“Bi, aku ke toilet sebentar ya ... kamu duluan ke ruang tunggu.” “Gue anterin!” “Enggak usah, tunggu aja di sana ... temen-temen kamu udah di dalem ... nanti aku nyusul.” “Beneran kamu enggak apa-apa?” Ya ampun Akbi, ya enggak mungkin juga Bee kenapa-kenapa.Bee cuma mau pergi ke toilet di bandara yang terjamin keamanannya karena di jaga ketat di setiap penjuru, bukan mau pergi perang.“Ya udah, kalau ada apa-apa telepon gue!” Kalimat perhatian itu lagi yang pernah Bee dengar diucapkan untuk Anggit dan kini ia sering mendapatkannya.“Iya ... sayang,” balas Bee melirih kemudian buru-buru pergi.Kedua sudut bibir Akbi tertarik ke atas membentuk sebuah lengkung senyum.Perempuan itu munafik, selalu mengatakan yang sebaliknya dari apa yang ia rasakan.Bangun tidur tadi Bee memintanya untuk tidak merubah apapun termasuk memberi panggilan sayang dan mengatakan lebih baik hubungan mereka mengalir apa adanya tapi hari masih siang sudah dua kali Bee memanggilnya dengan sebutan sayang.Bag
Akbi tidak sedikitpun melepaskan genggamannya dari tangan Bee.Sesekali lelaki itu merengkuh pinggang Bee atau setengah memeluknya bahkan tidak segan memberikan kecupan di kepala Bee.Terlalu berlebihan di mata Zidan dan Raka karena lelaki itu pernah menyebutkan bila ia hanya mencintai Anggit dan terpaksa menikahi Bee.Bee yang mendapat perlakuan manis seperti itu juga merasakan hal yang sama biarpun memang akhir-akhir ini Akbi selalu bersikap posesif menunjukkan kasih sayangnya.Lupakan lah bagian lelaki itu yang nyaris menganiayanya karena cemburu yang tidak diakui Akbi itu sempat menutup mata hati dan logika.“Istri-istri para senior kamu enggak dateng?” Akbi yang berjalan beriringan dengan Bee menoleh, mata lentik istrinya menatap lurus ke depan padahal baru saja ia melontarkan pertanyaan.Bee sedang menyembunyikan kecewa yang tersirat dari pertanyaannya tadi.Ia pikir Yuni, Hanny dan Icha akan ikut merayakan pesta ulang tahun Akbi bersama para suaminya.Hanya mereka bertiga yang
“Baby!” panggil Akbi dari luar kamar, lelaki itu tengah menyandar sambil meluruskan kakinya di atas sun lounger pinggir kolam.“Ya?” jawab Bee cepat yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan wajahnya.Perempuan itu celingukan mencari suaminya lalu mempercepat langkah menuju pintu yang menghubungkan area dalam dan area luar kamarnya.“Kamu manggil? Tanya Bee lagi seraya menghampiri Akbi.Lelaki itu memegang coupette berisi gin dan vermouth yang tinggal setengah.Matanya menatap Bee intens, lekukan di tubuh mungil itu nampak jelas karena memakai baju tidur model chemises yang merupakan dress pendek berbahan satin tanpa lengan dengan model baby doll dan sedikit ketat di bagian pinggul.Seringai terbit di sudut bibir Akbi, istri mungilnya juga ternyata sudah mempersiapkan diri untuk malam ini.Akbi mengangkat tangan memberi kode agar Bee lebih mendekat.“Erick lagi ngintip dari kamarnya ... duduk di pangkuan gue.” Akbi memang mahir dalam urusan membuat orang lain cembur
“Ta ... tapi—“ “Lo yakin waktu dulu sampe masuk gini?” Akbi masih belum bergerak, mereka memperdebatkan prasangka Bee yang menganggap dirinya sudah tidak perawan namun kenyataannya beberapa detik lalu Akbi lah yang mendapatkan kesucian Bee.Bee menggelengkan kepala, rasanya tidak tapi ia juga lupa.“Gue ... suami lo yang merawanin lo Bee, bukan Erick,” ucapnya penuh keyakinan.Air mata Bee mulai merebak, ia terisak menarik tubuh Akbi agar memeluknya.“Maafin gue,” Akbi berbisik sambil mengusap kepal Bee lembut.Mengecup kening wanitanya yang melantunkan isak tangis pilu sementara tubuh mereka masih menyatu.“Enggak Bi, justru aku lega karena kamu yang pertama ... aku menyerahkannya untuk kamu, suami aku,” balas Bee di sela isak tangis.Hati Akbi terasa ngilu mengingat ucapan Verro di toilet ketika berlangsungnya pesta pernikahan mereka enam bulan yang lalu.Verro menceritakan bahwa Bee sampai babak belur mempertahankan kesuciannya dari Erick yang kini perempuan itu berikan kepadanya
