“Jadi itu kenapa lo juga minta gue nginep di sana?” Bee menggelengkan kepala. “Nope, Aku enggak minta ... aku hanya kasih saran!” “Kalau gue nginep trus malah ngelakuin yang enggak-enggak sama Anggit, gimana? Lo enggak sakit hati atau cemburu?” Akbi bertanya lagi ketika sang istri sudah beranjak berdiri.Tangan Bee menarik kaos Akbi hingga melewati kepala lalu menyimpannya di atas ranjang yang sedang mereka duduki kemudian meninggalkannya sebentar.Perempuan yang sedari tadi berekspresi datar itu kini mendekatinya kembali setelah mengambil kapas di atas meja rias lantas membubuhkan obat luka.Tadi Akbi sudah membersihkan tubuhnya terlebih dahulu di kamar mandi sambil membersihkan beberapa lukanya dengan cairan infus sehingga Bee tidak perlu membersihkan luka-luka itu lagi.“Sakit hati mungkin iya karena kamu membohongi aku tapi untuk cemburu, butuh cinta untuk sampai pada tahap itu ...,” balas Bee dengan suara lembut tanpa menatap Akbi karena sedang fokus mengobati luka yang bukan h
Tok ... Tok ...Setelah mengetuk sebanyak dua kali, tangan bergetar Bee memutar knop kemudian mendorong pintu kamar Diana perlahan.“Tan ... tee,” panggilnya dengan suara tercekat.Jantung Bee berdetak semakin kencang seiring dengan langkah kakinya yang semakin jauh masuk ke dalam kamar Diana.Satu mangkuk sup ayam panas yang dibawanya juga ikut bergetar di atas nampan. Berbeda dengan Beni yang beberapa malam lalu jantungnya mendadak nyeri karena harus menghadapi kelakuan sang anak yang tidak dewasa, keesokan harinya beliau nampak fit setelah beristirahat dan minum beberapa obat.Beni malah langsung pergi ke berbagai kota untuk memantau langsung anak perusahaannya.Sementara Diana malah sakit setelah pulang liburan dari luar negri bersama para sahabatnya.Dalam balutan selimut hingga menutupi kepala, Diana memutar tubuhnya kemudian menoleh mencari asal suara.Rambutnya berantakan begitu pula dengan wajahnya yang lesu tanpa make up dan kantung mata di bawah mata dengan bulu mata eyel
“Akbiiii ...,” Bee menjerit ketika Akbi menarik kakinya kemudian mengangkatnya untuk kemudian memikul tubuhnya di pundak kokoh lelaki itu.“Bangun!!” suara tegas Akbi menggelegar di dalam kamar mandi setelah ia berhasil membawa Bee yang meronta ke dalam sana.“Cuci muka! Kita jogging, gue tunggu di bawah!” perintahnya tegas lalu menutup pintu kamar mandi.Bee menghela nafas berat. “Ini hari minggu, masa enggak boleh bangun siang ...,” gerutu Bee namun tak urung tangannya meraih sikat gigi dan membubuhkan pasta gigi di atasnya.Hari sabtu kemarin adalah hari yang sangat melelahkan untuknya.Tiba-tiba saja dosen menetapkan hari sabtu sebagai pengganti jam kuliah yang tidak bisa dihadirinya karena ada keperluan mendesak.Akan tetapi karena hal itu juga Bee bisa merawat ibu mertuanya yang sedang sakit sekaligus mengantarnya ke dokter. Tapi bukan berarti dosen itu harus menggantinya di hari sabtu di mana kebanyakan orang memakainya untuk beristirahat atau berlibur.Meski begitu, Bee juga
“Selamat pagi, selamat datang di minimarket dua puluh empat jam!” Chacha berseru menyambut dua pelanggannya yang baru saja masuk.Ekspresi wajahnya langsung menegang ketika melihat Akbi berada beberapa meter di hadapannya diikuti seorang perempuan cantik dengan rambut diikat bun.Keduanya menuju lorong di mana showcase berisi beragam minuman dingin tersaji di sana.Bola mata Chacha si kasir minimarket juga membuntuti kemana Bee dan Akbi pergi hingga ia tidak fokus menghitung belanjaan pelanggan yang sedari tadi berdiri memperhatikannya dengan raut kesal.“Kenapa hanya air mineral?” Akbi bertanya setelah melihat Bee hanya membawa satu botol air mineral di tangan.“Aku haus,” jawab Bee.“Air mineral di rumah juga ada.” Akbi mengambil air mineral dari tangan Bee dan menukarnya dengan minuman yang dapat mengganti ion tubuh yang hilang setelah berolah raga.Bee menerimanya begitu saja tanpa membantah kemudian mengikuti Akbi menuju kasir.“Bi, mau eskrim boleh?” Akbi yang sudah sampai di
