kean menunggu di restoran K-Vin. Dia sengaja datang lebih awal karena malas sekali berada di apartemen. Karena itu, dia memutuskan untuk ke restoran. “Kamu sedang ada kencan?” Gemma menghampiri sepupunya yang sedang asyik duduk manis di restoran. Kean mengalihkan pandangan pada sepupunya itu. Restoran ini memang dikelola oleh sepupunya. Jadi wajar jika dia menemukan sepupunya di restoran. “Iya, aku ada k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 23 Senam Ibu Hamil

    Hari minggu pagi adalah hari yang ditunggu-tunggu Kenaya. Hari ini dia akan senang ibu hamil. Di sana dia bisa bertemu dengan sesama ibu hamil. Hal itu membuatnya mendapat banyak pengalaman. Karena mereka biasanya membagikan pengalaman. Tidak adanya orang tua, terkadang membuat Kenaya tidak ada yang ditanyai. Jadi saat mendapatkan kesempatan ini, tentu saja dia adalah kesempatan baginya. Langkahnya terhenti ketika melihat mobil berhenti tepat di depan rumah. Kenaya tahu persis mobil siapa itu. Siapa lagi jika bukan mobil Jerick. Artinya Jerick sudah pulang. Biasanya Jerick pulang saat sore atau malam. Namun, kali ini pagi-pagi sekali Jerick sudah sampai. Jerick yang melihat Kenaya hendak pergi, langsung melihat ke arah jam di tangannya. Dilihatnya jika sekarang jam sepuluh. Biasanya Kenaya akan pergi ke toko sekitar jam delapan. Jadi ini sudah terlalu siang untuk ke toko. “Mau ke mana kamu?” Jerick segera bertanya untuk tahu ke mana Kenaya. Karena dia tidak yakin Kenaya ke toko. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 24 Move On

    Kenaya melihat Jerick berada di dalam acara ulang tahun seorang anak. Dia tampak berdiri di samping seorang wanita dan seorang anak perempuan. Dari kue yang terpajang. Tampak angka yang menunjukkan jika anak tersebut berusia lima tahun. Kenaya tahu betul jika itu adalah kakak Jerick. Kebetulan kakak Jerick adalah seorang janda. Selama ini keponakannya selalu menganggap Jerick adalah papanya sendiri. Jadi wajar jika Jerick hadir di pesta ulang tahun keponakannya itu. Ternyata tidak hanya Jerick saja yang ada di pesta itu, orang tua Jerick pun juga hadir di sana. Tawa bahagia tergambar indah di wajah mereka. Terlihat seperti keluarga utuh yang bahagia.Walaupun Jerick mengenalkan Kenaya pada orang tuanya dan sering membawa Kenaya ke rumah, tetap saja keberadaan Kenaya tidak dianggap. Mama Jerick yang merupakan ibu walikota, tidak pernah mau bicara pada Kenaya. Di acara pesta atau acara kumpul bersama pun, Kenaya tidak pernah diajak. Terkadang, Kenaya mempertanyakan, untuk apa dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status