“Cewek ... tuh cewek!” Zidan berseru ketika melihat sosok perempuan cantik dengan topi pantai besar di kepalanya.Sontak semua menoleh dan terpana dengan kulit putih mulus terpapar sinar matahari.Beruntung para wanita masih sibuk dengan acara mandi plus berdandan sehingga belum berada di restoran resort bersama mereka saat ini.Erick sampai tidak sadar membuka mulutnya cukup lebar sama seperti matanya.Bahkan Raka dan Verro sudah meringis ingin sekali menarik perempuan itu dan membawanya ke tempat teduh agar terhindar dari teriknya sinar matahari.Tapi tidak dengan Akbi karena di hati lelaki itu hanya ada Bee seorang terlebih tadi malam telah merasakan pengalaman menakjubkan bersama sang istri yang sangat berkesan dan tidak akan pernah bisa ia lupakan.Hingga pagi tadi istrinya sulit turun dari tempat tidur, perempuan itu bilang bila kakinya lemas dan terasa sakit yang luar biasa pada bagian intinya.Tentu saja Bee merasa seperti itu karena milik Akbi yang besar terbenam beberapa kal
Bee mendengar semua ucapan Verro begitu juga Akbi yang telah mengetatkan rahang dengan tangan terkepal.Haruskah Verro mengungkap aib Bee di depan teman-teman suaminya?Bila seperti ini, niat Verro yang ingin membela Bee malah membuat nama baik Bee tercoreng terlebih nyatanya Bee masih suci sampai tadi malam perempuan itu yang memberikannya kepada Akbi.Faktanya, renggut merenggut kesucian tidak semudah ketika kita sudah berpengalaman bahkan terkadang yang memiliki pengalaman pun sulit untuk menembus selaput dara itu.Dan pada beberapa tahun lalu, Erick belum memiliki pengalaman ketika hendak melakukannya dengan Bee.Ditambah penolakan Bee yang terang-terangan membuat Erick panik ketika mencoba memasuki Bee dan malah menganiayanya.“Baby!!” panggil Akbi ketika Bee berlari hendak pergi dari restoran namun tubuh Akbi yang tinggi besar dapat menyamai langkahnya.Akbi mencekal tangan Bee lalu membawa tubuh mungil sang istri dalam dekapan kemudian menghampiri Verro dan teman-teman yang lai
Ekspresi malas yang Akbi tunjukan membuat Bee tidak nyaman. Lelaki itu pasti tidak akan mau repot-repot merubah raut wajah masam itu di depan teman-temannya nanti. Sesuai permintaan Zidan, Bee berhasil mengajak Akbi ke dayclub beach dengan usaha lebih dan juga banyak syarat yang diminta lelaki itu. Apalagi syaratnya bila bukan tentang kegiatan nanti malam di atas ranjang. Dengan sangat terpaksa Bee menyanggupi apapun permintaan suaminya yang penting lelaki itu mau datang ke perayaan pesta ulang tahunnya sendiri. Bila sudah seperti ini Akbi seperti balita besar yang sedang merajuk. Tubuh kekar dengan tato di bagian punggung sungguh tidak sesuai dengan sifat kekanak-kanakan yang dimiliki Akbi."Bi, jangan gitu donk mukanya!" tegur Bee sambil menghentikan langkah menoleh ke samping menatap suaminya. "Emang muka gue gimana?" tanya lelaki itu ketus yang juga ikut menghentikan langkah."Alisnya jangan kriting gitu enggak enak diliat, tau ...," protes Bee, tatapannya memelas berharap
“Dari tadi Akbi di sana ngeliatin kamu terus loh, Bee!” kata Hanny memberitahu, dagunya mengendik ke atas di mana Akbi sedang duduk hanya bersama Zidan dan Raka.Bee menoleh ke atas, senyum manisnya ia berikan untuk sang suami lalu melambaikan tangan.Betapa tampan suaminya yang memakai kaca mata hitam.Tubuh tegap Akbi di balut kemeja berbahan jatuh sehingga saat angin menerpanya, otot-otot indah itu tercetak sempurna.Beberapa pria yang sudah Akbi tandai karena menatap istrinya intens ikut mengangkat kepala menatapnya.Ia melambaikan tangan sambil tersenyum dengan maksud selain membalas tindakan istrinya juga agar laki-laki di bawah sana tau diri dan tidak mengarahkan matanya lagi pada Bee.Tanpa Akbi sadari bila tidak jauh darinya ada dua orang perempuan yang terluka hatinya karena ternyata sedari tadi lelaki itu fokus bukan menatap pemandangan tapi menatap perempuan lain.“Iya ... itu tuh laki-laki yang sering berbuat tidak senonoh sama aku,” balas Bee berkelakar.Gelak tawa terce