“Aku mau itu sayang,” Anggit menunjuk salah satu tas yang menarik perhatiannya ketika melewati salah satu butik merek ternama dunia.Seperti biasa Akbi mengangguk mengabulkan keinginan sang kekasih.Hubungannya dengan Anggit memang selalu seperti ini sebelum ada Bee di antara mereka.Anggit akan marah hanya dengan hal-hal kecil lalu Akbi akan membujuknya memohon-mohon disertai iming-iming uang agar sang kekasih berhenti merajuk.Tapi saat ini dunia seolah berbalik, setelah acara marah-marahnya karena ia tidak mau melayani hasrat perempuan itu hingga guci yang tidak berdosa menjadi korban beberapa malam lalu, Anggit sendiri yang terlebih dahulu menghubungi Akbi dan mengajak bertemu.Akbi menyanggupi hal tersebut meski dengan berat hati ia menjemput Anggit dari apartemennya menuju mall termewah di Jakarta.Dua paperbag sudah Akbi genggam tapi perempuan itu masih belum puas.Akbi jadi berpikir bila selama ini dirinya adalah seorang budak bukan kekasih bagi Anggit.“You know what?” bisik
Suara ketukan di pintu membuat Bee menoleh. “Papa?” panggil Bee sambil mengkerutkan kening.Bee menegakkan tubuh, menghentikan kegiatan membuat sebuah pakaian yang sedari sore ia tekuni.“Akbi belum pulang Bee?” Beni bertanya sambil mendorong pelan pintu untuk bisa masuk ke dalam ruangan Bee.“Emm ... belum Pa,” jawab Bee kemudian menggigit bibir setelah melihat jam yang tergantung di dinding ruang kerjanya telah menunjukkan hampir tengah malam.“Kamu enggak tau Akbi kemana?” Pria tua yang masih memiliki tubuh tegap itu bertanya kembali.“Enggak Pa, tadi Akbi hanya pamit pergi ... sebentar, Bee telepon Akbi dulu ya,” ucap Bee kemudian beranjak hendak mengambil ponsel yang ia simpan di kamar.“Papa udah telepon tapi enggak diangkat,” terang Beni kemudian duduk bersila di depan Bee.Matanya mengamati apa yang tengah Bee kerjakan, cukup terkesima setelah melihat pakaian yang dibuat Bee padahal baru setengah jadi.“Mungkin sama Zidan dan Raka, Pa ... tapi Bee enggak punya nomor hapenya.”
“Gue dibius! Gue dijebak!” Akbi berseru sambil menoleh ke arah Bee yang sedari tadi fokus menyetir membawa mereka pulang.Bee tidak banyak mengeluarkan kata kepada Akbi semenjak lelaki itu membuka mata dan mendapatinya berada di apartemen Anggit.Akbi tidak tau dengan pasti apakah Bee marah, kesal atau malah benci kepadanya.Walaupun begitu, lucunya Bee masih mau membantu suaminya mengancingkan kemeja.Bahkan Bee masih sempat pamit kepada Anggit sebelum keluar dari apartemen sambil membawa suaminya yang masih belum sadar betul.Tanpa keberatan juga Bee memapah Akbi hingga mobil.Dengan susah payah dan bobot tubuhnya yang tidak sebanding dengan Akbi, tapi Bee mau melakukan hal itu tanpa mengeluh.Anggit sampai melongo takjub dibuatnya karena ia sendiri tidak akan mau repot-repot melakukan hal itu.Mungkin ia akan marah-marah dan menghajar wanita yang bersama suaminya habis-habisan bila ia ada di posisi Bee saat ini.Semakin tidak percaya ucapan Akbi yang mengatakan bila Bee tidak perdu
Setiap hari senin pagi Bee mengunjungi pusara kedua orang tuanya, bila tidak sempat di pagi hari ia akan berkunjung pada siangnya di sela-sela jeda jam kuliah.Seperti pagi ini sebelum ke kampus, Bee datang dengan bunga di tangan dan untuk kesekian kalinya terkejut setelah melihat gundukan tanah kedua orang tuanya telah penuh dengan bunga.Pada awalnya beberapa bulan lalu ia tidak begitu memikirkan hal ini karena mungkin ada partner sang Bunda atau teman Ayah yang berkunjung dan menaburkan bunga-bunga tersebut tapi setiap minggunya bunga-bunga itu selalu ada membuat Bee semakin tidak yakin dengan pikirannya sendiri.Bee membungkuk menarik kartu nama toko bunga yang tersemat pada satu buket bunga di depan nisan sang Ayah.Terdapat nomor telepon dalam kartu bertuliskan ‘TWS Florist’ , rasa penasaran membawa Bee menghubungi toko bunga yang mengirim dua buket bunga tulip putih.“Selamat Pagi, TWS Florist ada yang bisa kami bantu?” sapa seorang wanita di sebrang panggilan telepon.“Ha ...
“Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb
“Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan
Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin
“Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,
Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang
Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm
“Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per
“Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin
Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin