“Dari tadi Akbi di sana ngeliatin kamu terus loh, Bee!” kata Hanny memberitahu, dagunya mengendik ke atas di mana Akbi sedang duduk hanya bersama Zidan dan Raka.Bee menoleh ke atas, senyum manisnya ia berikan untuk sang suami lalu melambaikan tangan.Betapa tampan suaminya yang memakai kaca mata hitam.Tubuh tegap Akbi di balut kemeja berbahan jatuh sehingga saat angin menerpanya, otot-otot indah itu tercetak sempurna.Beberapa pria yang sudah Akbi tandai karena menatap istrinya intens ikut mengangkat kepala menatapnya.Ia melambaikan tangan sambil tersenyum dengan maksud selain membalas tindakan istrinya juga agar laki-laki di bawah sana tau diri dan tidak mengarahkan matanya lagi pada Bee.Tanpa Akbi sadari bila tidak jauh darinya ada dua orang perempuan yang terluka hatinya karena ternyata sedari tadi lelaki itu fokus bukan menatap pemandangan tapi menatap perempuan lain.“Iya ... itu tuh laki-laki yang sering berbuat tidak senonoh sama aku,” balas Bee berkelakar.Gelak tawa terce
“Bee ...,” Kinan menyapa canggung ketika mereka bertemu di jalan setapak yang menghubungkan area hotel dengan lobby.“Eh Kinan, enggak ikut ke nightclub?” Bee balas menyapa.Kinan menggelengkan kepala sebagai jawaban.Malam ini adalah pestanya Erick, semua sudah pergi beberapa menit lalu termasuk istri para senior.Akbi sempat mogok pergi tapi Bee mengancam akan mengingkari perjanjian mereka tadi siang mengenai kegiatan di atas ranjang bila Akbi tidak pergi.Bee juga bilang bila Erick sudah bersikap dewasa dengan berani datang ke pesta ulang tahunnya, sekarang giliran Akbi yang berbuat demikian.Akhirnya lelaki itu pergi dengan sangat terpaksa dan raut malas.Tapi Bee yakin setelah sampai di sana, Akbi pasti akan menikmati pesta itu. “Kamu ... dari mana?” Kinan bertanya kembali.“Dari resepsionist, abis minta obat sakit kepala ... kayanya akunmasuk angin abis berenang tadi, eh ... jangan bilang Akbi ya!” Kinan tersenyum kemudian mengangguk pelan, sangat mengerti walau baru sebentar
Sekeras apapun Bee menolak rasa itu, tetap saja cinta yang sudah diberikan Tuhan tidak bisa ia kembalikan.Sebagaimana hati yang sudah terkena panah cupid, meski panah itu dicabut pasti akan berbekas.Duh, runyam kalau Bee jatuh cinta sama Akbi yang sudah memiliki kekasih sebelumnya dan berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang telah ia renggut dari Anggit.Sulit untuk tidak jatuh cinta pada pria dengan sejuta seperti Akbi.Meski pembawaannya nampak arogan dan sombong namun Akbi memiliki hati yang tulus.Seperti ketika ia mencintai Anggit dengan tulus sampai tidak merasakan bila perempuan itu hanya menjadikannya atm berjalan tanpa mau mengerti dan peduli terhadapnya.Maklum saja pengalaman pertamanya berpacaran hanya bersama Anggit karena dulu ia sibuk belajar agar Papanya mengirimnya ke Indonesia.Tinggal bersama kedua orang tuanya yang sering bertengkar membuat Akbi nyaris gila ditambah tidak adanya perhatian dari mereka tentu saja ia jadi tidak mampu membedakan mana sayang dan
Akbi mengerjap kemudian terhentak bangun menegakkan tubuh ketika meraba space di sebelahnya dan tidak menemukan Bee di sana.Setelah sarapan pagi sekaligus makan siang tadi mereka sempat bercinta kembali dan berakhir dengan dirinya terkapar langsung memasuki alam mimpi tanpa mengingat apapun.Tidak perlu khawatir dengan cairan cinta yang telah ia keluarkan karena dengan sigap sang istri pasti membersihkannya.Benar saja, ketika Akbi mengintip ke dalam selimut tubuhnya telah bersih tanpa ada sisa lengket.Hanya saja saat ini ia masih dalam keadaan polos.“By? Baby?” panggil Akbi dengan lantang namun tidak ada jawaban.Akbi berpikir bila istrinya sedang keluar sebentar maka ia memutuskan untuk membersihkan tubuh.Cukup lama di dalam kamar mandi, masih belum ada tanda-tanda keberadaan Bee di dalam kamarnya.Setelah memakai pakaian yang baru, Akbi memutuskan keluar mencari Bee.Langkahnya terhenti ketika mendengar suara Zidan memanggil.Ia menoleh kemudian membelokkan tujuannya ke arah Zi
Bila sayang sudah mendominasi perasaan kepada seseorang, rasa khawatir akan ikut menyertai.Seperti Akbi yang sangat mengkhawatirkan Bee ketika tiba-tiba saja perempuan itu meninggalkannya.Kejadian pembullyan yang dilakukan mantan sahabat Bee dan terakhir kejadian buruk yang menimpa Bee sesaat sebelum fashion show membuat kewaspadaan Akbi meningkat beberapa persen untuk menjaga Bee.Anggit dengan teganya merusak gaun hasil rancangan Bee setelah sebelumnya melukai tangan perempuan itu.Dan Anggit pun pasti akan tega melakukan hal lainnya kepada Bee.Sama seperti orang lain yang tidak segan berbuat jahat kepada istrinya.Akbi hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi Bee dan bila itu terjadi ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.Suara pintu dibuka tidak membuat Akbi mengalihkan tatapannya pada hamparan sawah di luar sana.Lelaki itu berdiri mematung di sebrang ruangan sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana membelakangi pintu.“Bi ...,” panggil Bee melirih.Nada suara
Liburan kali ini mungkin lebih tepatnya disebut bulan madu bagi Akbi dan Bee.Setelah Bee memakaikan gelang ke tangannya, satu tangan Akbi yang lain langsung menarik pinggang Bee untuk mempersempit jarak di antara mereka.Gerakan Akbi yang tiba-tiba membuat Bee terhenyak hingga dada mereka bertabrakan.Bee tau akan berakhir bagaimana malam ini tapi kenapa jantungnya masih saja heboh seperti ini?Akbi menundukkan wajahnya agar bibir mereka bertemu dan saling menyecap, tidak memerlukan uasaha lebih karena bibir Bee sudah terbuka menyambut lidah Akbi untuk membelit lidahnya di dalam sana.Jujur Bee sangat menikmatinya, ia merasakan dirinya begitu diinginkan oleh lelaki itu setiap Akbi memulai percintaan mereka dengan frenchkiss.Lumatan lembut yang kemudian berubah menuntut selalu membuat Bee terbuai dan Akbi tidak akan pernah bosan dengan bibir mungil istrinya.Akbi mendorong pelan tubuh Bee hingga terlentang di atas ranjang dengan tangan mereka yang masih saling menggenggam.Lelaki itu
Setelah menginap beberapa malam di Villa yang pernah di sambangi oleh Presiden Amerika ke empat puluh empat, sekarang Akbi membawa Bee ke resort yang pernah menjadi tempat menginap Raja Arab Saudi.Bee langsung terpesona ketika untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di sana.Resort itu begitu luas dan terbuka menampilkan keindahan alam Bali dengan akses langsung ke pantai.Semakin terpukau ketika ia sudah berada di dalam kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya beberapa hari ke depan.Dekorasi yang elegan dengan palet maroon khas Bali yang kental.Kamar mandi yang indah dan luas berbahan marmer. Pintu kaca dari lantai ke langit-langit yang terbuka ke teras pribadi.Pemandangan dari dalam kamar langsung mengarah ke laut dan akses ke laguna air asin cocok untuk berendam sambil bersantai berdua bersama pasangan.Taman yang rimbun dan gazebo tradisional Indonesia dengan sofa daybed, yang dikenal sebagai Bale Bengong, menyediakan tempat yang luar biasa untuk berjemur atau bersantap di
Akbi bergulir ke samping setelah menuntaskan gejolak hasratnya dan menjadikan perut Bee sebagai kanvas.Semenjak di Bali, hanya dua kali saja lelaki itu memasukinya tanpa pengaman dan keluar di dalam.Semoga tidak ada Akbi junior yang tumbuh di dalam perut Bee saat ini.“Enak keluar di dalam, By!” keluhnya dengan nafas tersengal dan mata terpejam.“Sapa suruh lupa beli pengaman,” sahut Bee sambil membersihkan perutnya.“Kemaren gue beli dua dus, masa habis ya?” Bee mendelik tajam, apa perlu Akbi mempertanyakan itu sementara hampir setiap kulit mereka bersentuhan lelaki itu selalu ingin memasukinya.“Marah sama gairah kamu tuh sama, enggak bisa dikontrol.” “Tapi bagian gairah, lo suka kaaaan,” tanya Akbi menggoda, dua jarinya mencolek dagu Bee yang sudah beralih membersihkan miliknya.Bibir Bee hanya mencebik tanpa berpaling untuk menyembunyikan rona merah di wajah.“Lo kok mau sih, By?” “Mau apa?” Bee menoleh sesaat kemudian melempar tissue basah ke tong sampah.“Bersihin punya gue